40
Penjelasan mengenai target yang dituju dari kampanye yang dilakukan Tim Mobil Aspirasi pun ditambahkan oleh Dubber Tim Mobil
Aspirasi, Ahmad Ghazali : “Ada 2 segmen masyarakat yang dituju. Pertama kelompok anak
muda, kenapa anak muda? Sebenernya kan kita mobil aspirasi bawa nya pesan seneng yak. Seneng di sini tuh maksudnya seneng
dari berpolitik. Nah selain itu di mobil itu juga ada game. Namanya game Go Soccer, nah itu tuh jadi game selingan yang cuma
nendang-nendang bola doang tapi yak efektif juga buat narik masyarakat apalagi anak muda. Trus yang kedua ya masyarakat
pasar, kan namanya juga pasar ada yang pendidikannya tinggi ada juga yang rendah yang penting dia mau berinteraksi sama calon
pemimpin kita nantinya.
” Seperti apa yang diungkapkan di atas bahwa target dari kampanye
Tim Mobil Aspirasi adalah: 1 Demografis : Kelompok pemilih pemula baik itu laki-laki dan
perempuan yaitu orang yang sudah berumur 17 tahun keatas dan yang mempunyai hak pilih dari semua kalangan dan profesi.
2 Geografis : Wilayah yang dituju mobil aspirasi meliputi pasar, alun- alun kota dan desa-desa di Pulau Jawa.
3 Psikografis : Orang-orang yang mengenal teknologi,orang yang ingin berinteraksi langsung dengan kandidat, orang yang ingin menyampaikan
aspirasinya.
2. Positioning
Dalam iklim persaingan partai politik harus mampu menempatkan produk politik dan image politik dalam benak masyarakat. Untuk dapat
tertanam, produk dan image politik harus memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan produk-produk politik lainnya. Keseragaman produk
dan image akan menyulitkan masyarakat dalam mengidentifikasi suatu
41
partai politik. Hal ini membuat masyarakat merasa „tidak ada bedanya‟ antara satu produk dengan produk lainnya.
Sesuatu yang berbeda diferensiasi perlu dilakukan dalam positioning politik, karena hal ini akan memudahkan masyarakat dalam
membedakan produk suatu partai atau kandidat dari produk-produk yang lainnya, sehingga akan tertanam dalam benak masing-masing individu.
3
Dengan kata lain positioning merupakan upaya untuk menempatkan image dan produk politik yang sesuai dengan kelompok pemilih.
Berdasarkan hal tersebut maka Tim Mobil Aspirasi memiliki jenis kampanye yang berbeda dengan produk politik dan kandidat lainnya,
seperti yang dikemukakan oleh Bullit Sesariza : “Secara prinsip beda ya. Kalau kampanye Joko Widodo- Jusuf Kalla
kampanye nya lebih bottom-up ya. Jadi banyak relawan yang membantu. Dan mobil blusukan ini kan konsepnya mendengar. Jadi
kampanye nya bukan kampanye yang ngasih tau kayak gini gitu, sebaliknya malah mendengar apa kegelisahan dari masyarakat.
” Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kampanye
yang dilakukan Tim Mobil Aspirasi bersifat bottom-up yaitu menerima aspirasi, masukan, kritik, maupun kegelisahan yang memang dirasakan
langsung oleh masyarakat dan disampaikan kepada pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai pertimbangan dalam pemerintahan ke depannya.
Selain itu, berbeda dengan kampanye yang dilakukan oleh pasangan lainnya yang menyampaikan visi misi maupun janji-janji manis saat
berkampanye, pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam kampanye
melalui mobil aspirasi terasa lebih dekat dengan masyarakat karena mengangkat budaya mendengar dan memahami konflik masyarakat.
3
Firmansyah, Marketing Politik Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007 h.191
42
Positioning ini sangat penting agar tidak tergusur oleh pesaing yang melakukan hal serupa. Positioning mutlak harus dilakukan karena hal ini
menyangkut image politik, produk politik, pesan politik, dan membantu memperkuat pencitraan identitas politik. Kesan positif dan negatif yang
muncul dalam benak masyarakat sangat tergantung pada seberapa bagusnya proses positioning ini.
3. Policy