Pengunjung Aspek Wisata 1. Atraksi Wisata

34

4.2.3.3. Pengunjung

Berdasarkan data kunjungan yang diperoleh dari Bagian Operasional Perusahaan Daerah Obyek Wisata PDOW TKL 2010, diketahui jumlah kunjungan wisatawan selama tahun 2007-2011 cenderung mengalami peningkatan. Dari grafik pada Gambar 9 terlihat peningkatan jumlah kunjungan dari tahun 2007 ke tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah pengunjung mengalami penurunan yang signifikan terutama di Bulan November Lampiran 2. Penurunan ini disebabkan oleh bencana meletusnya Gunung Merapi yang terjadi pada akhir tahun 2010. Magelang mendapat imbas dari meletus gunung merapi yakni luapan material banjir lahar dingin yang membuat ruas jalan Magelang-Yogyakarta sering ditutup. Hal ini mengakibatkan pengunjung memiliki kendala akses untuk mencapai TKL. Untuk mengetahui karakter pengunjung TKL, maka disebarkan kuisioner Lampiran 3 ke 30 responden yang diambil secara acak dari pengunjung di dalam TKL. Usia pengunjung responden berkisar antara 15-59 tahun yang terdiri dari 83 wanita dan 17 laki-laki. Sebagian besar responden 80 berasal dari luar KabupatenKota Magelang dan sisanya 20 berasal dari KabupatenKota Magelang. Berdasarkan pola kunjungannya, sebanyak 40 pengunjung responden melakukan kunjungan ke TKL 1 kali setahun, 37 2-4 kali setahun, 17 baru sekali, dan 6 melakukan kunjungan lebih dari 4 kali setahun. Umumnya para responden melakukan kunjungan berkelompok yakni sebanyak 87 dan dengan keluarga sebanyak 13. Pengunjung Tahun Gambar 9 Grafik jumlah kunjungan TKL tahun 2007-2010 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 2007 2008 2009 2010 Jumlah 35 Pemandangan di dalam TKL merupakan daya tarik utama bagi pengunjung. Hal ini dapat dilihat dari 73 pengunjung responden memilih pemandangan di dalam TKL sebagai daya tarik utama dari TKL, diikuti oleh wahana permainan sebanyak 17, dan koleksi tanaman langka sebanyak 10. Gambar 10 merupakan beberapa spot pemandangan yang dapat dinikmati di dalam TKL. Gambar 10 Beberapa spot pemandangan di dalam TKL Berdasarkan keinginan pengunjung terhadap keberadaan Kebun Anggrek, 80 pengunjung responden menyatakan kesediaannya mengunjungi Kebun Anggrek jika terdapat di TKL, 17 respon ragu-ragu, dan 3 respon menyatakan tidak bersedia mengunjungi Kebun Anggrek. Responden juga memberikan penilaian terhadap 11 fasilitas yang direncanakan di Kebun Anggrek. Menurut responden urutan fasilitas yang dinilai perlu diprioritaskan keberadaannya apabila perencanaan wisata dilakukan di Kebun Anggrek yaitu: 1 tempat duduk, 2 jalur jalan, 3 papan penunjuk arah, 4 pusat informasi, 5 tempat ibadah, 6 toilet, 7 papan informasi, 8 tempat sampah, 9 tempat makan, 10 pos keamanan, dan 11 kios penjualan. Pemandangan ke desa buku Pemandangan ke sangkar merak Pemandangan ruang terbuka TKL Pemandangan ke bumi perkemahan 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Data dan Analisis 5.1.1. Kondisi Awal Kebun Anggrek Kebun Anggrek memiliki luasan 8.459,5 m². Lokasinya berada di dalam areal Taman Kyai Langgeng TKL tepatnya terletak di sisi belakang sebelah barat laut TKL. Adapun batas-batas Kebun Anggrek dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Peta batas Kebun Anggrek Saat ini keberadaan Kebun Anggrek difungsikan sebagai kebun pembibitan anggrek. Di dalamnya terdapat fasilitas pembibitan berupa rumah kaca sebanyak dua buah dengan ukuran yang berbeda. Di sebelah selatan rumah kaca berdiri rumah pengelola yang dialihfungsikan menjadi tempat menyimpan barang milik pekerja Kebun Anggrek. Aktivitas di dalam Kebun Anggrek hanya berupa pembudidayaan anggrek yakni sampai tahap pembesaran anggrek. Selain aktivitas budidaya tersebut, di Kebun Anggrek juga tampak terlihat aktivitas pemeliharaan harian oleh pekerja. Aktivitas wisata belum diadakan di dalam Kebun Anggrek. Peta eksisting Kebun Anggrek tersaji pada Gambar 12. KETERANGAN Utara: Perumahan Penduduk Selatan: Desa Buku Timur: Bumi Perkemahan Barat: Sungai Progo BUMI PERKEMAHAN DESA BUKU PERUMAHAN PENDUDUK SUNGAI POGO TANPA SKALA