Volume 1, Nomor 2, September 2012
213
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi
JURNAL VISIONER STRATEGIS
Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864
p. 213-220
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi
Studi pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia
rizkie Hizada
Pegawai Swasta
W a h y u d d i n
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh,
Lhokseumawe
The objectives of this research is to analyze the inancial performance of the pharmaceutical companies in Indonesia Stock Exchange using Economic
Value Added. The use of EVA approach in research is expected to describe the rate of return generated wealth for investors and companies. From the results
of the study found the average pharmaceutical company has a positive EVA rnilai. This shows that the company is able to produce effective performance
and management company is able to generate wealth for companies and investors. more attention to the company’s cost of capital in order not greater
than the proits from the company, because it would be dificult to give a irm lead to the return demanded by investors and continue to improve the
competitiveness and reform in terms of management, inance, production and other sectors.
Keywords: Economic value added, competitiveness, performance
214
Jurnal Visioner Strategis Rizkie Hizada Wahyuddin
LAtAr BeLAkAng
Salah satu departemen yang paling penting dalam mencapai tujuan suatu perusahaan adalah
departemen keuangan yang dipimpin oleh manajer keuangan. Yang dilihat dari departemen
keuangan ialah bagaimana kinerja dari pada departemen keuangan tersebut dalam mengelola
sumber dana yang sudah ada dan mengalokasikan sumber dana tersebut ke departemen lain secara
efektif dan eisien.
Dana yang sudah di alokasikan ini kemudian harus dikelola kembali, karena dalam periode
berjalan perusahaan akan memperoleh sejumlah penghasilan, baik dari pendapatan yang berupa
hasil penjualan maupun dari pendapatan lainnya. Seluruh pendapatan dan pengeluaran yang sudah
diperoleh ini harus dilaporkan oleh manajer keuangan dalam bentuk laporan keuangan baik
yang berbentuk neraca, laporan laba rugi, arus kas, maupun laporan lainnya per periode.
Kinerja berasal dari kata performance,
kinerja dinyatakan sebagai prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut.
Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Menurut Sulistiyani 2003: 223, kinerja seseorang merupakan kombinasi
dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya, sebagai hasil
kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam
suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran
nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.
Selain dari pada analisis rasio, terdapat salah satu unit analisis yang dapat di gunakan untuk
mengukur kinerja dan laporan keuangan yang disebut Economic Value Added EVA.
Menurut Rudianto 2006:340
Economic Value Added adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya
dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi operating cost dan biaya
modal cost of capital. Tunggal 2001, Economic Value Added
sebagai indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-sumber
dana yang ada di perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif terhadap return pemegang
saham. Di dalam konsep EVA memperhitungkan modal saham, sehingga memberikan pertimbang-
an yang adil bagi para penyandang dana perusahaan. Analisis sekuritas menemukan
bahwa harga saham mengikuti EVA jauh lebih dekat dibanding faktor lainnya seperti tiga laba
persaham, margin operasi. Korelasi ini terjadi karena EVA benar-benar diperhatikan investor.
Apabila nilai EVA suatu perusahaan meningkat, maka kinerja perusahaan semakin baik sehingga
kesejahteraan para pemegang saham dapat ditingkatkan. Return pemegang saham akan
menyangkut dengan prestasi perusahaan di masa depan, karena harga saham juga deviden
yang diharapkan oleh pemodal merupakan nilai intrinsik yang menunjukkan prestasi dan resiko
saham tersebut dimasa yang akan datang.
Industri farmasi merupakan salah satu tempat dimana apoteker melakukan pekerjaan
kefarmasian terutama yang menyangkut pengadaan, pengendalian mutu sediaan
farmasi, penyimpanan, pendistribusian, dan pengembangan obat. Sasaran utama industri
farmasi adalah memproduksi obat jadi dengan mengutamakan keamanan, keefektifan, kualitas,
dan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Persaingan antar industri farmasi semakin meningkat di tahun 2010, baik dari industri
farmasi yang sudah lama berdiri, maupun dari industri farmasi yang baru berdiri. Tabel 1.1
memperlihatkan Perrusahaan ini senantiasa berusaha meningkatkan daya saingnya melalui
pembaharuan, baik dari segi manajemen, keuangan, maupun teknologi produksinya
agar menghasilkan produk farmasi bermutu, berkhasiat, dan terjangkau.
Salah satu hal yang menjadi perhatian penting bagi perusahaan farmasi untuk meningkatkan
persaingan dan menarik minat dari para investor untuk menginvestasikan modalnya yaitu
bagaimana kinerja manajer keuangan perusahaan tersebut. Seorang manajer keuangan atau pihak-
pihak lain yang terlibat dalam bidang keuangan
Volume 1, Nomor 2, September 2012
215
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi
harus dapat menyediakan laporan keuangan perusahaannya, karena laporan keuangan
merupakan salah satu media yang dapat di gunakan untuk melihat kondisi perusahaan.
Yang dapat di pakai dari laporan keuangan untuk melihat kondisi perusahaan salah satunya adalah
laba-rugi atau laba bersih dari perusahaan.
tinjAuAn teoritiS
Informasi keuangan berasal dari internal perusahaan dan pihak eksternal. Informasi
keuangan internal merupakan data akuntansi perusahaan yang dapat berupa penjualan,
proit, operasinya, total aktiva dan lain-lain. Mulyadi 2001: 419 Kinerja keuangan adalah
penetuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba. Menurut Anthony dan Gouvindarajan 2002: 177 mengatakan kinerja
keuangan merupakan suatu gambaran kemampuan keuangan perusahaan untuk mencapai target
keuangan perusahaan dan bagaimana kondisi manajemen perusahaan tersebut kepada
masyarakat. Sedangkan informasi keuangan eksternal berupa hasil kajian dari para analisis
dan konsultan keuangan yang dipublikasikan. Pengukuran kinerja perusahaan yang umum
adalah pengukuran terhadap tingkat likuiditas, solvabilitas, proitabilitas dan aktivitas.
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan.
Menurut Wirawan 2009: 5 Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fugsi-fungsi atau
indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja merupakan
hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan
cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumberdayanya.
Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya.
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan
dalam anggaran.
Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian, dan proses
transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager
, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur, serta stakeholder lainnya.
Penilaian kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Kepentingan
terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat dengan harapan kesejahteraan yang mereka
peroleh.
Penilaian kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan,
karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalam dalam
perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk :
1. Memberikan informasi yang berguna dalam
membuat keputusan penting mengenai asset yang digunakan dan memacu para manajer
untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
2. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.
Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi pengambilan keputusan baik
bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Laporan keungan merupakan alat yang dijadikan
acuan penilaian untuk meramalkan kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan.
Menurut Mahmud dan Halim 2003, 75 ukuran kinerja meliputi rasio-rasio berikut :
a. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan pe- rusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau kemampuan perusahaan un- tuk memenuhi kewajiban keuangannya pada
saat ditagih.
b. Rasio Aktivitas mengukur sejauh mana efekti- vitas penggunaan aset dengan melihat tingkat
aktivitas aset. c. Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana ke-
mampuan perusahaan memenuhi kewajiban- kewajiban jangka panjangnya.
d. Rasio Proitabilitas mengukur seberapa ke- mampuan perusahaan menghasilkan laba
216
Jurnal Visioner Strategis Rizkie Hizada Wahyuddin
Proitabilitas. e. Rasio Pasar mengukur perkembangan nilai
perusahaan relatif terhadap nilai pasar. Rasio Keuangan sebagai pengukuran kinerja
keuangan dalam laporan keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk
memprediksi laba bersih dan dividen pada masa yang akan datang. Cara yang digunakan untuk
mendukung prediksi tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Analisis tersebut mengkombinasikan hubungan antara komponen keuangan yang satu dengan
komponen keuangan yang lain. Pada umumnya, hubungan tersebut dilihat dari rasio antara
komponen-komponen keuangan yang satu dengan yang lain. Dalam konteks manajemen
keuangan, analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio ini berguna
untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain atau
membandingkan kinerja satu perusahaan pada tahun ini dengan tahun yang lainnya.
Economic Value Added merupakan indikator
tentang adanya penmbahan nilai dari suatu investasi. Economic Value Added yang positif
menunjukkan bahwa maajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi
pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai
perusahaan.
Ariin, 2004:131, Economic Value Added atau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
menjadi nilai tanbah ekonomis NITAMI merupakan sebuah model yang relatif baru dalam
penilaian kinerjka keuangan. EVA merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan untuk
menilai tingkat keberhasilan suatu kegiatan dari suatu kepentingan dan harapan penyandang dana
pemegang saham.
Menurut Brigham 2006: 68 Economic Value Added
adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu
tahun tertentu. Sedangkan menurut Rahardjo 2005: 123 mendeinisikan EVA sebagai laba
usaha dikurangi dengan pajak dan biaya bunga atas hutang serta dikurangi cadangan untuk biaya
modal. Menurut Sawir 2000: 48 Economic Value Added
adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal, dan untuk
meningkatkan EVA dapat di lakukan dengan cara : yang pertama memperoleh lebih banyak laba
tanpa menggunakan lebih banyak modal, dan yang kedua memperoleh pengembalian return
yang lebih tinggi daripada biaya modal atas investasi baru.
Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai ekonomis
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan
memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau
mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menentukan
tujuan internal perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja.
Suatu sistem pengukuran kinerja dalam perusahaan harus dapat membedakan aktivitas
yang value added dengan aktivitas yang non value added
. Pembagian ini diperlukan sehingga manajemen organisasi dapat fokus
untuk mengurangi biaya-biaya yang timbul akibat aktivitas yang non value added. Dengan
mengkomunikasikan secara awal bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai
bukan laba, sehingga para manajer menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan
mengejar laba yang besar.
MetoDe PeneLitiAn
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan farmasi sebagai objek penelitian
ini untuk di analisis. Telah disebutkan bahwa dengan laporan keuangan, perusahaan dapat
melihat kemajuan maupun kemunduran juga masalah-masalah yang di alami perusahaannya.
Untuk mengetahui hal tersebut maka penulis tertarik menganalisis kinerja keuangan dengan
menggunakan metode economic value added pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Volume 1, Nomor 2, September 2012
217
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi
HASiL PeneLitiAn
Dari perhitungan kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan EVA akan dapat diketahui
apakah perusahaan dapat menciptakan nilai yang diharapkan oleh investor atau tidak. Analisis
yang telah dilakukan untuk perusahaan farmasi dari tahun 2007-2010, rata-rata perusahaan
memiliki nilai yang positif dan hanya terdapat beberapa perusahaan yang memiliki nilai EVA
negatif, yaitu PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk tahun 2007, PT. Schering-Plough Indonesia Tbk
pada tahun 2010 dan PT. Taisho Pharmaceutical Tbk pada tahun 2009-2010.
Untuk kinerja keuangan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk nilai EVA untuk tahun 2007
adalah Rp. -96.179.844.000, kemudian pada tahun 2008 sebesar Rp. 12.847.574.240 atau
meningkat dari tahun sebelumnya dari nilai EVA 0 menjadi nilai EVA 0, pada tahun 2009
hasil yang diperoleh sebesar Rp. 16.684.231.395 atau meningkat dari tahun 2008 sebesar Rp.
3.836.657.155, pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan meenjadi Rp. 22.586.076.670.
kemudian untuk PT. Indofrma Tbk. Kinerja keuangan tahun 2007 memperoleh hasil sebesar
Rp. 6.876.194.721, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp. 2.415.191.658, dan pada
tahun 2009 perusahaan ini terus mengalami penurunan dan hanya memperoleh nilai sebesar
Rp. 370.116.651, Namun terjadi perubahan pada tahun 2010 nilai perusahaan meningkat
menjadi Rp. 6.095.068.366. Begitu juga untuk perusahaan-perusahaan lainnya, ada yang terjadi
peningkatan terus menerus setiap tahunnya, ada yang mengalami peningkatan pada tahun pertama
namun mengalami penurunan di tahun kedua dan mengalami peningkatan lagi pada tahun ketiga
dan mengalami penurunan lagi di tahun ke empat, begitu juga sebaliknya.
Dari data jelas terlihat bahwa dari 9 perusahaan farmasi, sebagian besar kinerja keuangannya
dalam keadaan baik dan memiliki nilai EVA 0, seperti PT. Pyridam farma Tbk. ditahun 2007
memiliki nilai EVA positif atau EVA 0 dan terus meningkat pada setiap tahunnya sampai
tahun 2010, yang berarti perusahaan dalam keadaan baik dan mampu menghasilkan nilai
tambah ekonomis melalui kegiatan-kegiatan operasionalnya sehingga mampu membayar
kewajibannya kepada investor-investor atau penyedia dan dan mampu menghasilkan laba bagi
perusahaan. Namun ada beberapa perusahaan yang memiliki nilai EVA 0, seperti PT. Taisho
Pharmaceutical Tbk pada tahun 2007 mimiliki nilai EVA yang positif dan terjadi peningkatan
pada tahun 2008, Namun terjadi penurunan pada tahun 2009 dan 2010 yang memiliki nilai EVA
yang negatif atau EVA 0
keSiMPuLAn
1. Economic Value Added yang di hasilkan oleh perusahaan farmasi rata-rata bernilai positif.
Nilai EVA PT. Indofarma Tbk, PT. Kimia Farma Tbk. PT. Kalbe Farma Tbk. PT.Merck
Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk, PT. Tempo Scan Paciic Tbk tahun 2007, 2008, 2009,
2010. Nilai EVA PT. Darya-Varia Laboratoria tahun 2008, 2009, 2010 Nilai EVA PT. Schher-
ing-Plough Indonesia Tbk, tahun 2007, 2008, 2009. Nilai EVA PT. Taisho Pharmaceuti-
cal Tbk, tahun 2007, 2008. Ini menunjuk- kan bahwa perusahaan mampu memberikan
tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor.
2. Beberapa perusahaan yang memiliki nilai EVA negatif yang artinya perusahaan tidak mampu
memberikan pengembalian yang di harapkan oleh investor. Perusahaan yang memiliki nilai
EVA 0, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, tahun 2007. Nilai EVA PT. Schhering-Plough
Indonesia Tbk, tahun 2010. Nilai EVA PT. Taisho Pharmaceutical Tbk, tahun 2009 dan
tahun 2010. Dari hasil tersebut membuktikan perusahaan dalam keadaan kurang baik.
218
Jurnal Visioner Strategis Rizkie Hizada Wahyuddin
SArAn
1. Kepada perusahaan agar dapat meninggkat- kan produktiitas dan penjualan untuk me-
ninggkatkan laba agar laba tidak lebih rendah dari pajak.
2. Kepada perusahaan agar dapat memperhati- kan biaya modal agar tidak lebih besar dari-
pada laba yang diperoleh perusahaan, karena akan mengakibatkan perusahaan sulit untuk
memberikan pengembalian yang dituntut oleh investor.
3. Kepada perusahaan agar terus meningkatkan daya saing dan melakukan pembaharuan dari
segi manajemen, keuangan, produksi dan sek- tor lainnya.
Volume 1, Nomor 2, September 2012
219
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi
reFerenSi Ariin, Johar, 2004, Analisis Laporan keuangan Berbasis komputer, Penerbit PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta.
Brigham, Eugene F Houston, Joel F. 2006. Fundamentals of Financial Management. tenth edition, Yulianto
, Ali Akbar Penerjemah. 2006. Dasar- dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat.
Fianka, Vandana. 2008. Pengertian kinerja. Retrieved November 12, 2010, from http:ianka.
wordpress.com20080911pengertian-kinerja
Mamduh, Hanai dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan keuangan. YKPN, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2006, Analisis kritis Atas Laporan keuangan, Edisi 5, PT Raja Graindo
Persada, Jakarta.
Hastuti, Theresia, 2005. dalam Ayu 2006. Hubungan Antara GCG dan Struktur Kepemilikandengan Kinerja Keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi VII.
Iramani dan Febrian, Erie. 2005. Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam Pengukuran kinerja dan nilai tambah Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 1 Mei 2005.
Khosim, Nur dan Idjang Soetikno, 2006, keterkaitan kinerja keuangan Perusahaan Dengan Alat ukur roA, eVA dan MVA terhadap retuurn Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bej,
Jurnal Akuntansi Indonesia JAI. Volume2. No.1, Maret. Hal.17–28. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Mahmud, Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan keuangan, Cetakan Pertama, UPP STIE YKPN,
Yogyakarta.
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen, konsep, Manfaat dan rekayasa, Edisi Kedua, STIE
YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, konsep, Manfaat dan rekayasa, Edisi 3, Salemba Empat,
Ugm, Yogyakarta.
Munawir 2002 Analisis informasi keuangan. Liberty, Yogyakarta Pranata, Yudha 2007. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap kinerja keuangan
Perusahaan.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Rahardjo, Budi. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami dan Menulis.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Robert N. Anthony Vijay Gouvindarajan, penerjemah F.X. kurniawan Tjakrawala, M.Si.Ak, 2002.
Sistem Pengendalian Manajemen.
Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT Grasindo Sawir, Agnes 2005. Analisis kinerja keuangan dan Perencanaan keuangan Perusahaan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Sugiono 2004 Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung Sukardi 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cetakan Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.
Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
220
Jurnal Visioner Strategis Rizkie Hizada Wahyuddin
Tunggal, Amin Wijaja 2001. Audit Laporan Keuangan, AVR. Haravindo.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Empat
www.idx.com. retrieved on Monday, January 24, 2011. at 20.30 wib.
Volume 1, Nomor 2, September 2012
221
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat dalam Memilih Jasa Pelatihan...
JURNAL VISIONER STRATEGIS
Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864
p. 221-226