berpura  pura  sebagai  pelanggan  potensial  produk  perusahaan  dan pesaing.  Mereka  diminta  berinteraksi  dengan  staf  penyedia  jasa  dan
menggunakan  produkjasa  perusahaan.  Berdasarkan  pengalamannya tersebut  mereka  kemudian  diminta  melaporkan  temuan-temuannya
berkenaan  dengan  kekuatan  dan  kelemahan  pesaing.  Biasanya  ghost shopper  diminta  untuk  mengamati  dengan  seksama,  menilai  cara
perusahaan  serta  pesaingnya  melayani  permintaan  spesifik  pelanggan, menjawab permintaan pelanggan dan menangani setiap keluhan.
c.  Lost  Customer  Analysis,  sedapat  mungkin  perusahaan  seyogyanya menghubungi  para  pelanggan  yang  telah  berhenti  membeli  atau  yang
telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya mengambil kebijakan perbaikanpenyempurnaan selanjutnya.
d.  Survei  Kupuasan  Pelanggan,  sebagian  besar  riset  kepuasan  pelanggan
dilakukan  dengan  menggunakan  metode  survey  McNeal  dan  Lamb, dikutip  dalam  Peterson  dan  Wilson,  1992,  baik  survey  melalui  pos,
telepon, e-mail, websites, maupun wawancara langsung. Ada tiga aspek penting yang perlu ditelaah dalam kerangka pengukuran
kepuasan pelanggan atau nasabah, Fornell, 1992; Fornell, et al.1996 dalam tjiptono  2007:363,  yaitu  1  perbandingan  dengan  situasi  ideal
comparison  to  ideal,  yaitu  kinerja  produk  dibandingkan  dengan  produk ideal  menurut  presepsi  konsumen;  2  konfirmasi  harapan  confirmation of
expectation, yaitu tingkat kesesuaian antara kinerja dengan ekspektasi; dan
26
3 kepuasan general atau keseluruhan overall satisfaction. 3.  Strategi  untuk  meningkatkan  kepuasan  pelanggan  menurut  Tjiptono  dan
Sucherly 2011 ada enam strategi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, diantaranya adalah:
a.  Relationship  marketing  strategy,  menciptakan  hubungan  jangka panjang untuk mewujudkan kesetiaan pelanggan melalui kemitraan.
b.  Superior customer service strategy, menawarkan jasa yang lebih baik dibandingkan jasa yang ditawarkan oleh pesaing.
c.  Extra  ordinary  guarantees  strategy,  memberikan  jaminan  istimewa untuk mengatasi kerugian pelanggan.
d.  Customer  complain  handing  strategy,  mengenai  keluhan  pelanggan untuk mengubah ketidak puasan memjadi kepuasan dan loyalitas.
e.  Service  performance  improvement  strategy,  memperbaiki  setiap dimensi  kualitas  jasa  secara  periodic  dan  terus  menerus  untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. f.  Quality  function  development  strategy,  merancang  strategi
pengembangan  fungsi  kualitas  untuk  memenuhi  kebutuhan  dan tuntutan pelanggan.
Selanjutnya  Harris    Harrington  2000  dalam  Santaoridis,  et.al., 2010:331  juga  menyatakan  bahwa,“Kepuasan  pelanggan  dapat  dicapai
perusahaan  yang  telah  memahami  kebutuhan  pelanggan  dan  melakukan segala  upaya  untuk  memberikan  layanan  secara  efektif  dan  efisien.
Akibatnya, kualitas layanan jelas terkait dengan kepuasan pelanggan”.
27
C.  E-Service Quality
1.  Pengertian E-Service Quality Kualitas  layanan  terbentuk  dari  dua  konsep,  yaitu  service  dan
kualitas  quality.  Kotler  2012  mendefinisikan  layanan  sebagai  setiap tindakan  atau  kinerja  dimana  satu  pihak  dapat  menawarkan  kepada  pihak
lain,  yang  pada  dasarnya  tidak  berwujud,  dantidak  mengakibatkan kepemilikan  apapun,  serta  memproduksinya  berkaitan  atau  tidak  berkaitan
dengan produk fisik. E-Service  Quality  merupakan  pelayanan  yang  diberikan  pada
konsumen  jaringan  Internet  sebagai  perluasan  dari  kemampuan  suatu  situs untuk memfasilitasi kegiatan belanja, pembelian dan distribusi secara efektif
dan  efisien  Chase  2006.  E-Service  Quality  merupakan  gabungan  kualitas layanan  berbasis  internet  yang  terdiri  dari  efficiency,  fulfillment,  system
availability, privacy. Dimana  pelanggan  akan  merasa  lebih  efisien  di  dalam melakukan  transaksi  dari  sisi  waktu  maupun  biaya,  demikian  pula
ketersediaan  informasi  dan  kelancaran  transaksi  menjadi  pilihan  pelanggan untuk bertransaksi melalui ketersediaan fasilitas sistem dan jaringan internet
yang memadai serta adanya jaminan kerahasiaan data pelanggan. Dengan demikian E-Service Quality yang disediakan oleh perusahaan
akan  memuaskan  atau  tidak  memuaskan  pelanggan  karena  kualitas  layanan yang  diberikan  perusahaan  berpengaruh  terhadap  tingkat  kepuasan
pelanggan  seperti  yang  disampaikan  oleh  Lupiyaodi  2001,  terdapat  lima faktor utama yang harus diperhatikan di dalam menentukan tingkat kepuasan
28
pelanggan  yaitu  kualitas  produk,  kualitas  layanan,  emosional,  harga  dan biaya.  Salah  satu  diantara  ke  lima  faktor  tersebut  yang  mempengaruhi
kepuasan adalah kualitas layanan. Kualitas layanan terutama di bidang jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik
atau yang sesuai dengan yang diharapkan. 2.
Dimensi E-Service Quality
Skala  E-Service  Quality  merupakan  skala  yang  dikembangkan  oleh Parasuraman, et al., pada tahun 2005. Skala ini mencakup 4 dimensi yang
oleh Santouridis 2012:89 dijabarkan sebagai berikut: a.  Efficiency: Kemudahan dan kecepatan mengakses dan menggunakan
situs.  Efisiensi  dianggap  sangat  penting  dalam  eCommerce  karena kemudahan  dan  penghematan  waktu  umumnya  dianggap  sebagai
alasan  utama  untuk  belanja  online,  Ranganathan  dan  Ganapathy, 2002.
b.  Fulfillment:  Sejauh  mana  janji-janji  situs  terpenuhi.  Pemenuhan merupakan  salah  satu  faktor  yang  paling  penting  untuk  penilaian
kualitas  sebuah  bisnis  online  karena  menepati  janji  layanan  dan pemenuhan  pesanan  yang  akurat  adalah  elemen  dari  kualitas
pelayanan  yang  mengarah  kepada  kepuasan  pelanggan  atau  ketidak puasan, Yang dan Fang, 2004.
c.  System  availability:  Fungsi  teknis  yang  benar  dari  situs  meliputi waktu yang tepat bagi konsumen membeli dari sebuah bisnis online
29
atau mereka hanya berselancar. Fungsi masalah seperti tombol tidak bekerja atau link yang hilang dapat menyebabkan pelanggan kecewa
dan  dapat  menyebabkan  pelanggan  keluar.  Akibatnya,  perusahaan kehilangan  kesempatan  untuk  meningkatkan  loyalitas  pelanggan  ,
Wachter, 2002. d.  Privacy: Sejauh mana situs tersebut aman dan melindungi informasi
pelanggan.  Banyak  orang  masih  belum  bersedia  untuk  membeli produk  dari  internet  karena  dari  risiko  yang  berhubungan  dengan
penyalahgunaan  informasi  pribadi.  Privacy  telah  terbukti  sangat berpengaruh  terhadap  niat  untuk  membeli,  Loiacono,  et  al.,  2002,
kepuasan  pelanggan,  Szymanski  dan  Hise,  2000  dan  kualitas  situs secara keseluruhan, Yoo dan Donthu, 2001.
Wolfinbarger  dan  Gilly,  dalam  Kotler  dan  Keller  2009:54 mengembangkan  skala  kualitas  jasa  online  tereduksi  dengan  empat
dimensi  kunci  yaitu  keandalan  atau  pemenuhan,  rancangan  situs  web, keamanan  atau  privasi,  dan  layanan  pelanggan.  Periset  menerjemahkan
penemuan studi mereka untuk menunjukkan bahwa kerangka yang paling dasar  dari  pengalaman  online  yang  meyakinkan  adalah  keandalan  dan
fungsionalitas  untuk  memberikan  penghematan  waktu,kemudahan transaksi,  seleksi  yang  baik,  informasi  mendalam,  dan  tingkat
personalisasi yang tepat. Ada empat skala yang disampaikannya disini: a.
Keandalan atau Pemenuhan: Produk yang datang dipresentasikan
30
secara akurat melalui situs web ini. Produk dikirimkan pada waktu yang dijanjikan oleh perusahaan.
b.  Desain  Situs  Web:  situs  web  ini  memberikan  informasi  yang mendalam.  Situs  tidak  membuang  waktu.  Transaksi  dapat
dilakukan  dengan  mudah  dan  cepat  pada  situs  web  ini.  Tingkat personalisasi  pada  situs  ini  tepat,  tidak  terlalu  banyak  ataupun
terlalu sedikit. Situs web ini mempunyai seleksi yang baik. c.  Keamanan  atau  Privasi:  saya  merasa  bahwa  privasi  saya
terlindungi  disini.  Saya  merasa  aman  bertransaksi  dengan  situs web ini. Situs web ini cukup aman untuk transaksi.
d.  Layanan  Pelanggan:  perusahaan  bersedia  dalam  merespon kebutuhan pelanggan. Ketika anda mempunyai masalah, situs web
memperlihatkan  niat  yang  tulus  untuk  menyelesaikannya, pertanyaan dijawab dengan cepat.
3.  Pengaruh E-Service Quality Terhadap Kepuasan Nasabah
Saat  ini,  banyak  peneliti  yang  menggunakan  skala  E-Service Quality untuk  mengetahui  tingkat  E-Servive  Quality  dan  hubungannya  dengan
kepuasan maupun loyalitas pelanggan. Seperti dinyatakan oleh Kurt, et al., 2012:623  bahwa,  “E-Service Quality  adalah  salah  satu  skala  pengukuran
kualitas E-Service yang paling banyak digunakan, yang telah dikembangkan oleh  Parasuraman,  et  al.,  2005  setelah  penelitian  menyeluruh  yang
dilakukan oleh Zeithaml, et al., 2000”.
31
Syafiq  2010  mengemukakan  hasil  penelitiannya  di  sebuah perusahaan  telekomunikasi  telkomspeedy,  dimana  hasil  penelitian
menunjukkan  variabel  kualitas  layanan  service  quality  mempengaruhi secara  signifikan  kepuasan  pelanggan  customer  satisfaction  dan
kepercayaan trust. Kepercayaan dan kepuasan pelanggan secara signifikan mempengaruhi  loyalitas  pelanggan  customer  loyalty.  Kualitas  layanan
service  quality  disimpulkan  tidak  mempunyai  pengaruh  langsung  yang signifikan  terhadap  loyalitas  pelanggan  tetapi  mempunyai  pengaruh  secara
tidak langsung melalui kepuasan pelanggan dan kepercayaan. Selanjutnya  Harris    Harrington  2000  dalam  Santaoridis,  et.al.,
2010:331  juga  menyatakan  bahwa,“Kepuasan  pelanggan  dapat  dicapai oleh perusahaan yang telah memahami kebutuhan pelanggan dan melakukan
segala  upaya  untuk  memberikan  layanan  secara  efektif  dan  efisien. Akibatnya, kualitas layanan jelas terkait dengan kepuasan pelanggan”.
β 1: E-Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan Nasabah.