Performansi Guru Kerangka Teori

31 bertanggungjawab mengajarkan materi yang mereka kuasai kepada teman kelompoknya sampai benar-benar paham terhadap materi yang mereka ajarkan. 5 Tes individu Masing-masing siswa mengerjakan tes indvidu untuk selanjutnya dikoreksi bersama dengan ditukarkan dengan anggota tim lain. 6 Penghargaan kelompok Ada tiga tingkatan penghargaan yang diberikan pada tiap kelompok, yaitu: kelompok super, kelompok hebat dan kelompok baik.

2.1.9 Performansi Guru

Menurut Subiyanto 1998 dalam Trianto 2009: 17, “mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekadar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa”. Selanjutnya, Usman 1994:3 dalam Rastodio 2009 mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di 32 kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar. Menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2006: 96, guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi para pendidik di jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, para guru wajib mengembangkan potensinya agar dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berikut adalah kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh para guru menurut Hadis dan Nurhayati 2010: 22-31, yaitu: 1 Kompetensi Pedagogik Sub kompentesi yang tercakup di dalamnya, yaitu: a memahami karakteristik, latar belakang dan kebutuhan belajar siswa; b memahami gaya belajar dan kesulitan belajar siswa; c memfasilitasi pengembangan potensi siswa; d menguasai teori dan prinsip belajar; e mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran; f merancang dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik; serta g mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. 2 Kompetensi Kepribadian Sub kompetensi yang tercakup di dalamnya, yaitu: a menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa; b 33 menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi siswa dan masyarakat; c mengevaluasi kinerja sendiri; serta d mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3 Kompetensi Sosial Sub kompetensi yang tercakup di dalamnya, yaitu: a berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan siswa, orang tua siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat; b berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat; c berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional, dan global; d memanfaatkan teknologi, komunikasi dan informasi ICT untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 4 Kompetensi Profesional Sub kompetensi yang tercakup di dalamnya, yaitu: a menguasai subtansi bidang studi dan metodologi keilmuannya; b menguasai struktur dan materi; c menguasai dan memanfaatkan teknologi, komunikasi dan informasi dalam pembelajaran; d mengorganisasikan materi dan kurikulum bidang studi; e meningkatkan mutu pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Pada pelaksanaan model pembelajaran cooperatif learning guru harus mampu menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya peran peserta didik terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Ada beberapa peran penting guru dalam pelaksanaan cooperatif pembelajaran menurut Isjoni 2010: 62 yaitu sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator. 34 Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut: 1 mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, 2 membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan menjelaskan keinginan dan pembicaraanya baik secara individual maupun kelompok, 3 membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan serta membantu kelancaran belajar mereka, 4 membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat bagi yang lainnya, dan 5 menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran dalam bertukar pendapat. Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung dalam menjebatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas melalui cooperatif learning dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan. Sebagai director-motivator, guru berperan dalam membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi tidak memberikan jawaban. Selain itu guru juga berperan memberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. Sebagai evaluator, guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

2.2 Kajian Empiris

Upaya dalam peningkatan pembelajaran menggunakan model jigsaw telah banyak dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya adalah 1 Ashshiddiqi 2011 yang berjudul Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Rangka dan Indera Manusia melalui Model Jigsaw di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Watesalit 02 Batang; 2

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI BUMI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGJATI 01 KABUPATEN TEGAL MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE

0 5 273

Peningkatan Pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Tari Bambu pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota Tegal

0 24 280

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGDADAP

0 8 233

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SOMAWANGI BANJARNEGARA

0 17 244

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERISTIWA PROKLAMASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Peningkatan Kemampuan Memahami Peristiwa Proklamasi Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siswa Kelas V SD N Maribaya 01 Kramat Tegal Ta

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PLIKEN

0 0 16

PENINGKATAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DI KELAS V A SD NEGERI 1 BROBOT

0 0 15

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DI KELAS V SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI DENGAN MODEL QUANTUM LEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 8 16