Volume 1, Nomor 2, September 2012
121
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
JURNAL VISIONER STRATEgIS
Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864
p. 121-134
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia
Achiruddin Siregar
Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammaddiyah,
Sumatera Utara
This study describes the effect of capital structure as indicated by Debt to Asset Ratio DAR and the Debt to Equity Ratio DER which is
an independent variable with the company’s operating activities which indicated with Net Proit Margin NPM as the dependent variable. This
study aimed to examine whether capital structure affect the company’s operating activities. The population in this study are all companies listed on
the Indonesia Stock Exchange. Techniques used in sampling is purposive sampling technique that is based on sampling criteria or considerations the
author based on the easiness in the process of data collection. The samples are 46 companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2006-
2008. Analysis tool used is multiple linear regression with the help of SPSS version 12 softwear. Results of analysis using t-test statistics with signiicant
α = 0.05 and using the sig of SPSS output obtained signiicant value of each independent variable DAR 0,000 and DER 0.773. This value indicates
that there are signiicant partially between DAR ratio against Net Proit Margin NPM, while the ratio of Debt to Equity Ratio DER has no effect
on Net Proit Margin NPM. Analysis of the test results with signiicant F α = 0.05 obtained signiicance of 0.000. This value indicates that there is a
simultaneous effect between capital structure to operating activities. While testing the determination showed that the ability of the independent variable
Debt to Asset Ratio DER and Debt to Equity Ratio DER in inluencing the dependent variable is Net Proit Margin NPM is equal to 0.153 or 15.3. A
percentage of 84.7 is inluenced by other variables outside of this study.
Keywords: Debt to asset ratio DAR, debt to equity ratio DER, net proit margin NPM.
122
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
LAtAr BeLAkAng
Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar
perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Dalam menghadapi kondisi
yang demikian, setiap perusahaan dituntut untuk
mampu membaca dan melihat situasi yang terjadi sehingga dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik seperti dalam bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia,
maupun keuangan agar perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang ada.
Kehadiran bursa efek sebagai lembaga penunjang pasar modal telah ikut berperan serta
dalam menunjang perkembangan perusahaan- perusahaan yang ada dalam satu negara. Melalui
bursa efek perusahaan dimungkinkan untuk
mencari alternatif penghimpunan dana selain melalui perbankan. Perusahaan yang akan
melakukan ekspansi dapat memperoleh dana
tidak hanya dalam bentuk kredit perbankan tetapi juga dalam bentuk equity modal sendiri. Melalui
bursa efek memungkinkan suatu perusahaan untuk menerbitkan sekuritas yang berupa saham.
Fenomena pengaruh struktur modal yang di proksikan dengan Debt to Asset Ratio DAR
dan Debt to Equity Ratio DER terhadap aktivitas operasi yang di proksikan dengan Net
Proit Margin NPM yang terjadi pada beberapa perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia dapat dilihat pada graik berikut : Graik pada Gambar 1 menunjukkan bahwa
pada tahun 2006-2007 persentase ketiga rasio mengalami peningkatan. Dimana rasio DAR rata-
rata meningkat sebesar 0,006, rasio DER rata- rata meningkat sebesar 0,212, serta rasio NPM
meningkat sebesar 2,725. Dan untuk tahun 2007- 2008 ketiga rasio mengalami penurunan. Dimana
rasio DAR rata-rata menurun sebesar 0,005, rasio DER rata-rata menurun 0,11, serta NPM rata-rata
menurun sebesar 0,538.
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan perusahaan. Dalam
mengelola keuangan, salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi dan mengembangkan
usahanya. Untuk pemenuhan kebutuhan dana ini perusahaan dapat memperoleh dari dalam
perusahaan modal sendiri atau dari luar perusahaan utang, selain dari usaha atau
pendapatan operasi perusahaan. Widodo 2001 menjelaskan bahwa struktur
modal perusahaan merupakan komposisi hutang dan ekuitas. Dana yang berasal dari hutang
mempunyai biaya modal dalam bentuk biaya bunga. Dana yang berasal dari ekuitas mempunyai
biaya modal berupa deviden. Perusahaan akan memilih sumber dana yang paling rendah
biayanya diantara berbagai alternatif sumber dana yang tersedia. Keputusan kombinasi hutang
dan ekuitas tidak optimal akan mengurangi proitabilitas perusahaan dan sebaliknya.
0 ,4 8 7 1 ,7 8
4 ,9 0 4
0 ,4 9 3 1 ,9 9 2
7 ,6 2 9
0 ,4 8 8 1 ,8 8 2
7 ,0 9 1
1 2
3 4
5 6
7 8
P E
R S
E N
TA S
E R
A S
IO
2 0 0 6 2 0 0 7
2 0 0 8
T A H U N
G ra fik T in g k a t P e rs e n ta s e R a s io D A R , D E R , d a n N P M P e ru s a h a a n M a n u fa k tu r d i B E I P e rio d e 2 0 0 6 -2 0 0 8
D A R D E R
N P M
gambar 1
Volume 1, Nomor 2, September 2012
123
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Weston dan Brigham 1983 menyatakan bahwa
berdasarkan sejumlah
penelitian, kegagalan perusahaan lebih banyak disebabkan
oleh ketidakmampuan
manajemen dalam
mengelola keuangan, misalnya salah dalam mengelola perimbangan struktur modal modal
asing dan modal sendiri akan berakibat fatal. Masalah struktur modal merupakan unsur
yang penting bagi setiap perusahaan. Baik buruknya suatu perusahaan memiliki efek yang
langsung terhadap posisi inansial perusahaan. Terlalu besar modal pinjaman, akan berakibat
ketergantungan kepada pihak luar menjadi lebih besar sehingga resiko inansial juga besar karena
harus membayar bunga. Sebaliknya, jika semua dana dipenuhi oleh modal intern tentu menjadi
tidak efektif.
Sartono 1996 menyatakan bahwa semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal
maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan karena penggunaan hutang dalam
operasional perusahaan memberikan peluang untuk penambahan keuntungan yang berasal dari
tambahan volume dan jenis usaha atau investasi yang dibiayai oleh hutang.
Semakin besar dana yang tersedia maka memungkinkan
perusahaan meningkatkan
aktivitas operasinya yang tercermin dari peningkatan proit margin perusahaan tersebut.
Sehingga diduga ada hubungan antara struktur modal dengan aktivitas operasi perusahaan.
Dimana struktur modal diindikasikan dengan
Debt to Asset Ratio DAR dan Debt to Equity Ratio DER, sedangkan aktivitas operasi
diindikasikan dengan rasio proitabilitas yaitu Net Proit Margin NPM.
Penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales 1995 tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan struktur modal di negara- negara G-7, membuktikan bahwa struktur
modal berhubungan positif dengan
tangibility dan ukuran perusahaan, sedangkan dengan
proitabilitas berhubungan negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Nakman
Harahap 2003 menyatakan bahwa struktur modal yang digunakan perusahaan industri pulp
dan paper yang terdaftar di BEI berpengaruh terhadap pencapaian proitabilitas perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Imam Purhadi 2006 menyatakan bahwa struktur modal yang
digunakan pada perusahaan barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta memiliki pengaruh positif
terhadap proitabilitas perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Mira
Elvianingsih 2008 menyatakan bahwa struktur modal yang diindikasikan dengan Debt to Asset
ratio DAR berpengaruh positif terhadap beberapa aktivitas operasi yang diindikasikan
dengan proit margin yaitu Operating Proit Margin OPM dan Net Proit Margin NPM,
sedangkan terhadap Gross Proit Margin GPM
berpengaruh negatif. Penelitian ini mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Mira Elvianingsih 2008. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada variabel independen yang menggunakan dua variabel yaitu Debt
to Asset Ratio DAR dan Debt to Equity Ratio DER, serta pada variabel dependen
yang menggunakan Net Proit Margin NPM.
Selain itu, data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada tahun 2006-2008.
Alasan pemilihan struktur modal menjadi variabel
independen adalah karena penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan antara struktur modal
dengan tingkat margin laba proitabilitas.
tinjAuAn teoritiS Struktur modal adalah komposisi ekuitas
Equity dan pinjaman Debt dalam pembiayaan proyek. Komposisi ekuitas dan pinjaman akan
menghasilkan biaya modal rata-rata yang
berbeda apabila komposisinya berbeda Purnomo Yusgiantoro, 2004 : 145. Sejalan dengan
Bambang Rianto 1993 yang menyatakan bahwa struktur modal adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang dan modal sendiri. Struktur modal
perusahaan tercermin dalam keseluruhan pasiva dalam neraca.
Struktur modal
merupakan keputusan
keuangan yang kompleks. Untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan kekayaan
pemilik, manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan memahami
124
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
hubungannya dengan risiko, hasilpengembalian, dan nilai. Keputusan keuangan yang efektif
dapat merendahkan biaya modal, menghasilkan
NBS nila bersih sekarang yang lebih tinggi dan meningkatkan nilai perusahaan Sundjaya dan
Barlian, 2002 : 239. Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan
dibagi ke dalam dua kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Jadi, keputusan
pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber
dana baik yang berasal dari dalam internal maupun dari luar eksternal
. Sumber dana internal perusahaan berasal dari laba bersih atau
arus kas masuk. Dana internal ini berasal dari hasil operasi perusahaan yang pada dasarnya
milik pemegang saham. Sedangkan sumber dana eksternal perusahaan berasal dari ekuitas
pemegang saham dan hutang dari kreditor.
Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kredit merupakan hutang bagi perusahaan
dan dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri. Proporsi antara bauran
dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam
memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut dengan struktur modal perusahaan Mayang Sari,
2001.
Struktur modal adalah hasil atau akibat dari keputusan pendanaan yang intinya memilih
apakah akan menggunakan hutang atau ekuitas untuk mendanai operasi perusahaan. Pilihan
penggunaan hutang atau ekuitas mengandung
resiko yang
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Sehingga pemilihan sumber dana
eksternal harus berhati-hati, karena masing- masing memiliki kelebihan dan kelemahan.
Menurut Keown 2000, jika biaya modal dapat diminimukan akibat penggunaan hutang
dalam pendanaan, maka dividen sebagai bagian laba dapat ditingkatkan, sehingga hal ini akan
bisa memaksimumkan nilai harga saham di bursa efek. Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa
keputusan pemilihan sumber dana baik dari dalam
maupun luar perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dari
nilaiharga saham yang ada di bursa atau dari
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan proitabilitas. Menurut Sawir 2003
proitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari
hasil penjualan atau investasi. Menurut Sutrisno 2000:307-308, ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijaksanaan struktur modal
adalah : 1. Persesuaian atau suitability
Merupakan persesuaian antara cara pemenuhan dana dengan jangka waktu kebutuhannya. Bila
yang dibutuhkan perusahan dana berjangka pendek, bila dibelanjai dengan hutang, obligasi
atau dengan mengeluarkan modal sendiri kurang sesuai. Sebaliknya cara pemenuhan dana
disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhannya,
artinya bila kebutuhan dana berjangka pendek, maka sebaiknya dipenuhi dari sumber dana
jangka pendek dan bila kebutuhan dana jangka panjang sebaiknya dipenuhi sumber dana jangka
panjang. 2. Pengawasan atau control
Pengendalian atau pengawasan perusahaan ada di tangan para pemegang saham. Manajemen
perusahaan mengemban tugas untuk menjalan kan hasil keputusan pemegang saham. Biasanya
sebuah perusahaan dimiliki oleh beberapa
pemegang saham sehingga bila diperlukan tambahan dana perludipertimbangkan apakah
fungsi pengawasan dari pemilik lama tidak akan terkurangi. Oleh sebab itu dengan
pertimbangan tersebut, biasanya pemilik lama
lebih menginginkan mmengeluarkan obligasi dibanding dengan menambah saham.
3. Laba atau earning per share Memilih sumber dana apakah dari saham
atau hutang, secara inansial harusnya yang bisa menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham
atau earning per share lebih besar.
4. Tingkat resiko atau riskness Hutang merupakan sumber dana yang
mempunyai resiko tinggi sebab bunganya tetap harus dibayarkan baik pada saat perusahaan
mendapatkan laba maupun dalam kondisi merugi. Oleh karena itu semakin besar penggunaan
dana dari hutang mengindikasikan perusahaan mempunyai tingkat resiko yang besar.
Ada empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal Brigham, 2001 : 6:
Volume 1, Nomor 2, September 2012
125
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
1. Risiko bisnis, yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan apabila perusahaan tidak
menggunakan hutang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, maka makin rendah rasio
utang yang optimal.
2. Posisi pajak perusahaan, yakni dengan meng- gunakn utang maka biaya bunga dapat di-
kurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesunguhnya.
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan un- tuk menambah modal dengan persyaratan
yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui
bahwa modal yang kuat diperluakan untuk opersai yang stabil dan pemilik modal lebih
suka menanamkan modalnya pada perusa- haan dengan posisi neraca yang baik bila ke-
adaan perekonomian sulit. 4. Konservatisme atau agresivitas manaje-
men, yakni ada sebagian besar manajer lebih agresif dari yang lain, sehinggaa sebagian
perusahaan lebih cendurung menggunakan utang untuk meningkatkan laba, dimana hal
ini tidak memepengaruhi struktur modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktrur
modal yang ditargetkan. Manfaat yang timbul dari penggunaan hutang
adalah bunga yang muncul karena adanya hutang tidak dikenai pajak dan kreditor mendapat
pengembalian yang tetap sehingga pemegang saham tidak perlu mengambil bagian laba ketika
perusahaan dalam kondisi prima. Sedangkan kelemahan penggunaan hutang adalah ketika
rasio hutang meningkat maka resiko perusahaan akan meningkat dan suku bunga juga akan naik.
Selain itu bila perusahaan mengalami kesulitan
keuangan sehingga laba operasi tidak mencukupi untuk menutupi beban bunga maka pemegang
sahamnya harus menutupi kekurangan itu, jika tidak sanggup mengakibatkan perusahaan
bangkrut Purba, 2002. Adanya tingkat pinjaman yang tinggi
merupakan insentif bagi manajemen untuk bekerja dengan lebih eisien. Dengan adanya
tingkat pinjaman yang tinggi, manajemen berada
dalam posisi terdesak karena harus memastikan arus kas yang dihasilkan mencukupi pembayaran
pinjaman. Oleh karena itu, manajemen memiliki insentif untuk menggunakn dana yang ada
bagi investasi yang akan menghabiskan dana. Sedangkan perusahaan dengan sedikit pinjaman
dan arus kas bebas yang besar, memiliki kecenderungan untuk tidak terlalu mengawasi
pemakaian biaya-biaya yang sebenarnya dapat dikurangi.
teori struktur modal menjelaskan pengaruh
struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, jika perusahaan mengganti sebagian
modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, dengan catatan
perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Tetapi kalau dengan merubah
struktur modalnya ternyata nilai perusahaan
berubah maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik atau optimal Suad Husnan, 1996.
Berikut ini dijelaskan beberapa teori atau konsep tentang struktur modal, yaitu :
1. Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan
Houston 1999:36 adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi para investor tentang bagaimana manejemen memandang prospek perusahaan.
Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan
akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan
dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang
normal. Perusahaan yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya.
2. Tradeoff Theory
Sebelumnya trade off theory ini terkenal dengan
nama Balance Theory. Teori trade off merupakan
penyeimbang manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh
manfaat yang dihasilkan lebih besar, porsi hutang dapat ditambah. Berdasarkan teori ini, perusahaan
berusaha mempertahankan struktur modal yang
ditargetkan dengan tujuan memaksimumkan nilai pasar.
Teori trade off menjelaskan bahwa
struktur modal optimal ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak dengan
biaya tekanan inansial dari penambahan hutang,
126
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
sehingga biaya dan keuntungan dari penambahan hutang di
trade off. Tekanan inansial biasanya terjadi hanya pada perusahaan yang memiliki
hutang, perusahaan yang bebas dari hutang biasanya tidak mengalami tekanan inansial.
Semakin besar akses ke sumber dana semakin tersedia potensi dana, maka semakin besar
kemungkinan mengambil peluang investasi yang menguntungkan sehigga keuntungan yang
diperoleh semakin besar dan kinerja perusahaan meningkat.
Kebijakan struktur
modal melibatkan
pertimbangan antara
resiko dan
tingkat pengembalian. Menggunakan lebih banyak hutang
berarti memperbesar resiko yang di tanggung pemegang saham dan juga memperbesar tingkat
pengembalian tingkat yang diharapkan. Resiko yang semakin tinggi diharapkan akan menaikkan
harga saham tersebut. Karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan
antara resiko dan tingkat pengembalian yang memaksimumkan harga saham.
Menurut teori trade off, setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya,
yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan marginal dari pendanaan dengan
utang, sebab pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan marginal dari pendanaan dengan
utang, mencerminkan nilai perusahaan pada posisi maksimum.
Sundjaya dan Barlian 2002:242 menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal didasarkan
atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan dengan pinjaman. Manfaat terbesar
dari suatu pembiayaan dengan pinjaman adalah
pengurangan pajak yang diperoleh dari pemerintah yang mengizinkan bunga atas pinjaman dikurangi
dalam menghitung pendapatan kena pajak. 3. Pecking Order Theory
Teori pecking order adalah teori yang menjelaskan
bahwa manajemen
secara sistematis mendahulukan pendanaan investasi
dengan menggunakan dana internal laba ditahan daripada penggunaan dana eksternal
dan mendahulukan utang daripada ekuitas jika pendanaan eksternal dibutuhkan.
Penggunaan sumber dana memiliki biaya tersendiri. Laba ditahan memiliki biaya langsung
yang lebih kecil dari penerbitan ekuitas baru karena adanya penghematan nyata pada banker
fees dan perusahaan dapat megurangi deviden sekarang yang dapat dikenai pajak dengan
membatasi ekuitas. Di samping itu biaya transaksi untuk utang lebih kecil dari penerbitan
ekuitas. Kenyataan ini mendorong perusahaan memilih pendanaan internal daripada pendanaan
eksternal Baskin, 1989 dalam Harahap 2003. Untuk mengurangi berbagai biaya yang timbul
dari pemilihan dana antara hutang atau ekuitas
para manajer akan menerbitkan sekuritas yang beresiko paling kecil.
Menurut teori pecking order, perusahaan tidak memiliki struktur modal optimal, sebab
pendanaan perasahaan
tidak sepenuhnya
tergantung pada biaya modal. Tetapi berdasarkan pada urutan hirarki, yaitu dimulai dari laba
ditahan, utang, dan penerbitan saham ekuitas pada urutan terakhir. Hal ini didasarkan pada
argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan utang dan ekuitas.
Menurut teori pecking order, peningkatan proitabilitas akan meningkatkan laba ditahan,
yang dapat
digunakan untuk
pendanaan investasi. Sehingga semakin tinggi tingkat
proitabilitas perusahaan, maka semakin sedikit pendanaan dengan menggunakan utang. Teori ini
menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang proitable umumnya meminjam dalam
jumlah sedikit.
jenis-jenis Modal menurut Sundjaya dan
Barlian 2002:240 terdiri dari modal pinjaman hutang dan modal sendiri equitas, dimana :
1. Modal pinjaman, termasuk semua pinjaman
jangka panjang yang diperoleh perusahaan. Pemberi dana umumnya meminta pengem-
balian yang relatif lebih rendah, karena mer- eka memperoleh risiko yang paling kecil atas
segala jenis modal jangka panjang. Menurut Murthada 1998:116, rasio stuktur
modal untuk modal pinjaman atau hutang yang digunakan adalah Debt to Asset Ratio
DAR. 2. Modal sendiriequitas, merupakan dana
jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan pemegang saham. Tidak seperti
Volume 1, Nomor 2, September 2012
127
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
hutang yang harus dibayar pada tanggal ter- tentu di masa yang akan dating, modal send-
iri diharapkantetap dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Menurut Murthada 1998:116, rasio struktur modal untuk modal sendiriequitas yang di-
gunakan adalah Debt to Equity Ratio DER.
Aktivitas operasi didefenisikan sebagai
kinerja operasi yaitu untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi Wild dan Halsey,
2005:39. Tingkat proit margin margin laba menjelaskan tingkat eisiensi dari manajemen
operasi perusahaan yang mencerminkan tingkat proitabilitas perusahaan yaitu kemampuan
perusahaaan dalam menghasilkan laba. Dimana kemampuan manajemen operasi dapat diukur
melalui rasio proitabilitas yang diperoleh suatu perusahaan.
Aktivitas operasi merupakan bagian dari aktivitas
bisnis yang
meliputi kebijakan
penjualan produksi, personalia, promosi dan administrasi umum. Hasil dari aktivitas operasi ini
diindikasikan dengan semakin eisiensinya proses produksi dan distribusi yang dilakukan yang
tercermin dari tingkat laba perusahaan terhadap penjualan yang dilakukannya. Tingkat laba yang
dihasilkan dapat dilihat pada laporan laba rugi. Dimana menurut Wild dan Halsey 2004:25,
laporan laba rugi mencerminkan aktivitas operasi yang mengindikasikan proitabilitas perusahaan.
Salah satu indikator proitabilitas yang tercermin dalam laporan laba-rugi, yaitu: laba bersih dengan
rasio
Net Proit Margin NPM. Wild dan Halsey 2005:407 menyatakan
bahwa aktivitas operasi perusahaan merupakan sumber utama laba perusahaan. Laba merupakan
salah satu pengukuran aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan dasar akuntansi akrual.
Laba mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam membeli dari pasar input dan menjual
dalam pasar output. Analisis atas angka laba dan
bagian komponennya,
mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan
aktivitas bisninsnya secara efektif dan eisien. Laba dapat dilihat pada laporan keuangan laba
rugi. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, utang, dan rugi perusahaan
untuk satu periode waktu. Menurut Wild dan Halsey 2004:22,
aktivitas operasi melibatkan lima komponen, yaitu: penelitian dan pengembangan, pembelian,
produksi, pemasaran, dan administrasi.
Pengaruh Struktur Modal terhadap Aktivitas operasi
Menurut Bambang Rianto 1993:31, salah satu usaha untuk memperbesar proit margin
adalah dengan menambah jumlah biaya usaha sampai tingkat tertentu. Dimana biaya usaha
yang dimaksud adalah sumber dana perusahaan.
Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari
dalam internal maupun dari luar eksternal .
Sumber dana internal perusahaan berasal dari hasil operasi perusahaan yang pada dasarnya
milik pemegang saham. Sedangkan sumber dana eksternal perusahaan berasal dari ekuitas
pemegang saham dan utang dari kreditor.
Semakin besar akses ke sumber dana, semakin tersedia potensi dana maka semakin
besar kemungkinan mengambil peluang investasi yang menguntungkan sehingga keuntungan yang
diperoleh semakin besar dan kinerja perusahaan akan meningkat. Semakin besar dana yang
tersedia maka
memungkinkan perusahaan
meningkatkan aktivitas operasinya. Salah satu bagian yang lebih penting dalam menganalisis
perusahaan adalah aktivitas operasi. Aktivitas operasi
operating activities mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat daiam
aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Tersedianya dana yang cukup memungkinkan
perusahaan meningkatkan
penjualan, meningkatkan eisiensi produksi melalui eisiensi
penggunaan aktiva, eisiensi tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan, dan eisiensi
pelaksanaan administrasi umum sehingga tingkat proit margin akan semakin tinggi dan kinerja
keuangan perusahaan semakin meningkat. Kinerja keuangan perusahaan sangat tergantung
pada kemampuan manajemen operasi dalam mengelola dana yang berasal dari struktur modal
dalam meningkatkan profrtabilitas perusahaan. Hubungan antara rasio-rasio struktur modal
terhadap laba dapat dijelaskan sebagai berikut :
128
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
1. Rasio Debt to Asset Ratio DAR terhadap laba.
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara hutang yang dimiliki dengan seluruh kekayaan
yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, maka hutang yang dimiliki oleh perusahaan
semakin besar dan hal ini menandakan semakin besar resiko perusahaan. Karena, hutang yang ada
akan menimbulkan biaya bunga yang nantinya
akan dibebankan kepada kas perusahaan, dan secara otomatis hal ini akan mengurangi laba
yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian rasio ini memiliki pengaruh negatif
terhadap laba. 2. Rasio Debt to Equity Ratio DER terhadap
laba. Rasio ini memperlihatkan proporsi antara
hutang yang dimiliki terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi hasil
persentasenya, maka hutang yang dimiliki oleh
perusahaan semakin besar dan hal ini menandakan semakin besar resiko perusahaan. Tingginya
kemampuan ekuitas dalam menjamin seluruh
hutang yang dimiliki oleh perusahaan ditandai oleh semakin kecilnya rasio ini, dan hal tersebut
mencerminkan kinerja perusahaan berada dalam kondisi ang baik. Karena, hutang yang ada akan
menimbulkan biaya bunga yang nantinya akan
dibebankan kepada kas perusahaan, dan secara otomatis hal ini akan mengurangi laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap laba.
kerangka konseptual dalam penelitian ini
adalah : “Rasio hutang yang terdiri dari Debt to Asset Ratio X1, Debt to Equity Ratio X2,
dan Net Proit Margin Y”. Rangkaian hubungan
antara vaiabel-variabel tersebut dijelaskan dalam gambar 2. berikut :
Berdasarkan kerangka konseptual yang disajikan, maka peneliti mengajukan 3 hipotesis
dalam penelitian ini sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh DAR terhadap NPM.
H2 : Terdapat pengaruh DER terhadap NPM. H3 : Terdapat pengaruh DAR dan DER terhadap
NPM.
MetoDoLogi PeneLitiAn Variabel independen dalam penelitian
ini adalah struktur modal yang merupakan perimbangan atau perbandingan antara jumlah
modal pinjaman dengan jumlah modal sendiri. Sehingga analisis struktur modal yang digunakan
adalah : a Debt to Asset Ratio DAR, yang dapat dihi-
tung dengan rumus :
Total Utang Total Aktiva
b Debt to Equity Ratio DER, yang dapat dihi- tung dengan rumus :
Total Utang Modal Sendiri
Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rasio proitabilitas yang diindikasikan dengan
Net Proit Margin NPM, yang dapat dihitung dengan rumus :
Laba Bersih Penjualan
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penelitian mengenai fenomena pengaruh struktur
modal terhadap aktivitas operasional perusahaan
gambar 2. kerangka konseptual Penelitian
DAR Debt to Asset Ratio
DAR Debt to Asset Ratio
NPM Net Proit margin
NPM Net Proit margin
DER Debt toEquity Ratio
DER Debt toEquity Ratio
DAR =
DER =
NPM =
Volume 1, Nomor 2, September 2012
129
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI dengan melakukan browsing pada
http: www.idx.co .id serta http:www.bei.co.id
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapka
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono,1999:57.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI sejak tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs
http:www.idx.co.id, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
pada tahun 2008 sebnyak 143 perusahaan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 1999:57. Penentuan sampel
pada penelitian ini menggunakan sampel non probability sampling yaitu dengan teknik
purposive sampling. Menurut Sudjana 1996:168 teknik
purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan
kriteria atau pertimbangan yang diajukan oleh perorangan atau pertimbangan peneliti
berdasarkan atas kemudahan-kemudahan dalam proses pengumpulan data.
Kriteria penentuan sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 2005 dan masih aktif sam-
pai dengan tahun 2008. 2. Perusahaan manufaktur mempublikasikan
laporan kinerja keuangannya selama 3 tahun berturut-turut, yaitu mulai tahun 2006 sampai
dengan akhir tahun 2008.
3. Dan perusahaan manufaktur tersebut masih termasuk ke dalam sub industri perusahaan
manufaktur selama tahun 2005 sampai den- gan tahun 2008.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, diperoleh sebanyak 46 perusahaan dari 143
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2006-2008 yang
telah memenuhi kriteria pemilihan sampel. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI yang telah memenuhi kriteria dan teknik pengambilan sampel dapat dilihat
pada Tabel 1.
Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan tahun
2006 sampai dengan tahun 2008, yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory. Data- data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah
informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu :
1. Informasi mengenai rasio DAR. 2. Informasi mengenai rasio DER.
3. Informasi mengenai rasio NPM.
Metode Analisis Data 1. Koeisien Determinatik dan Model Analisis
Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel-variabel bebas DAR dan DER dalam penelitian dapat menjelaskan variabel terikat
NPM, maka digunakan model analisis regresi linier berganda. Untuk mencari trend dalam
penelitian ini dapat dirumuskan dengan formula:
Y = β0 + β1X
1
i +β2X
2
i+….+ ei
Dimana : Y = Net Proit Margin
β0 = Konstanta β1- β2 = Koeisien beta dari variabel bebas
X
1
= Debt to Asset Ratio X
2
= Debt to Equity Ratio 2. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan F hitung Uji F digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
Langkah-langkah yang digunakan untuk uji F adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesis H0 = Tidak terdapat pengaruh secara simul-
tan antara variabel DAR dan DER terhadap NPM.
Ha = Terdapat pengaruh secara simultan an- tara variabel DAR dan DER terhadap NPM.
130
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
tabel 1 Manufacturing Companies
No Nama Perusahaan
1 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA
2 AKR Corporindo Tbk. AKRA
3 Aneka Tambang Persero Tbk. ANTM
4 Astra Graphia Tbk. ASGR
5 Astra International Tbk. ASII
6 Astra Otoparts Tbk. AUTO
7 Colorpak Indonesia Tbk. CLPI
8 Central Korporindo Int I Tbk. CNKO
9 Citra Tubindo Tbk. CTBN
10 Delta Dunia Petroindo Tbk DOID
11 Dynaplast Tbk. DYNA
12 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR
13 Gudang Garam Tbk. GGRM
14 Panasia Indosyntec Tbk. HDTX
15 Hexindo Adiperkasa Tbk. HEXA
16 Kageo Igar Jaya Tbk. IGAR
17 Intikeramik Almasari Inds. Tbk. IKAI
18 Indomobil Sukses Int I Tbk. IMAS
19 Intanwijaya International Tbk. INCI
20 International Nickel Indonesia Tbk. INCO
21 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
22 Indorama Syntetics Tbk. INDR
23 Indah Kiat Pulp Paper Tbk. INKP
24 Indocement Tunggal Perkasa Tbk. INTP
25 Japfa Tbk. JPFA
26 Jaya Pari Steel Tbk. JPRS
27 Kimia Farma Tbk. KAEF
28 Kalbe Farma Tbk. KLBF
29 Lionmesh Prima Tbk. LMSH
30 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN
31 Lautan Luas Tbk. LTLS
32 Medco Energi International Tbk. MEDC
33 Metrodata Electronics Tbk. MTDL
34 Nipress Tbk. NIPS
35 Sierad Produce Tbk. SIPD
36 Holcim Indonesia Tbk. SMCB
37 Semen Gresik Persero Tbk. SMGR
38 Suparma Tbk. SPMA
39 Indo Acidatama Tbk. SRSN
40 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS
41 Timah Tbk. TINS
42 Tempo Scan Paciic Tbk. TSPC
43 Trias Sentosa Tbk. TRST
44 Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC
45 United Tractors Tbk. UNTR
46 Unilever Indonesia Tbk. UNVR
tabel 2 uji Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,391a
,153 ,140
8,79472 a Predictors: Constant, DER, DAR
b Dependent Variable: NPM
Volume 1, Nomor 2, September 2012
131
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
b. Menentukan tingkat signiikan α = 0,05 c. Mencari nilai F
hitung
d. Membandingkan hasil F
hitung
dgn F
tabel
Jika F
hitung
F
tabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika F
hitung
F
tabel
maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Uji Parsial t
hitung
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial. Langkah-langkah yang digunakan untuk uji t
adalah sebagai berikut : a. Merumuskan Hipotesis
H0 = Tidak terdapat pengaruh secara par-
sial antara variabel DAR dan DER terhadap NPM
Ha = Terdapat pengaruh secara parsial antara variabel DAR dan DER terhadap NPM
b. Menentukan tingkat signiikan α = 0,05 c. Mencari nilai t hitung
d. Membandingkan hasil t
hitung
dgn t
tabel
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H0 ditolak dan Ha dite- rima
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H0 diterima dan Ha di- tolak
Seluruh analisis statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa
program komputer SPSS Statistical Package for
Social Science versi 12.0 for Windows.
HASiL PeneLitiAn Nilai Koeisien Determinatik dan Model
regresi Linier Berganda Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen X dapat menjelaskan variabel dependen Y, maka perlu diketahui nilai
koeisien determinatiknya. Nilai ini menjelaskan kontribusi variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen.
Koeisien determinasi R Square memiliki nilai sebesar 0,153, sehingga dapat dinyatakan bahwa
kemampuan variabel independen DAR dan DER dalam menjelaskan variabel dependen NPM
sangat terbatas, kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 15,3 dan sisanya sebesar 84,7 dijelaskan oleh
variabel lain diluar model regresi penelitian ini.
Dari Tabel 3 maka persamaan yang diperoleh untuk model regresi adalah :
Y = 15,723 – 19,057 DAR + 0,078 DER
Adapun interprestasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nilai parameter atau koeisien regresi β1 adalah sebesar -19,057 menunjukkan koeisien
arah variabel Debt to Asset Ratio X1 yang
mempengaruhi variabel Net Proit Margin Y
dengan arah yang bernilai negatif. Koeisien regresi
X1 sebesar -19,057 berarti bahwa setiap variabel Debt to Asset Ratio
X1 turun 1 satuan, maka laba bersih akan turun sebesar
19,057 atau dengan kata lain setiap penurunan laba bersih dibutuhkan variabel Debt to As-
set Ratio X1 sebesar 19,057 dengan asumsi
variabel bebas yang lain yaitu Debt to Equity Ratio X2
tetap. 2. Nilai parameter atau koeisien regresi β2
adalah sebesar 0,078 menunjukkan koeisien arah variabel Debt to Equity Ratio X2 yang
mempengaruhi variabel Net Proit Margin Y
dengan arah yang bernilai positif. Koeisien regresi
X1 sebesar 0,078 berarti bahwa se-
tabel 3 Hasil Analisis regresi
Model Unstandardized Coeficients
B Std. Error
1 Constant
15,723 2,144
DAR -19,057
4,648 DER
,078 ,270
a Dependent Variable: NPM
132
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
tiap peningkatan Debt to Equity Ratio X1
sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan laba bersih sebesar 0,078. Atau dengan kata
lain setiap peningkatan laba bersih dibutuh-
kan variabel Debt to Equity Ratio X1 sebe-
sar 0,078 dengan asumsi variabel bebas yang lain yaitu Debt to Asset Ratio
X1 tetap.
uji Hipotesis 1. Uji F Simultan
Hipotesis H0 = Tidak terdapat pengaruh secara simul-
tan antara DAR dan DER terhadap NPM. Ha = Terdapat pengaruh secara simultan an-
tara DAR dan DER terhadap NPM. F
hitung
12,154 F
tabel 2:136,0,05
3,07, maka H0 ditolak. Sehingga ada pengaruh secara
simultan antara DAR dan DER terhadap NPM. Atau Asymp Sig. 0,000 α 0,05,
maka H0 ditolak. Sehingga ada pengaruh secara simultan antara DAR dan DER
terhadap NPM.
2. Uji t Parsial Uji parsial bertujuan untuk mengetahui be-
sarnya pengaruh masing-masing variabel in- dependen secara individual atau parsial terha-
dap variabel dependen. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada Tabel
Coeficients Berdasarkan pada kesimpulan penarikan
hipotesis di atas, maka jawaban hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hipotesis : DAR X1 H0 = Tidak terdapat pengaruh DAR terhadap
NPM Ha = Terdapat pengaruh DAR terhadap NPM
t
hitung
-4,100 nilai tersebut dimutlakkan baru dibandingkan dengan t
tabel
. Sehingga, t
hitung
4,100 t
tabel120:0,05
1,658, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Atau Asymp Sig. 0,000
α 0,05, maka H0 ditolak. Jadi koeisien re- gresi signiikan.
Hipotesis : DER X2 t
hitung
0,029 t
tabel120:0,05
1,658, maka H0 diterima dan Ha ditolak atau Asymp Sig.
0,773 α 0,05, maka H0 diterima. Jadi koeisien regresi tidak signiikan.
Dari pengujian statistik secara parsial dan simultan dapat dijelaskan pengaruh struktur
modal yang terdiri dari DAR dan DER terhadap aktivitas operasi yang di ukur dengan parameter
perubahan NPM dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis H1 Nilai signiikansi dari DAR berdasarkan uji
t diperoleh 0,000. Nilai ini lebih kecil dari
tabel 4 uji F Statistik
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
1 Regression
1880,101 2
940,050 12,154
,000a Residual
10441,851 135
77,347 Total
12321,951 137
a Predictors: Constant, DER, DAR b Dependent Variable: NPM
tabel 5 uji t Statistik
Coeficientsa
Model Unstandardized
Coeficients Standardized
Coeficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
15,723 2,144
7,333 ,000
DAR -19,057
4,648 -,407
-4,100 ,000
DER ,078
,270 ,029
,290 ,773
a Dependent Variable: NPM
Volume 1, Nomor 2, September 2012
133
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Aktivitas Operasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
signiikansi 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
secara parsial antara DAR terhadap NPM diterima. Hasil ini ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Mira Elvianingsih yang menyatakan bahwa rasio DAR mempunyai
pengaruh terhadap NPM.
2. Pengujian Hipotesis H2 Nilai signiikansi dari DER berdasarkan uji t
diperoleh 0,773. Nilai ini lebih besar dari sig- niikansi 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara DER terhadap NPM ditolak.
Hal yang menyebabkan tidak terdapatnya pengaruh antara DER terhadap NPM adalah
tidak selarasnya perbandingan antara angka- angka rasio DER dengan rasio NPM. Data
dari rasio DER untuk sebagian besar sampel
dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi teori yang menjelaskan bahwa semakin tinggi
DER, maka laba yang dihasilkan akan ren- dah. Akan tetapi pada beberapa perusahaan
yang dijadikan sampel terjadi penyimpangan
data, yaitu rata-rata rasio DER pada beberapa perusahaan tersebut relatif tinggi, tetapi laba
yang diperoleh juga mengalami peningkatan. 3. Pengujian Hipotesis H3
Nilai signiikansi berdasarkan uji F diperoleh 0,000. Nilai ini lebih kecil dari signiikansi
0,05. Oleh karena itu, hipotesis yang me- nyatakan bahwa terdapat pengaruh secara si-
multan atau bersama-sama antara DAR dan DER terhadap NPM diterima.
Nilai R Square diperoleh sebesar 0,153 yang berarti kontribusi variabel-variabel bebas yang
diajukan dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 15,3 dan sisanya
sebesar 84,7 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuraikan dalam penelitian ini.
keSiMPuLAn
1. Berdasarkan atas analisis data dapat disimpul- kan bahwa rasio struktur modal yang diprok-
sikan dengan Debt to Asset Ratio DAR ber- pengaruh terhadap
Net Proit Margin NPM. Sedangkan Debt to Equity Ratio DER ti-
dak berpengaruh terhadap Net Proit Margin
NPM. Hal ini dilihat dari hasil uji-t dengan nilai signiikansi masing-masing variabel be-
bas yaitu: DAR 0,000 dan DER 0,773. Hasil uji F statistik dengan nilai signiikansi
sebesar 0,000 0,05 yang mengindikasikan bahwa DAR dan DER secara simultan bersa-
ma-sama berpengaruh terhadap NPM.
2. Dalam peneltian ini berdasarkan hasil dari analisis regresi, maka diperoleh persamaan Y
= 15,723 – 19,057 DAR + 0,078 DER. Ber- dasarkan persamaan tersebut, diperoleh nilai
beta B dari variabel bebas DAR memiliki berpengaruh negatif, yang menunjukkan ba-
hwa semakin besar rasio DAR maka pertum- buhan laba akan semakin kecil. Sedangkan
nilai beta B dari variabel bebas DER memi- liki pengaruh positif.
3. Nilai R Square adalah sebesar 0,153 yang mengindikasikan bahwa aktivitas operasi
yang diproksikan dengan NPM dapat dije- laskan oleh kedua variabel struktur modal
yaitu DAR dan DER sebesar 15,3 dan se- lebihnya yaitu sebesar 84,7 dijelaskan oleh
faktor lain.
134
Jurnal Visioner Strategis Achiruddin Siregar
reFerenSi
Bambang Riyanto. 1993. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2001. Fundamental of Financial Management, Alih Bahasa herman Wibowo. Manajemen Keuangan Buku 2, Jakarta : Erlangga.
Eko Widodo. 2001. Rasio Keuangan untuk Mengukur Asosiasi Likuiditas, Struktur Modal dan Kualitas Aktiva
, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Keown, Arthur. J., et al. 2000. Basic Financing Management, Alih Bahasa, Chairul D. dan Dwi
Sulisyorini, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.
Murthada Sinuraya. 1998. Teori Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Purba, Parentahen. 2002. Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek Bisnis. Medan : USU Press Purnomo Yusgiantoro. 2004. Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta : Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Said Kelana Asnawi. 2005. Riset Keuangan Pengujian-Pengujian Empiris. Penerbit PT. Gramedia
Utama, Jakarta. Sartono, Agus R.. 1996. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta :
BPFE. Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka. Suad Husnan. 1996. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang. Edisi
1. Yogyakarta : BPFE Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Penerbit CV Alfabeta.
Sundjaya, Ridwan. S., dan Barlian, Inge. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Cetakan Keempat, Jakarta : PT. Raja Graindo Persada.
Supramono dan Intyas Utami. 2004. Desain Proposal Akuntansi dan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonosia. Weston, J. Fred dan Brigham Eugene F. 1983. Manajemen Keuangan, Alih Bahasa oleh Djoerban Wahid
dan Roechyat Kosasih. Jakarta : Erlangga. Wild, Jhon J.,et. al. 2005. Anlisis Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Yayasan Mitra Dana Bapepam. Indonesia Capital Market Directory, Jakarta. http :www.idx.co.id
http :www.bei.co.id
Volume 1, Nomor 2, September 2012
135
Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Aceh
JURNAL VISIONER STRATEgIS
Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864
p. 135-145