nyaman untuk digunakan. Namun terdapat variabilitas yang tinggi dan biasanya terjadi estimasi berlebihan dari luasnya lesi psoriasis yang terlibat.
27-29
2.1.5. Diagnosis
Diagnosis dari psoriasis meliputi pengenalan gejala klinis dari lesi kulit yang khas serta dikatakan lokasi dapat menjadi pengarah diagnostik pada penyakit
ini. Penanda lain, dapat ditemukan tanda Auspitz titik-titik perdarahan ketika sisik dihilangkan, akibat trauma pada kapiler yang berdilatasi, fenomena tetesan
lilin penggoresan skuama dengan pinggir object glass akan menyebabkan perubahan warna menjadi lebih putih seperti tetesan lilin, fenomena Koebner
induksi traumatik psoriasis pada lesi yang bukan psoriasis, umumnya muncul 7- 14 hari setelah luka. Fenomena Koebner ini tidak spesifik untuk psoriasis namun
dapat membantu menentukan diagnosis. Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat menyokong diagnostik psoriasis vulgaris adalah pemeriksaan histopatologi.
4
2.1.6. Histopatologi
Secara histologipatologi, psoriasis dikarakteristikkan dengan perubahan yang khas pada epidermis dan dermis. Penemuan epidermis berupa
hiperploriferasi dan keratinosit yang menyebabkan penebalan epidermis dan elongasi rete ridges yang membentuk “fingerlike” protusi ke dalam dermis.
Lapisan granular epidermis yang merupakan lokasi diferensiasi keratinosit dikatakan jelas berkurang ataupun menghilang. Adanya parakeratosis, epidermis
terinfiltrasi oleh netrofil dan limfosit T CD8 yang teraktivasi. Pada dermis, adanya infiltasi dari limfosit, makrofag, sel mast, dan netrofil. Elongasi dan dilatasi
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah pada papila dermis merupakan tanda histologi yang khas pada lesi kulit psoriasis.
26
2.1.7. Vascular Endotelial Growth Factor VEGF
Vascular Endotelial Growth Factor adalah suatu angiogenik poten, yang dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan merupakan mitogen
spesifik terhadap pembuluh darah sel endotel.
30
VEGF pertama kali dideskripsikan oleh Senger et al. pada tahun 1983, sebagai protein homodimerik 34-42 kDa yang dapat meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah di kulit. Dahulu protein ini disebut sebagai vascular permeability factor VPF dan diisolasi dari cairan asitik dan kultur sel supernatan dari sel
guinea-pig hepatocarcinoma. Pada tahun 1989, peneliti lainnya mengidentifikasi substansi pertumbuhan yang diberi nama VEGF, dimana VEGF ini identik dengan
VPF. Terdapat 7 anggota keluarga VEGF: VEGF-A, VEGF-B, VEGF-C, VEGF- D, VEGF-E, VEGF-F, dan Placenta Growth Factor PIGF, yang memiliki
kesamaan struktur 8 residu sistein pada domain homolog VEGF.
30
VEGF ini dapat dihasilkan oleh sel endotel, fibroblas, sel otot polos, dan makrofag.
Anggota VEGF memiliki berbagai sifat fisiologi dan biologik dan bekerja melalaui reseptor tirosin kinase yang spesifik Vascular Endothelial
Growth Factor Reseptor VEGFR-1, VEGFR-2 dan VEGFR-3.
30
2.1.8. Peran VEGF dalam angiogenesis dan hubungannya dengan psoriasis