industri yang pemiliknya telah mengetahui tentang kegunaan dan syarat-syarat yang diperlukan dalam proses kredit. Perusahaan yang memanfaatkan fasilitas ini
selain karena tingkat pengetahuannya, biasanya adalah perusahaan yang telah memiliki skala usaha besar, mampu menghasilkan produk secara kontinu dan
memiliki manajemen perusahaan yang rapih. Motif para pengusaha untuk melakukan pinjaman dikarenakan terjadinya
peningkatan permintaan pasar dan keterbatasan modal. Modal industri kayu rakyat saat ini masih bersumber dari milik pribadi, hal
ini sangat memprihatinkan, ditengah marakya bantuan pemodalan baik dari pemerintah, maupun swasta bagi pengusaha kecil di Indonesia, akan tetapi untuk
industri kayu rakyat, masih belum dapat memanfaatkan hal ini, selain dari kurangnya informasi juga karena industri yang berbentuk perorangan yang belum
berbadan hukum dan tidak memiliki jaminan yang cukup sehingga tidak dapat memenuhi persyaratan kredit bank.
5.1.3 Ketenagakerjaan dan Sistem Upah
Tenaga kerja merupakan sumberdaya manusia yang sangat penting bagi kelangsungan industri kayu rakyat. Tenaga kerja yang dipakai oleh setiap industri
kayu rakyat di lokasi penelitian berasal dari daerah sekitar dan hampir seluruhnya masih ada keterikatan keluarga. Oleh karena itu dengan adanya industri kayu
rakyat ini dapat membantu penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk, terutama yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Karena pada umumnya jenis
pekerjaan di industri kayu rakyat tidak memerlukan spesialis pendidikan, hanya saja diperlukan motivasi dan keterampilan yang diperoleh saat bekerja. Jumlah
tenaga kerja yang digunakan dalam industri ini tidak banyak, karena memang industri yang dikembangkan adalah industri berskala kecil, yang masih dapat
dikatakan sebagai industri rumah tangga. Jumlah tenaga kerja yang terdapat di lokasi penelitian, tersebut sangat beragam, ini sangat tergantung pada besar-kecil
skala usaha yang dijalankan. Jumlah tenaga kerja untuk masing-masing industri dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Jumlah tenaga kerja industri kayu rakyat di Kecamatan Cibinong dan Tanggeung
No Kecamatan
Nama Industri Tetap Harian
1 Cibinong
Apih Sadili 3
2 2 Sawargi
3 2
3 Sumber Karya Abadi
6 4 Tunggal
Maju 5
5 Ukim 4
6 Sinar Mulya
2 7
Tanggeung Mahoni Jaya Abadi
35 8 H.
Faridnudin 6
9 Tiga Berlian
20 7
10 Saprudin 3
11 Surya Mebeul
7 15
12 Cipta Karya
Mandiri 50
13 Sukawangi 50
200 14 Mumus
2 15 Karya
Palet 7
16 Ikbal Jaya
3 17 Sumpena
2 18 Hamid
3
Pada lokasi penelitian tenaga kerja yang dipakai adalah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang bekerja tanpa
batas waktu tidak dikontrak dan dapat bekerja selama perusahaan berproduksi. Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang mendapatkan upah berdasarkan
banyaknya hari kerja. Jika dilihat dari banyaknya jumlah tenaga kerja, industri di lokasi penelitian berdasarkan Badan Pusat Statistika dalam Dewi 2008, dapat
dikelompokan kedalam dua jenis industri yaitu industri kecil dan industri menengah. Dikatakan industri kecil karena memiliki rata-rata jumlah tenaga kerja
tetap 3-19 orang, hampir seluruh industri yang ditemukan adalah industri kecil yaitu 14 industri. Sedangkan untuk industri menengah, memiliki tenaga kerja tetap
20-100 orang, di lokasi penelitian industri ini ditemukan sebanyak 4 buah. Banyak tidaknya tenaga kerja yang digunakan dalam suatu usaha bergantung kepada skala
usaha yang dilakukan. Semakin besar skala usaha maka semakin besar produksi yang dilakukan dan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak. Untuk
setiap jenis industri pekerja-pekerja ini, memiliki tugas yang berbeda-beda. Pada
industri penggergajian dan jasa penggergajian berskala kecil, jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah 3 orang, yaitu operator, helper dan kavling. Pada industri
mebel tenaga kerja yang ada digunakan untuk pembuatan pola desain mebel, penyerut kayu, tukang amplas, finishing dan pembentuk model. Pada industri
kusen tidak ada spesifikasi khusus, jumlah pekerja yang ada melakukan kegiatan yang sama yaitu membuat kusen, begitupun dengan industri palet.
Pekerja harian disini merupakan pekerja harian lepas. Pekerja ini biasanya digunakan secara situasional khususnya harian lepas, dan umumnya para pekerja
harian ini bekerja sebagai kuli panggul, kuli tebang, kuli muat bongkar, pembersih serbuk gergaji. Setiap pekerja akan mendapatkan upah gaji, sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah mereka lakukan. Sistem upah yang ditentukan tergantung kepada kebijkan perusahaan yang bersangkutan. Sistem upah yang digunakan di
lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut : Tabel 7 Sistem upah industri kayu rakyat di Kecamatan Cibinong dan Tanggeung
No Nama Industri
Sistem Upah Keterangan
A B
C D
E F
1 Apih Sadili
x Kecamatan
2 Sawargi x
Cibinong 3
Sumber Karya Abadi x
4 Tunggal Maju
x 5 Ukim
x 6
Sinar Mulya x
7 Mahoni Jaya Abadi
x Kecamatan
8 H. Faridnudin
x Tanggeung
9 Tiga Berlian
x 10 Saprudin
x 11 Surya
Mebeul x
12 Cipta Karya
Mandiri x
13 Sukawangi x
14 Mumus x
15 Karya Palet
x 16 Ikbal
Jaya x
17 Sumpena x
18 Hamid
x Ket :
A : Tidak Dibayar B : Harian
C : Borongan D : Tidak Dibayar + Harian
E : Tidak Dibayar + Borongan F : Borongan + Harian
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa, sistem upah yang digunakan pada industri kayu rakyat adalah upah harian dan borongan.Upah harian adalah
pembayaran upah didasarkan pada jumlah hari kerja dan upah yang diterima dalam bentuk paket artinya upah antara gaji pokok dan tunjangan tidak dapat
dipisahkan. Pada industri penggergajian, upah ini diberlakukan untuk para pekerja kavling. Sedangkan upah borongan adalah upah kerja yang didasarkan pada hasil
kerja dan dihitung berdasarkan persatuan hasil. Upah ini diperuntukan pada operator dan helper. Upah harian dan borongan ini juga digunakan pada industri
kusen. Pada industri mebel sistem upah yang digunakan adalah sistem borongan,
upah dibayar berdasarkan banyaknya barang yang dibuat oleh pekerja yaitu berdasarkan banyaknya set barang yang dibuat.
Industri kayu rakyat di lokasi penelitian merupakan industri kayu berskala kecil tenga kerja 3-19 orang, industri ini mulai memiliki penugasan kerja dalam
melakukan kegiatan pengusahaannya. Perekrutan tenaga kerja pun masih didasarkan pada hubungan kekeluargaan. Pekerja yang digunakan adalah pekerja
tetap dengan upah yang diterapkan untuk setiap pekerja adalah borongan.
5.1.4 Kondisi dan Lokasi Tempat Usaha