Ekonomi Pengolahan Kayu Rakyat

1 Usaha Mikro a. Memiliki kekayaan paling banyak Rp.50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,-. 2 Usaha Kecil a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000-Rp.500.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000- Rp.2.500.000.000. 3 Usaha Menengah a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000- Rp.10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000- Rp.50.000.000.000. Berdasarkan pemasaran produk, industri terdiri dari Departemen Perindustrian 1982 : 1 Industri penghasil produk bagi industri menengah dan besar 2 Industri penghasil barang-barang jadi untuk pasaran umum 3 Industri yang membuat barang-barang bercitra seni, umumnya di lingkungan pariwisata 4 Industri pedesaan yang memberi jasa dan membuat barang untuk pasaran terbatas di wilayah pedesaan

2.2.3 Ekonomi Pengolahan Kayu Rakyat

Industri kayu rakyat memegang peran penting dalam kegiatan perdagangan kayu rakyat. Hal ini dikarenakan industri kayu rakyat berfungsi sebagai pembeli kayu rakyat pada tingkat kedua dan juga sebagai penyedian bahan baku kayu rakyat atau bahan jadi yang dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen Rusmawan 1993. Kemajuan di bidang industri secara global menyebabkan peningkatan industri kayu rakyat. Permintaan akan produk kayu rakyat dari hari-kehari kian meningkat. Berdasarkan ekonomi mikro kayu rakyat telah memiliki daya guna tinggi sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen Sudarsono 1995. Adanya permintaan tesebut diiringi dengan adanya suatu penawaran. Penawaran dan permintaan akan produk kayu rakyat dapat membentuk harga produk kayu rakyat, yang selanjutnya dapat menciptakan pasar. Menurut Hardjanto 2003, permintaan industri kayu rakyat dapat berasal dari pasar lokal, industri menengah dan industri besar. Permintaan pasar akan kayu rakyat bagi industri, dapat digunakan sebagai acuan dalam merencanakan produksi atau penyediaan barang. Dalam perencanaan tersebut, seorang pengusaha harus dapat memprediksikan biaya-biaya yang dibutuhkan, untuk memenuhi permintaan konsumen agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal Sudarsono 1995. Permintaan pasar ini dipengaruhi oleh struktur pasar yang berlaku. Untuk dapat memaksimalkan keuntungan, maka perlu diketahui struktur pasar dalam pembentukan harga, komponen-komponen biaya dan pendapatan, serta marginal keuntungan. Penjelasan mengenai komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut : 1 Definisi Pasar dan Harga Pasar adalah kelompok individual perorangan maupun organisasi yang memiliki permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli dan berniat merealisasikan pembelian tersebut Budiarto 1993. Menurut Hanafiah dan Saefudin dalam Setiadi 2002, secara umum pasar dapat dikatakan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pengertian ini mengandung arti bahwa yang dimaksudkan dengan pasar disini adalah suatu tempat atau daerah yang didalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk menentukan suatu harga. Akan tetapi jika ditinjau dari segi barang, maka pasar merupakan “tempat” bertemunya permintaan dan penawaran. Pemberian tanda petik pada kata tempat dimaksudkan untuk menghilangkan penafsiran konsep pasar secara fisik, sebab yang terpenting bagi teori ekonomi mikro dan bahkan manfaat ekonomi pada umumnya adalah interaksi antara permintaan dan penawaran barang tersebut. Pasar disini merupakan kompenen perilaku individu-individu yang membutuhkan barang dan perilaku individuperusahaan yang menyediakan barang Sudarsono 1995. Sedangkan menurut Nurrochmat 2008, pasar merupakan pembeli dan pembeli potensial, yakni orang atau sekelompok orang yang memiliki, keinginan, kemampuan, kewenangan, dan kemauan untuk membeli barang atau jasa tertentu. Pasar memiliki kekuatan untuk menciptakan harga. Harga suatu barang dalam pasar adalah nilai pasar nilai tukar dari barang tersebut yang dinyatakan dalam jumlah uang. Melalui harga, para konsumen menunjukan jenis, mutu barang, jumlah barang yang mereka kehendaki dan bersedia membayarnya degan memperhatikan jasa yang diterima. Produsen maupun perantara memberi perhatian pada harga, bukan karena harga menentukan volume penjualan dan marge saja, tetapi juga karena harga menentukan pengeluaran usahanya Setiadi 2002. Harga merupakan pertukaran atas manfaat produk baik bagi konsumen maupun produsen yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter. Harga terbentuk dari kompetensi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak produsen dan konsumen. Produsen memandang harga adalah sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat keuntungan di atas biaya produksinya. Konsumen memandang harga sebagai nilai barang yang mampu memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhannya dan keinginannya misal hemat, prestis, syarat pembayaran Budiarto 1993. Menurut Kotler dalam Setiadi 2002, Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan. Dapat juga dikatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh pelanggan yang diinginkan. 2 Struktur Pasar Struktur pasar didefinisikan sebagai karakteristik organisasi suatu pasar yang menentukan hubungan saling keterkaitan antara penjual satu sama lain, hubungan antara pembeli dengan penjual, serta hubungan antara penjual di pasar dengan penjual potensial yang akan masuk pasar Hasyim 1994. Struktur pasar pun memiliki pengertian penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri Anonim 2005. Struktur pasar dapat ditentukan oleh beberapa aspek yaitu: Number and size of the buyers and sellers of the product banyak atau tidaknya penjual dan pembeli suatu produk, the type of product bought and sold homogeneous, differentiated jenis produk yang diperjualbelikan, the degree of mobility of resources firms and input can enter or exit the market tingkat mobilitas sumber, akses keluar masuk pasar, the degree of knowledge that economic agents have prices and cost tingkat pengetahuan agen ekonomi terhadap harga dan biaya, demand and supply conditions kondisi permintaan dan penawaran Peterus 2008. Struktur pasar dapat dikaji lebih lanjut dengan cara memahami jenis struktur pasar yang ada dilapangan. Secara umum struktur pasar dibagi menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna meliputi: pasar monopoli, pasar monopsoni, pasar monopolistik dan pasar oligopoli Hasyim 1994. Jenis-jenis pasar tersebut memiliki ciri yang berbeda, seperti yang dijelaskan dala uraian di bawah ini. Pasar persaingan sempurna memiliki ciri: Pembeli dan penjual banyak Pembeli dan penjual tidak dapat menentukan harga, bebas keluar masuk bagi pengusaha, pengetahuan pembeli dan penjual mengenai pasar relatif sempurna Putong 2003. Pasar persaingan tidak sempurna memiliki banyak ciri-ciri yang berbeda tergantung jenis pasarnya. Pasar monopoli memiliki ciri: perusahaan memiliki sumber daya ekslusif lain dari yang lain, terdiri dari satu penjual, adanya skala ekonomis, kebijakan pemerintah haya memperbolehkan monopoli pada barang- barang yang menguntungkan pemerintah. Pasar monopolistik memiliki ciri: terdapat banyak penjual dipasar, barang yang diproduksi dan diperjualkan berbeda corak, perusahaan tidak memiliki kekuatan penuh untuk menentukan harga, mudah keluar masuk pasar, kegiatan promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan usaha. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri atas beberapa penjual, dalam pasar ini biasanya terdapat dua kondisi usaha, yaitu adanya perbedaan penetapan harga dan jumlah produksi dari masing-masing perusahaan dapat berupa kesepakatan dan tanpa kesepakatan Putong 2003. 3 Biaya Biaya dalam pengertian ekonomi adalah suatu beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap digunakan oleh konsumen. Teori mengenai biaya dibagi menjadi dua, yaitu biaya tradisional dan biaya kontemporer. Biaya tradisonal menganalisis biaya dalam kerangka waktu yang berbeda, yaitu waktu jangka panjang dan jangka pendek Sudarsono 1995. Biaya menurut waktu jangka pendek dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap fixed cost = FC adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan, bahkan jika produksi tidak berjalan biaya ini harus tetap dibayar dalam jumlah yang sama. Biaya variabel variable cost = VC adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yng dihasilkan. Semakin besar kuantitas produk, maka biaya variabel akan semakin besar, yaitu akan banyak membeli bahan baku dan menambah besar biaya eksploitasinya Sudarsono 1995. Biaya total total cost = TC merupakan segala biaya yaitu biaya tetap dan variabel yang harus dikeluarkan dalam rangka operasional perusahaan, jadi TC = FC + VC. Biaya tetap rata-rata average fixed cost = AFC, yaitu rata-rata biaya tetap sehubungan dengan produksi per unit barang oleh perusahaan. Makin besar produksinya, maka makin kecil AFC-nya. Jadi AFC = FCQ. Biaya variabel rata- rata average variable cost = AVC, yaitu rata-rata biaya berubah sehubungan dengan hasil produksi dari faktor produksi yang digunakan. Jadi AVC = VCQ. Biaya rata-rata average cost = AC, yaitu rata-rata biaya total yang dikeluarkan baik yang bersifat tetap atau berubah AC = AFC + AVC. Marginal cost MC, merupakan tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari bertambahnya faktor produksi dan dalam rangka untuk menambah unit produksi MC = ∆TC∆Q Putong 2003. 4 Pendapatan Pendapatan adalah penerimaan total dari penjualan hasil produksi sebelum dikurangi dengan biaya produksi. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari suatu proses produksi tergantung pada dua hal yaitu jumlah barang yng dihasilkan dan harga satuan barang yang di produksi Indrawati 2009. Hal tersebut berbeda dengan pengertian pendapatan yang diutarakan oleh Rahim dan Hastuti 2009, menurut mereka, pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotorpenerimaan total adalah nilai produksi komoditi pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi Menurut Sumarta dalam Indrawati 2009, besarnya pendapatan dari pengusahaan hutan rakyat, belum merupakan indikator bagi besarnya keuntungan yang diperoleh karena masih tergantung kepada besar kecilnya ongkos produksi yang dikeluarkan. Besarnya keuntungan pendapatan tergantung kepada faktor lokasi ekonomi, kesuburan tanah, cara pembinaan, jenis tanaman dan harga hasil produk. 5 Keuntungan Secara teori keuntungan maksimum merupakan selisih antara penerimaan total total revenueTR dengan biaya total total costTC, yang terbesar. Keuntungan ini dapat tercapai pada saat biaya marginal sama dengan pendapatan marginal Bilas 1984. Menurut Kardiah dalan Indrawati 2009, pada perhitungan keuntungan, arus pendapatan dan biaya yang akan datang sebuah proyek perlu dirumuskan dengan menggunakan suatu ukuran yang sama, yaitu dengan cara mendiskontokannya dengan suku bunga.

2.2.4 Manfaat Industri Kayu Rakyat