kualitas jasa, Pelanggan akan puas kalau Harga, Untuk pelanggan yang sensitif bi- Service Quality, sangat tergantung pada tiga Emotional factor yaitu rasa bangga, rasa kemudahan untuk mendapat jasa terse- but, pelanggan akan semakin

174 Jurnal Visioner Strategis Faisal Matriadi kepuasan Pelanggan Menurut Kotler dan Amstrong 2003 kepuasan adalah tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kepuasan pelanggan sesudah pembelian tergantung penawaran yang dibandingkan dengan harapannya”. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kalau kinerja lebih kecil dari harapan, pelanggan akan kecewa. Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya terpenuhi atau terlampaui Gefen, 2002. Pelanggan yang puas akan mengulangi pembelian, membeli lebih banyak dan membeli lebih sering sepanjang waktu. Kotler dan Amstrong 2003 menyatakan bahwa “Kepuasan adalah tingkat perasasan seseorang setelah membandingkan kinerja produk atau hasil yang ia rasakan dengan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan perceived performance dan harapan expectations. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan akan tidak puas. elemen-elemen kepuasan Pelanggan Menurut Irawan 2003 “Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui”. Ada 5 lima penggerak utama kepuasan pelanggan, yaitu:

a. kualitas jasa, Pelanggan akan puas kalau

setelah menggunakan jasa tersebut, ternyata kualitasnya baik.

b. Harga, Untuk pelanggan yang sensitif bi-

asanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena akan mendapatkan value for money yang tinggi.

c. Service Quality, sangat tergantung pada tiga

hal, yaitu: system, teknologi dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi saki- tar 70, oleh karena itu kepuasan terhadap kualitas pelayanan sulit ditiru.

d. Emotional factor yaitu rasa bangga, rasa

percaya diri, simbol sukses, bagian dari ke- lompok orang penting, merupakan contoh emotional value yang mendasari kepuasan pelanggan.

e. kemudahan untuk mendapat jasa terse- but, pelanggan akan semakin puas apabila

relative mudah, nyaman dan eisien dalam mendapat pelayanan. Menurut Kotler dan Amstrong 2003, bahwa “membuat pelanggan tetap bertahan mungkin merupakan ukuran terbaik untuk kualitas dan kemampuan perusahaan jasa untuk mempertahankan pelanggannya tergantung pada seberapa konsisten perusahaan menyampaikan nilai kepada pelanggan”. Menurut Wellington 1998, terdapat 6 enam faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Elemen produk, terdiri dari faktor: ketersedi- aan, mutu, perwujudan, citra, nilai, tukar den- gan uang dan pemenuhan harapan. 2. Elemen penjualan, terdiri dari faktor: pema- saran dan penataan barang dagangan, komu- nikasi verbal, lingkungan pembelian, staf, dokumentasi dan variabel pembelian. 3. Elemen purna jual, terdiri dari faktor: mem- pertahankan perhatian yang tinggi dan penanganan keluhan. 4. Elemen lokasi, terdiri dari faktor: lokasi, ak- ses, keamanan dan kenyamanan, menyedia- kan kebutuhan khusus pelanggan. 5. Elemen waktu, terdiri dari faktor: jam kerja, kecocokan dan ketersediaan produk, kecepa- tan transaksi. 6. Elemen budaya, terdiri dari faktor: etiket, tingkah laku, hubungan internal, hubungan eksternal dan mutu pengalaman pembeli. Dalam rangka mempertahankan pelanggan, Mowen dan Minor 2002, memberikan 7 tujuh langkah menuju sistem layanan pelanggan yang sukses, yaitu : a. Komitmen manajemen total. b. Kenalilah pelanggan anda. c. Kembangkan standar kinerja layanan yang berkualitas. d. Pekerjakan, latih dan berilah penghargaan ke- pada staf yang baik. e. Penghargaan atas penyelesaian layanan. Volume 1, Nomor 2, September 2012 175 Pengaruh Atribut Produk dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe f. Tetaplah dekat ke pelanggan anda. g. Bekerjalah menuju perbaikan yang ber- kesinambungan. Mengukur kepuasan Pelanggan Pemasar sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan jika mungkin untuk selamanya. Usaha ini akan mendatangkan sukses besar dalam jangka panjang. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk melakukan switching berpindah merek, menjadi strong word of mouth Mowen dan Minor, 2002. Tjiptono 2006, menyatakan bahwa terdapat kesamaan paling tidak dalam 6 enam konsep ini mengenai objek pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan Overall Satisfaction Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesiik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses pengukurannya, yaitu : a mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan bersangkutan, dan b menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan terhadap produk atau jasa para pesaing. 2. Dimensi Kepuasan Pelanggan Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam komponen-komponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah, yaitu: a mengidentiikasikan dimensi- dimensi kunci kepuasan pelanggan, b meminta pelanggan menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesiik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan pelanggan, c meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan item- item spesiik yang sama, dan d meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan secara keseluruhan. 3. Konirmasi Harapan Conirmation of Expec- tations Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan berdasarkan kesesuaianketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting. 4. Minat Pembelian Ulang Repurchase Intent Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan akan menggunakan jasa perusahaan lagi. 5. Kesediaan Untuk Merekomendasi Willing- ness to Recommend Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya terjadi satu kali pembelian seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi jiwa, tur keliling dunia, dan sebagainya, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindaklajuti. 6. Ketidakpuasan Pelanggan Customer Dissat- isfaction Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan pelanggan, meliputi : a complain, b retur atau pengembalian produk, c biaya garansi, d product recall penarikan kembali produk dari pasar , e gethok tular negatif, dan f defections konsumen yang beralih ke pesaing. Loyalitas pelanggan dalam tahap afektif menyatakan bahwa antecedent dari loyalitas adalah kepuasan. Namun masih ada pertentangan mengenai hal ini. Rowley Dawes 1997 seperti yang dijelaskan oleh Sunarto 2004 menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan dengan loyalitas tidak jelas. Buktinya Strauss Neugaus 1997 seperti yang dijelaskan oleh Sunarto 2004 menemukan bahwa sejumlah pelanggan yang mengekspresikan kepuasan masih berpindah merek. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti lagi mengenai variabel ini dalam hubungannya dengan loyalitas pelanggan. Demikian halnya dengan kaitan perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan dengan loyalitas pelanggan. Dikenal pula dengan switching cost yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan jika berpindah ke operator lain. Penelitian yang dilakukan oleh Grifin 1995 menunjukkan adanya kepastian bahwa pembelian 176 Jurnal Visioner Strategis Faisal Matriadi berulang yang merupakan perilaku setia loyalty behaviour akan meningkatkan retensi pelanggan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Feinberg 1992 serta Van Trijp, Hoyer dan Inman 1996, dimana pembelian berulang terhadap suatu jenis produk akan menimbulkan kebosanan yang pada akhirnya mendorong perilaku mencari variasi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perpindahan merek. Lebih lanjut Grifin 1995 menyatakan bahwa keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain : 1. Mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik konsumen baru lebih mahal. 2. Mengurangi biaya transaksi seperti biaya negoisasi kontrak, pemrosesan pesanan, dan lain-lain. 3. Mengurangi biaya turn over konsumen ka- rena penggantian konsumen yang lebih sedi- kit. 4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan. 5. World of mounth yang lebih positif dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. tingkat Loyalitas Pelanggan Grifin 1995 menyatakan bahwa tahap- tahap pelayan yang loyal adalah : 1. Suspects meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspects karena yakin bahwa mereka akan membeli tapi be- lum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan. 2. Prospects adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu, dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospects ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah menge- tahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut padanya. 3. Disqualiied Prospects adalah prospects yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu. Tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli ba- rang atau jasa tersebut. 4. First time costomers adalah konsumen yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka ma- sih menjadi konsumen yang baru dari barang atau jasa pesaing. 5. Repeat costumer adalah konsumen yang telah melakukan pembelian suatu produk seban- yak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula. 6. Clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka butuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan je- nis konsumen ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpenga- ruh oleh tarikan persaingan produk lain. 7. Advocate membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan yang ia butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Sebagai tambahan, mereka mendorong teman-teman mereka yang lain agar membeli barang atau jasa tersebut. Ia membicarakan tentang ba- rang atau jasa tersebut dan membawa konsu- men untuk perusahaan tersebut. Diek dan Basu dalam Tjiptono 2005 telah mengkombinasikan komponen-komponen sikap perilaku pembelian ulang, sehingga diperoleh 4 empat situasi kemungkinan loyalitas pelanggan, yaitu : 1 no loyalty, 2 spurious loyalty, 3 latent loyalty , dan 4 loyalty. Loyalitas pelanggan berdasarkan sikap dan pembelian ulang dijelaskan sebagai berikut: 1. No Loyalty Bila sikap dan perilaku ualng pelanggan sama-sama lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama, sikap yang lemah bias terjadi bila suatu produk jasa baru diperkenalkan danatau pemasarnya tidak mamapu mengkomunikasikan keunggulan produknya. Tantangan bagi pemasar tersebut adalah meningkatkan kesadaran awareness dan preferensi konsumen melalui berbagai strategi Volume 1, Nomor 2, September 2012 177 Pengaruh Atribut Produk dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe bauran promosi. Penyebab kedua berkaitan dengan dinamika pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan serupasama. Konsekuensinya, pemasar mungkin sangat sukar membentuk sikap yang positifkuat terhadap produk atau perusahaannya, namun pemasar bisa mencoba menciptakan spurious loyalty melalui pilihan lokasi yang strategis, promosi yang agresif, meningkatkan self space untuk mereknya, dan lain-lain. 2. Spurious Loyalty Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau captive loyalty . Situasi semacam ini dipengaruhi oleh faktor non sikap terhadap perilaku, misalnya norma subjektif dan faktor situasional. Situasi ini dikatakan pula inertia, dimana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam kategori produk dengan tingkat keterlibatan rendah, sehingga pembelian ulang dilakukan atas dasar pertimbangan situasional, seperti familiarity karena penempatan produk yang strategis pada rak pajangan, lokasi outlet jasa dipusat perbelanjaan atau persimpangan jalan yang ramai atau faktor diskon. Dalam konteks produk industrial, pengaruh sosial juga bisa menimbulkan spurious loyalty. 3. Latent Loyalty Situasi latent loyalty tercermin bila sikap yang kuat disertai dengan pola pembelian ulang yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar para pemasar ini disebabkan pengaruh faktor- faktor non sikap yang sama kuat atau bahkan cenderung lebih kuat daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang. 4. Loyalty Situasi ini merupakan ideal yang paling diharapkan para pemasar, di mana konsumen bersikap positif terhadap produkjasa atau penyedia produkjasa bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut word of mouth yang menguntungkan perusahaan Tjiptono, 2005. Kepuasan pelanggan ini memberikan modal dasar bagi perusahaan dalam membentuk loyalitas pelanggan, dimana pelanggan yang loyal adalah merupakan aset yang paling berharga bagi perusahaan dalam meningkatkan proitabilitas perusahaan McDougall dan Levesque, 2000. Muhmin dalam Manurung 2009, membuktikan bahwa variabel harga memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Ini dimaksudkan bahwa tidak selamanya harg yang rendah memberikan kepuasan, karena ini harga menyangkut dengan gaya hidup style, bahwa sebahagian orang tidak menyukai harga yang murah karena dianggap semua dapat memiliki barang tersebut. Produk berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan pelanggan akan semakin tinggi. Bila kepuasan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Kotler dan Amstrong, 2003. Kepuasan pelanggan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Kotler, 2000. Pelanggan setelah menerima pelayanan, mereka akan membandingkan antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang mereka terima. Jika pelayanan yang diterima lebih baik dari diharapkan, maka konsumen akan puas dan kepercayaan konsumen terhadap penyedia produk tersebut akan meningkat, atau sebaliknya. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen mempunyai konsekuensi perilaku berupa komplain dan loyalitas konsumen, sehingga apabila organisasi atau perusahaan dapat memperhatikan segala hal yang dapat membentuk kepuasan konsumen, maka kepuasan yang dirasakan oleh konsumen secara keseluruhan akan terbentuk. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dapat meningkatkan intensitas membeli dari konsumen tersebut Assael, 2004. Dengan adanya kepuasan konsumen yang optimal maka mendorong terciptanya loyalitas bagi 178 Jurnal Visioner Strategis Faisal Matriadi konsumen. Ini membuktikan bahwa kepuasan mempunyai hubungan positif dengan loyalitas, meskipun terkadang peningkatan kepuasan tidak selalu menghasilkan peningkatan loyalitas Assael, 2004. Kepuasan konsumen dan loyalitas memiliki hubungan yang tidak dapat terpisahkan Oliver, 1997. Bloemer dan Ruyter 1997 menjelaskan bahwa kepuasan seringkali dipandang sebagai dasar munculnya loyalitas. Hal senada diungkapkan Jones dan Sasser 1994 bahwa loyalitas konsumen dan kepuasan konsumen memiliki hubungan yang positif. Kepuasan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas konsumen, begitu pula sebaliknya semakin rendah kepuasan maka loyalitas konsumen juga semakin rendah. Loyalitas konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen terhadap suatu jasaproduk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha Olson, 1993. Selness 1993, ditemukan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Mcllroy dan Barnett 2000, konsep penting yang harus dipertimbangkan ketika membangun program loyalitas adalah kepuasan konsumen. Kepuasan diukur dari sebaik apa harapan konsumen dipenuhi. Sedangkan loyalitas konsumen adalah ukuran semau apa konsumen melakukan pembelian lagi. Seseorang konsumen dikatakan loyal apabila konsumen tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan konsumen membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu Grifin, 1995. Berdasarkan konsep-konsep yang dijelaskan di atas, maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut: Fauzan dan Gunarsih, 2008, “Pengaruh Atribut Produk dan Minat Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1921. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel atribut produk berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Marhayanie dan Sihite 2008 Pengaruh Atribut Produk terhadap Sikap Konsumen pada Green Product Cosmetics Studi Kasus pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan. Uji Signiikan Simultan Uji F membuktikan bahwa atribut produk yang terdiri dari variabel merek, kualitas, desain, label dan kemasan secara bersama-sama berpengaruh signiikan terhadap sikap konsumen. Wijayanti 2010, hasil penelitiannya diperoleh parameter estimasi untuk pengujian pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan menunjukkan nilai Standardized Estimate sebesar 0.545 dan nilai CR sebesar 4.930 dengan probabilitas sebesar 0.000. Oleh karena nilai probabilitas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. MetoDe PeneLitiAn Penelitian ini dilaksanakan pada konsumen yang menggunakan Telkomlexi Kota Lhokseu- mawe. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu suatu metode penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah Nazir, 1999 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat pengguna Telkom Flexi yang ada di Kota Lhokseumawe. Jumlah populasi tidak gambar 1. kerangka konseptual Harga Harga Loyalitas Konsumen Loyalitas Konsumen Kepuasan Konsumen Kepuasan Konsumen Jaminan Jaminan Kualitas Kualitas Volume 1, Nomor 2, September 2012 179 Pengaruh Atribut Produk dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe diketahui sehingga digunakan rumus unknown populasion untuk menentukan jumlah sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling yaitu pemilihan sampel non probabilitas atas dasar kebetulan responden yang memakai produk yang sama pada saat penelitian berlangsung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner, dilakukan dengan menyebar daftar pertanyaan kepada konsumen pengguna telkomlexi yang terpilih sebagai sampel. Model analisis data yang digunakan adalah model regresi linier berganda dan model regresi linear sederhana. Analisis regresi linear berganda dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui, apakah variabel atribut produk yang terdiri dari harga, jaminan, dan faktor kualitas merupakan variabel bebas yang mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen pengguna Telkomlexi sebagai varibel terikat. Model analisis dalam penelitian dirumuskan Koutsoyiannis, 1981 sebagai berikut: Y i = β o + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Dimana: Y = Kepuasan konsumen X 1 = Harga X 2 = Jaminan X 3 = kualitas β = Intersep atau Konstanta e = Variabel yang tidak terungkap error term β 1 , β 2 , β 3 adalah koeisien regresi Model regresi linier sederhana, yaitu: Y i = β o + βX + e Dimana: Y = Loyalitas konsumen X = Kepuasan konsumen β = Intersep atau Konstanta e = Variabel yang tidak terungkap error term β = koeisien regresi HASiL PeneLitiAn Untuk menguji pengaruh variabel atribut produk yang terdiri dari harga, jaminan dan kualitas terhadap kepuasan konsumen secara simultan serempak dapat dihasilkan perhitungan dalam model summary, khususnya angka R squares yang ditunjukkan Tabel 1. Koeisien determinasi R 2 yang diperoleh dari pengaruh atribut produk yaitu berupa harga X 1 , jaminan X 2 , dan kualitas X 3 , dianggap tetap maka diperkirakan kepuasan konsumen Y adalah sebesar 0,740. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh atribut produk berupa harga X 1 , jaminan X 2 , dan kualitas X 3 , dianggap tetap maka diperkirakan loyalitas konsumen Y adalah sebesar 74. Artinya atribut produk dan kepuasan konsumen memberikan sumbangan efektif sebesar 74 dalam membentuk loyalitas konsumen, sedangkan sisanya 26 1 – 0,74 = 0,26 atau 26 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini di luar model ini. Berdasarkan perhitungan signiikansi sebesar 0,000 0,05 ini menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara atribut produk yang terdiri dari harga, jaminan dan kualitas terhadap kepuasan konsumen. tabel 1 Nilai Koeisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Squares Adjusted R Squares Std. Error of the Estimate 1 .740 .548 .536 104.833 a. Predictors: Constant, Harga, Jaminan, Kualitas b. Dependent Variabel : Kepuasan Konsumen Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah 180 Jurnal Visioner Strategis Faisal Matriadi tabel 2 Hasil uji Simultan Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 150,737 3 50,246 45,719 0,000 Residual 124,187 113 1,099 Total 274,293 116 a. Predictors: Constant, Harga X 1 , Jaminan X 2 dan Kualitas X 3 b. Dependent Variable: Kepuasan konsumen Y Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah tabel 3 Hasil uji Parsial Model Unstandardized Coeficients Standardized Coeficients t Sig B Std. Error Beta 1 Constant 3,978 1,305 3,048 0,003 Harga X 1 0,188 0,053 0,237 3,534 0,001 Jaminan X 2 0,348 0,059 0,446 5,894 0,000 Kualitas X 3 0,274 0,074 0,271 3,694 0,000 a. Dependent Variable: Kepuasan konsumen Y Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah tabel 4 Nilai Koeisien Korelasi R Model Summary b Model R R Squares Adjusted R Squares Std. Error of the Estimate 1 .746 .557 .553 1.25458 a. Predictors: Constant, Kepuasan Konsumen b. Dependent Variabel : Loyalitas Konsumen Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah tabel 5 Hasil uji Parsial Model Unstandardized Coeficients Standardized Coeficients B Std. Error Beta 1 Constant 0,901 1,369 Kepuasan X 0,910 0,076 0,746 a. Dependent Variable: Kepuasan konsumen Y Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Volume 1, Nomor 2, September 2012 181 Pengaruh Atribut Produk dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe Dari data tersebut menunukkan bahwa, Atribut produk Harga, Jaminan dan Kualitas secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan penguna Telkomlexi di Kota Lhokseumawe. Kesimpulannya ialah atribut produk yang terdiri dari harga, jaminan dan kualitas secara simultan mempengaruhi kepuasan pengguna Telkomlexi di kota Lhokseumawe. Besarnya pengaruh adalah 54,8. Besarnya pengaruh variabel lain di luar model tersebut dihitung dengan rumus 1 – R 2 atau 1 – 0,548 =0,452 atau 45,2. Pengaruh Atribut Produk terhadap kepuasan konsumen Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 3,978 + 0,188X 1 + 0,348X 2 + 0,274X 3 + e Nilai koeisien regresi harga X 1 sebesar 0,188, dengan tanda positif artinya konsumen sudah merasa puas dengan harga X 1 yang ditawarkan perusahaan sekarang. Jadi kondisi harga yang sekarang mampu memberikan kontribusi positif terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,188. Begitu juga halnya dengan nilai koeisien regresi jaminan X 2 , dan kualitas X 3 , bertanda positif ini menunjukkan bahwa setiap variabel independen X 2 , dan X 3 meningkat, maka kepuasan konsumen juga akan meningkat. Hubungan antara Harga dengan kepuasan konsumen Jika dilihat dari koeisien harga yang bertanda positif ini berarti terdapat hubungan linier antara harga dengan kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen yaitu 0,188 atau 18,8. Sementara nilai signiikan sebesar 0.001 menunjukkan bahwa pengaruhnya signiikan yaitu 0.05. Hubungan antara jaminan dengan kepuasan konsumen Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 5,894. Nilai t tabel sebesar 1,69. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 5,894, sehingga Ho ditolak dan menerima H 1 . Artinya ada hubungan linier antara jaminan dengan kepuasan konsumen. Besarnta pengaruh jaminan terhadap kepuasan konsumen yaitu 0,348 atau 34,8. Hubungan antara kualitas dengan kepuasan konsumen Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 3,694. Nilai t tabel sebesar 1,69. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung sebesar 3,694, sehingga Ho ditolak dan menerima H 1 . Artinya ada hubungan linier antara kualitas dengan kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh jaminan terhadap kepuasan konsumen yaitu 0,274 atau 27,4. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa variabel dari atribut produk yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap kepuasan konsumen adalah jaminan karena mempunyai nilai koeisien regresi sebesar 0,348. Sedangkan pengaruh terbesar kedua adalah kualitas sebesar 0,274 dan kemudian harga sebesar 0,188. Hasil regresi Linier Sederhana Untuk menguji pengaruh variabel kepuasan terhadap loyalitas konsumen dapat dihasilkan perhitungan dalam model summary, khususnya angka R squares yang ditunjukkan Tabel 4. Dari hasil regresi yang terlihat pada Tabel 4, koeisien korelasi R yang diperoleh dari pengaruh kepuasan konsumen dianggap tetap maka diperkirakan loyalitas konsumen Y adalah sebesar 0,746. Artinya kepuasan memberikan sumbangan efektif sebesar 74,6 dalam membentuk loyalitas konsumen, sedangkan sisanya 0,254 1 – 0,746 = 0,254 atau 25,4 dipengaruhi oleh faktor lain seperti kualitas produk tersebut, pelayanan pasca jual yang tidak diteliti dalam penelitian ini di luar model ini. Berdasarkan perhitungan signiikansi sebesar 0,000 0,05 ini menunjukkan bahwa menerima Ha dan menolak Ho, artinya ada hubungan linier antara kepuasan terhadap loyalitas konsumen. Berikut ini akan dijelaskan hasil pengolahan data mengenai pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pengguna Telkomlexi yang diperoleh dengan melihat arah dan besaran nilai 182 Jurnal Visioner Strategis Faisal Matriadi koeisien pasa masing-masing variabel penelitian. Untuk lebih lengkapnya disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 maka diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = 0,901 + 0,910 X + e Persamaan regresi di atas diperoleh nilai koeisien kepuasan konsumen X berslope positif. Slope positif ini dapat diinterpretasikan bahwa jika setiap kenaikan nilai kepuasan konsumen X, maka loyalitas konsumen Y juga akan mengalami peningkatan, dengan asumsi veriabel yang lain konstan. Nilai adjusted R sebesar 0,746. Ini bermakna bahwa loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian ini kepuasan konsumen adalah sebesar 74,6, sisanya 25,4 dijelaskan oleh faktor eksternal lain diluar variabel independen yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh angka t hitung sebesar 12,023 dengan P.value sig. sebesar 0.000, sehingga Ho ditolak dan menerima H 1 . Artinya ada hubungan linier antara kepuasan dengan loyalitas konsumen secara statistik signiikan pada 5. Besarnya pengaruh kepuasan terhadap loyalitas konsumen yaitu 0,910 atau 91. keSiMPuLAn Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalahsebagai berikut: 1. Variabel atribut produk yang terdiri dari har- ga, jaminan dan kualitas berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna Telkomlexi. Ini memberikan arti bahwa atribut produk dapat memberikan kontribusi positif terhadap kepuasan konsumen pada PT. Telkom Cabang Lhokseumawe. 2. Variabel atribut atribut produk berpengaruh positif dan signiikan terhadap kepuasan peng- guna kartu Telkomlexi di Lhokseumawe. Variabel kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signiikan terhadap peningkatan loyalitas konsumen Telkomlexi di Lhokseu- mawe. SArAn Dari kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Hendaknya perusahaan menciptakan kepua- san bagi konsumen dengan memberikan har- ga yang kompetitif, jaminan layanan pasca- jual yang baik, kualitas jasa yang bagus. Jika semua ini dapat diberikan perusahaan kepada konsumen, dapat dipastikan bahwa konsumen akan loyal terhadap produk tersebut. 2. Perusahaan hendaknya dapat meningkatkan nilai tambah yang terkandung pada atribut produk, seperti kelengkapan itur produk yai- tu menambah memory kartu, dapat diakses langsung ke internet tanpa harus mendaftar terlebih dahulu, dan rendahnya biaya telepon ke operator yang lain GSM dan CDMA, layanan telepon bebas pulsa untuk digunakan konsumen jika mempunyai masalah atau per- tanyaan. Volume 1, Nomor 2, September 2012 183 Pengaruh Atribut Produk dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe reFerenSi Asakdiyah, S. 2005. Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pembentukan Intensi Pembelian Konsumen Matahari Group Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Bloemer, dan Ruyter. 1997. Investigating Drivers of Bank Loyalty : The Complex Relationship Between Image, Service Quality and Satisfaction, Vol.16, No.7, Page 280. International Journal of Bank Marketing. Fauzan, M. Noor dan Gunarsih, Tri. 2010. Pengaruh Atribut Produk Dan Minat Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Studi Kasus pada Produk AJB Bumiputera 1912 . Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Gefen, David. 2020. Customer Loyalty in E-Commerce, Volume 3, Number 2, pp. 178-190. Journal of the Association for Information Systems. Grifin, Hill. 1995. Customer Loyalty, How to Earn it How to Keep it. Loxington. Books An Imprint of The Free Press. Irawan, Handy. 2003. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta. PT Elex Media Computindo. Jones, Thomas, and W. Earl Sasser, Jr. 1994. Marketing, Second edition. United States of America : Mc. Grow Hill Inc. Kotler, Philip, dan Gary, Armstrong. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa: Alexander Sindoro, Jakarta. Indeks. Kotler, Philip, dan Kevin, Lang Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Alih Bahasa: Hendra Teguh, Prenhallindo. Jakarta . Indeks. Kotler, Philip. 2000 Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Koutsoyiannis, A. 1981. Theory Of Econometrics. Second edition, London. The Macmillan Press. McDaugall, Gordon H.G, Terrace J, Levesque. 2000. Customer Satisfaction With Services: Putting Perceived Value Into The Equation . Vol. 14 No. 5. Pp. 392-410. Journal Of Service Marketing. Manurung, Dinarti, 2009. Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek pada Pengguna Kartu Prabayar Simpati , Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Marhayanie dan Eka Laniasti, Sihite. 2008 . Pengaruh Atribut Produk terhadap Sikap Konsumen pada Green Product Cosmetics Studi Kasus pada Puri Ayu Martha Tilaar Sun Plaza Medan . Vol. 1 Nomor 1, Januari 2008 hal. 10-17. Jurnal Manajemen Bisnis. Mowen, C. Mowen, Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta. Alih Bahasa: Dwi Kartini Yahya, Erlangga. Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Oliver, RL, 1997. A Cognitive Model of The Antecedents and Consequences of Satisfaction Decisions. Vol. 17, No.4, page. 460-469. Journal of Marketing Research. Olson, Peter, 1993. Consumer Behavior and Marketing Strategy. Third Edition, Boston. Richard D. Irwan Inc. Ribhan, 2006. Faktor-faktor tang mempengaruhi Brand Swiching pada pengguna SIM Carddi Fakultas Ekonomi Lampung . vol 3 no. 1 hal 34 – 56. Jurnal Bisnis dan manajemen. 184 Jurnal Visioner Strategis Faisal Matriadi Selnes, Fred. 1993. An Examination the Effect of Product Performance on Brand Reputation Satistication anf Loyality. Vol. 27, No. 9, hal. 19 – 35. Europen of Journal Marketing. Sunarto, 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran, Yogyakarta . Edisi kedua. Amus. Tjiptono, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Yogyakarta. Penerbit Andi. Tjiptono, Fandy, dan Chandra, Gregorius. 2002. Service, Quality, Satisfaction. Yogyakarta. Penerbit Andi . Wellington, Patricia. 1998. Kaizen: Strategies for Customer Care Kepedulian Pada Pelanggan. Batam. Penerbit Interaksana. Wijayanti, Ari. 2010. Strategi Meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan Studi Kasus: Produk Kartu Seluler PraBayar Mentari-Indosat Wilayah Semarang . Tesis. Semarang. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Volume 1, Nomor 2, September 2012 185 Analisis Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin Terhadap Return On Equity pada Perbankan yang Go–Publik di BEI JURNAL VISIONER STRATEGIS Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864

p. 185-195