29 Berdasarkan Gambar 8 di atas dapat terlihat bahwa trend produksi dan nilai
produksi pada periode tahun 2005-2006 dan 2010-2011 cenderung mengalami fluktuasi. Selama periode tahun tersebut, produksi tertinggi terdapat pada bulan Mei
2010 sebesar 5.260 kg ikan kuniran dengan harga jual sebesar Rp. 5.000,- dan memperoleh nilai produksi sebesar Rp. 6.465.000,-. Sedangkan produksi terendah
selama periode tahun tersebut terdapat pada bulan Desember 2011 sebesar 352,9 kg dengan harga jual sebesar Rp. 6.000,- dan memperoleh nilai produksi sebesar Rp.
2.117.400,-. Nilai produksi akan cenderung mengikuti pola produksi yang diperoleh seperti yang terlihat pada Gambar 8 di atas.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi terjadinya fluktuasi pada produksi ikan. Jumlah trip penangkapan yang dilakukan nelayan dalam satu bulannya akan
mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu bulan tersebut. Nelayan hanya akan melakukan penangkapan ikan pada kondisi cuaca yang memungkinkan.
Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, maka sebagian besar nelayan memilih untuk tidak melakukan kegiatan penangkapan. Selanjutnya, apabila kegiatan
penangkapan terganggu, maka produksi ikan yang diperoleh juga akan terpengaruh sehingga penghasilan yang didapat oleh nelayan pun menjadi berkurang. Oleh
karena itu, terdapat ketidakpastian dalam produksi penangkapan ikan.
4.3 Pola Musim Penangkapan Ikan Kuniran
Penentuan pola musim penangkapan ikan kuniran akan memberikan gambaran tentang keberadaan ikan tersebut di perairan sehingga operasi penangkapan ikan
dapat diarahkan pada saat musim banyak ikan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi nelayan yang memiliki peluang lebih besar untuk
memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Oleh karena itu melalui pendekatan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan per bulan dalam kurun
waktu tahun 2001-2011 diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai pola musim penangkapan ikan kuniran di Labuan yang didaratkan di TPI 1 PPP Labuan.
Analisis pola musim penangkapan ikan kuniran tersebut menggunakan metode rata-rata bergerak moving average dengan menghitung nilai Indeks Musim
30 Penangkapan IMP pada setiap bulannya. Pergerakan nilai IMP ikan kuniran dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Nilai rata-rata indeks musim penangkapan ikan kuniran. Berdasarkan Gambar 9 di atas, nilai Indeks Musim Penangkapan IMP di
sekitar perairan Labuan berkisar antara 17,80 - 174,57. Pergerakan nilai IMP ikan kuniran mengalami fluktuasi yang diawali dengan peningkatan pada bulan
Januari-Maret. Kemudian mengalami penurunan pada bulan April. Nilai IMP cenderung stabil pada bulan September-November. Nilai IMP tertinggi terdapat
pada bulan Agustus senilai 174,57 dan terendah pada bulan Januari senilai 17,80.
Kriteria yang digunakan dalam menentukan musim penangkapan ikan kuniran adalah jika nilai Indeks Musim Penangkapan IMP lebih besar dari 100 maka
bulan tersebut merupakan musim penangkapan ikan, sedangkan jika nilai tersebut kurang dari 100 maka bulan tersebut bukan merupakan musim penangkapan ikan.
Selain musim penangkapan, musim paceklik juga dapat diketahui dari nilai IMP tersebut. Musim paceklik ditandai dengan nilai IMP yang kurang dari 50.
Berdasarkan Gambar 9, musim penangkapan ikan kuniran adalah bulan Mei, Juni, Agustus, September, Oktober, dan November dengan nilai IMP yang melebihi
100. Selain bulan-bulan tersebut diduga bukan merupakan musim penangkapan ikan kuniran karena nilai IMPnya berada di bawah 100. Musim paceklik terjadi
musim penangkapan
musim paceklik
31 pada bulan Januari dan April karena nilai IMPnya berada di bawah 50 yaitu
masing-masing senilai 17,80 dan 26,74. Apabila dikaitkan dengan musim perairan yang terjadi di Indonesia, musim
penangkapan ikan kuniran hanya terjadi pada musim timur dan musim peralihan timur-barat dengan musim puncak terbaik untuk melakukan penangkapan Ikan
Kuniran pada bulan Agustus musim timur dengan IMP tertinggi. Hal ini sesuai menurut Syamsiyah 2010 yang menyatakan sewaktu musim barat biasanya banyak
terjadi hujan, angin dan arus yang kencang menyebabkan jumlah trip penangkapan yang dilakukan oleh nelayan menjadi menurun sehingga hasil tangkapan yang
didapat pada musim barat biasanya lebih rendah dibandingkan pada musim timur.
4.4 Analisis CPUE Catch Per Unit Effort dan RPUE Revenue Per Unit