kinerja sendiri, dan 13 mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
Anonim,2010:82.
c. Kompetensi Sosial
Dalam Standar Pendidikan Nasional, kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat
yang sekurang-kurangnya
memiliki kompetensi untuk: 1 Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat
secara santun, 2 Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, 3 Bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, 4 Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta system nilai yang berlaku, 5 Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Guru adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya.
Dengan demikian guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai terutama dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak
terbatas pada pembelajaran sekolah tetapi juga pada pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.
Secara rinci kompetensi sosial meliputi: 1 Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat, 2 Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan
masyarakat, 3 Berkontribusi terhadap pengembangan di tingkat lokal, regional, nasional dan global, 4 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi ICT untuk berkomunikasi dan pengembangan diri Anonim,2010:81.
d. Kompetensi Profesional
Dalam Standar Pendidikan Nasional, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan. Secara rinci kompetensi profesional mencakup: 1 Menguasai
substansi bidang studi dan metodologi keilmuan, 2 Menguasai struktur dan materi bidang studi, 3 Menguasai dan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, 4 Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi, 5 Meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni dan budaya
yang diampunya
yang sekurang-kurangnya
meliputi
penguasaan: 1 materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,
danatau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, dan 2 konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang
secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata pelajaran yang
akan diampu Anonim,2010:81. Menurut Mulyasa 2008:135, ruang lingkup kompetensi
profesional guru dapat disarikan sebagai berikut: 1 Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis,
sosiologis, dan sebagainya, 2 Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik, 3 Mampu
menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, 4 Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran
yang bervariasi, 5 Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan, 6 Mampu
mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran, 7 Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik, dan 8
Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. Menurut Kasmadi 2003:3-7 mengemukakan khusus dalam
pengajaran sejarah, seorang guru sejarah dituntut untuk bisa memenuhi kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1 Guru sejarah sebagai pembimbing Guru sejarah merupakan pembimbing dalam alam belajar peserta
didik. Guru harus benar-benar memahami apa yang harus dilakukan agar pembelajaran sejarah dapat menarik minat siswa.
2 Guru sejarah sebagai guru Dalam hal ini mengandung makna bahwa mengajar peserta didik
memiliki fungsi yakni menjadikan mereka mampu memahami bahan pembelajaran dengan pengalaman belajar yang mereka miliki.
3 Guru sejarah sebagai jembatan antar generasi Guru sejarah harus mampu mengalihkan pemikiran tokoh sejarah atau
peristiwa sejarah dari masa lampau kepada peserta didik sehingga mampu mempelajari kegunaannya bagi kelangsungan hidup manusia.
Guru sejarah dapat dikatakan sebagai orang yang berperan menjembatani antara generasi masa lampau dan generasi masa kini
bahkan persiapan kepada generasi yang akan datang. 4 Guru sejarah sebagai pencari
Guru sejarah dituntut mampu mencari dan menguasai bahan dari sesuatu yang belum diketahui. Dengan ilmu pengetahuan cukup, setiap
guru sejarah akan mampu mengamati bahan dengan baik dan mungkin mencari bahan yang selalu berkembang dan dibutuhkan dalam proses
pembelajaran sejarah.
5 Guru sejarah sebagai konselor Semua pengajar, termasuk guru sejarah berperan sebagai konselor.
Kehangatan pengajaran akan berjalan jika guru selalu menganggap siswa didiknya sebagai teman, sahabat atau siswa dari orang tua
kandung dalam hal ini guru berperan sebagai orang tua mereka. Peranan konselor bagi guru sejarah akan sangat tepat jika mereka
sedang mengadakan studi lapangan, diskusi, atau seminar. 6 Guru sejarah sebagai stimulasi kreatifitas
Guru sejarah dituntut kreatif dalam mengemmbangkan proses belajar mengajar. Kreatifitas guru sejarah ini dikuatkan dengan dimilikinya
kemampuan dan kecakapan dalam mengembangkan konsep – konsep
sejarah. 7 Guru sejarah sebagai otoritas
Otoritas diartikan bahwa guru sejarah sebagai orang yang lebih dahulu, guru harus mampu mengupayakan dirinya untuk tahu apa yang belum
dipahami dan harus berwawasan yang luas dengan perkembangan dan perubahan zaman.
3. Minat Belajar Sejarah