Hutan Rakyat .1 Definisi Hutan Rakyat

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Rakyat 2.1.1 Definisi Hutan Rakyat Hutan merupakan masyarakat tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon yang mempunyai keadaan lingkugan yang berbeda dengan kedaan di luar hutan dan membentuk suatu ekosistem. Undang-Undang Pokok kehutanan No.5 tahun 1967, membagi hutan menjadi dua yaitu hutan negara dan hutan milik. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani atas hak milik, sedangkan hutan milik adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani atas hak. Pengertian hutan tersebut merupakan dasar bagi pendefinisian hutan rakyat selanjutnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No.P.03MENHUT- V2004 dan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.49Kpts-II1997, hutan rakyat dapat didefinisikan sebagai berikut : Menurut Peraturan Mentri Kehutanan No.P.03MENHUT-V2004 lampiran satu bagian lima tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan, pengertian hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani atas hak milik maupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 hektar, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50 . Sedangkan Menurut Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.49Kpts-II1997 tentang Pendanaan dan Usaha Hutan Rakyat, pengertian hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat dengan luas minimal 0,25 hektar dengan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan atau jenis lainnya lebih dari 50 serta tanaman sebanyak minimal 500 tanaman tiap hektar. Pengertian hutan rakyat di atas, meskipun kuat secara hukum akan tetapi dalam kenyataannya, pengertian tentang hutan rakyat sendiri dapat berbeda-beda, hal ini tergantung kepada lawas yang diberikan terhadap batasan hutan rakyat. Secara umum hutan rakyat merupakan hutan yang tumbuh diatas lahan milik. Berhubungan dengan hal tersebut di atas Balai Informasi Pertanian BIP dalam Setiawan 1995, menyebutkan bahwa hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat dibebani hak, baik secara perseorangan, kelompok maupun suatu badan hukum. Kemudian ditambahkan pula bahwa hutan rakyat adalah hutan buatan, bukan hutan alam dan berada di luar kawasan hutan negara. Definisi lain pun mulai bermunculan, seiring dengan perkembangan hutan rakyat selama ini. Terdapat definisi yang menyebutkan bahwa, hutan rakyat adalah hutan-hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat, hampir seluruhnya berada di atas tanah milik atau tanah adat, meskipun ada pula yang berada di atas tanah negara atau kawasan hutan negara. Ada beberapa macam hutan rakyat menurut status tanahnya, diantaranya: a. Hutan milik, yakni hutan rakyat yang dibangun di atas tanah-tanah milik. Merupakan model hutan rakyat yang paling umum, terutama di Pulau Jawa. Luasnya bervariasi mulai dari seperempat hektar atau kurang, sampai sedemikian luas sehingga bisa menutupi seluruh desa dan bahkan melebihinya. b. Hutan adat atau dalam bentuk lain hutan desa adalah hutan-hutan rakyat yang dibangun di atas tanah komunal, biasanya juga dikelola untuk tujuan-tujuan bersama atau untuk kepentingan komunitas setempat. c. Hutan kemasyarakatan HKm adalah hutan rakyat yang dibangun di atas lahan-lahan milik negara, khususnya di atas kawasan hutan negara. Hak pengelolaan atas bidang kawasan hutan diberikan kepada sekelompok warga masyarakat, biasanya berbentuk kelompok tani hutan atau koperasi. Model HKm jarang disebut sebagai hutan rakyat dan umumnya dianggap terpisah Anonim 2009. Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan, tidak ketinggalan untuk mendefinisikan hutan rakyat, seperti yang tertuang dalam Winarno 2008, pengertian hutan rakyat adalah suatu lapangan yang berada di luar kawasan hutan negara yang bertumbuhan pohon-pohonan sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta lingkungan yang kepemilikannya berada pada rakyat. Secara lebih spesifik, Winarno 2008 pun mendefinisikan pengertian hutan rakyat di luar jawa, menurut beliau hutan rakyat adalah lahan yang dimiliki rakyat dan di luar konsesi tersebut, dibebani hak milik atau hak lainnya, termasuk hutan produksi yang dapat dikonversi untuk dikelola secara intensif dan didominasi oleh tanaman kayu- kayuan yang dikerjakan secara perorangan, kelompok atau badan hukum. Keragaman definisi hutan rakyat yang ada selama ini, tidak mempengaruhi tujuan utama dari hutan rakyat yaitu untuk menghasilkan kayu rakyat. Hasil utama dari hutan rakyat tersebut sering dijadikan kajian. Kayu rakyat sendiri merupakan komoditas ekonomi yang berasal dari hutan rakyat, berupa pepohonan berkayu yang ditanam penduduk. Kayu rakyat dibatasi pada bentuk pemanfaatan sebagai kayu berdiri, kayu bulat dan kayu gergajian Setiadi 2002. 2.1.2 Karakteristik Hutan Rakyat Penelitian mengenai karakteristik hutan rakyat, dewasa ini semakin berkembang hal ini sejalan degan kebutuhan akan konsumsi kayu yang semakin meningkat. Menurut Winarno 2008, secara umum terdapat beberapa karakteristik hutan rakyat antara lain : 1 Luas lahan rata-rata yang dikuasai sempit. 2 Pada umumnya petani berlahan sempit menanam kayu-kayuan dengan tanaman lainnya dengan pola tumpangsari, campuran agroforestry, sedangkan petani berlahan luas yang komersil memungkinkan pengembangan hutan rakyat dengan sistem monokultur. 3 Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga. 4 Skala usaha kecil 5 Kontinuitas dan mutu kayu kurang terjamin. 6 Beragamnya jenis tanaman dengan daur yang tidak menentu. 7 Kayu dalam hutan rakyat tidak diposisikan sebagai andalan pendapatan rumah tangga petani tetapi dilihat sebagai ”tabungan” yang segera dapat dijual pada saat dibutuhkan. 8 Teknik silvikultur sederhana dan memungkinkan pengembangan dengan biaya rendah, meskipun hasilnya kurang optimal. Namun kontinuitas hasil dalam horizon waktu dan penyebaran resiko menjadi pilihan petani. 9 Keputusan pemanfaatan lahan untuk hutan rakyat seringkali merupakan pilihan terakhir apabila pilihan lainnya tidak memungkinkan. 10 Kayu tidak memberikan hasil cepat, bukan merupakan komoditi konsumsi sehari-hari, membutuhkan waktu lama sehingga pendapatan dari kayu rakyat merupakan pendapatan sampingan dalam pendapatan rumah tangga petani. 11 Usaha hutan rakyat merupakan usaha yang tidak pernah besar tetapi tidak pernah mati. 12 Instansi dan organisasi yang terlibat dalam pengelolaan hutan rakyat cukup banyak tetapi tidak ada satupun yang bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hutan rakyat. 13 Perundangan, kebijakan, tata nilai, tata prilaku dan sebagainya belum optimal mendukung pengembangan hutan rakyat. Karakteristik hutan rakyat menurut Winarno merupakan karakteristik hutan rakyat yang umum digunakan untuk mengenal hutan rakyat. Karakteristik hutan rakyat juga dapat ditinjau dari cara pengelolaannya, hal ini dapat dilihat dari hasil kajian yang dilakukan oleh Martin et al 2003 dalam Winarno 2008 mengenai status perkembangan hutan rakyat di Propinsi Sumatera Selatan Sumsel. Martin mengungkapkan bahwa terdapat 3 tiga pola pengelolaan hutan rakyat yang berkembang di Sumatera Selatan yaitu : a Hutan rakyat tradisional yaitu hutan rakyat yang dikembangkan secara turun-temurun oleh beberapa kelompok masyarakat asli di Sumatera Selatan, seperti kebun bambang dan benuaran durian di Kabupaten Lahat, kebun duku di Kabupaten OKI, OKU, Lahat, Muara Enim dan MUBA. Ciri utama hutan rakyat tradisional adalah menggunakan jenis tanaman dan teknik budidaya yang diwariskan turun menurun; b Hutan rakyat komersial yaitu hutan rakyat yang berkembang karena adanya komersialisasi jenis atau termotivasi oleh gambaran keuntungan yang akan di dapat pada masa panen, misalnya hutan rakyat jati yang tersebar di Kabupaten OKI, Musi Rawas dan Lahat. Ciri utama hutan rakyat komersial adalah menggunakan jenis tanaman preferensi pemilik lahan dan dengan teknik budidaya yang intensif; c Hutan rakyat kemitraan merupakan pola hutan rakyat yang dikembangkan atau diinisiasi oleh suatu badan usaha kehutanan. Masyarakat pemilik lahan hanya menyediakan areal yang diperuntukkan untuk pembangunan hutan rakyat. Sementara perusahaan mitra menyiapkan pendanaan, jenis tanaman dan teknik budidaya. Karakteristik hutan rakyat selain dapat ditinjau dari cara pengelolaannya juga dapat dilihat dari tipe pola tanamnya. Tipe hutan rakyat menurut Anonim 2009 terdiri dari tiga yaitu: a Tipe Pekarangan, sistem pengaturan tanaman yang terang dan baik, serta biasanya berada di sekitar rumah; b Talun, mempunyai ukuran yang sedikit luas, penanaman pohon sedikit rapat; c Kebun campuran, cenderung lebih homogen dengan satu jenis tanaman pokok dan berbagai jenis tanaman herba. Keberagaman karakteristik tersebut dapat lebih memperkaya kemajuan hutan rakyat. Dengan mengkaji karakter-karakter tersebut di atas, selanjutnya karakteristik hutan rakyat dapat disimpulkan sebagai berikut: Hutan rakyat di Jawa mempunyai karakteristik yang berbeda baik dari segi budidaya maupun status kepemilikannya dibandingkan dengan di luar Jawa. Budidaya dan manajemen pengelolaan hutan rakyat di Jawa relatif lebih intensif dan lebih baik dibandingkan dengan luar Jawa. Disamping itu juga status kepemilikan lahan dengan tata-batas yang lebih jelas serta luas lahan yang sangat sempit dan kondisi-kondisi lain seperti pasar, informasi dan aksesibilitas yang relatif lebih baik Darusman Hardjanto 2006. 2.1.3 Peranan Hutan Rakyat Hutan rakyat dikenal juga dengan istilah “Farm Forestry”. Huran rakyat ada yang bersifat substansi dan komersial, hal ini bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Keberadaan hutan rakyat ini adalah untuk merangsang usaha tani kayu Tree farming, di tengah masyarakat substansi dalam rangka meningkatkan manfaat bagi masyarakat Awang 2004. Dalam meningkatkan manfaat bagi masyarakat, hutan rakyat memiliki banyak peran. Peran tersebut sama halnya dengan peran hutan pada umumnya, yaitu: Penyediaan lapangan kerja, sumber kayu dan hasil hutan lainnya serta pelindung tanah dari bahaya erosi. Selanjutnya dalam Lembaga Penelitian IPB 1986 dijelaskan pula bahwa, peran hutan rakyat bagi masyarakat adalah : 1 Meningkatkan pendapatan masyarakat 2 Memanfaatkan secara maksimal dan lestari lahan-lahan tidak produktif 3 Meningkatkan produksi kayu bakar 4 Menyediakan bahan baku industri dan bangunan 5 Membantu mempercepat usaha rehabilitasi lahan kritis 6 Menghasilkan hasil hutan lainnya Buah-buahan, umbi-umbian, obat- obatan, sayuran dan pakan ternak 2.2 Industri Kayu Rakyat 2.2.1 Pengertian Industri Kayu Rakyat