Alternatif Pengelolaan Perikanan Kuniran

34

4.5 Alternatif Pengelolaan Perikanan Kuniran

Berdasarkan informasi mengenai kondisi yang terjadi terhadap sumberdaya ikan kuniran di PPP Labuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan hasil tangkapan atau produksi ikan kuniran tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan seperti mengetahui informasi penting mengenai sumberdaya ikan kuniran, penggunaan teknologi yang cukup canggih, dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan penangkapan. Selain itu, perlu adanya perbaikan fasilitas TPI sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan perikanan tangkap dalam menunjang kebutuhan masyarakat Labuan. Penambahan fasilitas yang mendukung seperti adanya pabrik pengolahan perikanan juga dapat dilakukan agar hasil tangkapan yang ditangkap oleh nelayan dapat ditangani dengan baik setelah didaratkan dari kapal ke TPI. Pada umumnya nelayan melakukan penangkapan ikan berdasarkan pengalaman melaut dan melihat keadaan alam sekitar tanpa memanfaatkan teknologi yang sebenarnya saat ini sudah ada namun tidak tersedia di PPP Labuan tersebut. Alternatif pengelolaan perikanan yang dapat diterapkan antara lain perbaikan dalam hal pencatatan data produksi dan nilai produksi untuk seluruh jenis sumber daya ikan yang tertangkap di perairan sekitar Labuan, melakukan penangkapan dengan intensitas penangkapan yang cukup banyak pada musim timur dibandingkan pada musim barat serta perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana yang terkait dengan kegiatan perikanan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fadlian 2012, status ikan kuniran yang didaratkan di PPP Labuan termasuk growth overfishing yaitu banyak ikan kuniran yang tertangkap masih berukuran kecil-kecil sebelum ikan-ikan tersebut berkesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan tertangkapnya ikan kuniran yang berukuran 65 mm. Selain itu, pada penelitian Husna 2012 menyatakan bahwa ukuran pertama kali matang gonad untuk ikan kuniran jantan sebesar 159 mm dan ikan betina sebesar 144 mm. Oleh karena itu, diharapkan nelayan Labuan hanya melakukan penangkapan ikan kuniran yang berukuran lebih besar dari 159 mm. 35 Namun sebelum memberikan alternatif pengelolaan yang tepat untuk suatu sumberdaya ikan, perlu diketahui mengenai komponen pokok dalam pengelolaan perikanan, yaitu: a identifikasi dan penetapan sistem tata batas pengelolaan sumberdaya; b identifikasi dan penetapan sistem hak pemanfaatan sumberdaya; c identifikasi dan penetapan sistem aturan pemanfaatan sumberdaya; d identifikasi dan penetapan sistem sanksi bagi pelanggaran aturan yang telah ditetapkan; e identifikasi dan penetapan sistem monitoring dan evaluasi. Untuk pengelolaan sumberdaya ikan kuniran di PPP Labuan, Banten sendiri belum dilakukan lima komponen pokok tersebut. Sebaiknya sumberdaya ikan kuniran yang ditangkap dan akan didaratkan di PPP Labuan perlu diketahui lokasi penangkapan yang cukup akurat sehingga untuk pengelolaannya tidak tercampur dengan pengelolaan sumberdaya di perairan yang lain. Selanjutnya, perlu adanya sistem hak dan peraturan mengenai pemanfaatan sumberdaya ikan kuniran yang benar agar keberlangsungan sumberdaya tersebut di alam dapat terus lestari. Misalnya sumberdaya ikan yang belum matang gonad diharapkan tidak ditangkap dan dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan mengenai ukuran ikan pertama kali matang gonad. Selain itu ditetapkan pula siapa saja yang berhak untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut agar sumberdaya tersebut tidak jatuh pada orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya tersebut di alam. Hanya nelayan-nelayan yang memiliki KTN Kartu Tanda Nelayan atau KTNA Kartu Tanda Nelayan Andon yang berhak melakukan penangkapan di daerah perairan Indonesia khususnya di Perairan Selat Sunda. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.05 Tahun 2008 dan disempurnakan pada Peraturan Menteri No.12 Tahun 2009 bahwa setiap kapal perikanan diwajibkan mendaratkan ikan di pelabuhan yang telah ditunjuk dalam Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI agar data mengenai sumberdaya yang tersedia di suatu perairan juga dapat dikelola dengan baik. Adanya penetapan suatu peraturan tentunya tidak terlepas pula dengan adanya pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Oleh karena itu, perlu ditetapkannya sanksi bagi pelanggaran terhadap aturan yang telah dibuat. Namun, tidak hanya sekedar sanksi saja yang ditetapkan, tetapi stakeholders atau para 36 pemangku kepentingan juga perlu tegas dalam hal pemberian sanksi kepada yang melakukan pelanggaran tersebut. Tidak hanya hal itu saja, pengawasan dan evaluasi terhadap hal-hal yang telah dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya ikan kuniran tersebut juga perlu untuk dilakukan karena hal-hal tersebut diatas akan menjadi sia- sia saja jika tidak disejalankan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini harus melibatkan semua elemen yang ada agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik tanpa harus ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam pengelolaan sumberdaya ini. 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan