BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Persepsi Siswa
a. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang dilakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan
eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara mengubah energi- energi fisik lingkungan menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi
adalah inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin bisa berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang
menentukan memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah
dan sering berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.
Menurut Maskowits dan Orgel dalam Walgito 2003:88, persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu
terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa persepsi
merupakan pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang inderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang
14
mengkaitkan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengkaitkan dengan objek.
Persepsi adalah suatu proses yang didahului penginderaan yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh indera melalui alat
reseptornya. Stimulus ini akan diteruskan ke otak dan terjadi proses psikologi sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, dan
sebagainya Walgito, 2003:50. Menurut Rahmat 2005:51, Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli. Persepsi juga merupakan proses psikologi sebagai hasil
penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Oleh karena itu, persepsi merupakan
kesan yang
pertama untuk
mencapai suatu
keberhasilan Walgito,2003:22. Persepsi seseorang dalam menangkap informasi
dan peristiwa-peristiwa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1 orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern
kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu, dan kepribadian, 2 stimulus yang berupa objek maupun
peristiwa tertentu benda, orang, proses, dan lain-lain, dan 3 stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu,
suasana sedih, gembira, dan lain-lain.
Persepsi dapat diartikan sebagai tanggapan penerimaan langsung dari suatu serapan, proses mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya. Beberapa ahli mengemukakan persepsi tentang proses diterimanya rangsang itu didasari dan dimengerti objek,
kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa sampai rangsang itu didasari dan dimengerti Walgito, 2003:17.
Perbedaan hasil persepsi antara individu yang satu dan yang lain disebabkan oleh hal-hal berikut. Pertama, perhatian biasanya individu
tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitarnya sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja.
Perbedaan fokus antara satu dengan yang lain menyebabkan perbedaan persepsi di antara mereka. Kedua, set adalah harapan seseorang akan
rangsangan yang akan timbul. Ketiga, kebutuhan yaitu merupakan kebutuhan-kebutuhan sesaat yang menetapkan pada diri seseorang
akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi.
Keempat, ciri kepribadian seseorang berpengaruh terhadap persepsi Walgito,2003:19. Keempat faktor tersebut diatas merupakan ukuran
di dalam persepsi masing-masing individu terhadap objek yang diamatinya.
Dari berbagai teori mengenai persepsi di atas dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses pemahaman dari dalam diri
seseorang terhadap suatu objek,, dimana penilaian tersebut berbeda
antara satu orang dan orang lain. Persepsi penting dalam kehidupan, karena dengan persepsi seseorang memulai hubungan dengan orang
lain.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi