Argumentasi ini merupakan kekeliruan berpikir dikarenakan “hujan turun” sebagai anteseden
merupakan kondisi yang mencukupi sufficient condition, bukan kondisi niscaya necessary condition
untuk terjadinya konsekuen “tanah basah”. Dengan kata lain, ada hubungan asimetris. Hujan memang
menyebabkan tanah basah, tetapi tanah basah belum tentu karena hujan turun. Akan berbeda, bila
argumentasi tersebut disusun sebagai berikut:
Jika dan hanya jika hujan turun, maka tanah basah. Ternyata,
tanah basah Jadi,
hujan turun. Argumentasi
ini merupakan argumentasi yang tepat dikarenakan “hujan turun” merupakan satu‐satunya anteseden
jika dan hanya jika atau kondisi niscaya necessary condition untuk terjadinya konsekuen “tanah
basah”. Ringkasnya, ada hubungan timbal‐balik langsung antara anteseden dan konsekuen.
III. .1 Kekeliruan Berpikir Formal Kekeliruan
berpikir formal merupakan sebuah penalaran yang prosesnya atau bentuknya tidak sesuai
dengan dalil‐dalil logika. Jika kita telah memahami dengan baik dalil‐dalil logika formal yang telah dijelaskan
sebelumnya, dengan mudah dapat mengenali bentuk‐bentuk kekeliruan berpikir formal ini. Secara
umum, berikut jenis kekeliruan berpikir formal:
1. Empat Term Four Terms
Seperti namanya, kekeliruan berpikir formal jenis empat term terjadi jika ada empat term yang
diikutsertakan dalam silogisme kategorsis, padahal yang sahih hanya mempunyai tiga term. Contohnya:
Rumah mempunyai halaman. Buku
mempunyai halaman. Buku
adalah rumah. Kekeliruan
terletak pada kata halaman yang mempunyai makna ganda ekuivok sehingga ada tambahan
term. Di sini, halaman rumah dan halaman buku berbeda maknanya karena merujuk kepada
dua realitas yang berbeda. Jadi, terdapat empat term dalam silogisme di atas, yang seharusnya
hanya tiga.
2. Term Penghubung Tidak Terdistribusikan Undistributed Middle Term
Kekeliruan berpikir formal ini terjadi di dalam silogisme kategoris yang term penghubungnya tidak
terdistribusikan pada premisnya baik dalam premis mayor danatau premis term minor. Hal
ini dikarenakan term pengubunngnya term M berkuantitas partikular dua‐duanya. Contohnya:
Semua burung adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Semua
merpati adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Jadi,
semua merpati adalah burung.
3. Proses Ilisit Illicit Process
Perubahan kuantitas term mayor danatau term minor yang lebih kecil pada premis menjadi lebih
luas pada kesimpulan di dalam silogisme kategoris. Contohnya: Beberapa orang Indonesia adalah pemalas.
Semua pemalas adalah orang yang tak bisa maju.
Jadi, semua orang Indonesia adalah orang yang tak bisa maju.
Kesalahan berpikir formal ini terletak pada peralihan dari beberapa orang Indonesia yang
merujuk kepada sebagian orang Indonesia partikular ke semua orang Indonesia yang merujuk
kepada keseluruhan orang Indonesia universal.
4. Premis‐premis Afirmatif, Kesimpulan Negatif
Kekeliruan berpikir formal ini terjadi jika dalam silogisme kategoris digunakan premis mayor dan
minornya proposisi afirmatif, tetapi dalam kesimpulan digunakan proposisi negatif. Contohnya:
Semua orang Indonesia adalah orang yang giat belajar. Beberapa
orang Indonesia adalah ahli logika. Sebagian
ahli logika bukan orang yang giat belajar.
5. Salah Satu Premis Negatif, Kesimpulan Afirmatif