Policy Strategi Pemenangan Marketing Politik Pasangan Joko Widodo – Jusuf

42 Positioning ini sangat penting agar tidak tergusur oleh pesaing yang melakukan hal serupa. Positioning mutlak harus dilakukan karena hal ini menyangkut image politik, produk politik, pesan politik, dan membantu memperkuat pencitraan identitas politik. Kesan positif dan negatif yang muncul dalam benak masyarakat sangat tergantung pada seberapa bagusnya proses positioning ini.

3. Policy

Policy merupakan solusi yang ditawarkan kandidat untuk memecahkan masalah masyarakat berdasarkan isu-isu yang dianggap penting bagi pemilih. Policy pun berisi solusi dari persoalan yang terdapat di tengah-tengah masyarakat dan belum dapat diselesaikan. Policy meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, hukum, pendidikan, sosial, budaya dan sebagainya. Secara ideal, policy yang dijabarkan dalam program kerja merupakan “jualan” utama kontestan dalam pemilu. Sebuah partai atau kandidat politik yang berpikir strategis akan mengelola dengan baik paket policy yang akan ditawarkan dalam kampanye. Penyampaian policy dapat dilakukan secara lisan, tertulis bahkan audiovisual. Bahkan penggunaan logo, jingle, grafis, slogan, ciri visual sudah lazim digunakan. Jika identitas ini sering melekat pada penyampaian policy, maka dengan sendirinya akan muncul asosiasi bahwa policy tersebut identik dengan kandidat tersebut. Dalam marketing politik kebijakan yang ditawarkan kandidat yang memiliki daya persuasi dalam meneguhkan sikap pemilih disebut strategy policy atau kebijakan strategis. 43 Agar efektif, tema-tema yang disusun sebagai kebijakan strategis harus memenuhi syarat 3A absorbed, attractive, attributable. 4 Gambar 4.1 Syarat Kebijakan Strategis yang Efektif Adapun penjelasan dari 3A dan penerapannya dalam kampanye Joko Widodo – Jusuf Kalla menggunakan mobil aspirasi, adalah : a. Attractive Syarat yang pertama, tema-tema tersebut harus attractive atau menarik perhatian para pemilih. Syarat ini menghendaki cara pengucapan, keindahan kalimat dan tampilan visual harus dapat mencuri perhatian para pemilih. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Ghazali : “Jadi dari Tim Mobil Aspirasi bawa mobil itu aja. Dari mobil itu jalan ud ah TEEEEEEET….narik masyarakat karena tampilan mobilnya sendiri juga beda. Apalagi ada game ya, kita langsung buka game. Nah itu biasanya langsung rame. Abis itu ada bagi-bagi baju, sticker, jurnal, sama tabloid ” Selain dengan menggunakan tampilan fisik dari mobil aspirasi yang di desain khusus secara menarik dengan karikatur wajah Joko 4 Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, h. 196 Absorbed Tema Policy Attractive Attributable 44 Widodo – Jusuf Kalla, dibuka nya stand permainan yang dapat dimainkan oleh umum serta bagi-bagi souvenir, hal yang langsung menarik perhatian adalah masyarakat diberi kebebasan untuk mengeluarkan aspirasi. Gambar 4.2 Tampilan Fisik Mobil Aspirasi Masyarakat mengeluarkan aspirasi mapun kegelisahan yang dialami secara nyata dan dikonsultasikan kepada tim mobil aspirasi melalui Jokowi Digital. Masyarakat seolah-olah sedang melakukan dialog dan interaksi tanya jawab kepada Joko Widodo. Seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Bullit Sesariza : “Balik lagi. Ini kan bukan komunikasi konvensional yang searah ya, melainkan dialog. Kita menjawab pertanyaan. Jadi kalau ada masyarakat yang bingung gimana pemimpinan Jokowi ke depannya, kita langsung jawab. ” b. Absorsed Syarat kedua adalah absorsed, bahwa informasi yang disajikan mudah diserap ke dalam pikiran pemilih. Pesan harus mudah dicerna, dipahami dan akhirnya tertanam dalam benak pemilih sesuai alam pikiran 45 pemilih. Seperti gagasan yang diciptakan oleh tim sukses Joko Widodo – Jusuf Kalla dengan slogan “Salam 2 Jari” yang disesuaikan dengan nomor urut kandidat dalam pemilihan presiden yang dengan sukses melekat kuat dalam gagasan masyarakat. Seperti apa yang diungkapkan oleh Ahmad Ghazali : “Secara non fisik ya salam dua jari itu.” Gambar 4.3 Penggunaan Salam 2 Jari Saat Kampanye Selain itu dalam menyingkapi heterogenitas masyarakat, disadari bahwa masalah yang dihadapi berbeda-beda sehingga pesan yang disampaikan harus mudah dicerna dan dipahami pada masa kampanye pun disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Bullit Sesariza : “Pesan yang disampaikan otomatis sesuai dengan kondisi masyarakat. Jadi saat mobil aspirasi ke daerah pabrik, pesan-pesannya tentang outsourcing. Jadi mereka tanya- tanya soal itu. Atau misalnya kita ke pasar yang banyak anak-anak atau ibu-ibu, pesan yang disampaikan pun disesuaikan seperti tema keluarga. Kalau di kota-kota 46 pertanyaannya beda lagi ya, misalnya lebih ke-bhineka tunggal ika-a n” c. Attributable Syarat yang ketiga yaitu Attribute yang berkaitan dengan reputasi dan identitas kandidat. Seperti bila kandidat merupakan representasi dari kaum kecil „wong cilik‟ yang gemar melakukan blusukan ke daerah yang termarjinalkan untuk mendengarkan permasalahan secara jelas dan nyata, tanpa perantara, sehingga diharapkan dapat membuahkan solusi yang terbaik pula. Berdasarkan hal itu lah maka, tim mobil aspirasi melakukan teknik kampanye dengan mengadaptasi perilaku Joko Widodo dalam mengatasi masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Bullit Sesariza : “Mobil blusukan itu memang ide dasarnya disesuaikan dengan Jokowi nya yang suka blusukan dan dialog dengan masyarakat ya. Artinya, selain dia Jokowi punya prinsip, punya leadership tapi dia juga suka nerima masukan lewat dialog. Selain itu, lewat dialog juga dia Jokowi bisa ngeliat masalah secara bener, langsung gitu. Sehingga dia Jokowi bisa memutuskan masalah secara lebih baik kan. ”

4. Person