7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas Pembelajaran Biologi
Pembelajaran biologi merupakan proses belajar yang menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu proses belajar yang selalu
berhubungan dengan aktivitas dunia nyata. Sehingga terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan lingkungannya. Siswa
diharapkan mampu menyatu dengan lingkungannya, menyatu dengan ekosistemnya, dan yang terpenting adalah siswa mampu memecahkan persoalan
biologi di lingkungannya. Pembelajaran biologi di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting
sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang
tepat dan serasi bagi siswa Hamalik, 2010. Biologi merupakan bagian dari IPA yang mencakup pengetahuan, proses
investigasieksplorasi, dan nilai. Selain itu, Biologi adalah the fact yang juga bagian dari kehidupan sehari-hari. Pembelajaran biologi hendaknya dapat
mengembangkan beragam potensi siswa melalui proses perolehan konsep yang berorientasi pada student centered learning. Dalam implementasinya,
pembelajaran biologi diarahkan pada proses eksplorasi, penyelidikan, dan penemuan suatu fenomena alam, selain pemahaman tentang fakta, konsep, dan
prinsip biologi, kemampuan proses ilmiah siswapun dapat dikembangkan Saptono, 2009.
Pengertian efektivitas pembelajaran dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Ruseno 2005
mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
7
Menurut Norcahyo 2010 menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan sendiri atau melakukan aktivitas
seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar, penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam
memahami, konsep yang sedang dipelajari. Kusnarti 2009 mengemukakan bahwa “Efektivitas tidak hanya dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dilihat
dari sisi persepsi seseorang”. Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari
pembelajaran tersebut tercapai. Demikian juga dalam pembelajaran, efektivitas bukan semata-mata dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam konsep yang
ditunjukkan dengan nilai hasil belajar tetapi juga dilihat dari respon tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah diikuti.
Muijs Reynolds 2009 menyatakan bahwa makna dari efektivitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan. Pembelajaran merupakan
komunikasi dua arah, dimana kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik yang belajar. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi
guru sebagai pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku
pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa sama-sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan
guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional. Belajar dan perkembangan dari segi proses, merupakan proses internal
siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang mengalami, melakukan, dan menghayatinya. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran,
dimana proses interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental, sehingga menjadi mandiri dan utuh,
disamping itu pula proses belajar tersebut terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Dalam Proses belajar tersebut, siswa
menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan
belajar menjadi suku rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran
belajar, penguatan, evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya Darsono 2004.
Guru membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa belajar dari kegiatan interaksi belajar-mengajar, maka ranah-ranah pembelajaaran semakin
berfungsi sebagai ilustrasi. Pada ranah kognitif siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi. Pada
ranah afektif siswa dapat melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi dan membentuk pola hidup. Pada ranah psikomotorik siswa dapat
mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak-gerak baru Susanti
2009. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pengertian efektivitas
pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa, maupun antar siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa, sikap sosial, dan analisis aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, serta respon
tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran.
2.2 Lembar Kerja Siswa LKS Berbasis Guided Inquiry