Volume 1, Nomor 2, September 2012
147
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan JKA ...
JURNAL VISIONER STRATEgIS
Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864
p. 147-158
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan Jaminan
Kesehatan Aceh JKA di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh
F i k r i a h
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh
Agustami Phonna
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh
This study aims to examine and analyze the inluence of the quality of health services to the satisfaction levels of impatiens who use the JKA facilities
at RSUZA. The research was conducted using primary data. Data were analyzed with descriptive and quantitative approach through the presentation
and preparation of data into the table. This study uses multiple regression model and calculation of Likert Scale. The results of this study indicate that
there are only two variables that inluence JKA patients satisfaction in the RSUZA that physician services and nursing services the medical. This is
shown by test t where t count is greater than t table. While the support services facilities infrastructure and administrative services not partially effected
to the satisfaction of JKA patients in RSUZA. Therefore, the hospital must make improvements care to JKA patients, good service medical personnel
doctors and nurses, support services, facilities and infrastructure, as well as administrative services in order to create good health care. The Government
of Aceh will be able Following JKA program for the creation of health care access to all the people of Aceh.
Keywords : Health insurance, JKA, health care quality, health care programs
148
Jurnal Visioner Strategis Fikriah Agustami Phonna
LAtAr BeLAkAng
Program jaminan sosial social security program
sebenarnya merupakan amanah konstitusi UUD 1945 sebagai penganut
konsep negara kesejahteraan walfarestate. Dalam amandemen UUD 1945 Pasal 28 H
Ayat 1 berbunyi: setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan. Sementara pada Pasal
34 ayat 3 berbunyi: negara bertanggung jawab atas penyedian fasilitas kesehatan yang layak
Afrianty, 2010.
Propinsi Aceh yang merupakan salah satu propinsi di Indonesia telah menetapkan sebuah
kebijakan baru di bidang kesehatan yaitu program Jaminan Kesehatan Aceh JKA. Pemerintah
Aceh di bawah pimpinan Irwandi Yusuf selaku Gubernur Aceh memberlakukan sistem kesehatan
yang menjamin seluruh warga Aceh memperoleh pelayanan kesehatan tanpa pengecualian.
Program yang bernama Jaminan Kesehatan Aceh JKA merupakan wujud komitmen pemerintah
Aceh dalam rangka pencapaian RPJM yang telah ditetapkan sebelumnya.
JKA menawarkan fasilitas pengobatan gratis yang dikelola PT Askes selaku pihak ketiga
sebagaiman MoU antara Pemerintah Aceh dengan Askes pada tanggal 1 Juni 2010. JKA
diharapkan menjadi salah satu solusi dalamm pemenuhan kebijakan di bidang kesehatan di
Aceh. Dari segi proses pelayanan JKA, pasien cukup menunjukkan KTP Aceh dan Kartu
Keluarga KK di puskesmas maupun rumah sakit. JKA juga tidak membatasi jenis penyakit
yang diderita oleh pasien. Pada tahun 2010, JKA memperoleh dana dari APBA sekitar Rp 241
milyar untuk jangka waktu enam bulan. Dana tersebut digunakan untuk membiayai jaminan
kesehatan bagi sekitar 3,8 juta warga Aceh Abdul, 2010
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah pasien yang berobat di RSUZA pada bulan
Oktober sebanyak 22.394 pasien. Kunjungan pasien terbanyak terjadi pada minggu pertama
yaitu sebanyak 5.867 pasien. Jumlah pasien pada bulan Oktober yang berobat dengan program
asuransi JKA mencapai 40,48 persen, sedangkan Jamkesmas 21,98 persen, Askes 25,52 persen dan
umum 12,02 persen.
tinjAuAn teoritiS
Sebagian besar ahli memberi pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan
keputusan atau ketetapan pemerintah untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap
akan membawa dampak baik bagi kehidupan warganya. Bahkan, dalam pengertian yang
lebih luas, kebijakan publik sering diartikan sebagai ‘apa saja yang dipilih oleh pemerintah
untuk dilakukan atau tidak dilakukan’. Seperti kata Bridgman dan Davis 2004:3, seringkali,
kebijakan publik tidak lebih dari pengertian mengenai ‘whatever government choose to do or
not to do
.’
Pengaturan Pendanaan Daerah
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan UU tersebut diketahui dasar-dasar pendanaan pemerintah daerah, yaitu:
tabel 1 jumlah Pasien di rumah Sakit umum Dr. Zaenal Abidin oktober 2010
Minggu Rumah Sakit Umum Dr. Zaenal Abidin
JKA Jamkesmas
Askes Umum
Jumlah
I 2392
1123 1754
588 5.857
II 2161
997 1354
696 5.208
III 1479
1238 1213
512 4.442
IV 2084
976 924
659 4.643
V 948
588 471
237 2.244
Jumlah Pasien 9064
4922 5716
2692 22.394
Persentase 40,48
21,98 25,52
12,02 100
Sumber: RSU Dr. Zaenal Abidin
Volume 1, Nomor 2, September 2012
149
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan JKA ...
1. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan Dae- rah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi
didanai APBD. 2. Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang
dilaksanakan oleh gubernur dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi didanai APBN.
3. Penyelenggaraan urusan Pemerintah yang di- laksanakan oleh gubernur dalam rangka Tu-
gas Pembantuan didanai APBN. 4. Pelimpahan kewenangan dalam rangka pelak-
sanaan Dekonsentrasi danatau penugasan dalam rangka pelaksanaan Tugas Pemban-
tuan
5. dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah diikuti dengan pemberian dana.
Sumber-sumber penerimaan daerah juga dicantumkan dalam UU tersebut yaitu:
1. Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan De- sentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah
dan Pembiayaan. 2. Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 bersumber dari: a. Pendapatan Asli Daerah;
b. Dana Perimbangan; dan c. Lain-lain Pendapatan.
3. Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersumber dari:
a. sisa lebih perhitungan anggaran Daerah; b. penerimaan Pinjaman Daerah;
c. Dana Cadangan Daerah; dan d. hasil penjualan kekayaan Daerah yang
dipisahkan.
Pelayanan publik
dapat diartikan sebagai pemberian layanan melayani keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan Widodo, 2001:269. Kondisi masyarakat saat
ini telah terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat
semakin baik, hal ini merupakan indikasi dari ”empowering
” yang dialami masyarakat .Menurut Widodo 2001:273 pihak pelayan
publik dalam memberikan layanan publik setidaknya harus :
1. Mengetahui kebutuhan apa yang dilayani 2. Menerapkan persyaratan manajemen untuk
mendukung penampilan kinerja 3. Memantau dan mengukur kinerja.
Menurut Widodo 2001:273 sebagai perwujudan dari apa yang harus dilperhatikan
dan dilakukan oleh pelayan publik agar kualitas
layanan menjadi baik maka dalam memberikan layanan publik seharusnya:
1. Mudah dalam pengurusan bagi yang berke-
pentingan prosedurnya sederhana 2. Mendapat pelayanan yang wajar
3. Mendapat pelayanan yang sama tanpa pilih kasih
4. Mendapat perlakuan jujur dan terus terang transparan
Anoop 1999:21 mengingatkan kepada pemerintah bahwa “public services are services
that are demanded by the public not what the government thinks…”. Pernyataan ini dilandasi
suatu pemikiran bahwa kekuasaan dan wewenang yang dimiliki pemerintah bersumber
dari rakyat, sehingga maju atau mundurnya, kuat atau
lemahnya suatu pemerintahan ditentukan oleh rakyat, maka pemerintah mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik kepada rakyat.
Pelayanan kesehatan
yang baik menurut Azwar 1996:38-39 harus memenuhi syarat-
syarat pokok sebagai berikut: a. Tersedia dan berkesinambungan, artinya jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta ke-
beradaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar, artinya tidak ber- tentangan dengan keyakinan dan kepercay-
aan masyarakat.
c. Mudah dicapai, untuk mewujudkan pelayan- an yang baik, pengaturan distribusi sarana
kesehatan menjadi sangat penting, sehingga tidak terjadi konsentrasi sarana kesehatan
yang tidak merata.
d. Mudah dijangkau, artinya harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan ke-
mampuan ekonomi masyarakat. e. Berkualitas, yaitu yang menunjuk pada
150
Jurnal Visioner Strategis Fikriah Agustami Phonna
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak
dapat memuaskan para pemakai jasa pelay- anan, dan pihak lain tata cara penyelengga-
raanya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
kualitas jasa
menurut Parasuraman dkk, dalam Tjiptono, 1996: 70 ditentukan dalam
lima dimensi pokok, yaitu:
a. Bukti langsung tangibles, meliputi fasili- tas isik, perlengkapan, pegawai, dan sa-
rana kamunikasi.
b. Keandalan reliability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat, dan memuaskan. c. Daya tangkap responsiveness, yaitu ke-
inginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan den-
gan tanggap.
d. Jaminan assurance, mencakup pengeta- huan, kemampuan, kesopanan, dan sifat
yang dapat dipercaya, bebas dari bahaya, re- siko, atau keragu – raguan.
e. Empati, meliputi kemudahan dalam melaku- kan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
Kotler dalam Supranto, 2006 : 231, menjelaskan lima determinan kualitas jasa
adalah sebagai berikut: a. Keandalan reliability, yaitu kemampuan
untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
b. Ketanggapan responsiveness, yaitu kem- auan untuk membantu pelanggan
dan memberikan jasa dengan cepat atau ke- tanggapan.
c. Keyakinan conidence, yaitu mencakup pengetahuan dan kesopanan karyawan serta
kemampuan mereka untuk menimbulkan ke- percayaan dan keyakinan atau “assurance’.
d. Empati emphaty, yaitu syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
e. Berwujud tangible, yaitu penampilan fasilitas isik, peralatan, personil, dan media
komunikasi. Kepuasan Masyarakat Berdasarkan Kepmen
PAN no. 25 Tahun 2004 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP
25 M. PAN2 2004 tanggal 24 Februari 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah yang menjelaskan bahwa :
a. pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur
pemerintah perlu terus ditingkatkan, sehingga mencapai kualitas yang diharapkan;
b. untuk mengetahui kinerja pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat, perlu dilaku-
kan penilaian atas pendapat masyarakat ter- hadap pelayanan, melalui penyusunan indeks
kepuasan masyarakat;
c. berdasarkan Undang-undang Republik Indo- nesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional PROPENAS, salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan
pelayanan publik adalah menyusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur ter-
hadap optimalisasi kinerja pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat.
d. untuk maksud tersebut pada huruf a, b dan c per- lu ditetapkan Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat unit pelayanan Instansi Pemerintah dengan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat dimaksudkan sebagai acuan
bagi Unit Pelayanan instansi pemerintah dalam menyusun indeks kepuasan masyara-
kat, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai
bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan – kualitas pelayanan
publik selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan Masyarakat dapat digunakan seba-
gai gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan.
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana
telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor : 63KEPM.PAN72003, yang kemudian
dikembangkan menjadi 14 unsur yang ”relevan”, ”valid” dan ”reliabel”, sebagai unsur minimal
yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut : 1
Prosedur pelayanan, 2 Persyaratan pelayanan,
Volume 1, Nomor 2, September 2012
151
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan JKA ...
3 Kejelasan petugas pelayanan, 4 Kedisiplinan petugas pelayanan, 5 Tanggung jawab petugas
pelayanan, 6 Kemampuan petugas pelayanan, 7 Kecepatan pelayanan, 8 Keadilan mendapatkan
pelayanan, 9 Kesopanan dan keramahan petugas, 10 kewajaran biaya pelayanan, 11 Kepastian
biaya pelayanan, 12 Kepastian jadwal pelayanan, 13 Kenyamanan lingkungan, 14 Keamanan
Pelayanan.
Program kesehatan Aceh
Strategi Pembangunan Kesehatan Aceh 2007- 2012 yang tertuang dalam Lampiran I Peraturan
Gubernur Aceh Nomor : 26 Tahun 2010 Tanggal 1 Mei 2010 adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan minimal
bagi masyarakat. 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga
kesehatan melalui perencanaan yang tepat, penempatan tenaga kesehatan dan peningka-
tan kapasitas yang sesuai untuk mendukung pembangunan sistem kesehatan daerah.
3. Peningkatan jangkauan, pemerataan, eisiensi dan mutu pelayanan kesehatan.
4. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit serta kesehatan lingkungan terma-
suk penanggulangan bencana. 5. Memperkuat mekanisme rujukan dengan me-
manfaatkan rumah sakit dengan pelayanan unggulan.
6. Meningkatkan pendidikan kesehatan ma- syarakat melalui promosi kesehatan dan
mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis data teknologi.
7. Melakukan penelitian terhadap kebijakan dan masalah kesehatan.
8. Mengembangkan pola Badan Layanan Umum BLU di rumah sakit provinsi dan kabupaten
kota. 9. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lin-
tas sektor, masyarakat, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal, Nasional dan
Internasional di setiap upaya pembangunan kesehatan melalui advokasi.
10. Pengembangan fasilitas pendidikan kesehatan dan kedokteran.
11. Pemberian Jaminan Kesehatan kepada Ma- syarakat Miskin diseluruh Aceh JKA dalam
bentuk pengobatan gratis diseluruh rumah sakit yang ada di Aceh.
Pemerintah Aceh mengembangkan Program Jaminan Kesehatan Aceh JKA yang mulai
dilaksanakan pada1 Juni 2010. Tujuan umum JKA untuk menjamin kesehatan
bagi seluruh penduduk Aceh yang berkeadilan, tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
agama, jenis kelamin dan usia dalam rangka meningkatkan produktiitas dan kesejahteraan
Dinas Kesehatan Aceh, 2010:2. Tujuan khusus penyelanggaraan JKA adalah:
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkeadilan dan merata bagi seluruh pen- duduk Aceh.
b. Menjamin akses pelayanan bagi seluruh pen- duduk dengan mencegah terjadinya beban
biaya kesehatan yang melebihi kemampuan bayar penduduk.
c. Menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dari pelayanan kesehatan primer
tingkat pertama sampai pelayanan rujukan yang memuaskan rakyat, tenaga kesehatan,
dan Pemerintah Aceh.
d. Mewujudkan reformasi sistem pembiayaan dan pelayanan kesehatan di Aceh secara ber-
tahap.
Penelitian sebelumnya
yang berjudul Releven Pembangunan Kesehatan Daerah
terhadap Kebijakan Kesehatan Nasional di Era Otonomi Daerah, Saefullah menyimpulkan bahwa
tingginya relevansi Health Policies di beberapa pemerintah daerah kota tidak signiikan dengan
adanya disparitas derajat kesehatan di propinsi Jawa Barat maupun tingkat nasional tahun 2010.
Slamet melakukan penelitian yang berjudul Studi Tentang Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semua variabel kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signiikan untuk kepuasan
konsumen. Kesimpulan dari hasil di atas adalah kualitas pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan
paramedis, dan medis mendukung kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif yang
signiikan untuk kepuasan konsumen di Rumah
152
Jurnal Visioner Strategis Fikriah Agustami Phonna
Sakit Islam, di Manisrenggo Klaten. Mahendra melakukan penelitian yang
berjudul Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Memberikan
Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Hati Di Gading Rejo. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa adanya beberapa variabel yang di rasakan masih tidak
mampu memenuhi harapan pasien rawat inap sehingga menimbulkan ketidakpuasan pasien
rawat inap, antara lain adalah kecepattanggapan perawat dalam menyelesaikan keluhan pasien,
sikap perawat yang sopan dan ramah serta jijik kepada pada pasien, dan kemampuan perawat
untuk membuat pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
kerangka Pemikiran
Program JKA Kualitas Pelayanan Kesehatan
• Pelayanan dokter medis • Pelayanan perawat paramedis
• Pelayanan Sarana penunjang rumah sakit
• Pelayanan Administrasi • Keandalan reliability
• Ketanggapan responsineness • Keyakinan conidence
• Empati emphaty • Berwujud tangible
Kepuasan Pasien
Program JKA merupakan fasilitas layanan kesehatan masyarakat dimana Pemerintah Aceh
memberi kemudahan pengobatan gratis di RSU Banda Aceh. Pasien yang berobat tentunya
menginginkan kualitas pelayanan yang baik sehingga nantinya dapat memberi kepuasan
bagi pasien yang tercermin dalam kualitas pelayanan kesehatan berupa; pelayanan dokter,
pelayanan perawat, pelayanan sarana penunjang RS, pelayanan administrasi. Kesemuanya
diukur secara objektif dalam hal kendalanya, ketanggapannya, keyakinan yang diberikan,
adanya empati, dan tersedia segala fasilitas yang mencukupi. Pengukuran dilakukan dengan
memberi skor pada jawban tertinggi dan terendah. Hasil tabulasi data dianalisis dengan model linear
berganda yang nantinya dapat diketahui besaran hubungan, keakuratan hubungan, dan lainnya
setelah dilakukan pengujian-pengujian yang tepat dan dapat menjawab hipotesis penelitian.
Hipotesis
dalam penelitian ini adalah diduga Pelayanan dokter medis, Pelayanan perawat
paramedis, Pelayanan Sarana penunjang rumah sakit, Pelayanan Administrasi mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien JKA.
MetoDe PeneLitiAn
Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat
1. Variabel bebas X, kualitas pelayanan rawat inap kamarsal terdiri dari subvariabel seb-
agai berikut: a. Pelayanan medis dokter X
1
b. Pelayanan paramedis perawat X
2
c. Pelayanan penunjang rumah sakit X
3
d. Pelayanan administrasi rumah sakit pe- nerimaan pasien, informasi dan adminis-
trasi keuangan X
4
Setiap subvariabel ini akan diukur dengan lima indikator yaitu :
a. Keandalan reliability. b. Ketanggapan responsineness.
c. Keyakinan conidence. d. Empati emphaty.
e. Berwujud tangible.
2. Variabel tidak bebas Y, kepuasan pasien JKA yang mendapat pelayanan rawat inap ka-
marsal.
Populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang berobat dengan menggunakan
fasilitas JKA yang diambil dari data penelitian pendahuluan bulan Oktober 2010 selama 5
minggu yang diperoleh pada data rekam medis RSUZA.
Jumlah pasien rawat inap menggunakan kamarsal adalah:
Volume 1, Nomor 2, September 2012
153
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan JKA ...
tabel 2 jumlah Pasien rawat inap jkA di rSuZA
Minggu Rumah Sakit Umum
Dr. Zaenal Abidin JKA
I 267
II 229
III 193
IV 179
V 68
Jumlah 936
Rata-rata 187
Target populasi adalah jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan yaitu 936. Jumlah
pasien yang diinginkan menjadi sampel dengan menggunakan rumus Solvin secara stratiied
adalah sebagai berikut:
N N . d2 + 1
936 [936 . 0,102 ] + 1
S = 90,34
dibulatkan menjadi 90 sampel Dimana :
N = jumlah populasi diambil jumlah rata-rata perminggu
S = jumlah sampel d = sampling error = 0,1
1 = faktor koreksi
Pasien yang akan menjadi sampel dengan ketentuan telah menjalankan perawatan di RSUZA
minimal 1x24jam. Kemudian yang menjadi target sampel adalah siapa saja dengan kriteria
yang telah ditentukan dalam masa penelitian, sedangkan pemilihan sampel dilakukan secara
coninience sampling sejumlah 90 orang.
Deinisi Operasional 1. Pelayanan medis dokter adalah dokter men-
gunjungi pasiennya setiap pagi, tanggap, ra- mah, sopan, penuh perhatian pada pasien dan
selalu berpakaian rapi.
2. Pelayanan paramedis perawat adalah per- awat berada selalu berada di tempat, sepat
tanggap pada pasien, ramah, sopan, dan em- pati dalam melayani pasien.
3. Pelayanan sarana penunjang rumah sakit adalah tersedianya semua sarana prasarana
yang menunjang kegiatann tindak medis. 4. Pelayanan administrasi rumah sakit, peneri-
maan pasien, informasi dan administrasi keuangan..
5. Kepuasan pasien adalah gambaran utuh tingkat kualitas pelayanan rumah sakit menu-
rut penilaian pasien, berupa rasa puas, ingin berobat lagi, dan dapat menceritakan apa
yang dialami pada orang lain.
Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, untuk kuesiener pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban: STP,
TP, B, P, dan SP, diberi skoring dengan asumsi bahwa semakin puas penderita yang dirawat
akan memberikan nilai lebih tinggi atau dengan kata lain semakin puas akan semakin
besar nilainya, sehingga secara rinci skornya sebagai berikut :
Untuk Dimensi Kualitas Pelayanan - Jika jawaban Sangat Tidak Puas STP maka
skornya 1 - Jika jawaban Tidak Puas TP maka skornya
2 - Jika jawaban Biasa B maka skornya 3
- Jika jawaban Puas P maka skornya 4 - Jika jawaban Sangat Puas SP maka skornya
5 Hasil skor jawaban setiap pertanyaan dengan
menggunakan skala likert Sugiyono, 2000:86 ditabulasi, dijumlah dan dihitung rata kemudian
seluruh skor dinilai dikali bobot masing-masing jawaban sesuai dengan perhitungan IKM sebagai
berikut: 1. Hitung nilai indeks tertinggi untuk seluruh
unsur yang masuk dalam perhitungan. Bobot tertinggi = Jumlah bobok : jumlah un-
sur 2. Untuk setiap unsur hitung nilai rata-rata Lik-
ert-nya. 3. Hitung nilai indeks unit pelayanan, yaitu:
Sigma nilai unsur x bobot 4. Perhitungan IKM dilakukan dengan mengkali
nilai indeks dengan nilai dasar 25.
S = S =
154
Jurnal Visioner Strategis Fikriah Agustami Phonna
Interval konversi IKM menggunakan interval yang telah ditetapkan dalam Kepmenpan no. 25
Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan, bagaimana pola hubungan pattern of relation antara Y dan X dan beberapa besar
perubahan rata-rata Y dan X berubah satu satuan digunakan analisis regresi berganda, analisa
koeisien korelasi, dan koefesien determinan.
Untuk menjawab Hipotesis digunakan Persamaan Regresi linier berganda
Yi = b0 + b1X
1
+ b2X
2
+ … + biX
i
+ ei
.....Supranto, 2001:236 diformulasikan:
Yi = b0 + b1X
1
+ b2X
2
+ b3X
3
+ b4X
4
+ ei
Dimana: Y = kepuasan pasien
X
1
= Pelayanan dokter X
2
= Pelayanan perawat X
3
= Pelayanan sarana RS X
4
= Pelayanan administrasi b0 = Konstanta
b1, b2, b3, b4= Koeisien regresi ei = error term
HASiL PeneLitiAn
Sasaran JKA adalah penduduk Aceh yang mempunyai Kartu Tanda Penduduk KTP dan
atau yang tercantum dalam Kartu Keluarga Aceh KK, dan belum memiliki jaminan kesehatan,
kecuali peserta Jamkesmas melalui mekanisme integritas pembiayaan dalam JKA.
Alokasi dana JKA 2010 dalam APBA sebesar Rp.241.965.073.000,- dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Aceh DPA SKPA Dinas Kesehatan Nomor
1.02.1.02.01.28.01.5.2. Tahun anggaran 2010, untuk jangka waktu 7 bulan terhitung sejak 1
Juni 2010 hingga tanggal 31 Desember 2010 Dinas Kesehatan Aceh, 2011:1. Data ringkasan
realisasi dan rogres JKA dapat diperhatikan pada Tabel 4.
tabel 3 interval ikM
Nilai Interval Konversi IKM Mutu Pelayanan
Kinerja Unit Pelayanan
25,00 - 43,75 D
Tidak Baik 43,76 - 62,50
C Kurang Baik
62,51 - 81,25 B
Baik 81,26 - 100,00
A Sangat Baik
tabel 4. realisasi dan Progres jaminan kesehatan Aceh
tahun Anggaran 2010 No
Uraian Jumlah
Keterangan Rp
Jiwa
1 Dana JKA T.A 2010
241.965.073.050 a. Realisasi
209.338.477.562 b. Over Head IAskes
12.098.253.650 c. Sisa dikembalikan ke kas daerah
32.626.595.488 2
Dana Pelayanan Kesehatan 85.537.382.000
4.033.805 316 PKM di 23
kabkota a. Kapitasi untuk Puskesmas RJTP
7.859 b. Pelayanan ANC, Persalinan, dan PNC
165.576 25 RSUD
c. Pelayanan RITL di RSUD kabkota Aceh 89.129
d. Fasilitas Obat dan Penunjang Medis 189.505
25 apotik; 13 optikal, dsb
e. RITL dan RJTL di Medan 272
7 RS f. RITL dan RJTL di RSU Jkt
142 4 RS
3 Belanja Tidak Langsung
Validasi, entri data, cetak kartu 5.619.928.122
Sumber: Laporan Pelaksanaan JKA Dinkes, 2011
Volume 1, Nomor 2, September 2012
155
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan JKA ...
Untuk melihat pengaruh pelayanan dokter medis, perawat para medis, penunjangsarana
dan administrasiinformasi terhadap kepuasan pasien JKA di RSU ZA digunakan regresi linear
berganda. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Berdasarkan hasil regresi tersebut maka model hasil penelitian yang menggambarkan pengaruh
kualitas pelayanan dokter X1, para medis X2, pelayanan penunjangsarana prasarana X3, dan
pelayanan administrasi X4 terhadap kepuasan pasien Yi sebagai berikut:
Yi = -0,054 + 0,066X1 + 0,057X2 + 0,006X3 + 0,041X4
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh koeisien- koeisien yang dapat diinterpretasikan sebagai
berikut : 1. Koeisien regresi untuk Pelayanan Dokter β1
adalah 0,066, artinya apabila terjadi penam- bahan kualitas Pelayanan Dokter sebesar 1
poin maka akan menambah kepuasan pasien sebesar 6,6 persen, dengan menganggap vari-
abel lain tetap konstan.
2. Koeisien regresi untuk Pelayanan Tenaga Medis β2 adalah 0,057, artinya apabila ter-
jadi penambahan kualitas Pelayanan Tenaga Medis sebesar 1 poin maka akan menambah
kepuasan pasien sebesar 5,7 persen, dengan menganggap variabel lain tetap konstan.
Uji lain dilakukan untuk menguji model yang terbentuk yaitu;
1. Uji Parsial Uji t Berdasarkan uji t dengan tingkat keyakinan
95 persen α=0,05 bahwa hanya terdapat 2 variabel yang mempengaruhi kepuasan pasien
JKA di RSU ZA secara parsial yaitu pelayanan dokter dan pelayanan perawat para medis.
Hal ini tunjukkan dengan uji t dimana t hitung lebih besar dari t tabel. Sedangkan pelayanan
penunjang saranaprasarana dan pelayanan administrasi tidak bepengaruh secara parsial
terhadap kepuasan pasien JKA di RSU ZA. 2. Uji Simultan Uji F
Untuk mengetahui apakah variabel pelayanan dokter, perawat, sarana penunjang, dan
administrasi mempengaruhi secara bersama- sama simultan terhadap kepuasan pasien JKA
di RSU ZA maka dilakukan uji F. Hasil uji F menunjukkan F hitung 14,64 lebih besar dari
F tabel 2,45 sehingga dapat dikatan bahwa pelayana dokter, perawat, pelayanan penunjang
sarana dan administrasi mempengaruhi secara bersama-sama simultan terhadap kepuasan
pasien JKA. 3. Uji Multikorelasi
Untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel independen pelayanan dokter, perawat,
penunjangsarana, dan administrasi maka perlu dilakukan uji multikorelasi. Nilai R2 yang relatif
rendah yaitu hanya 0,408 dan terdapat variabel yang berpengaruh secara parsial sebanyak 2
buah maka dapat dinyatakan bahwa model yang terbentuk terbebas dari multikorelasi. Hasil
tes terhadap dua buah variabel independen menunjukkan hasil tidak signiikan, oleh sebab
itu dapat dikatakan terbebas dari multikorelasi.
tabel 5 Hasil regresi
Model Unstandardized
Coeficients Standardized
Coeficients T
Sig. B
Std. Error Beta
Konstanta -0,054
0,389 -0,138
0,890 Pelayanan Dokter
0,066 0,034
0,244 1,955
0,054 Pelayanan Tenaga Medis
0,057 0,029
0,273 1,929
0,057 Sarana Prasarana
0,006 0,023
0,050 0,278
0,782 Pelayanan Administrasi
0,041 0,031
0,170 1,302
0,196 R=0,639
R
2
=0,408 Adj R
2
=0,380 DW= 1,963
Fhit=14,644 t
tabel
= 1,664 F
tabel
= 2,45
156
Jurnal Visioner Strategis Fikriah Agustami Phonna
keSiMPuLAn
Kesimpulan setelah melakukan pembahasan dan pengujian terhadap data yang diperoleh
selama penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dari skor kualitas masing-masing pelayanan
berdasarkan skala likert dan perhitungan kual- itas pelayanan berdasarkan Indeks Kepuasan
Masyarakat IKM sesuai dengan KEPMEN PAN Nomor: KEP25M.PAN22004, maka
dapat disimpulkan kualitas pelayanan kese- hatan di RSU ZA terhadap pasien yang meng-
gunakan Jaminan Kesehatan Aceh JKA adalah Baik.
2. Pelayanan dokter medis dan pelayanan per- awat para medis berpengaruh secara parsial
dan signiikan terhadap kepuasan pasien JKA di RSU ZA, sedangkan pelayanan sarana
penunjang dan pelayanan administrasiinfor- masi tidak berpengaruh secara parsial terha-
dap kepuasan pasien.
3. Pelayanan dokter, pelayanan perawat, pelay- anan penunjangsarana dan pelayanan admin-
istrasiinformasi secara bersamaan simultan mempengaruhi secara signiikan terhadap
kepuasan pasien JKA di RSU ZA Kota Banda Aceh.
SArAn
Saran yang penulis berikan setelah melakukan kajian ini adalah:
1. Pihak rumah sakit harus melakukan perbai- kan pelayanan terhadap pasien JKA baik
pelayanan tenaga medis dokter dan perawat, pelayana penunjang, sarana dan prasarana,
serta pelayanan administrasi guna terciptanya pelayanan kesehatan yang baik.
2. Para pengguna fasilitas kesehatan pasien khususnya pengguna layanan JKA harus tu-
rut serta membantu pemerintah Kota Banda Aceh khususnya RSU ZA untuk menciptakan
pelayanan kesehatan yang baik dengan cara mentaati peraturan yang telah dicipatakan
demi kebaikan bersama.
3. Pemerinah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Aceh diharapakan membantu kesuksesan dan
kesinambungan program JKA karena sangat membantu masyarakat khsusunya masyarakat
kurang mampu agar dapat mengakses fasili- tas dan pelayanan kesehatan yang memadai.
4. Pemerintah Aceh diharapkan mampu melan- juti program JKA demi terciptanya akses la-
yanan kesehatan ke seluruh rakyat Aceh,
Volume 1, Nomor 2, September 2012
157
Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien yang Menggunakan JKA ...
reFerenSi
Abdul, Abdullah Muthaleb. 2010. JKA: cek kosong untuk rakyat. Afrianty, Fatimah. 2010. Menggagas Inovasi Lewat Jaminan Kesehatan Aceh.
Anderson R, Joannna K, dkk. 1979. Equity in Health Service, Emperical Analysis in Social Policy. Mass Ballinger Publishing Campany, Cambrige.
Anoop, Rana SJB. 1999. The Sky Limit Public Services: New Approach. Liberal Times, FNS. Azwar, Azrul, H. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta .
Azwar, Azrul, H. III. 1996 . Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Aceh Dalam Angka Tahun 2009. BPS NAD
Barnes, James G. 2003. Secrets of Customer Relationship Management Terjemahan Andreas Winardi, Andi,Yogyakarta:.
Budiyanto, FX. 1991. Pelayanan Pelanggan yang Bermutu, Seni Melakukan Pelanggan Sebagai tamu. Binarupa Aksara, Jakarta
Dedi. 2010. Gubernur Aceh Minta Bupati Perkuat Manajemen Rumah Sakit. korandigital.com Golberg, Alan. III. 1996, Hospital Departemen Proil. AHA, American Hospital Publishing Tuc, USA.
Kaloh J. 2003. Kepala Daerah: Pola Kegiatan dan Kekuasaan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Gramedia Pustaka, Jakarta.
Kotler, P.2003. Marketing Management. Prentice Hall, New Jersey Lampiran I Peraturan Gubernur Aceh Nomor : 26 Tahun 2010 Tanggal : 1 Mei 2010. Ringkasan
Perubahan Rpjm Aceh 2007-2012. Kantor Gubernur Aceh. Banda Aceh. Dinas Kesehatan Aceh. 2010. Pedoman Pelaksanaan JKA. DINKES Aceh. Banda Aceh.
____________________. 2011. Laporan Pelaksanaan dan Progres JKA. DINKES Aceh. Banda Aceh. Mahendra, Suryo._. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Kinerja
Perawat D a l a m Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Mutiara Hati Di Gading Rejo. Skripsi. ejournal.unud.ac.id
Moenir, H.A.S . 1998 . Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta.. Ndraha, Taliziduhu. I. 2003. Kybernology Ilmu Pemerintahan. Rineka Cipta, Jakarta.
Riyanto, Supriyadi. 1994. Tantangan Industri Rumah Sakit Indonesia tahun 2020, Jurnal Kajian Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia, Jakarta
Saefullah. __ . Releven Pembangunan Kesehatan Daerah terhadap Kebijakan Kesehatan Nasional di Era Otonomi Daerah. Makalah. Program Magister IKM Kedokteran UNPAD. Bandung.
Senge, M. Peter. 1994. The Fifth Disciplin. New Jersey: Chatham House Publishing Sianipar, J.P.G . 1999. Manajemen Pelayanan Publik. LAN, Jakarta.
Slamet, Azis Wiyono._. Studi Tentang Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen dl Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
158
Jurnal Visioner Strategis Fikriah Agustami Phonna
Sigiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung. Sumarwanto, Edi. 1994, Standar Perilaku sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan, Cermin Dunia
Kedokteran No. 91, Jakarta Supranto, J, M.A. 2001. Statistik teori dan aplikasi. Edisi Ke Enam Relangga: Jakarta
Volume 1, Nomor 2, September 2012
159
he Relation of Corporate governance to Firm Performance and Management Compensation as Mediating Variable
JURNAL VISIONER STRATEgIS
Volume 1, Nomor 2, September 2012 ISSN: 2338-2864
p. 159-169