Pengertian Usaha Tani Kemitraan Usaha

B. Pengertian Usaha Tani

Pengertian usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang diperlukan untuk memproduksi pertanian seperti tanah, air, teknologi, pengolahan tanah, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Ushaa tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan pemakaian faktor-faktor produksi yang terdapat dalam keadaan terbatas, faktor tersebut seperti tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi secara efisien, sehingga dapat diperoleh pendapatan maupun keuntungan yang optimal dari usaha tani yang dikelola secara kontinyu. Produksi dalam Usaha Tani Sesuai dengan pengertian tersebut maka kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi yang disebut fungsi produksi. Q = f X 1 , X 2 , X 3 …X n Keterangan : Q = Tingkat produksi output X 1 , X 2 , X 3 = Berbagai input yang digunakan Produksi pertanian tidak terlepas dari ketidakpastian uncertainly, karena proses produksi dalam pertanian memerlukan jangka waktu tertentu. Pada jangka pendek, ada beberapa input yang tidak dapat diubah dengan cepat, tetapi dalam jangka panjang semua input dapat diubah, sehingga seorang petani yang ingin meningkatkan produksinya dapat merubah input yang dipakainya. 28

C. Kemitraan Usaha

Porter 1990 melihat bahwa kerja sama antar perusahaan makin menjadi perhatian dewasa ini. Ada beberapa kerja sama yang menguntungkan bagi pengembangaan daya saing dan ada yang tidak. Kerjasama yang merugikan terjadi bila ada kerja sama antar pesaing-pesaing besar yang cenderung akan mengurangi tingkat persaingan antar perusahaan. Pada perinsipnya kerja sama yang baik antar perusahaan adalah kerja sama yang tidak menghilangkan persaingan dalam hal pengembangan produk,penentuan harga dan aspek- aspek lain dari strategi perusahaan. Porter berpendapat bahwa kerja sama vertikal antar pembeli dan pemasok sangat penting bagi pengembangan daya saing nasional, asalkan kerja sama tersebut tidak dalam usaha untuk menguasai usaha lain. Kerja sama vertikal merupakan bagian integral dari proses inovasi. Pemerintah Indonesia juga berusaha mengembangkan kerja sama vertikal seperti tersebut di atas melalui berbagai kebijakan industri kemitraan usaha dengan berbagai motivasi seperti pengembangan ekonomi rakyat, pembinaan indrustri kecil dan koperasi, difusi teknologi dari industri besar ke industri kecil, dan lain-lain. Seperti yang telah diuraikan di bab I bahwa P.T J.A WATTIE mengadakan kemitraan dengan petani karet di kecamatan Dayeuhluhur dan di Desa Pegadingan yang menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil pada babVII tentang kemitraan, khususnya pasal 27 dan penjelasannya, kemitraan tersebut berpola inti-plasma. Pola inti-plasma adalah hubungan kemitraan antar usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar, yang di dalamnya usaha menangah dan usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma.Perusahan inti melaksanakan 29 pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi,bimbingan teknis, sanpai dengan pemasaran hasil produksinya.Wijayanto Hadipuro, 1998:62

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Karet