Bambu Tali Giganthochloa apus BI. Ex Schult.f. Kurz Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult. F. Backer ex Heyne Kerajinan Bambu

penghubung antar buku memiliki kecenderungan bertambah besar dari bawah ke atas sementara parenkimnya berkurang Dransfield dan Widjaja 1995.

2.1.2. Sifat Fisis

Kadar air cenderung bertambah dari bawah ke atas pada bambu yang berumur 1 - 3 tahun dan lebih banyak presentasenya saat musim penghujan dibandingkan dimusim kemarau. Biasanya bila batang bambu sudah berumur lebih dari tiga tahun akan mengalami penurunan kadar air. Kadar air batang bambu muda berkisar antara 50 - 99 dan dewasa berkisar 80 - 150 sedangkan pada batang bambu tua bervariasi antara 12 - 18 Dransfield dan Widjaja 1995. Hasil penelitian Hadjib dan Karnasudirdja 1986 menunjukkan berat jenis bambu berkisar antara 0.55 - 0.71 kgcm 2 . Nuriyatin 2000 menujukkan bahwa berat jenis bagian ujung bambu lebih tinggi daripada bagian pangkal bambu. Distribusi ikatan vaskuler dapat dijadikan sebagai indikasi nilai berat jenis bambu. Menurut Dransfield dan Widjaja 1995, dimensi digunakan sebagai parameter dalam penentuan berat jenis.

2.1.3. Sifat Kimia

Penelitian sifat kimia bambu telah dilakukan oleh Gusmailina dan Sumadiwangsa 1988 meliputi penetapan kadar selulosa, lignin, pentosan, kadar abu, silika, serta kelarutan dalam air dingin, air panas, dan alokhol benzen. Hasil pengujian menunjukan bahwa kadar selulosa berkisar antara 42.4 - 53.6. Kadar lignin bambu berkisar antara 19.8 -26.6, sedangkan kadar pentosan 1.24 - 3.77. Kadar abu 1.24 – 3.77, kadar silika 0.10 - 1.78, kadar ekstraktif kelarutan dalam air dingin 4.5 - 9.9, kadar ekstraktif kelarutan dalam air panas 5.3 - 11.8 , kadar ekstraktif kelarutan dalam alkohol benzen 0.9 - 6.9.

2.2. Bambu Tali Giganthochloa apus BI. Ex Schult.f. Kurz

Giganthochloa apus BI. Ex Schult.f. Kurz di Indonesia dikenal dengan nama bambu Apus atau bambu Tali, sedang diberbagai daerah bambu tersebut dikenal dengan nama awi tali Sunda, pring tali, pring apus Jawa. Bambu Tali tumbuh di daerah tropis yang lembab dan juga di daerah yang kering Widjaja 2001. Bambu Tali dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan air laut. Buluhnya mencapai tinggi 10 – 20 m, ruas 45 – 65 cm, diameter 5 – 8 cm, tebal 3 – 15 mm. Jenis bambu ini kuat dan lurus, baik untuk kerajinan anyaman karena seratnya panjang, kuat, dan lentur Morisco 2005.

2.3. Bambu Betung Dendrocalamus asper Schult. F. Backer ex Heyne

Bambu dengan nama botani Dendrocalamus asper Schult. F. Backer ex Heyne di Indonesia dikenal dengan nama bambu Petung. Di berbagai daerah, bambu yang termasuk jenis ini dikenal dengan nama buluh petong, buluh sawanggi, bambu batueng, pering betung, betong, bula lotung, awi bitung, jajang betung, pring petung, pereng petong, tiing petung, au petung, bulo paturig, dan awo petung. Bambu Betung mempunyai rumpun agak rapat, dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 m di atas permukaan air laut. Pertumbuhan cukup baik khususnya untuk daerah yang tidak terlalu kering. Warna kulit batang hijau kekuning-kuningan. Batang dapat mencapai panjang 10 – 14 m, panjang ruas berkisar antara 40 – 60 cm, dengan diameter 6 – 15 cm, tebal dinding 10 – 15 mm. Bambu Betung banyak dipakai sebagai bahan bangunan, perahu, kursi, dipan, saluran air, penampung air aren hasil sadapan, dinding gedek, dan berbagai jenis kerajinan Morisco, 2005.

2.4. Kerajinan Bambu

Industri kerajinan bambu merupakan kegiatan padat karya. Industri ini mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak untuk setiap satuan investasi. Menurut dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Tasikmalaya, industri kerajinan bambu mampu menyerap tenaga kerja 13899 orang yang tergabung dalam 1562 unit usaha. Kurang lebih lebih 20 produk kerajinan bambu adalah produk untuk pemenuhan ekspor. Sasaran konsumen luar negeri adalah para peminat kerajinan bambu dari Jepang, Jerman, dan Hongaria. Jenis produk kerajinan bambu yang diminati oleh konsumen-konsumen tersebut antara lain adalah aneka kerajinan bambu yang memiliki fungsi seperti tempat buah, baki lamaran, dan tempat sampah.

2.5. Finishing Kayu