dalamnya. Artinya, sekalipun semua fakta dikumpulkan, pernyataan tersebut akan tetap ada jika kita
tidak memberikan penjelasan terkait dengan kehendak bebas. Klarifikasi atas makna dan konsep adalah
salah satu aktivitas sentral seorang filsuf.
II.2 Sistematika dan Karakteritik Filsafat
Dalam filsafat, klarifikasi atas makna dan konsep dilakukan pada setiap objek kajian. Kita dapat melihat
filsafat terbagi menjadi cabang‐cabang yang memiliki objek kajian khusus. Lebih jauh kita dapat melakukan
pembagian filsafat secara garis besar berdasarkan sistematika klasiknya yang terdiri dari ontologi,
epistemology, dan aksiologi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pembagian ini lebih bertujuan untuk
mempermudah kita mengenal apa itu filsafat. Hal yang terjadi sesungguhnya adalah setiap cabang
‐cabang filsafat kait‐mengait dengan erat. Oleh karena itu pula, pembagian atas objek kajian filsafat
dapat dilakukan seperti filsafat ketuhanan, filsafat sejarah, filsafat bahasa, filsafat politik dan lain‐ lain
Hadinata, Putri, Takwin, 2015. Di sini, akan difokuskan pembagian filsafat secara garis besar berdasarkan
sistematika klasiknya. Berikut ilustrasi sederhananya:
II.2.1 Ontologi dan Metafisika
Istilah ontologi berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu onto yang berarti ‘ada’ dan logos yang
berarti ‘ilmu’, ‘kajian’, ‘prinsip’ atau ‘aturan’. Secara umum, ontologi dapat didefinisikan sebagai studi
filosofis tentang hakikat ada being, eksistensi, realitas, serta kategori dasar keberadaan dan
hubungannya. Dalam pengertian itu ontologi bisa dibagi dua menjadi dua kategori, yaitu ontologi dalam
arti khusus dan metafisika. Dalam ontologi kita berfilsafat tentang sesuatu yang keberadaannya
dipersepsi secara fisik dan tertangkap oleh indera. Sedangkan metafisika mengkaji realitas yang bersifat
murni
konseptual.
Filsafat Ontologi
Metafisika
Epistemologi Filsafat
Ilmu Pengetahuan
Metodologi Logika
Aksiologi Etika
Estetika
Kata metafisika berasal dari kata ta meta ta phusika. Di sini, ta meta berarti dibalik atau setelah.
Sementara ta phusika berarti sesuatu yang bersifat fisikal, dapat ditangkap bentuknya oleh indera. Oleh
karena itu, berrdasarkan asal katanya itu metafisika diartikan sebagai kenyataan di balik fisika atau
kenyataan yang bentuknya tak terjangkau oleh indera. Metafisika berhubungan dengan objek‐objek
yang tidak dapat dijangkau secara inderawi karena obyek itu melampaui sesuatu yang bersifat fisik.
Secara fisikal, itu tidak tampak namun tetap bisa dijadikan kajian konseptual seperti jiwa, Tuhan, dan
sebagainya. Secara tradisional, metafisika dianggap sebagai cabang utama filsafat.
II.2.2 Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan yang ditelusuri melalui
empat pokok, yaitu sumber pengetahuan, struktur pengetahuan, keabsahan pengetahuan, dan batas
‐batas pengetahuan. Pertanyaan yang hendak dijawab di sini adalah bagaimana proses perolehan pengetahuan
pada diri manusia dan sejauh mana ia dapat mengetahui. Dalam epistemologi terdapat tiga
cabang yang lebih spesifik, yaitu filsafat ilmu pengetahuan, metodologi, dan logika. Ketiganya dijelaskan
sebagai berikut. 1.
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat Imu pengetahuan merupakan cabang filsafat yang mengkaji ciri‐ciri dan cara‐cara
memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam filsafat ilmu pengetahuan, yang menjadi objek kajian
adalah pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan science. Berbeda dengan pengetahuan
sehari ‐hari knowledge, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sistematis, diperoleh
dengan menggunakan metode‐metode tertentu, logis dan teruji kebenarannya.
2.
Metodologi
Metodologi adalah cabang filsafat yang mengkaji cara‐cara dan metode‐metode ilmu
pengetahuan memperoleh pengetahuan secara sistematis, logis, sahih, dan teruji. Di sini cara
dan metode ilmu pengetahuan dikaji sejauh mana kesahihannya dalam kegiatan menemukan
ilmu pengetahuan. Di dalamnya termasuk juga kritik dan upaya pengujian keabsahan cara kerja
dan metode ilmu pengetahuan. Selain mengkaji cara‐cara dan metode‐metode yang sudah ada,
dalam metodologi dikaji pula kemungkinan‐kemungkinan cara dan metode baru dalam ilmu
pengetahuan. 3.
Logika
Logika adalah kajian filsafat yang mempelajari teknik‐teknik dan kaidah‐kaidah penalaran yang
tepat. Satuan penalaran dalam logika adalah argumen yang merupakan ungkapan dari putusan
judgment. Penalaran berlangsung lewat argumentasi dalam seperangkat proposisi. Proposisi
adalah pernyataan untuk mengiyakan afirmasi atau menyangkal negasi sesuatu. Proposisi
terdiri dari pokok yang dibicarakan subjek, apa yang disangkal atau diiyakan predikat, dan
hubungan yang sifatnya menyatukan atau memisahkan kopula. Argumentasi itu tersusun dari
premis ke kesimpulan lewat proses penyimpulan inference. Secara umum ada dua jenis
argumentasi, yaitu deduktif dan induktif. Argumen deduktif bertolak dari premis umum ke
premis atau kesimpulam khusus. Penilaiannya adalah valid atau tidak valid. Argumen induktif
bergerak dari premis‐premis khusus ke kesimpulan atau premis umum Induksi menghasilkan
pengetahuan yang tidak niscaya, melainkan kemungkinan. Kadar kemungkinannya dapat diukur
penilaian kuat atau lemah. Logika sangat berkaitan erat dengan filsafat ilmu dan metodologi
ilmu.
II.2.3 Aksiologi