Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian

yang dilakukan, memberikan suatu gambaran bahwa kebutuhan akan berwisata dirasakan perlu oleh para responden.

2. Pencarian Informasi

Responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai Wana Wisata Kawah Putih dari temannya 46,25 serta responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi dari anggota keluarga mereka 30. Sebagian dari pengunjung mengetahui Wana Wisata Kawah Putih dari mulut ke mulut saja. Hal yang menjadi fokus perhatian dari informasi yang diperoleh responden adalah pemandangan alamnya yaitu sebanyak 96,25. Hal inilah yang menjadi daya tarik yang begitu besar dari Wana Wisata Kawah Putih. Keindahan alam wana wisata ini merupakan fokus utama yang dijadikan perhatian oleh para responden. Hal ini menunjukkan bahwa berwisata di alam terbuka cukup membuat para responden merasa tertarik untuk berkunjung, sedangkan harga tiket tidak terlalu membuat pengunjung merasa keberatan untuk berkunjung karena harga tiket masuk yang masih terjangkau.

3. Evaluasi Alternatif

Keindahan alam Wana Wisata Kawah Putih merupakan modal yang kuat yang mampu menarik pengunjung. Sebesar 86,25 menyatakan bahwa keindahan alam merupakan suatu hal yang menjadi dasar pertimbangan seseorang untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. Hal inilah yang menjadi penentu utama saat responden mengevaluasi alternatif lokasi wisata yang akan mereka kunjungi. Sedangkan harga paket tidak menjadi salah satu hal yang menjadi dasar pertimbangan responden dalam mengevaluasi alternatif kunjungan. Perencanaan kunjungan yang dilakukan terencana oleh para pengunjung menunjukkan bahwa pengunjung sebelum memutuskan pergi tentu telah mengetahui informasi tentang Wana Wisata Kawah Putih.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan yang dilakukan oleh responden untuk berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih merupakan hal yang terencana yakni sebesar 61,25 dan sebagian responden yang lain melakukan secara mendadak yakni sebesar 38,75. Responden menyatakan bahwa teman mereka memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses keputusan kunjungan yaitu sebanyak 48,75, sedangkan sebesar 25 dan 15 responden menyatakan bahwa keluarga dan diri sendiri memiliki pengaruh besar dalam keputusan kunjungan ke Wana Wisata Kawah Putih. Teman berkunjung yang dibawa oleh pengunjung ternyata sebagian besar responden berkunjung dengan teman 55 dan anggota keluarga 38,75 merupakan orang-orang yang diajak responden untuk mengunjungi Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini sejalan dengan sumber pengaruh terbesar dalam memutuskan kunjungan ke Wana Wisata Kawah Putih. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh pengunjung dipengaruhi oleh teman dan keluarga mereka. Hal ini sejalan dengan informasi yang diterima oleh mereka yaitu dari mulut ke mulut. Responden menjawab, umumnya mereka biasanya datang pada saat hari libur dan masa liburan sekolah.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar pengunjung yakni sebesar 50 menyatakan bahwa mereka merasa biasa saja terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. Responden merasa biasa terhadap pelayanan serta fasilitas yang ditawarkan Wana Wisata Kawah Putih dan sebesar 38,75 menyatakan puas atas kinerja Wana Wisata Kawah Putih. Hal ini harus diperhatikan oleh pihak pengelola, karena tujuan dari suatu usaha wisata selain untuk mendapatkan keuntungan juga untuk memuaskan hati pengunjung. Namun responden pada saat ditanyakan apakah akan kembali berkunjung, 96,25 menjawab akan kembali berkunjung ke Wana Wisata Kawah Putih. Diketahui alasan responden untuk melakukan kunjungan kembali adalah karena keindahan alam dan ingin menghilangkan kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Sebagian pengunjung menjawab kinerja Wana Wisata Kawah Putih cukup baik, hal ini dibuktikan dengan kenyamanan dan keamanan pengunjung saat melakukan kegiatan wisatanya. Pengunjung mempunyai keinginan untuk mengunjungi kembali di waktu-waktu yang akan datang sehingga hal ini haruslah dijadikan sebagai strategi pengembangan oleh pihak perusahaan agar pengunjung yang datang dikemudian hari tidak merasa kecewa dan obejk wisata yang ditawarkan tidak monoton. Oleh karena itu pihak pengelola harus selalu senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kinerjanya.

6.2. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan