79
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Hasil perhitungan koefisien determinasi R
2
dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.23. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
,672
a
,451 ,435
3,41815 ,000
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: Constant, Disiplin, Motivasi a.
Dependent Variable: Kinerja b.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,435, yang berarti 43,5 kinerja pegawai pada
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara dipengruhi oleh motivasi dan disiplin. Sedangkan 56,5 dipengaruhi faktor
lain di luar model.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif motivasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Jepara. Ini sesuai dengan pendapat Mathis dan Jackson 2006:115 yang menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh
motivasi dan mendukung hasil penelitian terdahulu bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Besarnya pengaruh motivasi
terhadap kinerja pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
80
Kabupaten Jepara adalah sebesar 32,6. Motivasi merupakan suatu kekuatan dalam diri seseorang maupun faktor dari organisasi yang
mendorong atau menggerakkan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi bila pegawai diberikan motivasi, maka ia akan lebih mengerahkan
kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan. Dan atasan harus menyelaraskan tujuan organisasi dengan tujuan pegawainya
agar kedua belah pihak dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan analisis deskriptif persentase, motivasi berada
dalam kriteria tinggi, yaitu sebesar 51,43. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Jepara merasa pelaksanaan prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan sudah sesuai dengan harapan mereka. Sedangkan
berdasarkan 5 lima indikator motivasi menunjukkan bahwa indikator perhatian timbal balik masih memiliki kriteria sedang
paling tinggi dibandingkan yang indikator yang lain, yaitu sebesar 11,43. Kurangnya perhatian dari pimpinan kepada sebagian kecil
pegawai membuat pegawai tersebut kurang bersemangat dalam bekerja.
4.2.2. Pengaruh Disiplin terhadap Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Jepara. Temuan ini mendukung penelitian Etykawaty 2004, Narmodo dan Wajdi 2004 yang menyatakan bahwa disiplin
81
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 38,2. Disiplin merupakan
sikap dan perilaku terkendali dari seseorang atau sekelompok orang yang dilandasi kesadaran dan kesukarelaan untuk menaati segala
peraturan untuk tujuan tertentu. Karena itulah, atasan harus meningkatkan disiplin pegawainya agar kinerja pegawai meningkat.
Semakin disiplin pegawai, maka akan semakin tinggi prestasi kerjanya Hasibuan, 2009:193.
Disiplin memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan motivasi. Ini terjadi karena pekerjaan pegawai Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara memberikan penyuluhan yaitu kepada kelompok tani sehingga berkaitan dengan
pembinaan manusia. Pembinaan terhadap manusia memerlukan tingkat disiplin tinggi. Manusia memiliki karakteristik yang berbeda-
beda sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristik manusia tersebut. Pegawai Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Jepara harus memiliki tingkat kesadaran akan peraturan yang tinggi jika ingin berhasil dalam memberikan
penyuluhan. Kepatuhan akan peraturan akan membantu pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara untuk mencapai
standar kerja yang sudah ditetapkan. Hal ini dikarenakan disiplin berperan dalam pembentukan manusia produktif Sinungan,
2009:145.
82
Berdasarkan analisis deskriptif persentase disiplin berada dalam kriteria sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara sudah memiliki kesadaran dan kerelaan untuk mematuhi semua peraturan
yang ada. Kesadaran dan kerelaan tersebut ada karena pegawai merasa memiliki hasrat yang kuat untuk melaksanakan norma dan
etika yang berlaku. Seperti kesadaran taat pada peraturan, pengembangan diri, dan tanggung jawab dan evaluasi diri. Perilaku
mereka pun terkendali sehingga muncul ketaatan pada diri mereka masing-masing. Perilaku terkendali yang dimiliki pegawai Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara, seperti kesediaan menjaga dan memelihara fasilitas maupun kebersihan kantor,
mendukung kegiatan bekerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk pencapaian tujuan. Ketaatan membuat pegawai
merasa tidak terpaksa dalam mengerjakan sesuatu karena ketaatan tersebut muncul dari kesadaran diri sendiri sehingga pegawai tidak
merasa pekerjaan sebagai beban dan pekerjaan terselesaikan dengan baik.
Masih adanya pegawai yang memiliki tingkat disiplin sedang dikarenakan masih adanya pegawai yang belum taat pada peraturan.
Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara ada yang tidak mengikuti kegiatan apel pagi dan hasil pekerjannya tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kurangnya arahan dari
83
pimpinan dan penerapan sanksi yang kurang tegas menjadi penyebab masih adanya pegawai yang kurang taat pada peraturan.
4.2.3. Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja Pegawai