3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan contoh ikan kuniran dilakukan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan
April 2012. Sedangkan pengumpulan data sekunder dikumpulkan selama bulan Januari-Maret 2012 dari Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Labuan, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5 Lokasi penelitian.
21
3.2 Pengumpulan Data
3.2.1 Data primer
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi yaitu mengamati secara langsung kondisi lapangan. Data primer diperoleh dengan
melakukan pencatatan produksi dan harga Ikan Kuniran pada bulan April 2012 selama 15 hari. Metode penarikan contohnya menggunakan teknik non probability
sample dengan cara pengambilan contohnya berupa purposive sampling yaitu dilakukan hanya atas pertimbangan peneliti yang menganggap unsur-unsur yang
dikehendaki telah ada dalam anggota contoh yang diambil. Selain itu, jenis data primer yang diambil adalah data sosial ekonomi meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, dan pengalaman sebagai nelayan. Pengambilan data sosial ekonomi dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner
terhadap nelayan kuniran di PPP Labuan. Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi dengan cara bertanya melalui proses interaksi dan komunikasi langsung kepada responden Singarimbun 1979 in Anjani 2010. Kegiatan wawancara
dilakukan terhadap 4 orang nelayan dengan menggunakan media kuisioner daftar pertanyaan.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, buku-buku, dan laporan ilmiah hasil penelitian sebelumnya. Data yang dikumpulkan meliputi produksi dan nilai
produksi Ikan Kuniran dalam tahunan dan harian, dan data upaya penangkapan ikan trip selama periode tahun 2001-2011. Data ini diperoleh melalui instansi terkait
yaitu PPP Labuan khususnya TPI 1 dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pandeglang.
3.3 Analisis Data
3.4.1 Sebaran hasil tangkapan
Analisis sebaran hasil tangkapan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang memaparkan
situasi atau peristiwa tertentu secara aktual dan cermat. Metode kualitatif
22 merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau
lisan dari narasumber yang diwawancarai. Penelitian deskriptif menggambarkan dinamika sumberdaya ikan. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi Umar 2005 in Wardani 2010.
Setelah didapatkan informasi daerah tangkapan Ikan Kuniran yang diberikan oleh narasumber nelayan dengan bantuan media berupa peta buatan yang
disediakan peneliti, maka kesimpulan lokasi daerah penangkapan dapat diperoleh dengan membandingkan peta buatan dengan peta sebenarnya. Peta menyediakan
informasi dasar yang bermanfaat dan umumnya dikembangkan pada proses pengumpulan data untuk menetapkan penempatan corak, aktivitas, dan sumber daya
tertentu Bunce et al 2000 in Wardani 2010.
3.4.2 Analisis pola musim penangkapan ikan
Pola musim penangkapan dianalis dengan menggunakan pendekatan metode rata-rata bergerak moving average seperti yang dikemukan oleh Dajan 1986
dengan tahapan sebagai beikut : a.
Menyusun deret CPUETPSU bulan Januari tahun 2001 hingga Desember 2011
= b.
Menyusun rata-rata bergerak CPUETPSU selama 12 bulan RG
c. Menyusun rata-rata bergerak CPUETPSU terpusat RGP
d. Mencari rasio rata-rata bulan RB
23 e.
Menyusun nilai rata-rata dalam suatu matrik berukuran i x j yang disusun untuk setiap bulannya, dimulai dari bulan Juni sampai Juli. Kemudian
menghitung nilai total rasio rata-rata tiap bulan, meghitung total rasio rata- rata secara keseluruhan, dan menghitung indeks musim penangkapan.
1. Rasio rata-rata untuk bulan ke-i RRB
i
2. Jumlah rasio rata-rata bulanan JRRB
3. Menghitung faktor koreksi
4. Indek Musim Penangkapan
Keterangan: i
: 1, 2, 3, ....., 108 n
i :
CPUETPSU urutan ke-i RG
i
: Rata-rata bergerak 12 bulan urutan ke-i TPSU
i
: CPUE urutan ke-i j
: 7, 8, 9, ......., 103 RGP
i
: Rata-rata bergerak TPSU terpusat ke-i RB
i
: Rasio rata-rata bulan ke-i RRB
i
: Rata-rata RB
ij
untuk bulan ke-i RB
ij
: Rasio rata-rata bulanan dalam matriks ukuran i x j JRRB
: Jumlah rasio rata-rata bulan FK
: Nilai faktor koreksi IMP
i
: Indeks musim penangkapan bulan ke-i Kriteria Indeks Musim Penangkapan IMP:
IMP 50 : Musim paceklik
50 IMP 100 : Musim Biasa IMP 100
: Musim penangkapan
24
3.4.3 Analisis CPUE Catch Per Unit Effort dan RPUE Revenue Per Unit
Effort
Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah ada alokasi upaya penangkapan yang berdasarkan pada keuntungan atau pendapatan yang akan diperoleh.
Keuntungan ini dilihat dari nilai pasar sebuah komoditas atau jumlah produksi. Peramalan keuntungan ekonomi ini tidak bisa dihitung secara langsung tetapi bisa
diestimasi dengan hitungan bio income atau revenue per unit effort RPUE, seperti yang dikemukan oleh Bene and Tewfik 2000 in Khoiriya 2010 sebagai berikut:
RPUE
j
= CPUE
j
x p
j
CPUE
j
= C
j
E
j
Keterangan : C
j
: Hasil tangkapan pada hari ke-j E
j
: Upaya penangkapan pada hari ke-j RPUE
j
: Revenue per unit effort at day-j atau pendapatan per upaya pada hari-j CPUE
j
: Cacth per unit effort at day-j atau hasil tangkapan per upaya pada hari-j p
j
: Price atau harga pada hari ke-j
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Wilayah Sebaran Penangkapan
Nelayan Labuan termasuk nelayan kecil yang masih melakukan penangkapan ikan khususnya ikan kuniran dengan cara tradisional dan sangat tergantung pada
kondisi alam. Kapal yang digunakan oleh nelayan tersebut untuk melaut merupakan kapal-kapal yang berukuran 6-24 GT dan operasi penangkapan ikannya pun
dilakukan hanya di sekitar wilayah perairan Selat Sunda. Wilayah sebaran daerah penangkapan ikan kuniran yang ditangkap oleh nelayan Labuan berada di daerah
sekitar pantai Pulau Rakata, Pulau Panaitan, Pulau Papole, Pulau Peucang, dan Pulau Sebesi. Secara partisipatif, sebaran daerah penangkapan ikan kuniran
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.
W
1
X
1
X
2
X
3
Y
1
Z
2
W
2
Z
1
W
3
Y
2
W
4
26 Berdasarkan Gambar 6 tersebut dapat dilihat bahwa daerah penangkapan ikan
kuniran hanya berada di sekitar pantai pulau-pulau di Perairan Selat Sunda. Hal ini disebabkan oleh ciri dari habitat yang disukai oleh ikan kuniran yaitu cenderung
menyusuri tepi pantai dan hidup di perairan yang dangkal Widodo 1980 in Siregar 1990. Selain itu, ketersediaan kapal, alat tangkap, ABK, dan biaya operasional
yang memadai juga menjadi alasannya. Nelayan hanya mampu menjangkau daerah- daerah tersebut dengan permodalan yang rendah untuk melakukan operasi
penangkapan. Pengalaman dari nelayan sebelumnya ataupun dari cerita antar sesama nelayan juga menjadi acuan dalam menentukan daerah penangkapan ikan
kuniran. Armada kapal yang digunakan oleh nelayan untuk melakukan penangkapan ikan kuniran dapat dilihat pada Lampiran 8.
Berdasarkan informasi dari TPI 1 Labuan, total kapal penangkap ikan kuniran atau sering disebut kapal gardan yang aktif hingga saat ini hanya sekitar 5 kapal
motor. Masing-masing kapal memiliki kapasitas mencapai 12-14 orang dan biasanya melibatkan 8-10 orang ABK. Nelayan gardan melakukan penangkapan
selama 3-4 hari per trip dengan menggunakan alat tangkap cantrang atau mereka biasanya menyebutnya jaring payang dengan bantuan gardan yang berfungsi saat
penarikan jaring dari air hauling. Gardan digunakan sebagai mesin bantu untuk memudahkan penanganan alat tangkap dan memperingan kerja di atas kapal.
Ikan kuniran ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dengan mesh size pada bagian kantong sekitar 0,3 cm. Alat tangkap cantrang yang salah
satunya terdiri dari jaring payang yang digunakan untuk menangkap ikan kuniran di Labuan dapat dilihat pada Lampiran 9. Penentuan lokasi penangkapan ikan oleh
nelayan di sekitar perairan Labuan ini memang masih dilakukan secara tradisional dan berdasarkan pengalaman melaut. Jarak yang ditempuh oleh nelayan harus
melebihi 3 mil k arah Barat, Barat Daya, atau pun Barat Laut dari wilayah Labuan.
4.2 Produksi dan Nilai Produksi Ikan Kuniran