IMPLIKASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN

156 pembangunan daerah yang akan datang, atau dalam perubahan APBD PAPBD.

1.3 IMPLIKASI GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Paradigma Good Governance membuka ruang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan. Untuk itu perlunya perencanaan partisipatif untuk membuat perencanaan betul-betul relevan dan legitimate di mata rakyat, serta mengurangi resiko benturan antara pemerintah dan rakyat. Sehingga perencanaan tidak perlu dijadikan medan tempur, melainkan harus di perlakukan sebagai arena mempertemukan antara visi-misi besar pemerintah dengan aspirasi dan prakarsa masyarakat. Perencanaan bukan lagi sebagai sebuah keputusan politik dari pihak yang memerintah untuk diterapkan kepada yang diperintah, melainkan sebagai arena bersama untuk membangun kemitraan antara pemerintah dan masyarakat. Perencanaan pembangunan yang bermakna tentu harus menggabungkan antara kebijakan pemerintah dan parakarsa masyarakat itu. Menurut Abe 2005:77 partisipasi merupakan jembatan antara kebijakan pemerintah dan kepentingan masyarakat, sehingga perencanaan daerah harus dilakukan dengan model dari bawah bottom-up planning atau sering disebut dengan perencanaan pembangunan partisipatif. Bagaimanapun, perencanaan partisipatif yang melibatkan rakyat itu akan mempunyai tiga dampak penting: 1 terhindar dari peluang terjadinya manipulasi; 2 memberi nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, dan 3 meningkatkan kesadaran dan keterampilan politik rakyat. Dengan demikian partisipasi masyarakat di harapkan dapat menghasilkan perencanaan pembangunan yang efektif, dimana suatu perencanaan yang efektif dalam dimensi ini adalah, perencanaan yang mampu Universitas Sumatera Utara 157 secara tepat menetapkan pilihan, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Maka, perencanaan pembangunan harus mengacu pada beberapa variabel kebijakan terkait meliputi: kebutuhan rakyat melalui analisis kebutuhan, kapasitas pemerintahan daerah, kondisi sosial konteks sosial dan eksternalitas dampak kebijakan. Berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh tentang variabel penelitian “Efektivitas Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2007 dan dihubungkan dengan indikator-indikator efektivitas perencanaan pembangunan, maka Penulis menginterpretasikan, bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Binjai dinilai sudah Efektif. Dengan rasionalisasi, bahwa prioritas pembangunan Kota Binjai dan arah kebijakan pembangunan Kota Binjai yang termuat dalam RKPD tahun 2007 sudah diarahkan untuk kepentingan masyarakat, yang memuat kebutuhan dasar warga dibidang kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, infra struktur dan penanggulangan kemiskinan, dimana kebutuhan rakyat ini diperoleh dari hasil analisis kebutuhan dan dalam dokumen RKPD tidak diperbolehkandiperkenankan memasukkan programkegiatan baru yang tidak melalui proses musrenbang. Dokumen RKPD Tahun 2007 yang dinilai sudah sesuai dengan preferensi masyarakat adalah konsekuensi logis dari adanya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebutuhan mereka yang forumnya adalah musrenbang dan transparansi Bappeda Kota Binjai dalam mensosialisasikan jadwal pelaksanaan musrenbang. Universitas Sumatera Utara 158 BAB VI PENUTUP

6.1 KESIMPULAN