belajar, penguatan, evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya Darsono 2004.
Guru membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa belajar dari kegiatan interaksi belajar-mengajar, maka ranah-ranah pembelajaaran semakin
berfungsi sebagai ilustrasi. Pada ranah kognitif siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi. Pada
ranah afektif siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup. Pada ranah psikomotorik siswa dapat
mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak-gerak baru Susanti
2009. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pengertian efektivitas
pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa, maupun antar siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa, sikap sosial, dan analisis aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, serta respon
tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran.
2.2 Lembar Kerja Siswa LKS Berbasis Guided Inquiry
LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Lembar kegiatan untuk mata pelajaran IPA harus disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran IPA, salah satu pendekatan yang
disarankan yaitu pendekatan keterampilan proses Devi, 2009. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah
dalam kegiatan belajar mengajar karena akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam dalam
peningkatan prestasi belajar. Penggunaan LKS, siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. LKS akan
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran, demikian juga Yildrim 2011, mengatakan bahwa lembar kerja
adalah bahan dimana siswa diberikan langkah-langkah transaksi mengenai apa
yang seharusnya siswa lakukan untuk belajar. LKS juga termasuk kegiatan yang memberikan siswa tanggung jawab utama dalam pembelajaran siswa sendiri,
maka dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembaran kertas yang berisi informasi, petunjuk kerja serta soal-soal yang harus dijawab oleh siswa baik itu
secara individu maupun kelompok. Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar
mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yang ada. Menurut Prastowo 2012 LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu
pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Oleh karena itu, agar LKS memenuhi syarat dan tujuan yang diharapkan, maka formatnya harus sesuai dengan tingkat
kemampuan dan penalaran siswa. Kesesuaian format LKS sangatlah penting sebab hal ini dapat mempengaruhi motivasi dan minat belajar siswa.
Kuhlthau Todd 2007 memaknai Guided Inquiry sebagai sebuah cara guru dalam siswa membangun pengetahuan dan pemahaman yang mendalam
mengenai materi pelajaran, melalui inkuiri, yang direncanakan dengan hati-hati dan diawasi dengan seksama, namun gradual, juga membekali dan mengarahkan
siswa menuju pembelajaran yang bebas. Guided inquiry merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan
penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada keaktifan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk
menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi,
menyusun hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat
belajar. Kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses pembelajaran. Joyce Weil 1992
menyatakan bahwa inkuiri perlu didesain untuk membelajarkan proses penelitian yang dapat mempengaruhi cara siswa memproses informasi dan mengembangkan
komitmen terhadap inkuiri ilmiah. Inkuiri juga dapat merangsang pengembangan
sikap keterbukaan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cara yang tepat dan semangat kerjasama yang tinggi.
Lembar kerja siswa LKS berbasis Guided Inquiry merupakan LKS yang didesain untuk membantu siswa dalam memahami materi keanekaragaman
makhluk hidup. Bahan ajar cetak yang berbentuk buku yang berisi tentang kegiatan pengamatan, percobaan, dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan kegiatan yang akan membantu siswa menemukan konsep melalui penyelidikan, melatih berfikir kritis, menyelesaikan masalah sehingga tidak
menekankan pada penguasaan materi saja .
LKS berbasis Guided Inquiry merupakan LKS yang didesain untuk mendukung proses pembelajaran siswa dengan cara memunculkan kemampuan
menemukan konsep sendiri dan berpikir kritis. Siswa diasah dalam mempelajari materi keanekaragaman makhluk hidup dengan mengembangkan kemampuan
tersebut, sehingga siswa tidak hanya unggul dalam nilai kognitifnya saja, namun juga aktivitasnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Damayanti dkk 2013 pengembangan LKS dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi listrik dinamis SMA N 3 Purworejo kelas X layak digunakan dan mampu mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa
serta meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian serupa juga diungkapkan oleh Astuti Setiawan 2013 tentang penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran serta menemukan konsep-konsep melalui konstruksinya sendiri.
2.3 Hasil Belajar