Analisis kinerja usaha wana wisata kawah putih dan strategi pengembangann

(1)

ANALISIS KINERJA USAHA

WANA WISATA KAWAH PUTIH

DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

REZA RESTIYAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(2)

REZA RESTIYAN Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya. Dibawah bimbingan HARDJANTO dan EVA RACHMAWATI.

Trend kunjungan wisatawan saat ini yang cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan menyebabkan usaha pariwisata alam tersebut berkembang dengan pesat. Sejalan dengan perkembangan usaha wisata alam tersebut maka persaingan usahanya pun semakin meningkat, sehingga kinerja usaha pengelolaan wisata alam ini haruslah lebih ditingkatkan kembali. Pengembangan suatu usaha wisata alam membutuhkan kajian yang mendalam dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rumusan strategi yang tepat agar keberlanjutan dari usaha wisata alam ini tetap dapat berjalan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Wana Wisata Kawah Putih yang menggunakan metode analisis deskriptif, kemudian menganalisis tingkat kepuasan pengunjung menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) serta merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan usaha menggunakan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kuisioner kepada pengunjung dan pengelola yang dipilih secara accidental dan purposive sampling,kemudian melalui observasi lapang serta studi literatur.

Hasil penelitian kinerja Wana Wisata Kawah Putih menunjukkan bahwa kinerja dalam bidang manajemen produksi dan sumber daya manusia masih belum baik seperti contoh, banyak sarana-prasarana wisata yang tidak dapat terpakai, serta kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai. Pada manajemen keuangan dan pemasaran dapat dikatakan sudah baik seperti contoh, trend pendapatan Wana Wisata Kawah Putih yang semakin meningkat dikarenakan oleh beragamnya strategi pemasaran yang dilakukan. Hasil perhitungan kepuasan keseluruhan pengunjung didapatkan index kepuasan pengunjung yaitu sebesar 0.61 yang artinya pengunjung yang datang dan menikmati produk yang ditawarkan hanya pada level cukup puas. Hal ini dikarenakan kondisi sarana prasarana penunjang kurang baik, serta pengunjung menilai bahwa produk wisata yang ditawarkan monoton. Strategi yang dapat dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan hasil analisis SWOT adalah strategi yang mendukung pertumbuhan yang agresif yaitu antara lain pertahankan potensi wisata dan image yang tinggi, meningkatkan pelayanan prima terhadap pengunjung yang datang, meningkatkan kerjasama yang lebih baik dan menguntungkan dengan pihak lain serta lebih memperluas target pasar.


(3)

SUMMARY

REZA RESTIYAN Performance Business Analysis and Development Strategic of Wana Wisata Kawah Putih. Under Supervision of HARDJANTO and EVA RACHMAWATI.

The current trend of tourist destinations which put more emphasis on natural objects and adventures has given rise on nature/adventure tourism. In line with this, is the increase in competition, hence the work performance of nature tourism management must be enhanced. The development of nature tourism needs a further deep study of the internal factors (strengths and weaknesses) as well as external factors (opportunities and threats) of the company. Therefore, there needs to be appropriate strategic formulation to ensure the sustainability of this type of business.

This study attempts to determine the business performance of Wana Wisata Kawah Putih. This study uses descriptive analysis, and to analyze the saticfaction level of visitors, Importance Performance Analysis (IPA) and to formulate the appropriate strategy to develop the business using SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) analysis. Data and information are collected through intervies with questionnaires to visitors and managers using accidental and purposive sampling, as well as through field observation and literature studies.

Results of the study showed that the business performance of Wana Wisata Kawah Putih with regard to production management and human resources, are not sufficient, such as much unused facilities and infrastructures, and inadequate human resources both in quality and quantity. The study showed a well performed activities with regard to finance and marketing. This is showed by the increase annual income due to various marketing strategies. Results of visitor’s satisfaction showed a total of 0,61 meaning the level of satisfaction visitor are moderate. This is due to low level of facilities conditions and single oriented tourism products. The resulted strategy for Wana Wisata Kawah Putih based on SWOT analysis is to support an aggressive growth such as maintaining tourism potentials and high image quality, increasing prime services to visitors, broadening collaboration and cooperation with other stakeholders and to extend marketing targets.


(4)

DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleh

REZA RESTIYAN E 14104036

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

ANALISIS KINERJA USAHA WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Januari 2009

Reza Restiyan E 14104036


(6)

Nama : Reza Restiyan NIM : E 14104036

Menyetujui: Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS Eva Rachmawati, S. Hut NIP. 130 937 426 NIP. 132 312 032

Mengetahui:

Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Reza Restiyan, dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 24 Juli 1986 dari ayah bernama H. Subagja dan ibu Hj. Ellis Mukhlisoh. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 5 Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan lulus pada tahun 2001. Sekolah Menengah Atas, penulis selesaikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2004. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama studi di SMA, penulis aktif dalam kegiatan organisasi antara lain menjabat Sie. Basket, OSIS SMAN 1 Bogor periode 2001-2002, Kabid 7 Olahraga dan Seni, SMAN 1 Bogor periode 2002-2003. Kegiatan berorganisasi ini berlanjut selama penulis melaksanakan studi di IPB antara lain Staf Lab. Poleksos, Forest Management Student Club (FMSC) periode 2005-2006, Staf Departemen Public Relation International Forestry Student Association (IFSA) periode 2005-2008. Penulis juga aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan (BEM-E) periode 2007-2008 sebagai staf Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penulis pernah menjadi Ketua Panitia Forester Cup tahun 2007.

Pada semester 6, penulis memilih bergabung dalam bidang minat Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan. Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan di Leuweung Sancang-Kamojang dan KPH Sumedang, Perum Perhutani. Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang di KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jabar dan Banten. Dalam rangka menyelesaikan studinya, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya.


(8)

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada penulis.

2. Keluarga tercinta, Ayahanda H. Subagja dan Ibunda Hj. Ellis Mukhlisoh atas doa, kasih sayangnya dan pengorbanannya, kakak-kakak dan adik atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini serta selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

3. Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS dan Eva Rachmawati, S. Hut atas segala nasihat, saran, kritik serta bimbingan yang telah diberikan selama menjadi dosen pembimbing penulis.

4. Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS dan Dr. Ir. Arzyana Sungkar, M.Sc sebagai dosen penguji skripsi penulis dari perwakilan Dept. Hasil Hutan dan Dept. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

5. Bapak Tri Lastono, selaku Kepala PPW, Bapak Benni selaku Site Manajer Wana Wisata Kawah Putih, seluruh staf Wana Wisata Kawah Putih, KBM WBU Perum Perhutani Unit III, Jabar dan Banten. Terima kasih telah diijinkan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan. 6. Bapak Dadang dan keluarga, Bapak Ade dan keluarga, Deni dan Abay di

Ciwidey yang menghibur dan membantu penulis selama melakukan penelitian.

7. The Special One atas kasih sayang, dukungan, serta atas tempat bertukar pikiran dan informasinya kepada penulis.

8. Sahabat dekat penulis Defri, Doni, Imad dan Islam, terima kasih atas doa dan dukungannya.

9. Teman-teman seperjuangan di MNH 41 (Eko, Alif, Ivan, Edo, Priyo, Hendro, Catur, Giandi, Yunus, Amri, Pujik, Wati, Venty, Nur, Lita, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu), tetap semangat dan kejar cita-cita kalian. 10. Teman-teman di BDH, KSH dan THH, Fakultas Kehutanan angkatan 41 IPB. 11. Keluarga besar Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya yang dilaksanakan pada Bulan Juli hingga Agustus 2008. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai kinerja pengelola Wana Wisata Kawah Putih melalui penilaian pengunjung dan membuat strategi pengembangan bagi Wana Wisata Kawah Putih dengan menggunakan analisis SWOT.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mendidik dan mengasuh penulis dengan penuh pengorbanan. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS, dan Eva Rachmawati, S. Hut, sebagai komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan serta saran yang telah diberikan dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Kepala dan staf Wana Wisata Kawah Putih yang membantu penulis dalam penyediaan data.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak pengelola dalam mengelola usaha Wana Wisata Kawah Putih agar usaha tersebut tetap bertahan di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini kritik serta saran sangat penulis harapkan untuk kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca serta semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2009


(10)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 5

1.4. Manfaat ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Ekowisata, Pariwisata dan Rekreasi Alam ... 7

2.2. Wana Wisata ... 9

2.3. Pengusahaan Wisata Alam ... 11

2.4. Kinerja Perusahaan ... 11

2.5. Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 13

2.6. Konsep Strategi ... 14

2.7. Analisis SWOT ... 14

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

3.1. Lokasi dan Waktu ... 18

3.2. Alat dan Sasaran Penelitian ... 18

3.3. Metode Penarikan Contoh ... 18

3.4. Jenis Data dan Informasi ... 19

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 20

3.6. Metode Analisis Data ... 20

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 32

4.1. Sejarah Kawasan ... 32

4.2. Letak dan Luas ... 33


(11)

ANALISIS KINERJA USAHA

WANA WISATA KAWAH PUTIH

DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

REZA RESTIYAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(12)

REZA RESTIYAN Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya. Dibawah bimbingan HARDJANTO dan EVA RACHMAWATI.

Trend kunjungan wisatawan saat ini yang cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan menyebabkan usaha pariwisata alam tersebut berkembang dengan pesat. Sejalan dengan perkembangan usaha wisata alam tersebut maka persaingan usahanya pun semakin meningkat, sehingga kinerja usaha pengelolaan wisata alam ini haruslah lebih ditingkatkan kembali. Pengembangan suatu usaha wisata alam membutuhkan kajian yang mendalam dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu rumusan strategi yang tepat agar keberlanjutan dari usaha wisata alam ini tetap dapat berjalan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Wana Wisata Kawah Putih yang menggunakan metode analisis deskriptif, kemudian menganalisis tingkat kepuasan pengunjung menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) serta merumuskan strategi yang tepat untuk pengembangan usaha menggunakan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kuisioner kepada pengunjung dan pengelola yang dipilih secara accidental dan purposive sampling,kemudian melalui observasi lapang serta studi literatur.

Hasil penelitian kinerja Wana Wisata Kawah Putih menunjukkan bahwa kinerja dalam bidang manajemen produksi dan sumber daya manusia masih belum baik seperti contoh, banyak sarana-prasarana wisata yang tidak dapat terpakai, serta kualitas dan kuantitas SDM yang belum memadai. Pada manajemen keuangan dan pemasaran dapat dikatakan sudah baik seperti contoh, trend pendapatan Wana Wisata Kawah Putih yang semakin meningkat dikarenakan oleh beragamnya strategi pemasaran yang dilakukan. Hasil perhitungan kepuasan keseluruhan pengunjung didapatkan index kepuasan pengunjung yaitu sebesar 0.61 yang artinya pengunjung yang datang dan menikmati produk yang ditawarkan hanya pada level cukup puas. Hal ini dikarenakan kondisi sarana prasarana penunjang kurang baik, serta pengunjung menilai bahwa produk wisata yang ditawarkan monoton. Strategi yang dapat dilakukan oleh Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan hasil analisis SWOT adalah strategi yang mendukung pertumbuhan yang agresif yaitu antara lain pertahankan potensi wisata dan image yang tinggi, meningkatkan pelayanan prima terhadap pengunjung yang datang, meningkatkan kerjasama yang lebih baik dan menguntungkan dengan pihak lain serta lebih memperluas target pasar.


(13)

SUMMARY

REZA RESTIYAN Performance Business Analysis and Development Strategic of Wana Wisata Kawah Putih. Under Supervision of HARDJANTO and EVA RACHMAWATI.

The current trend of tourist destinations which put more emphasis on natural objects and adventures has given rise on nature/adventure tourism. In line with this, is the increase in competition, hence the work performance of nature tourism management must be enhanced. The development of nature tourism needs a further deep study of the internal factors (strengths and weaknesses) as well as external factors (opportunities and threats) of the company. Therefore, there needs to be appropriate strategic formulation to ensure the sustainability of this type of business.

This study attempts to determine the business performance of Wana Wisata Kawah Putih. This study uses descriptive analysis, and to analyze the saticfaction level of visitors, Importance Performance Analysis (IPA) and to formulate the appropriate strategy to develop the business using SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) analysis. Data and information are collected through intervies with questionnaires to visitors and managers using accidental and purposive sampling, as well as through field observation and literature studies.

Results of the study showed that the business performance of Wana Wisata Kawah Putih with regard to production management and human resources, are not sufficient, such as much unused facilities and infrastructures, and inadequate human resources both in quality and quantity. The study showed a well performed activities with regard to finance and marketing. This is showed by the increase annual income due to various marketing strategies. Results of visitor’s satisfaction showed a total of 0,61 meaning the level of satisfaction visitor are moderate. This is due to low level of facilities conditions and single oriented tourism products. The resulted strategy for Wana Wisata Kawah Putih based on SWOT analysis is to support an aggressive growth such as maintaining tourism potentials and high image quality, increasing prime services to visitors, broadening collaboration and cooperation with other stakeholders and to extend marketing targets.


(14)

DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleh

REZA RESTIYAN E 14104036

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(15)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

ANALISIS KINERJA USAHA WANA WISATA KAWAH PUTIH DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, Januari 2009

Reza Restiyan E 14104036


(16)

Nama : Reza Restiyan NIM : E 14104036

Menyetujui: Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS Eva Rachmawati, S. Hut NIP. 130 937 426 NIP. 132 312 032

Mengetahui:

Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, M. Agr NIP. 131 578 788


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Reza Restiyan, dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 24 Juli 1986 dari ayah bernama H. Subagja dan ibu Hj. Ellis Mukhlisoh. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 5 Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan lulus pada tahun 2001. Sekolah Menengah Atas, penulis selesaikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2004. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama studi di SMA, penulis aktif dalam kegiatan organisasi antara lain menjabat Sie. Basket, OSIS SMAN 1 Bogor periode 2001-2002, Kabid 7 Olahraga dan Seni, SMAN 1 Bogor periode 2002-2003. Kegiatan berorganisasi ini berlanjut selama penulis melaksanakan studi di IPB antara lain Staf Lab. Poleksos, Forest Management Student Club (FMSC) periode 2005-2006, Staf Departemen Public Relation International Forestry Student Association (IFSA) periode 2005-2008. Penulis juga aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan (BEM-E) periode 2007-2008 sebagai staf Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penulis pernah menjadi Ketua Panitia Forester Cup tahun 2007.

Pada semester 6, penulis memilih bergabung dalam bidang minat Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan. Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan di Leuweung Sancang-Kamojang dan KPH Sumedang, Perum Perhutani. Penulis melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang di KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jabar dan Banten. Dalam rangka menyelesaikan studinya, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya.


(18)

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada penulis.

2. Keluarga tercinta, Ayahanda H. Subagja dan Ibunda Hj. Ellis Mukhlisoh atas doa, kasih sayangnya dan pengorbanannya, kakak-kakak dan adik atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini serta selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

3. Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS dan Eva Rachmawati, S. Hut atas segala nasihat, saran, kritik serta bimbingan yang telah diberikan selama menjadi dosen pembimbing penulis.

4. Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS dan Dr. Ir. Arzyana Sungkar, M.Sc sebagai dosen penguji skripsi penulis dari perwakilan Dept. Hasil Hutan dan Dept. Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

5. Bapak Tri Lastono, selaku Kepala PPW, Bapak Benni selaku Site Manajer Wana Wisata Kawah Putih, seluruh staf Wana Wisata Kawah Putih, KBM WBU Perum Perhutani Unit III, Jabar dan Banten. Terima kasih telah diijinkan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan. 6. Bapak Dadang dan keluarga, Bapak Ade dan keluarga, Deni dan Abay di

Ciwidey yang menghibur dan membantu penulis selama melakukan penelitian.

7. The Special One atas kasih sayang, dukungan, serta atas tempat bertukar pikiran dan informasinya kepada penulis.

8. Sahabat dekat penulis Defri, Doni, Imad dan Islam, terima kasih atas doa dan dukungannya.

9. Teman-teman seperjuangan di MNH 41 (Eko, Alif, Ivan, Edo, Priyo, Hendro, Catur, Giandi, Yunus, Amri, Pujik, Wati, Venty, Nur, Lita, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu), tetap semangat dan kejar cita-cita kalian. 10. Teman-teman di BDH, KSH dan THH, Fakultas Kehutanan angkatan 41 IPB. 11. Keluarga besar Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.


(19)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Usaha Wana Wisata Kawah Putih dan Strategi Pengembangannya yang dilaksanakan pada Bulan Juli hingga Agustus 2008. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai kinerja pengelola Wana Wisata Kawah Putih melalui penilaian pengunjung dan membuat strategi pengembangan bagi Wana Wisata Kawah Putih dengan menggunakan analisis SWOT.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mendidik dan mengasuh penulis dengan penuh pengorbanan. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS, dan Eva Rachmawati, S. Hut, sebagai komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan serta saran yang telah diberikan dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Kepala dan staf Wana Wisata Kawah Putih yang membantu penulis dalam penyediaan data.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak pengelola dalam mengelola usaha Wana Wisata Kawah Putih agar usaha tersebut tetap bertahan di masa yang akan datang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini kritik serta saran sangat penulis harapkan untuk kebaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca serta semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2009


(20)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 5

1.4. Manfaat ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Ekowisata, Pariwisata dan Rekreasi Alam ... 7

2.2. Wana Wisata ... 9

2.3. Pengusahaan Wisata Alam ... 11

2.4. Kinerja Perusahaan ... 11

2.5. Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 13

2.6. Konsep Strategi ... 14

2.7. Analisis SWOT ... 14

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 18

3.1. Lokasi dan Waktu ... 18

3.2. Alat dan Sasaran Penelitian ... 18

3.3. Metode Penarikan Contoh ... 18

3.4. Jenis Data dan Informasi ... 19

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 20

3.6. Metode Analisis Data ... 20

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 32

4.1. Sejarah Kawasan ... 32

4.2. Letak dan Luas ... 33


(21)

4.4. Flora dan Fauna ... 34

4.5. Potensi Wisata ... 35

4.6. Aksesibilitas ... 37

V. ANALISIS KINERJA USAHA ... 39

5.1. Faktor Lingkungan Internal Perusahaan ... 39

5.2. Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan ... 51

VI. TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG ... 58

6.1. Karakteristik Pengunjung ... 58

6.2. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ... 63

6.3.Costumer Satisfaction Index ... 75

VII. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ... 77

7.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan ... 77

7.2. Matriks Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan ... 79

7.3. Analisis Matriks SWOT ... 83

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

8.1. Kesimpulan ... 89

8.2. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(22)

No. Teks Halaman 1. Skala Likert ... 21 2. Kriteria Index Kepuasan ... 26 3. EFAS ... 28 4. IFAS ... 29 5. Penentuan bobot strategis dalam analisis SWOT ... 29 6. Rating faktor strategis dalam analisis SWOT ... 30 7. Sarana-prasarana penunjang Wana Wisata Kawah Putih. ... 36 8. Tenaga kerja yang berada di Wana Wisata Kawah Putih ... 42 9. Data mitra kerja yang ada di Wana Wisata Kawah Putih... 43 10. Jumlah pengunjung WWKP tahun 2000 - 2007 ... 45 11. Pendapatan yang diterima oleh WWKP pada tahun 2006 dan

2007 ... 49 12. Pendapatan Wana Wisata Kawah Putih Pada Tahun 2000

-2007 ... 49 14. Rata-rata kepentingan dan kinerja atribut-atribut yang ada di

Wana Wisata Kawah Putih berdasarkan penilaian pengunjung.. 64 15. PerhitunganCostumer Satisfaction Index ... 75 16. Matriks IFAS ... 80 17. Matriks EFAS ... 81 18. Matrik SWOT ... 84


(23)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Diagram analisis SWOT ... 16 2. Diagram kartesius dalam metode IPA ... 24 3. Diagram matriks SWOT ... 31 4. Pemandangan alam Wana Wisata Kawah Putih ... 34 5. Plang lokasi Wana Wisata Kawah Putih ... 38 6. Aksi pencoretan yang dilakukan oleh pengunjung ... 44 7. Analisis kuadran IPA terhadap atribut yang ditawarkan Wana

Wisata Kawah Putih ... 65 8. Fasilitas Musholla di lokasi atas WWKP ... 66 9. Sarana jalan menuju lokasi kawah dari pintu masuk utama ... 67 10. Fasilitas shelter ... 71 11. Kendaraan wisata (ontang-anting) ... 72 12. Kondisi areal parkir kendaraan ... 73 13. Diagram kartesius analisis SWOT ... 82


(24)

No. Teks Halaman 1. Standar Operasional Prosedur ... 93 2. Struktur organisasi kepengurusan Wana Wisata Kawah Putih .. 97 3. Kuisioner pengunjung ... 98 4. Kuisioner pengelola ... 104 5. Hasil perhitungan bobot analisis SWOT ... 110 6. Hasil perhitungan rating analisis SWOT ... 111 7. Hasil perhitungan tingkat kepentingan ... 113 8. Hasil perhitungan tingkat kinerja ... 116


(25)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat telah mengetahui bahwa kegiatan wisata diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kepadatan penduduk yang terus meningkat di kota-kota besar dengan rutinitas sehari-hari, membuat masyarakat selalu mencari suasana baru yang lebih segar dan alami untuk menghilangkan kejenuhannya. Pariwisata yang berbasis kepada lingkungan alam telah menjadi bentuk wisata yang sangat diminati oleh masyarakat. Pariwisata alam menurut Dephut (1994) adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam serta usaha-usaha yang terkait di bidangnya. Sedangkan wana wisata menurut Perum Perhutani (1994), adalah objek wisata alam yang lokasinya berada di hutan lindung atau hutan produksi, yang termasuk di dalam kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani.

Winarno (2004) menyatakan kebutuhan rekreasi masyarakat kota meningkat karena adanya kecenderungan efisiensi kerja, rutinitas kerja, kejenuhan pikiran sehingga pada saat waktu luang terutama pada hari libur, mereka akan melakukan rekreasi. Pemilihan tempat rekreasi akan cenderung ke alam yang jauh dari polusi udara dan kebisingan. Trend kunjungan wisatawan saat ini yang cenderung memilih destinasi obyek wisata alam dan petualangan menyebabkan usaha pariwisata alam tersebut berkembang dengan pesat. Pada masa mendatang nilai dari usaha pariwisata alam ini diharapkan dapat menyamakan atau bahkan melebihi nilai dari hasil hutan berupa kayu sehingga persaingan usaha dibidang pariwisata alam ini semakin meningkat, oleh karena itu kinerja usaha pengelolaan pariwisata alam ini haruslah lebih ditingkatkan kembali.

Kinerja menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007), merupakan hasil kerja yang berhubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Wibowo (2007) menyatakan bahwa kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi. Dua definisi tersebut menunjukkan bahwa pencapaian tujuan suatu


(26)

organisasi tergantung daripada kinerja suatu organisasi tersebut dalam mewujudkannya. Apabila kinerja suatu organisasi tersebut tidak optimal maka tujuan pun akan tidak tercapai secara maksimal, begitupun sebaliknya.

Perum Perhutani yang mulai melirik dan serius mengelola usaha pariwisata alam ini senantiasa meningkatkan kinerja perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan yang diinginkan. Hal ini termuat dalam salah satu misi Perum Perhutani yaitu mengoptimalkan manfaat hasil hutan kayu, non kayu, dan jasa lingkungan serta potensi lainnya, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan serta kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya KBM WBU atau Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih dan Usaha Lain pada tahun 2006 yang salah satu tugasnya mengelola tempat wisata di wilayah hutan Perum Perhutani atau yang disebut wana wisata.

Wana Wisata Kawah Putih merupakan salah satu tempat wisata yang semula dikelola oleh KPH Bandung Selatan dan kini telah dikelola oleh KBM WBU, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. Wana Wisata Kawah Putih yang mulai dikembangkan pada tahun 1992 ini memiliki potensi wisata yang tinggi baik dari segi pemandangan alam, flora maupun fauna. Wana wisata yang memiliki potensi yang tinggi tersebut tentu saja memerlukan suatu pengembangan secara terus menerus. Hal ini dimaksudkan agar wana wisata tersebut memiliki daya saing yang tinggi terhadap objek-objek wisata lain dan juga ditujukan agar usaha pariwisata alam ini terus berlanjut. Sabda (2003) menyatakan bahwa peran dari objek wisata selain mempunyai keuntungan dalam penggunaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, juga berpotensi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal. Oleh karena itu, apabila keadaan ini terus berlanjut tanpa ada pengelolaan yang baik terhadap sumber daya yang ada, maka dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap keberlanjutan objek wisata tersebut.

Sejalan dengan perkembangan usaha pariwisata alam tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian dan evaluasi mengenai usaha wisata alam Wana Wisata Kawah Putih untuk mengetahui seberapa baik kinerja Perum Perhutani dalam mengelola Wana Wisata Kawah Putih guna meningkatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang bagi perusahaan.


(27)

3

1.2. Perumusan Masalah

Wana Wisata Kawah Putih perlu menerapkan manajemen pengelolaan yang tepat untuk menghindari munculnya permasalahan-permasalahan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Usaha pariwisata alam seperti yang sudah disebutkan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, sehingga persaingan usahanya sangat tinggi pula. Perum Perhutani, yang dalam hal ini merupakan pengelola Wana Wisata Kawah Putih, harus dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama agar usaha wisata alam tersebut tetap dapat bertahan dan terus berkembang. Diketahui tempat-tempat wisata yang berada di daerah Ciwidey antara lain : objek wisata Situ Patenggang, pemandian air hangat Ciwalini, Kebun Strawberry Alam Endah, Hotel dan Restoran Sindang Reret yang merupakan suatu ancaman yang serius dalam persaingan usaha wisata alam.

Permasalahan lain yang sedang dialami oleh pariwisata Indonesia adalah tidak stabilnya tingkat ekonomi masyarakat Indonesia yang menurunkan daya beli masyarakat. Ketidakstabilan situasi keamanan di negara ini pun dapat mempengaruhi wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia. Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu seperti bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini dapat membuat resah masyarakat yang ingin menikmati kegiatan berwisata.

Permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan, haruslah diperhatikan dan disikapi dengan serius oleh pihak pengelola Wana Wisata Kawah Putih agar keberlanjutan dari usaha wisata alam ini mengalami perkembangan di masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang tepat agar permasalahan-permasalahan tersebut dapat segera diatasi. Manajemen yang handal dalam mengelola pariwisata alam ini sangat diperlukan untuk menentukan keberlangsungan usaha tersebut. Perumusan strategi yang tepat sasaran pun sangat diperlukan agar peluang yang ada dapat dimaksimalkan oleh kekuatan yang dimiliki perusahaan, dan juga agar kelemahan perusahaan dapat dibenahi serta ancaman dapat dihindari.

Pengembangan wana wisata dimaksudkan sebagai salah satu upaya memanfaatkan keberadaan hutan secara optimal, dengan tetap mempertahankan fungsi pokoknya. Pengembangan suatu usaha wisata alam membutuhkan kajian


(28)

yang mendalam dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan.

Kegiatan pengembangan usaha wana wisata tentu tidak terlepas dari keadaan lingkungan preusan, baik lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Cahyono (1999) mengatakan bahwa lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan diluar organisasi yang memiliki kekuatan diluar kendali organisasi, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja organisasi. Sedangkan lingkungan internal mencakup produksi, riset dan pengembangan (R & D), pemasaran, distribusi, perencanaan, keuangan, administrasi, sumber daya manusia (SDM).

Salah satu lingkungan eksternal perusahaan adalah peran pemerintah. Peran pemerintah sebagai fasilitator maupun regulator telah mendukung kemajuan bidang pariwisata. Wulandari (2007) menyatakan bahwa pariwisata Indonesia dikenal sebagai komponen pertumbuhan ekonomi yang penting di ASEAN. Pariwisata secara progresif memperoleh prioritas yang semakin meningkat dari pemerintah. Potensi pariwisata maupun ekowisata masih dapat dioptimalkan, mengingat peran sektor ini di bawah dari negara-negara tetangga terdekat di ASEAN. Hal ini sejalan dengan pernyataan Depbudpar (2006) bahwa potensi dan peranan pariwisata sebagai salah satu sektor penghasil devisa utama senantiasa terus ditingkatkan dalam bidang pembangunan wisata. Salah satu dukungan pemerintah tercermin dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kehutanan No. 50 Tahun 2006 tentang Pedoman Kegiatan Kerjasama Usaha Perum Perhutani Dalam Kawasan Hutan. Sehingga Perum Perhutani dapat melakukan kerjasama yang lebih luas dengan pihak lain.

Lingkungan eksternal perusahaan lainnya adalah pengunjung/pelanggan. Kesuksesan sebuah usaha dewasa ini tak bisa dilepaskan dari peran para pelanggan. Penelitian mengenai kinerja manajemen pengelolaan pariwisata alam melalui analisis kepuasan pengunjung sangat penting dilakukan agar dapat diketahui sejauh mana kinerja perusahaan dalam mengelola pariwisata alam tersebut yang dinilai oleh pengunjung karena bagaimana pun juga pengunjung merupakan salah satu faktor yang cukup penting dari eksternal perusahaan. Rangkuti (2006), mengatakan bahwa mengukur kepuasan pelanggan sangat


(29)

5

bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan.

Penelitian ini pun dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan serta bagaimana strategi peningkatan usaha tersebut bagi pihak pengelola dengan melihat faktor-faktor internal perusahaan yaitu kinerja keuangan, produksi, sumber daya manusia dan pemasaran serta faktor-faktor eksternal perusahaan yaitu dari segi ekonomi, sosial, budaya, politik, pengunjung/pelanggan, pesaing dan lain sebagainya. Analisis strategi pengembangan usaha ini menggunakan metode SWOT sehingga penelitian ini dapat dijadikan oleh pihak pengelola sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang efektif dan efisien bila ada perubahan usaha pariwisata pada masa yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan oleh penulis antara lain adalah melakukan kajian mengenai

1. Kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

2. Tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih. 3. Strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

1.3. Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, antara lain :

1. Mengetahui kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

2. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

3. Merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini antara lain :

1. Melatih kemampuan penulis dalam menganalisis suatu permasalahan yang ada di Wana Wisata Kawah Putih.


(30)

2. Bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk lebih memajukan Wana Wisata Kawah Putih.

3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kinerja yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola Wana Wisata Kawah Putih.


(31)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata, Ekowisata Dan Rekreasi a. Pariwisata

Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (1990) menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan dengan sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata: Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

Dephut (1994) mendefinisikan pariwisata alam sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut; Wisata alam adalah kegiatan-kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata; sedangkan pengusahaan wisata alam didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan untuk menyelenggarakan usaha sarana pariwisata di zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam berdasarkan pengelolaannya.

Hakekat pariwisata dapat dirumuskan sebagai berikut : Seluruh kegiatan wisatawan di dalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi beraneka ragam menimbulkan permintaan akan barang dan jasa, dan seluruh kegiatan yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di daerah atau negara tujuan wisatawan, yang di dalam proses secara keseluruhan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan politik dan hankamnas untuk dimanfaatkan bagi pembangunan negara dan bangsa (Dinas Pariwisata Daerah Propinsi DT I. Jatim).

Gunn (1994) dalam Nurjaman (2006), menyatakan bahwa komponen pasok rekreasi yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pariwisata antara lain :

1. Attraction(kegiatan yang disuguhkan) 2. service(pelayanan)


(32)

4. information(informasi) 5. promotion(promosi)

Soemarwoto (1985) mengatakan pariwisata menyajikan manfaat yang besar, tetapi juga mengandung resiko yang tidak kecil. Semua manfaat ada biayanya. Tak ada yang gratis. Manfaat dan resiko itu harus dikelola dengan baik, agar dapat kita usahakan untuk mendapatkan manfaat bersih yang sebesar-besarnya. Manfaat pariwisata dalam pembangunan menurut Dinas Pariwisata Daerah Propinsi DT I Jatim (1992) adalah sebagai berikut

1. Memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat 2. Menciptakan lapangan kerja baru

3. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan pemerintah 4. Memelihara kelestarian budaya bangsa

5. Memelihara lingkungan hidup

6. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa 7. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Ekowisata

Ekowisata adalah kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab, di daerah yang masih alami atau di daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam. Tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur-unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat (Walhi 1995 dalam Muntasib 2005).

Ekowisata adalah pariwisata alam yang memenuhi kriteria standar melestarikan lingkungan, secara ekonomis menguntungkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat (Direktorat Jenderal PKA beserta JICA dan RAKTA 2000 dalam Muntasib 2005).

Ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau di daerah yang dikelola secara kaidah alam dimana tujuannya untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur-unsur pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Dalam ekowisata selalu terkait dengan berbagai dukungan upaya konservasi sumberdaya alam, pemberdayaan


(33)

9

masyarakat dan pembangunan ekonomi berkelanjutan (Departemen Dalam Negeri 2000 dalam Muntasib 2005).

Ekowisata atauecotourism yaitu wisata yang dilakukan pada kawasan yang relatif masih alami, dilakukan dengan bertanggung jawab, untuk menikmati dan menghargai alam (termasuk budayanya), mendukung konservasi, memiliki dampak rendah dan keterlibatan aktif sosio-ekonomi masyarakat setempat (Muntasib 2005).

c. Rekreasi

Douglas (1970) menyatakan bahwa setiap kegiatan individu manusia yang dapat menyegarkan sikap mentalnya disebut rekreasi. Seseorang melakukan rekreasi tergantung pada umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan masing-masing. Faktor-faktor tadi mempengaruhi bentuk rekreasi yang dikerjakan.

Darusman (1987) menyebutkan bahwa rekreasi merupakan salah satu manfaatintangible dari sumberdaya hutan, secara ekonomi tidak berbeda dengan komoditi kayu atau hasil intangible lainnya, dimana permasalahan baru muncul karena adanya kelangkaan. Kesulitan yang menantang dalam ekonomi wisata alam adalah dalam hal penilaian dari biaya dan manfaatnya. Seperti halnya dengan hasil hutan lainnya, pemanfaatan rekreasi alam memerlukan input tenaga kerja, modal dan kegiatan pengusahaan. Pengalaman empiris tentang peranan ekonomi wisata alam di Indonesia masih sangat kurang, terutama yang tercatat dan bersifat kuantitatif. Pengalaman negara-negara yang telah maju menunjukkan bahwa wisata alam dapat menjadi tulang punggung perekonomiannya, dalam arti perangsangan dampak gandanya. Rekreasi alam dapat berperan dalam mempercepat laju ekonomi suatu negara, mempengaruhi perekonomian setempat dan secara nyata dapat turut meningkatkan kesejahteraan.

2.2. Wana Wisata

Wana wisata adalah objek wisata alam yang lokasinya berada di hutan lindung atau hutan produksi, yang termasuk di dalam kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani (Perum Perhutani 1994). Wana wisata berdasarkan surat Direksi Perum Perhutani No. 043.7/DIR tanggal 5 November 1980, tentang pedoman pengembangan wana wisata didefinisikan sebagai objek-objek wisata


(34)

alam yang dibangun dan dikembangkan oleh Perum Perhutani di dalam kawasan hutan produksi dan lindung secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokok. Wana wisata merupakan suatu kawasan hutan yang karena keindahan ataupun keunikan alamnya dapat dijadikan tempat untuk kegiatan wisata yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, wisata alam dan olah raga tanpa mengubah fungsi kawasan tersebut (Perum Perhutani 1994).

Wana wisata dibedakan sebagai wana wisata harian, wana wisata bermalam yang dilengkapi sarana penginapan berupa pondok wisata atau pesanggrahan dan bumi perkemahan (Nadiar 1994). Perum Perhutani (1994), menyatakan bahwa wana wisata yang dikembangkan oleh Perum Perhutani pada dasarnya dapat dibagi dalam 2 macam yaitu :

1. Wana wisata bermalam yaitu dalam hal ini berupa bumi perkemahan

2. Wana wisata tak bermalam (day recreation) yaitu lapangan terbuka dengan sekedar fasilitas antara lain bangku piknik.

Perum Perhutani (1994), mengatakan bahwa untuk memperlancar terselenggaranya wisata alam dengan baik dan efektif maka harus ada penunjang yang berupa hal-hal sebagai berikut :

1. Adanya perencanaan dan perancangan yang seksama 2. Tersedianya prasarana dan fasilitas yang memadai 3. Sistem pengelolaan yang baik dan efektif

4. Terciptanya suasana sekitar yang dapat membangkitkan kesadaran lingkungan pada pengunjung, sehingga kelestarian tempat/hutan tersebut terjaga.

5. Adanya relevansi dengan tata lingkungan sekitar dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Pola pengembangan wana wisata yang dianut oleh Perum Perhutani adalah : 1. Pembangunan objek rekreasi hendaknya sesederhana mungkin dan diusahakan

selalu dapat mempertahankan bentuk dan keadaan alaminya.

2. Jenis rekreasi yang dibangun dapat memenuhi berbagai motivasi dan dapat dijangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah

3. Objek rekreasi itu mengandung segi-segi rekreasi, edukasi (pembinaan cinta alam) dan olahraga.


(35)

11

2.3. Pengusahaan Wisata Alam

Pengusahaan objek wisata alam adalah pengaturan dan penyelenggaraan kegiatan usaha di dalam kawasan wisata alam untuk kepentingan rekreasi, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan tanpa mengurangi atas kelestarian sumber daya alam. Titik tolak pengusahaan hutan wisata dalam hubungannya dengan konservasi, sosial budaya, dan ekonomi diarahkan pada penciptaan sarana ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan hutan wisata. Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa objek wisata tidak boleh meninggalkan prinsip-prinsip konservasi, prinsip tata lingkungan dan harus ada perencanaan pengembangan hutan wisata yang memenuhi kepentingan ekologis sekaligus memenuhi syarat perekonomian yang rasional (Dirjen PHPA 1988, dalam Nurjaman 2006).

Pengelolaan wana wisata sebagai objek dan daya tarik wisata alam memberikan dampak positif dalam menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendapatan negara sebagai sumber devisa dan membangkitkan cinta tanah air dan budaya bangsa serta pemerataan pembangunan. Pengusaha wana wisata memerlukan kesiapan dan dukungan selain juga tata cara mengukur sumber daya manusia yang harus dikelola secara berkesinambungan dengan dukungan dan peran pihak-pihak terkait dalam pengelolaannya (Hidayat 2000, dalam Nurjaman 2006).

2.4. Kinerja Perusahaan

Kinerja menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007), merupakan hasil kerja yang berhubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Wibowo (2007) mengatakan bahwa kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi. Kinerja suatu organisasi, tim atau individu dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran kinerja tidak lain adalah untuk


(36)

menjamin agar proses kinerja dapat berlangsung seperti diharapkan dan tercapainya prestasi kerja tinggi.

Standar kinerja merupakan tolok ukur terhadap mana kinerja diukur agar efektif. Standar kinerja harus dihubungkan dengan hasil yang diinginkan dari setiap pekerjaan. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja, fungsionalisasi, budaya dan kerja sama (Wibowo 2007).

Produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Hasil kinerja suatu organisasi secara kuantitatif dapat dinyatakan sebagai produktivitas. Namun ukuran produktivitas saja semakin lama dirasakan tidak cukup tanpa diikuti peningkatan kualitas sehingga melahirkan konsep Total Quality Management. Total Quality Management bermaksud melakukan perbaikan di semua bidang pekerjaan dengan orientasi pada kepuasan pelanggan (Wibowo 2007).

Total Quality Management adalah suatu strategi organisasi untuk memberikan komitmennya pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan secara berkelanjutan memperbaiki proses organisasional. Total Quality Management menjadi kepentingan berbagai bidang dalam organisasi, antara lain : accounting, finance, human resources, management information systems, marketing dan operation (Wibowo 2007). Untuk memahami kualitas, dapat dilihat dari perspektif konsumen maupun produsen. Pelanggan melihat kualitas dari dimensi (Krajewski dan Ritzman 1999, dalam Wibowo 2007) : kesesuaian dengan spesifikasi, nilai, cocok untuk digunakan, dukungan dan kesan psikologis. Dari perspektif produsen, yang penting adalah quality of conformance atau kualitas kecocokan, dalam arti kesesuaian terhadap spesifikasi dan biaya.

Ukuran kinerja berkaitan dengan tipe ukuran yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : produktivitas, kualitas, ketepatan waktu,cycle time, pemanfaatan sumber daya dan biaya. Klasifikasi ukuran lain yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja yang bersifat pelayanan, antara lain :productivity indicators,


(37)

13

utilization rates, time targets, volume of services, demand/service provision (Wibowo, 2007).

2.5. Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kotler (1997) dalam Rangkuti (2006), mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Rangkuti (2006), menyatakan mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan.

Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Tingkat kepentingan pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan pelanggan –sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa– yang akan dijadikannya standar acuan dalam menilai kinerja produk jasa tersebut. Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respons pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti 2006).

Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, harga, kualitas produk dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Metode penelitian yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung adalah dengan menggunakan metode survei. Pengukurannya dilakukan dengan cara berikut :

1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung melalui pertanyaan kepada pelanggan dengan ungkapan sangat tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas dan sangat puas.

2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan.

3. Responden diminta menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi yang berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan dimintaa untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan.


(38)

4. Responden diminta meranking elemen atau atribut penawaran berdasarkan derajat kepentingan setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan pada masing-masing elemen (Rangkuti 2006).

2.6. Konsep Strategi

Chandler (1962) dalam Rangkuti (1997) mengatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Porter (1985) dalam Rangkuti (1997), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu : 1. Strategi manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya : strategi pengembangan produk, penerapan harga, strategi akuisisi, pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

2. Strategi investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya, strategi pemasaran, distribusi, organisasi, produksi atau operasional, dan strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti 1997).

2.7. Analisis SWOT

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) (Rangkuti 1997).


(39)

15

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu analisa lingkungan internal dan eksternal. Analisa internal lebih menitikberatkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi, sedangkan analisa eksternal adalah untuk menggali dan mengidentifikasi semua peluang yang ada dan yang akan datang serta ancaman dari pesaing dan calon pesaing (Cahyono 1999).

1. Lingkungan eksternal (lingkungan luar perusahaan)

lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan diluar organisasi yang memiliki kekuatan diluar kendali organisasi, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan ini terdiri dari :

a. lingkungan umum (general environment)

fluktuasi perekonomian yang disebabkan oleh iklim bisnis, inflasi/deflasi, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, neraca pembayaran.

b. lingkungan industri (industry environment)

i. pelanggan (costumer), identifikasi pembeli, demografi, geografi, biaya bahan baku (raw material), biaya tenaga kerja.

ii. pesaing (competitive) iii. pemasok (supplier) c. lingkungan internasional

2. Lingkungan internal (lingkungan dalam perusahaan)

analisa lingkungan internal/dalam organisasi bertujuan untuk menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing devisi, seperti, produksi, riset dan pengembangan (R & D), pemasaran, distribusi, perencanaan, keuangan, administrasi, sumber daya manusia (SDM) (Cahyono 1999).

Beberapa bentuk analisa lingkungan yang dapat digunakan oleh manager perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Analisa produk, yaitu membandingkan semua atribut produk terhadap produk pesaing

2. Analisa pasar, yaitu mendefinisikan karakteristik dari pasar dimana terdapat produk bersaing


(40)

Berbagai peluang

Kelemahan internal

Kekuatan internal

Berbagai ancaman

3. Analisa lingkungan, yaitu mengamati perubahan-perubahan pada semua variabel lingkungan seperti, sosial, politik, ekonomi dan peraturan pemerintah 4. Analisa pelanggan, yaitu : menganalisa motivasi pembelian produk, segmen

pasar dan identifikasi konsumen (tingkat sosial, jenis kelamin, kebudayaan) 5. Analisa keuangan yaitu analisa ratio dengan mengunakan metode-metode

perhitungan dan interpretasi ratio-ratio keuangan dengan maksud menilai kinerja dan keadaan perusahaan (Cahyono 1999).

Rangkuti (1997) mengatakan analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) (Rangkuti 1997).

3. mendukung 1. mendukung

strategiturn around strategi agresif

4. mendukung strategi 2. mendukung strategi

defensive diversifikasi


(41)

17

Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kelemahan/kendala internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal (Rangkuti 1997).


(42)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wana Wisata Kawah Putih (WWKP) di RPH Patuha, BKPH Ciwidey, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten. Pemilihan tempat didasarkan atas pertimbangan bahwa usaha pariwisata alam tersebut merupakan usaha yang memiliki potensi untuk terus dapat berkembang pada masa mendatang dan diharapkan dapat memberi kontribusi yang besar bagi perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2008.

3.2. Alat dan Sasaran Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Kuisioner

2. Alat tulis 3. Kamera 4. Alat hitung

5. Komputer dan program pengolahan data.

Sasaran dari penelitian ini adalah pihak pengelola dan pengunjung objek wisata yang datang pada saat dilakukannya penelitian.

3.3. Metode Penarikan Contoh

Pemilihan responden sebagai obyek penelitian untuk mengetahui kinerja pengelola yang dinilai oleh pengunjung dilakukan secara accidental sampling (Kumar 1999) dengan pendekatan non-probability sampling, yaitu pengunjung yang dijadikan sampel sedang berada di lokasi penelitian dan pengunjung yang dijadikan responden adalah pengunjung yang berusia 17 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan orang tersebut telah mengerti pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner dan telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam menentukan tempat wisata. Ukuran sampel yang diambil sebanyak 80 orang.

Penarikan contoh untuk analisis SWOT dilakukan pula dengan memilih sebanyak enam orang informan kunci yang merupakan pengelola dari Wana


(43)

19

Wisata Kawah Putih tersebut dari berbagai tingkat jabatan tertentu antara lain : 2 orang staf bagian Pengembangan dan Promosi Wisata KBM WBU, PR Distrik Manajer II,Site Manager Wana Wisata Kawah Putih, dan 2 orangticketing Wana Wisata Kawah Putih. Pertimbangan dari keenam orang tersebut adalah bahwa keenam orang tersebut merupakan orang-orang yang mengetahui dan mengerti tentang kondisi dan keadaan usaha pariwisata alam di Wana Wisata Kawah Putih. Semua responden yang dipilih ialah sehat jasmani dan rohani, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia diwawancarai serta dapat mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner.

3.4. Jenis Data dan Informasi

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber-sumber data, dimana dalam hal ini adalah pihak pengelola dan pengunjung wisata melalui kuisioner dan wawancara. Data primer yang diperlukan antara lain :

1. Karakteristik pengunjung

2. Penilaian pengunjung terhadap kinerja pengelola 3. Potensi wisata seperti

a. Objek wisata

b. Sarana-prasarana penunjang yang ada seperti : tempat parkir, musholla, toilet, sarana air bersih,shelter, mobil angkutan dan lain-lain

c. Paket wisata.

4. Data pengelolaan wisata.

a. Standar kerja yang ditetapkan pihak pengelola

b. Produser kerja dan koordinasi pengelola dan petugas di lapangan c. Strategi pemasaran yang dilakukan

d. Bentuk promosi yang dilakukan.

Data sekunder adalah data yang menyangkut keadaan lingkungan, baik fisik, sosial ekonomi masyarakat, dan data lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder yang diperlukan antara lain :

1. Data personalia


(44)

3. Data-data lain yang relevan dengan penelitian ini seperti a. Profil perusahaan

b. Kondisi umum wilayah wana wisata kawah putih

c. Faktor-faktor eksternal perusahaan seperti politik, pemerintah, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, keamanan, dan lain-lain.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pihak pengelola objek wisata, perpustakaan Fakultas Kehutanan, Perpustakaan pusat IPB, internet serta buku-buku lain yang menjadi bahan literatur.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara :

1. Observasi lapangan, data dikumpulkan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Pengamatan yang dilakukan mencakup pengamatan terhadap kondisi fisik wana wisata, sarana parasarana penunjang, aktifitas pengunjung, koordinasi dan kerja sama yang dilakukan oleh pihak pengelola, dan lain-lain.

2. Wawancara, data dikumpulkan dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap pihak pengelola dan pengunjung. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara bebas.

3. Pengumpulan data sekunder seperti, data jumlah personalia, jumlah pengunjung dan informasi lain yang dibutuhkan yang berhubungan dengan penelitian.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Analisis deskriptif kinerja yang dilakukan oleh pihak pengelola meliputi :

a. Manajemen produksi

b. Manajemen sumber daya manusia c. Manajemen pemasaran


(45)

21

2. Importance-Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung terhadap kinerja Wana Wisata Kawah Putih.

3. Analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan dengan menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan,

Skala yang digunakan untuk memberikan peringkat pada kuisioner adalah skala Likert. Menurut Umar (2005) skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, atau baik-senang-tidak baik. Responden diminta untuk mengisi pertanyaan dalam bentuk skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu (dapat menggunakan skala 5 atau 7) atau memasukkan kategori ”tidak tahu”. Dalam Singarimbun dan Effendi (1995) salah satu cara yang sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan ”skala Likert”. Skala Likert merupakan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan lima kategori pilihan jawaban. Tabel 1 Skala Likert

Skala

Kategori

Sangat tidak

penting tidak penting Biasa saja Penting

Sangat penting Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Sangat sempit Sempit Sedang Luas Sangat luas

Sangat tidak memadai

Tidak

memadai Sedang Memadai

Sangat memadai Sangat tidak

indah Tidak Biasa saja Indah Sangat indah Sangat mahal Mahal Sedang Murah Sangat murah

Sangat sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat banyak Sangat sulit Sulit Sedang Mudah Sangat mudah Sangat tidak

bervariasi

Tidak

bervariasi Sedang Bervariasi

Sangat bervariasi Sumber : Umar (2005)


(46)

1. Analisis Kinerja Pengelolaan

Dalam analisis kinerja pengelolaan ini, penilaian terhadap kegiatan pengelolaan diamati dan dibandingkan dengan penilaian oleh pihak pengunjung. Data yang telah dihimpun kemudian dianalisis secara deskriptif dan sistematis. Adapun penilaian yang dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan meliputi aspek : a. Manajemen Produksi.

1. Mendeskripsikan objek wisata dan program wisata yang dilakukan oleh pihak pengelola.

2. Mendeskripsikan kondisi fisik wisata, sarana-prasarana penunjang dan infrastruktur yang ada.

3. Mendeskripsikan kenyamanan, kebersihan serta pelayanan yang diberikan. b. Manajemen Sumber Daya Manusia.

1. Mendeskripsikan koordinasi dan kerja sama yang dilakukan oleh pihak pengelola dan tingkat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditentukan. 2. Mendeskripsikan kapasitas SDM pengelola baik dari segi kuantitas

maupun kualitas. c. Manajemen Pemasaran

1. Menjelaskan bentuk-bentuk promosi dan teknik pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak pengelola.

2. Mengukur keefektifan dari teknik pemasaran yang dilakukan dengan dengan tolok ukur kinerja yaitu peningkatan pangsa pasar .

d. Manajemen Keuangan

1. Mendeskripsikan kegiatan pengelolaan keuangan yang dilakukan.

2. Mendeskripsikan pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan dengan tolak ukur kinerja yaitu pertumbuhan penjualan, tingkat kunjungan, dan laba bersih.

2. Importance-Performance Analysis (IPA)

Importance-performance analysis digunakan untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan pengunjung yang didasarkan atas persepsi nilai terhadap kinerja perusahaan (Rangkuti 2006). Analisis ini menggunakan gambaran yang terdiri dari empat kuadran yang menggambarkan


(47)

23

pentingnya nilai pelanggan dan kinerja manajemen dalam menghantarkan bentuk nilai tersebut bagi pelanggan.

Langkah pertama untuk analisis kuadran adalah menghitung rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja untuk setiap atribut dengan rumus :

n Xi Xi n i

=

= 1 dan

n Yi Yi n i

= = 1

Dimana :

Xi = bobot rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut ke-i Yi = bobot rata-rata tingkat penilaian kepentingan atribut ke-i n = jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja untuk keseluruhan atribut dengan rumus ;

n i X i X n i

=

= 1 dan

n i Y Yi n i

= = 1 Dimana :

Xi = nilai rata-rata kinerja atribut Yi = nilai rata-rata kepentingan atribut n = jumlah atribut.

Nilai X ini memotong tegak lurus pada sumbu horisontal, yakni sumbu yang mencerminkan kinerja atribut (X) sedangkan nilai Y memotong tegak lurus pada sumbu vertikal, yakni sumbu yang mencerminkan kepentingan atribut (Y). Setelah diperoleh bobot kinerja dan kepentingan atribut serta nilai rata-rata kinerja dan kepentingan atribut, kemudian nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram kartesius seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut


(48)

Tingkat kepentingan (Y)

Kuadran 1 Kuadran II

Prioritas utama Pertahankan prestasi Y

Kuadran III Kuadran IV

Prioritas rendah Berlebihan

X Tingkat kepuasan (X) Gambar 2 Diagram kartesius dalam metode IPA (Rangkuti 2006).

Berikut ini uraian mengenai keempat kuadran tersebut : 1. Kuadran 1 (prioritas utama)

Kuadran ini memuat atribut-aribut yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan pelanggan. Tingkat kinerja dari atribut tersebut lebih rendah daripada tingkat harapan pengunjung terhdap atribut tersebut. Atribut-atribut dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memuaskan pelanggan. 2. Kuadran II (pertahankan prestasi)

Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan bahwa atribut tersebut penting dan memliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk waktu selanjutnya.

3. Kuadran III (prioritas rendah)

Atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pengunjung dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhdap atribut yang masuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat ynag dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.

4. Kuadran IV (berlebihan)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada


(49)

atribut-25

atribut yang terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya (Rangkuti 2006).

Costumer Satisfaction Index(CSI)

CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk/jasa. Adapun cara untuk mengukur CSI dilakukan melalui empat tahap (Aritonang & Lerbin 2005).

1. Menentukanmean importance score (MIS)

nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap atribut.

n Yi MIS n i

= = 1 Dimana :

Yi = nilai kepentingan atribut ke-i n = jumlah konsumen

2. Membuatweight factors (WF)

bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut.

= = p i MISi MISi WF 1 Dimana :

p = atribut kepentingan ke-p 3. Membuatweight score (WS)

bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan rata-rata tingkat kinerja (mean satisfaction score = MSS)

WSi = WFi x MSS 4. Menentukan CSI

HS WSi CSI p i

= = 1 dimana :


(50)

p = atribut kepentingan ke-p

HS = (Highest scale) skala maksimum yang digunakan yaitu 5.

Kriteria index kepuasan menggunakan kisaran 0,00 hingga 1,00 (tidak puas hingga sangat puas), yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2 Kriteria index kepuasan

Nilai CSI Kriteria CSI

0,81 – 1,00 Sangat puas

0,66 – 0,80 Puas

0,51 – 0,65 Cukup puas

0,35 – 0,50 Kurang puas

0,00 – 0,34 Tidak puas

Sumber : Aritonang dan Lerbin (2005)

3. Analisis SWOT

a. Tahap Pengumpulan Data Pada Analisis Swot

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti :

1. Analisis manajemen produksi dan operasional 2. Analisis manajemen sumber daya manusia 3. Analisis manajemen keuangan

4. Analisis manajemen pemasaran.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti : 1. Analisis pasar

2. Analisis kompetitor 3. Analisis komunitas 4. Analisis pemerintah


(51)

27

b. Matrik faktor strategi eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal :

a. susunlah dalam kolom 1, 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman.

b. beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.


(52)

Tabel 3 EFAS

Faktor-faktor strategis eksternal

(1)

Bobot

(2)

Rating

(3)

Bobot x Rating

(4)

Komentar

(5) 1. peluang

a. b.

2. ancaman a. b. Total

Sumber : Rangkuti (1997)

c. Matrik faktor strategi internal

Sebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi internal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi internal :

a. susunlah dalam kolom 1, 5 sampai dengan 10 kekuatan dan kelemahan perusahaan.

b. beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan bersifat positif (kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating kelemahan adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai kelemahannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai kelemahannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).


(53)

29

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 4 IFAS

Faktor-faktor strategis internal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) 1. kekuatan a. b. 2. kelemahan a. b. Total

Sumber : Rangkuti (1997)

d. Penentuan bobot

Berdasarkan pendapat responden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut :

Tabel 5 Penentuan bobot faktor strategis dalam analisis SWOT

Faktor-Faktor Strategis

Bobot Menurut Pendapat Responden

Bobot Rata-Rata

Bobot pada matriks EFAS/IFAS Responden 1 Responden 2 Responden 3

Faktor 1 X11 Bf1 Bm1

Faktor 2 X21 Bf2 Bm2

Faktor 3 Xy1 Xyi Bfy Bmy

Total rata-rata bobot (Bf) Bf

Bobot pada kolom 2 matriks EFAS dan IFAS ditentukan sebagi berikut : a. bobot rata-rata dihitung dengan persamaan berikut,


(54)

i Xyi Bfy=

Bfy : bobot rata-rata faktor strategis y

Xyi : bobot faktor strategis y menurut responden i i : jumlah responden

b. bobot pada matriks EFAS/IFAS dihitung sebagai berikut,

Bf Bfy Bmy=

Bmy : bobot faktor strategis y pada matriks EFAS/IFAS Bf : total rata-rata bobot

e. Penentuan rating

Penentuan rating pada matriks EFAS/IFAS dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan bobot. Berdasarkan pendapat reponden melalui kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data sebagai berikut :

Tabel 6 Rating faktor strategis dalam analisis SWOT

Faktor-Faktor Strategis

Rating Menurut Pendapat Responden

Rating Rata-Rata

Rating Pada Matriks EFAS/IFAS Responden 1 Responden 2 Responden 3

Faktor 1 X11 Rm1 R1

Faktor 2 X21 Rm2 R2

Faktor 3 Xy1 Xyi Rmy Ry

Rating pada kolom 3 matriks EFAS/IFAS ditentukan sebagi berikut :

i Xyi Rmy=

Rmy : rating rata-rata faktor strategis y

Xyi : rating faktor strategis y menurut responden i i : jumlah responden

f. Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang


(55)

31

dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

IFAS

EFAS

Strengths (S)

• Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal

Weakness (W)

• Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Opportunies (O)

• Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T)

• Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman. Gambar 3 Diagram matriks SWOT (Rangkuti (1997).


(1)

Dewi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3

Tania 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 3 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4

Anton 5 4 5 5 3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 3 3 4 4 5

Abdullah 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4

Ernawati 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4

Mulyanto 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 4

Muh. Rizaldi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 3 3 3 3 5 3

Arwin ad i 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4

Arif 5 3 3 3 3 3 5 5 3 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3

Santo 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Dyah ika 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4

Asep 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3

Ran ti 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3

Suharsono 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3 3

Susilawati 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Dimas 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Hasan 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3

Rahmat 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4

Alwi 4 5 5 4 5 4 4 4 3 3 5 5 5 5 4 5 5 3 2 3 3 3 4

Caca 5 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 4 3 3 3 4 3 3

Ade ridwan 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4

Tuti 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4

Ramber 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4 3 3

Citra 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 3 3

Wawan 5 4 5 4 3 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 4 3 3 3 3 3

Dedi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3


(2)

Triwulandari 5 5 5 5 3 4 5 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 4 3 3

Naimatu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Surti 5 5 4 5 4 4 5 5 3 3 5 5 3 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3

Musfirotun 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5

Ahmad m 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 3 3 3 5 3

Deni

iskandar 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 4 3 3

Tito purwanto 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4

Carli

sumantri 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5

Sari caesaria 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 3

Budiman 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3

Yelly 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4

Arief 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 2

Laela 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4

Ferdiyansyah 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3

Indah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

Annisa 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4

Pipih 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Achy 5 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 4 3 3 5 5 4 4 3 5 4 3 4

Ririe 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3

Rahadian 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 1 5 5

Ardhana 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 5 3 3 3 5 3 3

Andres 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4

Aan 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3

Jajang 3 3 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 3 5 3 5 5 5 3 4 5 5 4

Lugman 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 3

Irfan 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5

368 363 369 365 313 343 364 364 330 326 385 386 322 376 353 360 372 330 297 300 330 313 292 4.6 4.5375 4.6125 4.5625 3.9125 4.2875 4.55 4.55 4.125 4.075 4.8125 4.825 4.025 4.7 4.4125 4.5 4.65 4.125 3.7125 3.75 4.125 3.9125 3.65


(3)

8. Hasil Perhitungan Kinerja

Nama

responden

Nomor Atribut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Halim 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

Yeni 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 5 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4

Novia 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 2 4 4 4 2 2 4

Rita 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 2 4 2 4 2 2 3 2 2 4 2

Galang 3 3 3 3 5 4 3 3 1 2 2 5 3 4 1 3 3 2 2 2 2 3 3

Fitri 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

Winda 3 4 5 3 3 3 4 3 3 3 1 5 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3

Eli 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 1 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3

Joeki 3 5 4 2 2 3 2 2 3 2 1 5 5 4 2 5 2 2 3 2 3 1 2

Denny 3 4 1 4 3 4 4 3 3 5 3 5 4 3 3 5 5 3 5 5 5 4 5

Santi 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2

Abdul 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 5 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3

Kustanto 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 1 5 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3

Nur iman 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3

Indras 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 4 3 2 2

Dewi 4 4 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4

Asep 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3

Febrian 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 3 3

Primanda 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 4 2 3 1 3 3 3 2 3 3

Rachma 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3

Anton 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3

Rudo 2 3 4 2 2 3 2 1 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3

Ahmad 3 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3

Prakoso 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3


(4)

Dewi 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 2 1 4 2 2 2 2 3 3 3

Tania 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 2 2 3 4 4 3 2 2 5 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3

Anton 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 4 2 3 3

Abdullah 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4

Ernawati 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3

Mulyanto 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 3 2 2 2 3 3 3 3

Muh. Rizaldi 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 5 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3

Arwin ad i 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3

Arif 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 1 2 3 3 1 2 3

Santo 3 4 4 3 1 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2

Dyah ika 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3

Asep 2 3 4 2 3 3 4 2 4 2 1 4 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3

Ran ti 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 5 3 3 5 2 4 3 3 3 3 3

3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 5 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3

Suharsono 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Susilawati 2 3 3 2 2 4 3 2 4 4 2 3 4 4 2 4 2 2 3 3 4 2 4

Dimas 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3

Hasan 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

Rahmat 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3

Alwi 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3

Caca 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3

Ade ridwan 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4

Tuti 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 5 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4

Ramber 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3

Citra 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2

Wawan 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 2 3

Dedi 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3


(5)

Triwulandari 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

Naimatu 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3

Surti 3 4 3 2 4 3 2 2 2 2 2 5 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2

Musfirotun 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

Ahmad m 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 1 5 4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4

Deni

iskandar 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4

Tito purwanto 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 3 5 5 5 4 3 5 4

Carli

sumantri 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2

Sari caesaria 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4

Budiman 3 4 3 4 3 3 3 2 2 1 2 4 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3

Yelly 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 5 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3

Arief 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3

Laela 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 5 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3

Ferdiyansyah 3 4 4 2 2 5 3 3 3 4 1 5 5 3 2 4 1 3 3 4 3 2 3

Indah 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3

Annisa 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 4

Pipih 1 3 3 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3

Achy 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3

Ririe 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3

Rahadian 2 3 3 2 4 1 3 2 2 3 1 5 3 3 1 2 1 3 3 3 2 3 3

Ardhana 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 1 5 3 4 2 4 1 2 2 3 2 2 3

Andres 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4

Aan 4 4 4 3 2 4 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3

Jajang 3 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3

Lugman 4 5 5 5 3 3 3 3 3 4 3 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4

Irfan 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3

250 288 281 232 233 249 241 228 235 231 175 335 272 264 197 262 211 220 247 233 233 230 248 3.125 3.6 3.5125 2.9 2.9125 3.1125 3.0125 2.85 2.9375 2.8875 2.1875 4.1875 3.4 3.3 2.4625 3.275 2.6375 2.75 3.0875 2.9125 2.9125 2.875 3.1


(6)