lanjut. Prevalensi psoriasis meningkat lebih dari 50 pada pasien usia 70 tahun dan usia lanjut, dibandingkan dengan pasien grup usia 60-69 tahun. Hal ini
mungkin terjadi karena adanya sistem asuransi kesehatan yang baik pada para lansia asal Taiwan.
55
Diperlukan adanya sistem penanganan yang lebih jelas agar dapat menyimpulkan prevalensi psoriasis yang tepat. Studi sebelumnya yang dilakukan
pada data asuransi kesehatan di Inggris diambil berdasarkan pasien psoriasis yang dirawat oleh dokter umum. Sedangkan studi yang dilakukan di Taiwan
menunjukan bahwa pasien dapat berobat ke spesialis langsung tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter umum. Hal-hal seperti itu dapat menyebabkan
estimasi berlebih prevalensi suatu studi.
55
c. Suku
Berdasarkan suku, diperoleh Suku terbanyak adalah suku Batak, dengan frekuensi sebesar dua belas orang 48, diikuti oleh suku Jawa tujuh orang
28, suku lainnya sebesar enam orang yang terdiri dari suku Aceh, Minang, Melayu dan Tionghoa 24.
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.3. Frekuensi Berdasarkan Suku
Studi yang dilakukan diantara Indian di Amerika Selatan menyimpulkan bahwa tidak ada satupun kasus psoriasis yang dilaporkan diantara populasi studi,
yang mengindikasikan baik genetik maupun lingkungan memiliki peranan dalam kejadian psoriasis. Psoriasis dikatakan lebih jarang ditemukan pada negara Asia
dengan prevalensi di Tiongkok sebesar 0.4, di Jepang 0.3 dan India 0.8.
56
Frekuensi di Afrika, Afro Amerika dan Asia adalah 0.4 sampai 0.7 yang menunjukkan adanya variasi geografik antar ras dalam distribusi penyakit.
57
Suatu studi yang dilakukan di Singapura mengestimasikan bahwa 40,000 orang dengan psoriasis dan 10 diantaranya dengan inflamasi pada sendi yang dikenal
dengan psoriasis arthritis.
58
Limitasi pada studi kami adalah dikarenakan ini adalah studi yang dilakukan di Sumatera Utara, perbedaan ras tidak muncul pada studi ini. Hanya
saja tercatat suku yang terlibat pada studi adalah di dominasi oleh suku Batak.
48
28 24
Suku
Batak Jawa
Lainnya
Universitas Sumatera Utara
d. Pendidikan
Berdasarkan pendidikan, diperoleh bahwa rata-rata sampel memiliki pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak tujuh belas orang 68, SMA
sebanyak lima orang 20, SMP sebanyak dua orang 8, SD satu orang 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata sampel pada penelitian ini
memiliki segi intelektual yang baik. Hal ini mungkin disebabkan dari sedikitnya prevalensi penderita pada anak-anak.
Diagram 4.4. Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
e. Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, diperoleh bahwa sampel bekerja sebagai wiraswasta sebanyak delapan orang 32, Dokter umum dua orang 8, PNS lima orang
20, pegawai swasta dua orang 8, dan yang tidak bekerja sebanyak delapan orang 32
SD SMP
SMA Perguruan
Tinggi 1
2 5
17
Pendidikan
Frekuensi
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.5. Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan
4.1.2 Karakteristik Penyakit