Analisis Kinerja Pengelolaan Importance-Performance Analysis IPA

1. Analisis Kinerja Pengelolaan

Dalam analisis kinerja pengelolaan ini, penilaian terhadap kegiatan pengelolaan diamati dan dibandingkan dengan penilaian oleh pihak pengunjung. Data yang telah dihimpun kemudian dianalisis secara deskriptif dan sistematis. Adapun penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan meliputi aspek : a. Manajemen Produksi. 1. Mendeskripsikan objek wisata dan program wisata yang dilakukan oleh pihak pengelola. 2. Mendeskripsikan kondisi fisik wisata, sarana-prasarana penunjang dan infrastruktur yang ada. 3. Mendeskripsikan kenyamanan, kebersihan serta pelayanan yang diberikan. b. Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Mendeskripsikan koordinasi dan kerja sama yang dilakukan oleh pihak pengelola dan tingkat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditentukan. 2. Mendeskripsikan kapasitas SDM pengelola baik dari segi kuantitas maupun kualitas. c. Manajemen Pemasaran 1. Menjelaskan bentuk-bentuk promosi dan teknik pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak pengelola. 2. Mengukur keefektifan dari teknik pemasaran yang dilakukan dengan dengan tolok ukur kinerja yaitu peningkatan pangsa pasar . d. Manajemen Keuangan 1. Mendeskripsikan kegiatan pengelolaan keuangan yang dilakukan. 2. Mendeskripsikan pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan dengan tolak ukur kinerja yaitu pertumbuhan penjualan, tingkat kunjungan, dan laba bersih.

2. Importance-Performance Analysis IPA

Importance-performance analysis digunakan untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan pengunjung yang didasarkan atas persepsi nilai terhadap kinerja perusahaan Rangkuti 2006. Analisis ini menggunakan gambaran yang terdiri dari empat kuadran yang menggambarkan pentingnya nilai pelanggan dan kinerja manajemen dalam menghantarkan bentuk nilai tersebut bagi pelanggan. Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut dengan rumus : n Xi Xi n i ∑ = = 1 dan n Yi Yi n i ∑ = = 1 Dimana : Xi = bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i Yi = bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i n = jumlah responden Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan atribut dengan rumus ; n i X i X n i ∑ = = 1 dan n i Y Yi n i ∑ = = 1 Dimana : Xi = nilai rata-rata kinerja atribut Yi = nilai rata-rata kepentingan atribut n = jumlah atribut. Nilai X ini memotong tegak lurus pada sumbu horisontal, yakni sumbu yang mencerminkan kinerja atribut X sedangkan nilai Y memotong tegak lurus pada sumbu vertikal, yakni sumbu yang mencerminkan kepentingan atribut Y. Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan atribut serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan atribut, kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kartesius seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut Tingkat kepentingan Y Kuadran 1 Kuadran II Prioritas utama Pertahankan prestasi Y Kuadran III Kuadran IV Prioritas rendah Berlebihan X Tingkat kepuasan X Gambar 2 Diagram kartesius dalam metode IPA Rangkuti 2006. Berikut ini uraian mengenai keempat kuadran tersebut : 1. Kuadran 1 prioritas utama Kuadran ini memuat atribut-aribut yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan pelanggan. Tingkat kinerja dari atribut tersebut lebih rendah daripada tingkat harapan pengunjung terhdap atribut tersebut. Atribut-atribut dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pelanggan. 2. Kuadran II pertahankan prestasi Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan bahwa atribut tersebut penting dan memliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk waktu selanjutnya. 3. Kuadran III prioritas rendah Atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhdap atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat ynag dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. 4. Kuadran IV berlebihan Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada atribut- atribut yang terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya Rangkuti 2006. Costumer Satisfaction Index CSI CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produkjasa. Adapun cara untuk mengukur CSI dilakukan melalui empat tahap Aritonang Lerbin 2005. 1. Menentukan mean importance score MIS nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap atribut. n Yi MIS n i ∑ = = 1 Dimana : Yi = nilai kepentingan atribut ke-i n = jumlah konsumen 2. Membuat weight factors WF bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. ∑ = = p i MISi MISi WF 1 Dimana : p = atribut kepentingan ke-p 3. Membuat weight score WS bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan rata-rata tingkat kinerja mean satisfaction score = MSS WSi = WFi x MSS 4. Menentukan CSI HS WSi CSI p i ∑ = = 1 dimana : p = atribut kepentingan ke-p HS = Highest scale skala maksimum yang digunakan yaitu 5. Kriteria index kepuasan menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 tidak puas hingga sangat puas, yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Kriteria index kepuasan Nilai CSI Kriteria CSI 0,81 – 1,00 Sangat puas 0,66 – 0,80 Puas 0,51 – 0,65 Cukup puas 0,35 – 0,50 Kurang puas 0,00 – 0,34 Tidak puas Sumber : Aritonang dan Lerbin 2005

3. Analisis SWOT