Luas Lahan Tenaga Kerja

pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi,bimbingan teknis, sanpai dengan pemasaran hasil produksinya.Wijayanto Hadipuro, 1998:62

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Karet

Pengertian produksi karet adalah usaha perkebunan atau pertaniana dalam memproduksi karet, dari pembibitan sampai masa panen yang diinginkan. Sedangkan pengertian karet itu sendiri adalah getah yang diambil dari pohon karet yang berproduksi. Masa pemeliharaan setiap tanaman karet berbeda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor misalnya kesuburan tanah dan bibit yang dipilih ada bibit yang bagus. Pelaksanaan pengambilan getah karet biasanya ditentukan oleh keadaan tanaman dan masa tanaman tersebut ditanam.

1. Luas Lahan

Faktor produksi lahan mempunyai peran yang sangat penting karena selain sebagai media pertumbuhan karet, lahan harus pula berfungsi sebagai sumber makanan alam karet. Tanah yang baik untuk lahan penanaman pohon karet adalah tanah yang subur atau tanah yang disuburkan, gembur, dan agak asam. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan ataupun daerah daratan. Luas lahan yang digunakan sebagai ukuran dalam pemberian pupuk, selain itu luas lahan tersebut juga berpengaruh terhadap hasil karet. Jadi yang dimaksud dengan luas lahan adalah luas lahan tanah atau luas daerah yang produktif untuk penanaman. Luas lahan dapat diukur dengan satuan m 2 atau Ha. 30

2. Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi dan jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari kesediaannya tetapi juga kualitas dan jenis pekerjaan yang dikuasai. Selain itu tenaga kerja harus diperhatikan hak-haknya dalam hal tunjangan kesehatan, yaitu perusahaan menanggung biaya pengobatan karyawan selama karyawan bekerja, mendapat ASKES atau ASTEK, pemberian bonus, pemberian tunjangan hari raya dan libur cuti, juga perusahaan menanggung biaya kecelakaan apabila karyawan mengalami kecelakaan pada saat bekerja. Untuk proses produksi perlu disesuaikan tenaga kerja yang memadai, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlah optimal tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain, seperti mengurus rumah tangga dan bersekolah, walau tidak bekerja namun mereka dianggap secara fisik mampu sewaktu-waktu ikut bekerja. Selain tenaga manusia, juga ada tenaga mesin dalam proses produksi. Produktivitas faktor produksi tenaga kerja dapat ditunjukkan oleh perbandingan antara tambahan kuantitas produksi dan tambahan faktor produksi tenaga kerja, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : P TK = Q TK Dimana : P TK = Produktivitas tenaga kerja Q = Tambahan produksi 31 TK = Tambahan tenaga kerja Dalam ukuran ekoomis tenaga kerja dan modal akan mendorong kenaikan output Sudarsono, 1982 : 103-105. Gambar 2.2 Hubungan Faktor Produksi Tenaga Kerja dengan Output Dimana : TK = Tenaga kerja Q 1 ,Q 2 = Produksi m = Modal Sumbu vertikal tenaga kerja menunjukkan penggunaan faktor produksi tenaga kerja, sumbu horizontal menunjukkan penggunaan faktor produksi. Kombnasi tenaga kerja dan modal atau keduanya dapat dilihat dari OTK untuk tenaga kerja atau Om untuk modal. Dalam penelitian ini faktor produksi tenaga kerja dilihat berdasarkan pengeluaran total produsen yang berupa upah dan gaji dalam satuan rupiah. Q1 Q2 m m1 m2 TK2 TK1 TK 32

3. Modal