Keadaan Umum Lokasi Penelitian

IV. PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Kota Bogor terletak diantara 106 43’30” BT – 106 51’00”BT dan 30’30”LS – 6 41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibukota kurang lebih 60 km. Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0 – 15 dan sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15 – 30 . Jenis tanah hampir diseluruh wilayah adalah Latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Kota Bogor mempunyai ketinggian dari permukaan laut minimal 190 meter dan maksimal 330 meter. Bogor disebut sebagai Kota Hujan dengan keadaan cuaca dan udara yang sangat sejuk dimana suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70 . Suhu terendah di Bogor adalah 21,8 C, paling sering terjadi pada bulan Desember dan Januari yang dipengaruhi oleh angin muson timur. Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi oleh angin muson barat dengan arah mata angin 6 terhadap arah barat. Luas wilayah Kota Bogor adalah 118,50 km 2 . Wilayah ini terbagi dalam enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Utara dan Kecamatan Tanah Sareal. Kota Bogor memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor 2. Timur : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor 3. Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor 4. Barat : berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. 37 Kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang berdekatan dengan ibukota negara merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Kota inipun dikarenakan kedudukan Bogor yang berada di jalur tujuan PuncakCianjur. Jumlah penduduk di Kota Bogor terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 yang menyajikan pertumbuhan jumlah penduduk Kota Bogor selama tahun 2000 – 2004. Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2004 adalah sebanyak 831.571 jiwa. Ini berarti terdapat kenaikan sebesar 10.864 jiwa atau 1,31 dari tahun sebelumnya dengan kepadatan 7.017 jiwa per km 2 . Kenaikan jumlah penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2001 dimana terjadi kenaikan penduduk sebesar 45.618 jiwa atau 5,99 dari tahun 2000 dengan kepadatan 6.416 jiwa per km 2 . Tabel 6. Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2000 – 2004 dalam jiwa Tahun Laki-Laki Perempuan Total Kenaikan dalam Kepadatan jiwakm 2 2000 360.942 353.769 714.711 - 6.031 2001 382.896 377.433 760.329 5,99 6.416 2002 397.820 391.603 789.423 3,68 6.662 2003 419.252 401.455 820.707 3,81 6.926 2004 424.819 406.752 831.571 1,31 7.017 Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Bogor 2004 Jumlah lowongan kerja yang terdaftar di Kota Bogor tersedia bagi 4.830 orang, namun lowongan kerja dalam jumlah tersebut terisi sebanyak 8.632 orang. Sektor industri yang memerlukan tenaga kerja sebanyak 463 orang baru terisi sekitar 326 tenaga kerja. Untuk sektor perdagangan pada tahun 2004 mengalami kelonjakan yang cukup mencolok dibanding tahun 2003 yaitu dari 171 lowongan kerja telah terisi 355 tenaga kerja. Jumlah lowongan kerja pada tahun 2004 meningkat seiring dengan jumlah pencari kerjanya. Dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja terbanyak berada di tingkat SLTA yaitu sekitar 4.484 orang disusul berikutnya tingkat S1 yaitu sebanyak 4.318 orang dan SMK sebanyak 3.302 orang. 38 Pembangunan industri di Kota Bogor diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam rangka menciptakan landasan perekonomian yang kuat agar tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri. Pembangunan sektor industri mencakup industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Secara umum keadaan ekonomi Kota Bogor sudah relatif stabil dengan pertumbuhannya yang cukup baik, namun tentunya memerlukan perhatian yang lebih dikarenakan struktur ekonomi Kota Bogor yang didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 31 dan sektor industri pengolahan sebesar 28 dimana sektor ini sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan daya beli masyarakat. Jumlah Perusahaan Perdagangan Nasional di Kota Bogor pada tahun 2004 adalah 6.574 buah. Terdapat peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sekitar 6 . Dari sekian jumlah Perusahaan Perdagangan Nasional yang ada masih didomiasi oleh perdagangan kecil dengan jumlah 5.434 buah. Bawang merah yang beredar di Kota Bogor umumnya adalah bawang merah lokal. Tetapi jika harga bawang merah lokal mengalami kenaikan yang sangat tinggi, maka bawang merah impor akan dipasok ke Kota Bogor. Bawang merah impor biasanya berasal dari Myanmar, Vietnam, India, Pakistan dan Thailand. Bawang merah lokal yang biasa dijual di Kota Bogor adalah bawang merah yang berasal dari Brebes. Tetapi pada saat-saat tertentu, pengirim juga memasok bawang merah dari beberapa daerah di Jawa seperti Brebes, Cirebon, Sambas, Sukomoro, Banyuwangi, Bantul dan daerah lainnya. Penelitian ini dilakukan di beberapa pasar tradisional. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, Kota Bogor mempunyai tujuh buah pasar tradisional, yaitu Pasar Baru, Pasar Kebon Kembang, Pasar Jambu Dua, Pasar Merdeka, Pasar Padasuka dan Pasar Sukasari. Pengelolaan pasar dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD yang berada di masing-masing pasar. Selain dari tujuh pasar tersebut, terdapat satu pasar induk yang pengelolaannya dilakukan oleh pihak swasta yaitu Pasar Induk Kemang. Pasar ini dikelola oleh PT. Galvindo Ampuh. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. 39 Kegiatan pengelolaan pasar antara lain adalah pengelolaan jual beli, penyewaan kios dan gudang, pemeliharaan kebersihan dan keamanan, penarikan retribusi serta pengawasan harga bahan makanan dan komoditas pokok. Penarikan retribusi dilakukan dengan cara menjual karcis kepada para pedagang baik yang memiliki atau menyewa kios maupun para pedagang yang memiliki lapak serta wilayah pinggiran jalan pasar.

B. Konsumsi dan Kebutuhan Bawang Merah