Kajian Kinerja Rantai Pasokan Komoditas Lettuce Head (Lactuca Sativa) dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

(1)

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

Oleh

LULUD ADI SUBARKAH

H24051453

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ABSTRAK

Lulud Adi Subarkah. H24051453. Kajian Kinerja Rantai Pasokan Komoditas

Lettuce Head (Lactuca Sativa)dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor). Di bawah bimbingan Heti Mulyati danAlim Setiawan S.

Pertanian terdiri dari enam sub sektor yaitu sub sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Salah satu sub sektor pertanian yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu hortikultura dengan nilai 21,17% pada tahun 2005. PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan agroindustri hortikultura, dimana sayuran

lettuce head merupakan salah satu produk unggulannya. Pengukuran kinerja pada manajemen rantai pasokan bertujuan untuk mendukung tujuan, evaluasi kinerja dan penentuan aksi di masa depan pada tingkat strategi, taktik dan operasional.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi rantai pasokan sayuran

lettuce head, (2) menganalisis nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap anggota pada rantai pasokan komoditas lettuce head, (3) menganalisis kinerja anggota rantai pasokan dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), (4) membandingkan perbandingan kinerja aktual PT Saung Mirwan dengan nilai indikator Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ruang lingkup penelitian terbatas pada mitra tani dan perusahaan.

Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam, observasi langsung, pengisian kuesioner, dan studi pustaka. Analisis kualitatif rantai pasokan lettuce head diperoleh dengan cara wawancara kepada perusahaan dan petani. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai tambah dan pengukuran kinerja dengan menggunakan DEA yang dilakukan pada mitra tani dan produk lettuce headdi PT Saung Mirwan.

Rantai pasokan lettuce head terdiri dari anggota primer dan sekunder. Anggota primer terdiri dari mitra tani, PT Saung Mirwan, ritel atau restoran dan konsumen akhir. Anggota sekunder terdiri dari pihak yang menyediakan sarana untuk proses budidaya untuk petani dan pihak yang menyediakan sarana non sayur untuk PT Saung Mirwan. Produk lettuce head ada dua macam yaitulettuce head yang dibungkus dengan plastik UV dan lettuce yang diolah menjadi lembaran- lembaran(fresh cut). PT Saung Mirwan melakukan kegiatan kemitraan dengan petani. Pasar dalam negerilettuce headadalah supermarket dan restoran di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Bandung. Kemitraan adalah strategi PT Saung Mirwan untuk mengatasi tingkat permintaan yang tinggi dan sumber daya lahan serta modal yang terbatas. Risiko yang dihadapi oleh mitra tani adalah risiko gagal panen yang diakibatkan oleh keadaan cuaca dan serangan hama penyakit. Risiko yang dihadapi PT Saung Mirwan adalah pengembalian barang dari ritel yang dikembalikan lagi kepada PT Saung Mirwan dan berkewajiban mengganti produk yang kualitasnya tidak sesuai pada pengiriman produk selanjutnya.

Persentase keuntungan yang didapatkan mitra tani sebesar 46% per musim tanam dan harga pokok produksi per kg dari hasil panen sebesar Rp.1.500 dengan asumsi petani menanam lettuce head sebanyak 7.000 bibit per musim tanam.


(3)

pada semester 1 sebesar 55,03% dan pada semester 2 sebesar 49,68%.

Mitra tani yang tidak efisien kinerjanya pada tahun 2008 yaitu petani 2. Efisiensi petani 2 sebesar 82,07% pada semester 1 dan sebesar 85,38% pada semester 2. Analisis perhitungan efisiensi kinerja PT Saung Mirwan pada semester satu dan dua tahun 2008 menunjukkan bahwa kinerja PT Saung Mirwan untuk produklettuce headmenunjukkan nilai 100% atau efisien.

Perbandingan kinerja padalettuce head yang dibungkus dengan plastik UV sudah menunjukkan kinerja di atas nilai pembandingnya, dimana pembandingnya berasal dari data SCOR pada perusahaan makanan. Perbandingan nilai atribut kinerja pada lettuce fresh cut sudah menunjukkan kinerja di atas nilai pembanding. Atribut kinerja yang di bawah rata-rata nilai pembandingnya yaitu, kurangnya nilai pemenuhan pesanan sebesar 3,1% pada semester 1 dan 0,1% di semester 2 padalettuce head fresh cut.


(4)

KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN

LETTUCE HEAD

(LACTUCA SATIVA)

DENGAN MENGGUNAKAN

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Lulud Adi Subarkah H24051453

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN

LETTUCE HEAD

(

LACTUCA SATIVA)

DENGAN MENGGUNAKAN

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Lulud Adi Subarkah H24051453

Menyetujui, Juni 2009

Heti Mulyati, S.TP, MT Alim Setiawan S, S.TP

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(6)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jombang, pada tanggal 25 Desember 1986. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Soebadi dan Sutamah. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara.

Penulis telah menyelesaikan studi di TK Mawar PGRI pada tahun 1991-1993, SDN Galengdowo 1 pada tahun 1993-1999, SLTP Negeri 1 Ngoro pada tahun 1999-2002, dan SMU Negeri 1 Jombang pada tahun 2002-2005. Tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Penulis pernah bekerja di kantor mini banking BPRS Al Salam cabang IPB Darmaga sebagai account officerdan administrasi pada tahun 2007 sampai 2008. Penulis juga ikut berpartisipasi dalam organisasi lembaga keuangan syariah Departemen Manajemen pada tahun 2007. Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam kegiatan kemahasiswaan, yaitu panitia Masa Perkenalan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Masa Perkenalan Departemen Manajemen, FEM IPB, kegiatan olahraga olimpiade mahasiswa IPB, sportakuler dan kepanitiaan lainnya.


(7)

ii

telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Peningkatan dan pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan di lingkungan perusahaan merupakan hal penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Salah satu perusahaan yang telah melakukan manajemen rantai pasokan adalah PT Saung Mirwan. Komoditas unggulan dari perusahaan ini adalah lettuce head. Pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan perlu dilakukan sebagai umpan balik untuk meningkatkan daya saing. Skripsi ini berjudul“Kajian Kinerja Rantai Pasokan

Lettuce Head (Lactuca sativa) dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis(Studi Kasus Di PT Saung Mirwan, Bogor)”.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh beberapa pihak baik secara moril dan materiil. Tidak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan saudaraku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan yang tak terbatas.

2. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT, dan Bapak Alim Setiawan S, S.TP sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagi ilmu, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

3. Bapak Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc atas kesediaan sebagai dosen penguji, yang telah memberikan saran dan kritik yang berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Ketua Departemen Manajemen dan seluruh dosen Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

5. Staf Departemen Manajemen atas bantuan selama penulis menyelesaikan perkuliahan.


(8)

iii

6. Bapak Dudi Rusiyadi selaku Direktur Bagian Produksi PT Saung Mirwan, Bapak Ir. Adeng Permana Manajer Kebun Produksi Garut, dan Bapak Hendro Kepala Divisi Pengemasan, yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian di PT Saung Mirwan.

7. Sahabat-sahabatku, Heni Rohaeni, Asbak, Sendi, Yogi, Umam, Levi, Tofik, Andri, Edi, Widi, Adib, Irsam, Bagus, Agung, Try, Pei, Rara, Dewi, yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Rekan-rekan satu bimbingan: Patar, Desti dan Saiful, untuk kerjasama dan motivasi selama proses bimbingan dan penyusunan skripsi.

9. Sahabat-sahabat terbaik Manajemen Angkatan 42 yang selalu bersama-sama membuat kenangan dan persahabatan yang indah serta ilmu kehidupan yang diberikan. Semua pihak, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Tidak ada kesempurnaan pada manusia. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekeruangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan dan berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Produksi dan Operasi.

Bogor, Juni 2009


(9)

iv

RIWAYAT HIDUP ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Ruang Lingkup ... 6

1.5. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1.Lettuce Head... 7

2.2. Manajemen Rantai Pasokan ... 9

2.3. Kinerja Rantai Pasokan ... 12

2.4. Indikator Kinerja Berbasis Model SCOR... 14

2.5. Konsep Nilai Tambah... 19

2.6.Data Envelopment Analysis... 20

2.7. Penelitian Terdahulu... 22

III. METODE PENELITIAN... 26

3.1. Kerangka Pemikiran ... 26

3.2. Tahapan Penelitian ... 28

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5. Teknik Pengambilan Sampel... 29

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

3.7. Variabel Input dan Output ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35

4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 35

4.1.1. Struktur Organisasi PT Saung Mirwan ... 36

4.1.2. Gambaran Lokasi Penelitian ... 38

4.2. BudidayaLettuce Head... 39

4.3. Kondisi Rantai PasokanLettuce Head... 44

4.3.1. Struktur Rantai Pasokan ... 44

4.3.2. Entitas Rantai Pasokan ... 51

4.3.3. Manajemen Rantai Pasokan ... 53


(10)

v

4.3.5. Proses Bisnis Rantai Pasokan... 58

4.4. Analisis Nilai Tambah... 61

4.4.1. Nilai Keuntungan pada Mitra Tani ... 62

4.4.2. Nilai Tambah PT Saung Mirwan ... 62

4.5. Pengukuran Kinerja Mitra Tani dengan DEA ... 65

4.5.1. Analisis Nilai Efisiensi Mitra Tani Tahun 2008 ... 65

4.6. Analisis Nilai Kinerja PT Saung Mirwan Tahun 2008 ... 72

4.7. Perbandingan Nilai Kinerja Terhitung dengan Nilai SCOR ... 75

KESIMPULAN DAN SARAN... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA... 81


(11)

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

Oleh

LULUD ADI SUBARKAH

H24051453

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ABSTRAK

Lulud Adi Subarkah. H24051453. Kajian Kinerja Rantai Pasokan Komoditas

Lettuce Head (Lactuca Sativa)dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor). Di bawah bimbingan Heti Mulyati danAlim Setiawan S.

Pertanian terdiri dari enam sub sektor yaitu sub sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Salah satu sub sektor pertanian yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu hortikultura dengan nilai 21,17% pada tahun 2005. PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan agroindustri hortikultura, dimana sayuran

lettuce head merupakan salah satu produk unggulannya. Pengukuran kinerja pada manajemen rantai pasokan bertujuan untuk mendukung tujuan, evaluasi kinerja dan penentuan aksi di masa depan pada tingkat strategi, taktik dan operasional.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi rantai pasokan sayuran

lettuce head, (2) menganalisis nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap anggota pada rantai pasokan komoditas lettuce head, (3) menganalisis kinerja anggota rantai pasokan dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), (4) membandingkan perbandingan kinerja aktual PT Saung Mirwan dengan nilai indikator Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ruang lingkup penelitian terbatas pada mitra tani dan perusahaan.

Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam, observasi langsung, pengisian kuesioner, dan studi pustaka. Analisis kualitatif rantai pasokan lettuce head diperoleh dengan cara wawancara kepada perusahaan dan petani. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai tambah dan pengukuran kinerja dengan menggunakan DEA yang dilakukan pada mitra tani dan produk lettuce headdi PT Saung Mirwan.

Rantai pasokan lettuce head terdiri dari anggota primer dan sekunder. Anggota primer terdiri dari mitra tani, PT Saung Mirwan, ritel atau restoran dan konsumen akhir. Anggota sekunder terdiri dari pihak yang menyediakan sarana untuk proses budidaya untuk petani dan pihak yang menyediakan sarana non sayur untuk PT Saung Mirwan. Produk lettuce head ada dua macam yaitulettuce head yang dibungkus dengan plastik UV dan lettuce yang diolah menjadi lembaran- lembaran(fresh cut). PT Saung Mirwan melakukan kegiatan kemitraan dengan petani. Pasar dalam negerilettuce headadalah supermarket dan restoran di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Bandung. Kemitraan adalah strategi PT Saung Mirwan untuk mengatasi tingkat permintaan yang tinggi dan sumber daya lahan serta modal yang terbatas. Risiko yang dihadapi oleh mitra tani adalah risiko gagal panen yang diakibatkan oleh keadaan cuaca dan serangan hama penyakit. Risiko yang dihadapi PT Saung Mirwan adalah pengembalian barang dari ritel yang dikembalikan lagi kepada PT Saung Mirwan dan berkewajiban mengganti produk yang kualitasnya tidak sesuai pada pengiriman produk selanjutnya.

Persentase keuntungan yang didapatkan mitra tani sebesar 46% per musim tanam dan harga pokok produksi per kg dari hasil panen sebesar Rp.1.500 dengan asumsi petani menanam lettuce head sebanyak 7.000 bibit per musim tanam.


(13)

pada semester 1 sebesar 55,03% dan pada semester 2 sebesar 49,68%.

Mitra tani yang tidak efisien kinerjanya pada tahun 2008 yaitu petani 2. Efisiensi petani 2 sebesar 82,07% pada semester 1 dan sebesar 85,38% pada semester 2. Analisis perhitungan efisiensi kinerja PT Saung Mirwan pada semester satu dan dua tahun 2008 menunjukkan bahwa kinerja PT Saung Mirwan untuk produklettuce headmenunjukkan nilai 100% atau efisien.

Perbandingan kinerja padalettuce head yang dibungkus dengan plastik UV sudah menunjukkan kinerja di atas nilai pembandingnya, dimana pembandingnya berasal dari data SCOR pada perusahaan makanan. Perbandingan nilai atribut kinerja pada lettuce fresh cut sudah menunjukkan kinerja di atas nilai pembanding. Atribut kinerja yang di bawah rata-rata nilai pembandingnya yaitu, kurangnya nilai pemenuhan pesanan sebesar 3,1% pada semester 1 dan 0,1% di semester 2 padalettuce head fresh cut.


(14)

KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN

LETTUCE HEAD

(LACTUCA SATIVA)

DENGAN MENGGUNAKAN

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Lulud Adi Subarkah H24051453

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KAJIAN KINERJA RANTAI PASOKAN

LETTUCE HEAD

(

LACTUCA SATIVA)

DENGAN MENGGUNAKAN

DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Lulud Adi Subarkah H24051453

Menyetujui, Juni 2009

Heti Mulyati, S.TP, MT Alim Setiawan S, S.TP

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(16)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jombang, pada tanggal 25 Desember 1986. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Soebadi dan Sutamah. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara.

Penulis telah menyelesaikan studi di TK Mawar PGRI pada tahun 1991-1993, SDN Galengdowo 1 pada tahun 1993-1999, SLTP Negeri 1 Ngoro pada tahun 1999-2002, dan SMU Negeri 1 Jombang pada tahun 2002-2005. Tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Penulis pernah bekerja di kantor mini banking BPRS Al Salam cabang IPB Darmaga sebagai account officerdan administrasi pada tahun 2007 sampai 2008. Penulis juga ikut berpartisipasi dalam organisasi lembaga keuangan syariah Departemen Manajemen pada tahun 2007. Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam kegiatan kemahasiswaan, yaitu panitia Masa Perkenalan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Masa Perkenalan Departemen Manajemen, FEM IPB, kegiatan olahraga olimpiade mahasiswa IPB, sportakuler dan kepanitiaan lainnya.


(17)

ii

telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Peningkatan dan pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan di lingkungan perusahaan merupakan hal penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Salah satu perusahaan yang telah melakukan manajemen rantai pasokan adalah PT Saung Mirwan. Komoditas unggulan dari perusahaan ini adalah lettuce head. Pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan perlu dilakukan sebagai umpan balik untuk meningkatkan daya saing. Skripsi ini berjudul“Kajian Kinerja Rantai Pasokan

Lettuce Head (Lactuca sativa) dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis(Studi Kasus Di PT Saung Mirwan, Bogor)”.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh beberapa pihak baik secara moril dan materiil. Tidak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua dan saudaraku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan yang tak terbatas.

2. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT, dan Bapak Alim Setiawan S, S.TP sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagi ilmu, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

3. Bapak Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc atas kesediaan sebagai dosen penguji, yang telah memberikan saran dan kritik yang berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Ketua Departemen Manajemen dan seluruh dosen Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

5. Staf Departemen Manajemen atas bantuan selama penulis menyelesaikan perkuliahan.


(18)

iii

6. Bapak Dudi Rusiyadi selaku Direktur Bagian Produksi PT Saung Mirwan, Bapak Ir. Adeng Permana Manajer Kebun Produksi Garut, dan Bapak Hendro Kepala Divisi Pengemasan, yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian di PT Saung Mirwan.

7. Sahabat-sahabatku, Heni Rohaeni, Asbak, Sendi, Yogi, Umam, Levi, Tofik, Andri, Edi, Widi, Adib, Irsam, Bagus, Agung, Try, Pei, Rara, Dewi, yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Rekan-rekan satu bimbingan: Patar, Desti dan Saiful, untuk kerjasama dan motivasi selama proses bimbingan dan penyusunan skripsi.

9. Sahabat-sahabat terbaik Manajemen Angkatan 42 yang selalu bersama-sama membuat kenangan dan persahabatan yang indah serta ilmu kehidupan yang diberikan. Semua pihak, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Tidak ada kesempurnaan pada manusia. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekeruangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan dan berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Produksi dan Operasi.

Bogor, Juni 2009


(19)

iv

RIWAYAT HIDUP ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Ruang Lingkup ... 6

1.5. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1.Lettuce Head... 7

2.2. Manajemen Rantai Pasokan ... 9

2.3. Kinerja Rantai Pasokan ... 12

2.4. Indikator Kinerja Berbasis Model SCOR... 14

2.5. Konsep Nilai Tambah... 19

2.6.Data Envelopment Analysis... 20

2.7. Penelitian Terdahulu... 22

III. METODE PENELITIAN... 26

3.1. Kerangka Pemikiran ... 26

3.2. Tahapan Penelitian ... 28

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5. Teknik Pengambilan Sampel... 29

3.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

3.7. Variabel Input dan Output ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35

4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 35

4.1.1. Struktur Organisasi PT Saung Mirwan ... 36

4.1.2. Gambaran Lokasi Penelitian ... 38

4.2. BudidayaLettuce Head... 39

4.3. Kondisi Rantai PasokanLettuce Head... 44

4.3.1. Struktur Rantai Pasokan ... 44

4.3.2. Entitas Rantai Pasokan ... 51

4.3.3. Manajemen Rantai Pasokan ... 53


(20)

v

4.3.5. Proses Bisnis Rantai Pasokan... 58

4.4. Analisis Nilai Tambah... 61

4.4.1. Nilai Keuntungan pada Mitra Tani ... 62

4.4.2. Nilai Tambah PT Saung Mirwan ... 62

4.5. Pengukuran Kinerja Mitra Tani dengan DEA ... 65

4.5.1. Analisis Nilai Efisiensi Mitra Tani Tahun 2008 ... 65

4.6. Analisis Nilai Kinerja PT Saung Mirwan Tahun 2008 ... 72

4.7. Perbandingan Nilai Kinerja Terhitung dengan Nilai SCOR ... 75

KESIMPULAN DAN SARAN... 79

A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA... 81


(21)

vi

No Halaman

1. Nilai PDB berbagai sektor pada tahun 2006- 2008 ... 1

2. Data permintaanlettuce headdi PT Saung Mirwan pada tahun 2004- 2007 ... 2

3. Kelebihan dan kelemahan metode pegukuran rantai pasokan... 14

4. Atribut kinerja manajemen rantai pasokan dan indikator kinerja ... 17

5. Prosedur dan pengolahan data penelitian ... 31

6. Prosedur perhitungan nilai tambah dengan metode hayami... 32

7. Daftar nilai pembanding industri makanan menurut SCOR ... 33

8. Daftar pengertian indikator variabel input dan output ... 34

9. Daftar konsumen komoditaslettuce head ... 45

10. Aktivitas anggota primer rantai pasokan... 47

11. Daftar nama pemasok bahan baku non sayur... 49

12. Daftar spesifikasilettuce head... 52

13. Daftar manfaat yang didapatkan dari kemitraan ... 55

14. Daftar kewajiban PT Saung Mirwan dan petani ... 56

15. Perbandingan nilai tambahlettucedibungkus dengan plastik UV tahun 2008... 63

16. Perbandingan nilai tambahlettuce fresh cuttahun 2008 ... 64

17. Rekapitulasi nilai input pengukuran kinerja mitra tani tahun 2008 ... 66

18. Rekapitulasi nilai output pengukuran kinerja mitra tani tahun 2008 ... 66

19. Kinerja mitra tanilettuce headpada tahun 2008 ... 68

20. Peningkatan output dan penurunan input mitra tani 2 semester 1 ... 68

21. Peningkatan output dan penurunan input mitra tani 2 semester 2 ... 70

22. Rekapitulasi nilai input pengukuran kinerja PT Saung Mirwan tahun 2008... 73

23. Rekapitulasi nilai output pengukuran kinerja PT Saung Mirwan tahun 2008 ... 73

24. Pengukuran kinerja PT Saung Mirwan dari dua jenis produklettuce... 73

25. Perbandingan atribut kinerja PT Saung Mirwan untuk lettuce headyang dibungkus plastik UV tahun 2008 ... 76

26. Perbandingan atribut kinerja PT Saung Mirwan untuk lettuce head fresh cuttahun 2008 ... 76


(22)

vii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Bentuk sayuranlettuce head... 7 2. Rancangan manajemen rantai pasokan dari pemasok awal sampai

konsumen akhir ... 10 3. Skema ruang lingkup SCOR ... 15 4. Alur kerangka pemikiran penelitian... 27 5. Diagram alur penelitian... 28 6. Struktur organisasi PT Saung Mirwan ... 37 7. Diagram alir budidayalettuce head... 42 8. Prosedur pengadaan kebutuhan non sayur ... 48 9. Pola aliran dalam rantai pasokanlettuce head... 50 10. Alur cara kerja pengolahan data pada DEA ... 65 11.Reference comparisonantara petani 2 dengan petani 3

pada semester satu tahun 2008 (dalam persen). ... 69 12.Reference comparisonantara petani 2 dengan petani 3


(23)

viii

No Halaman

1. Pedoman wawancara untuk mitra tani... 86 2. Kuesioner untuk PT Saung Mirwan ... 87 3. Tabel perhitungan nilai keuntungan petanilettuce head... 90 4. Grafik peningkatan potensi mitra tani 2 tahun 2008 ... 91


(24)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduk. Karakteristik lahan, keadaan agroklimat serta wilayah yang luas di Indonesia mendukung untuk pengembangan pertanian di masa datang. Pertanian secara umum terdiri dari enam sub sektor yaitu sub sektor tanaman perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Tabel 1 menunjukkan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) berbagai sektor di Indonesia.

Tabel 1. Sumbangan PDB berbagai sektor tahun 2006-2008 (miliar rupiah)

Sektor 2006 2007* 2008*

Industri 919.539,3 1.068.653,9 1.380.731,5

Pertanian 433.223,4 541.592,6 713.291,4

Hotel dan restoran 501.542,4 589.351,8 692.118,8

Pertambangan 366.520,8 441.006,6 543.363,8

Keuangan, bisnis dan perumahan 269.121,4 305.213,5 368.129,7

Transportasi 142.770 149.974,4 171.203

Sumber: BPS, 2008 *

Angka sementara

Hortikultura adalah salah satu sub sektor pertanian yang memiliki prospek di masa depan. Pada tahun 2005, sumbangan PDB sektor pertanian dari sub sektor hortikultura mencapai 21,17%. Sub sektor hortikultura menempati posisi nomor dua setelah tanaman pangan yang mencapai 40,75%. Apabila diasumsikan harga komoditas konstan, PDB komoditas hortikultura tersebut setara dengan nilai Rp. 44,196 triliun (tahun 2005). PDB hortikultura sejak tahun 2000 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan 4,6% per tahun. Sedangkan pada tahun 2006–2009 ditargetkan meningkat rata-rata 5,2% per tahun, atau senilai dengan Rp. 54,093 triliyun pada tahun 2009 (Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, 2007). Produk sub sektor hortikultura terdiri dari sayuran, buah-buahan, dan bunga yang berperan dalam meningkatkan volume dan nilai ekspor, peningkatan gizi masyarakat serta kesejahteraan petani.


(25)

Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang berasal dari sayuran telah mendorong para pelaku bisnis untuk mendirikan usaha bisnis sayuran. Peningkatan konsumsi terhadap sayuran menyebabkan permintaan komoditas sayuran terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 sampai tahun 2006 konsumsi sayuran per kapita di Indonesia menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2005, konsumsi sayuran meningkat sebesar 5,49%. (Susenas Badan Pusat Statistik, 2008).

Salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah lettuce head (Lactuca sativa). Lettuce head, dikenal dengan sebutan selada krop mempunyai bentuk daun bertangkup dan membentuk krop pada saat dewasa. Lettuce head

mempunyai keunikan yaitu berbentuk bulat seperti kubis tetapi mempunyai daun yang kriting. Lettuce head banyak digunakan untuk disisipkan di antara belahanhamburger.

PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang berperan dalam memenuhi permintaan lettuce head. Rata-rata permintaan lettuce headsemakin meningkat, dimana dari tahun 2004 sampai tahun 2005 terjadi peningkatan permintaan sebesar 17,9%. Pada tahun 2006 terjadi penurunan jumlah permintaan sebesar 4,7%, kemudian di tahun 2007 jumlah permintaan lettuce head meningkat sebesar 17,2% (PT Saung Mirwan, 2008). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data permintaan PT Saung Mirwan untuk lettuce head pada tahun 2004-2007

Tahun Permintaan sayuran (kg) Peningkatan/penurunan (%)

2004 93.943

-2005 110.764 17,9

2006 105.549 4,7

2007 123.709 17,2

Sumber: PT Saung Mirwan, 2008

Permintaan lettuce head yang meningkat merupakan peluang bagi PT Saung Mirwan untuk mengembangkan usahanya. Dalam rangka memenuhi permintaan tersebut, perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi sehingga dapat memberikan jaminan


(26)

3

produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Keunggulan kompetitif tidak hanya dilakukan oleh produsen saja, tetapi distributor dan penjual sebagai pihak yang memasoklettuce headhingga ke konsumen harus memiliki keunggulan kompetitif agar produk yang didistribusikan dapat terjaga kualitasnya, waktu pengiriman yang singkat dan kontinuitas produksi. Keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan kemampuan untuk memasok dan menyediakan produklettuce head kepada konsumen dengan kualitas baik, memadai, cepat dan tepat. Oleh karena itu, penyempurnaan dan pengelolaan rantai pasokan mulai dari perusahaan penyedia benih, penyedia sarana produksi, produsen, distributor, penjual sampai ke konsumen merupakan hal yang penting.

Rantai pasokan merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap produk lettuce head. Rantai pasokan tidak hanya meliputi manufaktur dan pemasok, tetapi juga transportasi, penggudangan, ritel, dan konsumen itu sendiri. Tujuan utama rantai pasokan adalah memuaskan kebutuhan pelanggan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan. Aktivitas rantai pasokan dimulai dari permintaan konsumen dan berakhir ketika pelanggan atau konsumen telah terpuaskan (Chopra dan Meindl, 2004).

Manajemen rantai pasokan merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dapat didistribusikan dengan kuantitas, tempat dan waktu yang tepat sehingga dapat memperkecil biaya dan memuaskan pelanggan. Manajemen rantai pasokan bertujuan untuk membuat seluruh sistem menjadi efisien dan efektif, minimalisasi biaya dari transportasi dan distribusi sampai persediaan bahan baku, bahan dalam proses, dan barang jadi. Beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan dalam manajemen rantai pasokan yaitu pemasok manufaktur, distributor, ritel, dan konsumen (David et.al., 2000 dalam


(27)

Sifat sayuran yang mudah rusak dapat menimbulkan risiko pada saat pengadaan bahan yaitu penyusutan produk yang diakibatkan oleh perbedaan berat timbangan, susut akibat penyimpanan terlalu lama atau pelayuan, dan kematangan produk. Oleh karena itu, diperlukan penanganan bahan yang tepat dan cepat. Rantai pasokan menjadi sangat penting untuk dikaji guna mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di sepanjang rantai pasokan, sehingga dapat dirumuskan solusi penerapan rantai pasokan yang terbaik.

Gambaran kondisi rantai pasokan yang sebenarnya meliputi petani, perusahaan dan distributor. Selama ini, PT Saung Mirwan telah melakukan kemitraan dengan para petani dalam rangka menjaga rantai pasokan lettuce head. Oleh karena itu, pengukuran kinerja rantai pasokan merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena hal tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik bagi rantai pasokanlettuce head.

Sistem pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan digunakan untuk menentukan apa yang akan diukur dan dimonitor serta menciptakan kesesuaian antara strategi rantai pasokan dengan indikator pengukuran. Setiap periode pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa penting ukuran yang satu relatif terhadap yang lain. Perancangan sistem pengukuran kinerja rantai pasokan menggunakan pendekatan proses, sehingga dapat mengidentifikasi masalah dari setiap proses yang terjadi. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengambil tindakan koreksi sebelum masalah rantai pasokan tersebut meluas. Peningkatan dan pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan di lingkungan perusahaan menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kompetitif.

Kinerja rantai pasokan terlebih dahulu mengidentifikasi kendala dalam rantai pasokan dan melakukan evaluasi. Salah satu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja rantai pasokan adalah Data Envelopment Analysis(DEA).DEA adalah suatu teknik pengukuran kinerja berbasis program linier yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif.


(28)

5

1.2. Perumusan Masalah

Munculnya perusahaan-perusahaan pendatang baru, seperti PT Pacet Segar, Ken Farm, dan Bimandiri yang menawarkan produk sayuran berkualitas merupakan tantangan bagi PT Saung Mirwan untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada. Kegiatan pengelolaan manajemen rantai pasokan bukan merupakan masalah yang mudah karena melibatkan organisasi bagian hulu dan organisasi bagian hilir yang terlibat. Distribusi sayuran kesupermarket, hypermart,dan restoran di daerah Bogor dan Jakarta dituntut untuk lebih efisien sehingga dapat mengurangi biaya transportasi. Kegiatan pendistribusian sayuran mempunyai keunikan tersendiri karena sifat sayuran mempunyai keunikan tersendiri yaitu sifat sayuran yang mudah rusak, busuk, dan berkurangnya kandungan gizi.

Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi rantai pasokan sayuranlettuce head?

2. Bagaimana nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap anggota pada rantai pasokan komoditaslettuce head?

3. Bagaimana efisiensi anggota rantai pasokan dengan menggunakan metodeData Envelopment Analysis(DEA)?

4. Bagaimana perbandingan kinerja aktual PT Saung Mirwan dengan nilai indikatorSupply Chain Operations Reference(SCOR)?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis kondisi rantai pasokan sayuranlettuce head.

2. Menganalisis nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap anggota pada rantai pasokan komoditaslettuce head.

3. Menganalisis efisiensi anggota rantai pasokan dengan menggunakan metodeData Envelopment Analysis(DEA).

4. Membandingkan perbandingan kinerja aktual PT Saung Mirwan dengan nilai indikatorSupply Chain Operations Reference(SCOR).


(29)

1.4. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada anggota rantai pasokan yaitu petani yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat dan perusahaan yaitu PT Saung Mirwan Ciawi, Bogor. Ruang lingkup penelitian adalah:

1. Keadaan deskriptif rantai pasokan komoditas lettuce head meliputi struktur rantai pasokan, entitas rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, sumberdaya rantai pasokan, dan proses bisnis rantai pasokan. 2. Perhitungan nilai tambah dilakukan pada petani dan PT Saung Mirwan. 3. Pengukuran kinerja anggota rantai pasokan yaitu petani dan perusahaan

menggunakan metodeData Envelopment Analysis(DEA).

4. Membandingkan kinerja aktual PT Saung Mirwan dengan nilai indikator menurut SCOR pada industri makanan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan dan membuat rencana kerja serta untuk lebih meningkatkan daya saing.

2. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk memperluas wawasan dan khususnya untuk mahasiswa dapat digunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut.


(30)

2.1.Lettuce Head

Tanam Barat dan Am Gambar 1. Klasi

G Lettuce

hidangan pembuka diantaranya ada berfungsi sebaga

lettuce mempun dalam tanah. D dan ukuran be umum dibudida

lettuce, cos lettuc Lettuce

mempunyai kr berwarna hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA

man lettuce berasal dari daerah iklim sedang merika. Bentuk sayuran lettuce head dapa lasifikasi ilmiah dariLettuce head, sebagai berikut

Kerajaan :Plantae

Divisi :Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Ordo :Asterales

Famili :Asteraceae

Genus :Lactuca

Spesies :L. sativa

Nama Binomial :Lactuca sativa

Gambar 1. Bentuk sayuran Lettuce head uce head umumnya dikonsumsi sebagai lalapa

buka yang dicampur dengan sayuran lainnya. dalah memperbaiki dan memperlancar pencerna bagai obat penyakit panas dalam (Haryanto, 2003

punyai akar serabut dengan bulu-bulu akar h. Daun lettuce berwarna hijau muda sampai hi

bermacam-macam tergantung jenisnya. Lettuc

dayakan dapat dikelompokkan dalam empat ma

ttuce, leaf lettuce,danstem lettuce.

uce headdisebut juga selada krop merupakan je krop bulat dengan daun silang merapat. u terang dan hijau gelap. Batangnya pendek da

dang seperti Asia dapat dilihat pada

rikut:

apan atau sebagai a. Manfaat lettuce

ernaan serta dapat o, 2003). Tanaman r yang menyebar hijau tua. Bentuk

ettuce head yang macam yaituhead

jenis selada yang t. Daunnya yang k dan hampir tidak


(31)

terlihat. Tanaman lettuce banyak dibudidayakan di dataran tinggi karena apabila dibudidayakan di dataran rendah maka tidak akan menghasilkan krop. Lettuce head ditanam pada akhir musim penghujan, karena tanaman ini tidak tahan pada musim penghujan. Lettuce headhanya mampu tumbuh baik pada ketinggian 400-2.200 meter di atas permukaan laut, dengan derajat kemasaman tanah berkisar antara 6,5-7. Lettuce head dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe renyah (crispy) dan tipe mentega (Haryanto, 2003)

Ciri tipe crispy adalah membentuk krop dengan daun yang agak lepas dan tahan terhadap kekeringan dan kropnya lebih padat. Lettuce head

tipe crispy memiliki beberapa varietas dengan ciri dan keunggulan yang berbeda. Tipecrispy, diantaranya adalah:

1. Kaisser, merupakan varietas yang berkualitas tinggi, ukurannya agak kecil, dan daunnya berwarna hijau terang

2. Ballade, memiliki pertumbuhan cepat dengan warna hijau terang.

3. Alpen, pertumbuhannya cepat, ukurannya sedang, dan berwarna hijau gelap.

4. Marina, merupakan varietas terbaru, sistem perakarannya kuat, ukurannya besar dan berwarna hijau terang.

5. Santa maria, ukuran besar, daun tebal dan berwarna gelap.

6. Avoncrisp, jenis ini tergolong tahan hama dan penyakit. Daunnya hijau segar dan keriting khas tipe crispy. Tipe ini merupakan pilihan terbaik untuk diusahakan

7. Webb’s wonderful, jenis ini merupakan yang terkenal di Inggris, selain berpenampilan baik, jenis ini mudah beradaptasi diberbagai musim dan kondisi.

Ciri tipe mentega adalah membentuk krop dengan daun yang agak lurus atau tidak keriting. Daunnya halus dan pertumbuhannya sangat cepat. Beberapa varietaslettuce headtipe mentega adalah:

1. Okayama salad, warnanya yang hijau tua, tahan terhadap panas, dan umurnya genjah.


(32)

9

3. Mini star, merupakan varietas baru, ukurannya kecil, pertumbuhannya termasuk cepat, dapat dipanen pada umur 55-60 hari setelah semai. 4. All the year round, varietas ini dapat ditanam sepanjang tahun tidak

peduli musim. Ukurannya tergolong sedang dengan warna daun hijau pucat dan cukup tahan terhadap kekeringan.

2.2. Manajemen Rantai Pasokan

Perkembangan manajemen rantai pasokan dimulai pada tahun 1982 sebagai pendekatan manajemen persediaan yang menekankan pada pasokan bahan baku. Manajemen rantai pasokan digunakan oleh para pimpinan perusahaan sebagai kebijakan strategis perusahaan. Kebijakan strategi digunakan sebagai keunggulan daya saing yang didukung oleh aliran barang dari hulu (pemasok) sampai ke hilir (pengguna akhir) secara efisien dan efektif. Beberapa tahapan yang harus dilalui oleh aliran barang dari hulu sampai hilir, yaitu pemasok, pabrik, distribusi, ritel dan konsumen akhir (Said, 2006).

Rantai pasokan adalah suatu sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai pasokan merupakan jaringan yang terdiri dari berbagai organisasi-organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai hubungan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang dengan sebaik-baiknya (Indrajit dan Djokopranoto, 2006).

Konsep rantai pasokan merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik sebagai persoalan internal masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara internal di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang (Indrajit dan Djokopranoto, 2006).

Manajemen rantai pasokan merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan


(33)

dapat didistribusikan dengan kuantitas, tempat dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan pelanggan. Manajemen rantai pasokan bertujuan untuk membuat seluruh sistem menjadi efisien dan efektif, minimalisasi biaya dari transportasi dan distribusi sampai persediaan. Beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan yaitu pemasok,

manufaktur, distributor, ritel, dan konsumen (David et.al., 2000 dalam

Indrajit dan Djokopranoto, 2006). Gambar 2 menunjukkan rancangan manajemen rantai pasokan dari pemasok awal sampai konsumen akhir.

Gambar 2. Rancangan manajemen rantai pasokan dari pemasok awal sampai konsumen akhir ( Lambert, Cooper dan Pagh, 1998)

Manajemen rantai pasokan adalah keterpaduan antara perencanaan, koordinasi, kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasokan


(34)

11

untuk menghantarkan nilai superior dengan biaya termurah kepada konsumen. Rantai pasokan lebih ditekankan pada seri aliran bahan dan informasi, sedangkan manajemen rantai pasokan menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai pasokan (Chopra dan Meindl, 2004).

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2006), hubungan antara pemain utama dalam manajemen rantai pasokan yang mempunyai kepentingan sama, yaitu:

1. Rantai 1 adalah pemasok

Jaringan bermula dari rantai ini, yang merupakan sumber penyedia bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama bisa berbentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, dan suku cadang. Jumlah pemasok bisa banyak atau sedikit. 2. Rantai 1-2 adalah pemasok ke manufaktur

Manufaktur yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan, atau menyelesaikan barang. Hubungan dengan mata rantai pertama mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak pemasok, manufaktur, dan tempat transit merupakan target penghematan. Penghematan sebesar 40-60% dapat diperoleh dengan menggunakan konsep kemitraan dengan pemasok.

3. Rantai 1-2-3 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor

Dalam rantai ini terjadi kegiatan penyaluran barang jadi yang dihasilkan oleh perusahaan. Berbagai cara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan, misalnya melalui distributor dan biasanya ditempuh dengan rantai pasokan. Barang dari pabrik melalui gudang disalurkan ke gudang distributor atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pedagang besar akan menyalurkan barang dalam jumlah yang lebih kecil kepada pengecer atau ritel.

4. Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor keritel outlets

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Pada rantai ini dapat


(35)

dilakukan penghematan dalam bentuk persediaan dan biaya gudang, yaitu dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufaktur maupun ke toko pengecer.

5. Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor ke ritel

outletske pelanggan.

Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna barang. Contoh pihak pengecer misalnya: toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, supermarket. Sebenarnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu pembeli akhir (karena pembeli belum tentu pengguna terakhir). Mata rantai pasokan baru berhenti ketika barang sudah pada pemakai langsung.

2.3. Kinerja Rantai Pasokan

Sistem pengukuran manajemen rantai pasokan digunakan untuk menentukan apa yang akan diukur dan dimonitor serta menciptakan kesesuaian antara strategi rantai pasokan dengan metrik pengukuran, setiap periode pengukuran dilakukan untuk mengetahui seberapa penting ukuran yang satu relatif terhadap yang lain, siapa yang bertanggungjawab terhadap suatu ukuran tertentu adalah sebagian dari pertanyaan yang harus dijawab pada waktu mengembangkan sistem pengukuran kinerja rantai pasokan (Pujawan, 2005).

Menurut Pujawan (2005), sistem pengukuran kinerja digunakan untuk:

1. Melakukan monitoring dan pengendalian.

2. Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasokan.

3. Mengetahui relatif terhadap pesaing maupun terhadap tujuan yang ingin dicapai.

4. Menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Pengukuran kinerja rantai pasokan secara menyeluruh melibatkan semua komponen anggota rantai pasokan mulai dari pemasok sampai konsumen. Model pengukuran kinerja rantai pasokan yang ada dan


(36)

13

diterapkan di lapangan mengacu pada kegiatan- kegiatan rantai pasokan dalam satu organisasi yang secara umum meliputi kegiatan pengadaan, perencanaan produksi, produksi, pemenuhan pesanan pelanggan, dan pengembalian (Pujawan, 2005)

Pengukuran kinerja rantai pasokan bertujuan untuk mendukung tujuan, evaluasi, kinerja dan penentuan aksi di masa depan pada tingkat strategi, taktik dan operasional. Oleh karena itu, dibutuhkan studi pengukuran dan indikator dalam kontek manajemen rantai pasokan karena dua alasan yaitu : i) kurangnya pendekatan yang seimbang dan ii) kurang jelasnya perbedaan antara indikator pada level strategi, taktik dan operasional (Gunasekaranet. al., 2004).

Untuk memperluas aliran barang dan informasi ada enam titik kritis yang digunakan untuk mencapai rantai pasokan yang terintegrasi, antara lain: 1) integrasi pelanggan, 2) integrasi internal, 3) integrasi pemasok, 4) integrasi teknologi dan perencanaan, 5) pengukuran integrasi, dan 6) hubungan integrasi (Bowersox et. al., 2000). Beberapa metode yang digunakan untuk pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan, yaitu

balanced scorecard, data envelopment analysis, dan SCOR. Tabel 3 menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari metode tersebut.


(37)

Tabel 3. Kelebihan dan kelemahan metode pengukuran rantai pasokan

Metode Kelebihan Kelemahan

Balanced scorecard  Pengukuran yang seimbang antar semua aspek.

 Mengukur faktor finansial dan non-finansial

Strategi pada manajemen puncak

dan aksi pada manajemen menengah terhubung dan lebih fokus

Implementasi yang lengkap dapat bertahap

Data Envelopment Analysis

 Mencakup input dan output

 Menghasilkan informasi yang detail tentang efisiensi perusahaan

Tidak memerlukan spesifikasi

parametrik dari bentuk fungsional

Membutuhkan dukungan data yang intensif

Pendekatan deterministik Supply chain

operations reference(SCOR)

 Menilai kinerja keseluruhan dari rantai pasok

Pendekatan yang seimbangKinerja rantai pasok dalam

berbagai dimensi

Tidak secara eksplisit menempatkan pelatihan, kualitas, teknologi informasi dan administrasi Tidak menggambarkan setiap proses atau kegiatan bisnis Sumber: Aranyamet.al., 2006

2.4. Indikator Kinerja Berbasis Model SCOR

Model Supply-Chain Operations Reference (SCOR) adalah suatu model yang dikembangkan oleh dewan rantai pasokan yang bersifat bebas dan tidak mengutamakan laba di Amerika Serikat. Model ini digunakan untuk mengukur kinerja total rantai pasokan perusahaan dan untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan. Model SCOR meliputi penilaian terhadap pengiriman dan kinerja pemenuhan permintaan, pengaturan inventaris dan aset, fleksibilitas produksi, jaminan, biaya-biaya proses, serta faktor- faktor lain yang mempengaruhi penilaian kinerja keseluruhan pada sebuah rantai pasokan(Supply Chain Council, 2008).

Menurut Pujawan (2005), model SCOR mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen yang berfungsi sebagai kerangka lintas fungsi dalam rantai pasokan. Ketiga elemen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda, yaitu:


(38)

15

1. Rekayasa ulang proses bisnis adalah proses kompleks yang terjadi saat ini(as is)dan mendefinisikan proses yang diinginkan(to be).

2. Patok duga adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis.

3. Proses perbaikan dan peningkatan (evaluasi) berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses- proses rantai pasokan.

SCOR merupakan alat manajemen yang mencakup mulai dari pemasok, sampai kepada konsumen. Ruang lingkup metode SCOR tersebut disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema ruang lingkup SCOR (Supply Chain Council,2008)

Model SCOR membagi proses rantai pasokan menjadi lima proses inti, yaitu: perencanaan (plan), pengadaan (source), produksi (make), distribusi (deliver), dan arus balik (return). Kelima proses tersebut mempunyai fungsi yang berbeda:

1. Proses Perencanaan(plan)

Proses perencanaan adalah proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi dan pengiriman.

2. Proses Pengadaan(source)

Proses pengadaan adalah proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan. Proses ini mencakup penjadwalan pengiriman dari pemasok, menerima, mengecek, dan memberikan otoritas pembayaran untuk barang yang dikirim pemasok, memilih pemasok, dan mengevaluasi kinerja pemasok.


(39)

3. Proses Produksi(make)

Proses produksi adalah proses untuk mentranformasikan bahan baku atau komponen menjadi produk yang diinginkan pelanggan. Proses ini mencakup penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi dan melakukan pengecekan kualitas, mengelola barang setengah jadi, memelihara fasilitas produksi.

4. Proses pengiriman(deliver)

Proses pengiriman adalah proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang atau jasa. Proses ini menangani pesanan dari pelanggan, memilih jasa pengiriman, menangani kegiatan pergudangan produk jadi, dan mengirim tagihan ke pelanggan.

5. Proses arus balik(return)

Proses arus balik adalah proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena beberapa alasan. Proses ini mencakup identifikasi kondisi produk, menerima otorisasi, pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian, dan melakukan pengembalian.

Kriteria yang digunakan dalam pengukuran kinerja rantai pasokan disebut dengan atribut kinerja yang meliputi reliabilitas rantai pasokan, responsivitas rantai pasokan, fleksibilitas rantai pasokan, biaya rantai pasokan, dan manajemen aset rantai pasokan. Masing-masing dari atribut kinerja tersebut terdiri dari satu atau lebih indikator level 1. Metrik adalah ukuran yang dapat diverifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif, dan didefinisikan terhadap suatu titik acuan (reference point) tertentu. Tabel 4 menunjukkan atribut kinerja manajemen rantai pasokan beserta indikator kinerja.


(40)

17

Tabel 4. Atribut Kinerja Manajemen Rantai Pasokan beserta indikator Kinerja

Atribut Kinerja Definisi Indikator Level 1

Reliabilitas Rantai Pasokan

Kinerja rantai pasokan perusahaan dalam memenuhi pesanan pembeli dengan; produk, jumlah, waktu, kemasan, kondisi, dan dokumentasi yang tepat, sehingga mampu memberikan kepercayaan kepada pembeli bahwa pesanannya dapat

terpenuhi dengan baik

Pemenuhan pesanan

sempurna

Kinerja pengiriman

Rata- rata pengisian

Responsivitas Rantai Pasokan

Waktu (kecepatan) rantai pasokan perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen

Waktu tunggu pemenuhan pesanan Fleksibilitas Rantai

Pasokan

Keuletan rantai pasokan perusahaan dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar untuk memelihara keuntungan kompetitif rantai pasokan

Fleksibilitas rantai pasokan

Fleksibilitas produksi Biaya Rantai

Pasokan

Biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan proses rantai pasokan

Biaya total manajemen rantai pasokan

Biaya pokok produksi

Biaya pemasaran dan administrasi

Biaya garansi atau

pengembalian Manajemen Aset

Rantai Pasokan

Efektifitas suatu perusahaan dalam manajemen aset untuk mendukung terpenuhinya kepuasan konsumen

Sikluscash to cash

Persediaan harianPergantian modal

Sumber: SCORVersion 6.1 Supply Chain Council,2001

Penjelasan dari indikator level 1, adalah sebagai berikut:

1. Indikator pemenuhan pesanan sempurna adalah indikator yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Pemenuhan permintaan secara sempurna meliputi ketepatan jenis produk yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah pengiriman, ketepatan tempat pengiriman, dan ketepatan dokumentasi data pengiriman.

2. Indikator kinerja pengiriman adalah persentase pengiriman pesanan tepat waktu dan penuh yang sesuai dengan tanggal pesanan konsumen dan atau tanggal yang diinginkan konsumen.

3. Indikator rata-rata pengisian adalah persentase jumlah permintaan konsumen yang dipenuhi tanpa harus menunggu.


(41)

4. Indikator waktu tunggu pemenuhan pesanan adalah waktu yang dibutuhkan pelanggan memesan produk sampai pesanan tersebut diterima.

5. Indikator fleksibilitas rantai pasokan adalah waktu yang dibutuhkan untuk merespon rantai pasokan (perencanaan, mencari, membuat, dan pengiriman) yang tidak direncanakan baik penurunan atau peningkatan permintaan tanpa biaya penalti.

6. Indikator fleksibilitas produksi adalah indikator yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam melayani peningkatan pesanan yang tidak terduga sebesar 20%.

7. Indikator biaya total manajemen rantai pasokan adalah menerangkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan penanganan bahan mulai dari pemasok sampai ke konsumen.

8. Indikator biaya pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk, dari bahan mentah menjadi barang jadi.

9. Indikator biaya pemasaran dan administrasi adalah biaya tidak langsung dari pemasaran, administrasi dan biaya pendukung suatu produk.

10. Indikator biaya garansi atau pengembalian adalah biaya langsung dan tidak langsung yang dikembalikan karena produk rusak.

11. Indikator siklus cash to cash adalah menerangkan perputaran keuangan perusahaan mulai dari pembayaran bahan baku ke pemasok, sampai pembayaran atau pelunasan produk oleh konsumen.

12. Indikator persediaan harian (inventory days of supply) adalah lamanya persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan apabila tidak ada pasokan lebih lanjut.

Setelah pengukuran kinerja rantai pasokan selesai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan target pencapaian yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang terbaik dan mampu memenangkan persaingan pasar. Penentuan target pencapaian tersebut dapat dilakukan dengan proses patok duga. Patok duga merupakan proses membandingkan kondisi perusahaan saat ini dengan kondisi perusahaan kompetitor yang paling maju di bidangnya. Data pembanding yang


(42)

19

digunakan adalah berasal dari perusahaan-perusahaan yang terbaik di kelasnya tersebut. Pada proses patok duga suatu perusahaan berusaha untuk meningkatkan atribut kinerja sampai pada titik target yang dikehendaki yang dinyatakan dalam status superior, advantage (keuntungan), dan parity

(standar). Jika ditetapkan dalam status superior, maka target patok duga yang ditetapkan adalah target yang tertinggi dan merupakan kinerja yang tertinggi bagi perusahaan. Status advantage adalah target menengah yang ingin dicapai oleh perusahaan dan sudah menguntungkan bagi perusahaan. Status parity apabila kinerja yang dikehendaki adalah rata-rata diantara kompetitor, maka target patok duga adalah meningkatkan atau mempertahankan kinerja aktual (Bolstroff, 2003).

2.5. Konsep Nilai Tambah

Pada proses distribusi komoditas pertanian terjadi arus yang mengalir dari hulu ke hilir, yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Komoditas pertanian mendapat perlakuan-perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan pemindahan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah. Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu dengan cara menghitung nilai tambah selama proses pengolahan dan menghitung nilai tambah selama proses pemasaran (SudiyonodalamFeifi, 2008).

Pengertian nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapatkan perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai yang dikeluarkan selama proses berlangsung. Tujuan nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa yang diterima pelaku bisnis dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh sistem komoditas. Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen yang dapat dinyatakan secara fungsi sebagai berikut (SudiyonodalamFeifi, 2008).

Nilai Tambah = f { K, B, T, U, H, h, L }... (1) Keterangan:

K = Kapasitas produksi

B = Bahan baku yang digunakan T = Tenaga kerja yang digunakan


(43)

U = Upah tenaga kerja H = Harga output h = Harga bahan baku

L = Nilai input lain (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan untuk menambah nilai)

Informasi yang dihasilkan melalui analisis nilai tambah dengan metode hayami adalah:

1. Perkiraan besarnya nilai tambah

2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan, menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai produk

3. Imbalan bagi tenaga kerja (Rp), menunjukkan besarnya upah yang diterima oleh tenaga kerja langsung.

4. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan menunjukkan persentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah.

5. Keuntungan pengolahan (Rp), menunjukkan bagian yang diterima pengusaha karena menanggung risiko usaha.

6. Tingkat keuntungan pengolahan terhadap nilai output, menunjukkan persentase keuntungan terhadap nilai tambah.

7. Marjin pengolahan (Rp), menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. 8. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin. 9. Persentase keuntungan perusahaan terhadap marjin.

10. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin. 2.6.Data Envelopment Analysis

Data Envelopment Analysis (DEA) pertama kali diperkenalkan oleh William Charnes, Abraham Cooper, dan Edwardo Rhodes pada tahun 1978 yang merupakan pengembangan dari konsep yang menghubungkan perhitungan teknis dan efisiensi produksi yang ditemukan oleh Farrel pada tahun 1957. DEA adalah metode matematika non parametrik berdasarkan teknik pemrograman linear untuk mengevaluasi efisiensi dari masing-masing unit yang dianalisis. DEA merupakan suatu teknik pengukuran kinerja berbasis program linier yang digunakan untuk mengevaluasi


(44)

21

efisiensi relatif dari decision making unit (DMU) dalam perusahaan atau organisasi. DEA mengukur tingkat ketidakefisienan dengan membandingkan hasil pencapaian DMU tersebut terhadap nilai yang efisien yang terbentuk oleh DMU dengan nilai yang belum efisien. Setiap unit pengambilan keputusan diasumsikan bebas menentukan bobot untuk menentukan variabel output atau input. DEA dapat mengukur beberapa input dan output, serta mengevaluasi secara kuantitatif dan kualitatif, sehingga memungkinkan suatu perusahaan untuk membuat keputusan yang baik pada tingkat efisiensi dari unit yang dianalisis (HomepageDEA, 2007). Model yang menghitung efisiensi maksimum menurut Gofindarajan (2007), adalah:

... (2)

Keterangan:

s1 = Unit keputusan yang akan dievaluasi Ur = Bobot dari output

Vi = Bobot dari input Yrj = Nilai output Xij = Nilai input

Langkah-langkah dalam proses DEA, adalah:

1. Identifikasi Decision Making Unit (DMU) atau unit yang akan diobservasi beserta input dan output pembentuknya.

2. Membentukefficiency frontierdari data yang ada.

3. Menghitung efisiensi tiap DMU di luar efficiency frontier untuk mendapatkan target input dan output yang diperlukan untuk mencapainya.

Keunggulan DEA adalah:

1. Dapat digunakan untuk menangani banyak input dan output.

2. Tidak membutuhkan asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.

3. DMU dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.


(45)

Kelemahan metode DEA adalah: 1. Bersifatsample specific.

2. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal.

3. Hanya mengukur efisiensi relatif dari DMU bukan efisiensi absolut. 4. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

5. Menggunakan perumusan linear programing terpisah untuk setiap DMU.

DEA merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja decision making unit. Dari hasil DEA dapat diketahui efisiensi kinerja suatu organisasi dibandingkan dengan kinerja organisasi lainnya. Selain itu, juga dapat diketahui target-target nilai yang harus dicapai agar menghasilkan kinerja yang efisien.

2.7. Penelitian Terdahulu

Hani (2007) melakukan penelitian mengenai analisis rantai pasokan buah kelapa dengan studi kasus di Kotamadya Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan rantai pasokan buah kelapa tua di kota Bogor serta menganalisis efisiensi rantai pasokan buah kelapa muda. Anggota rantai pasokan buah kelapa terdiri dari anggota primer dan anggota sekunder. Anggota primer terdiri dari pedagang antar wilayah (PAW), pedagang besar, pedagang eceran, konsumen serta industri. Sedangkan anggota sekunder terdiri dari lembaga jasa transportasi, pedagang kemasan, pedagang mesin pemarut dan pemeras santan, serta penyedia bahan bakar mesin. PAW yang memasok buah kelapa ke kota Bogor secara rutin berasal dari tiga wilayah yaitu, Banten, Tasikmalaya, Ciamis dan Lampung. Sistem rantai pasokan buah kelapa di kota Bogor menggunakan strategipull. PAW hanya memasok kelapa jika diminta oleh pedagang besar. Sistem pembayaran buah kelapa kepada pihak PAW dilakukan setelah kelapa terjual kepada konsumen. Dari penelitian ada tiga aliran pasokan kelapa di Bogor, yaitu:

1. Pola I : PAWpedagang besarpedagang ecerankonsumen RT 2. Pola II : PAWpedagang besarkonsumen akhir


(46)

23

3. Pola III : PAWpedagang besarindustri

PAW merupakan lembaga yang memasok kelapa ke pedagang besar langsung dari wilayah asal kelapa. Untuk menganalisis besarnya margin pemasaran, maka dilihat dari saluran pemasaran, yang terdiri dari lima jenis sistem saluran pemasaran, yaitu:

1. PAW Bantenpedagang besarpedagang ecerankonsumen

2. PAW Tasikmalaya-Ciamis pedagang besar pedagang eceran konsumen

3. PAW Lampungpedagang besarpedagang pengecerkonsumen 4. PAW Bantenpedagang besarkonsumen

5. PAW Tasikmalaya-Ciamispedagang besarkonsumen 6. PAW Lampungpedagang besarkonsumen

Berdasarkan hasil penelitian bahwa saluran ke-1 adalah saluran yang paling efisien, karena mempunyai biaya fungsional yang paling rendah dan terjadi distribusi keuntungan yang lebih adil terhadap biaya yang dikeluarkan. Saluran yang tidak melibatkan pedagang pengecer saluran ke-5 adalah saluran yang efisien karena mempunyai biaya fungsional yang rendah.

Suparno (2005) melakukan penelitian yang dilakukan pada sebuah perusahaan offset printing, yang menggunakan bahan baku utama kertas, tinta dan film. Perhitungan performansi pemasok menggunakan (DEA), yang mampu mengevaluasi tingkat efisiensi relatif sebuahDecision Making Units (DMUs), dan yang bersifat non-parametrik dan multifaktor, baik output maupun input. Kertas terdiri dari dua macam jenis yaitu coated duplex dan non coated duplex. Tinta yang digunakan perusahaan meliputi warna cyan, magenta, yellow, black, pantone, gold, silver dan blended. Perusahaan menggunakan 12 pemasok untuk kertas, 5 pemasok untuk tinta dan 7 pemasok untuk film. Penelitian ini dilakukan untuk membantu perusahaan dalam memilih supplier yang tepat bagi perusahaan, mengingat selama ini perusahaan menggunakan banyak pemasok untuk memenuhi kebutuhannya. Atribut kinerja yang akan digunakan untuk menilai pemasok adalah price, quality, delivery performance, order fulfillment, processing


(47)

time, dan technology. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa pemasok kertas coated duplex 270 berkurang dari 12 pemasok menjadi 3 pemasok yaitu PT. Pakerin, Pura Kertas dan Dharma Abadi, untuk tinta warna cyan,

pemasok yang dipilih adalah Cemani, PT. Duta Printa Sarana dan Sakata, sedangkan untuk film, pemasok yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan adalah Dian Mas Scan, Asia Repro dan Wahidin Setting. Jaya Kertas sebaiknya meningkatkan kualitas kertas coated duplex 270 sebesar 3,68%,

delivery performance sebesar 3,6%, dan order fulfilment sebesar 21,9%. Untuk PT Surya Pamenang, kualitas kertas coated duplex 270 harus ditingkatkan sebesar 8,24%,delivery performance sebesar 8,22% danorder fulfillmentsebesar 33,3%.

Asril (2009) melakukan penelitian untuk mengatahui indikator kinerja rantai pasokan pada komoditas brokoli. Desain indikator kinerja dibangun dengan pendekatan model SCOR, terdiri dari tingkat satu yaitu proses bisnis, tingkat dua terdiri parameter kinerja industri sayuran, tingkat tiga terdiri dari atribut kinerja, dan tingkat empat terdiri dari indikator kinerja. Proses bisnis terdiri dari perencanaan, pengadaan, budidaya, pengolahan, dan pengiriman. Faktor peningkatan kinerja terdiri dari nilai tambah, kualitas dan resiko, untuk atribut kinerja terdiri dari reliabilitas, responsibilitas, fleksibilitas atau kualitas, biaya dan aset. Indikator kinerja terdiri dari kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan sempurna, siklus pemenuhan pesanan, waktu tunggu pemenuhan pesanan, fleksibilitas pemenuhan pesanan, kesesuaian standar mutu, biaya transportasi optimal,

cash to cash cycle time, dan inventory of days. Berdasarkan perhitungan analisis hirarki proses, indikator yang menjadi pilihan berdasarkan atribut kinerja adalah kesesuaian standar mutu (0,800), kinerja pengiriman (0,500), biaya transportasi optimal (1,00),cash to cash cycle time(0,750), dan waktu tunggu pemenuhan pesanan (0,667).

Feifi (2008) melakukan penelitian tentang pengukuran kinerja pemasok dengan metode DEA (Data Envelopment Analysis). Dalam penelitian ini ditetapkan faktor yang digunakan sebagai input dan output untuk pengukuran kinerja. Untuk input, faktor yang digunakan adalah biaya


(48)

25

produksi (dalam rupiah) dan persentase jumlahrejectkomoditas, sedangkan output adalah pendapatan petani (dalam rupiah), persentase pengiriman tepat waktu dan persentase pemenuhan kuantitas komoditas. Pengukuran kinerja dilakukan pada enam kelompok mitra tani yaitu daerah Pasir Muncang, Pasir Kaliki, Cijeruk, Blandongan, Bojong Murni, dan Coblong. Hasil perhitungan kinerja petani dengan DEA per bulannya menunjukkan bahwa petani Pasir Muncang merupakan petani dengan kinerja yang paling banyak menunjukkan nilai kinerja yang tidak efisien. Sementara itu, hasil perhitungan kinerja petani per semester menunjukkan bahwa pada semester satu hanya petani Blandongan dengan kinerja inefisien karena selama bulan Januari hingga Juni petani ini memiliki kalkulasi nilai pemenuhan kuantitas dan pengiriman tepat waktu yang paling rendah serta menanggung kerugian yang sangat besar, sedangkan pada semester kedua, dimana produktivitas lahan meningkat, hanya petani Cijeruk dan Bojong Murni yang menghasilkan kinerja efisien. Hal ini disebabkan karena dengan jumlah input yang lebih kecil petani Cijeruk dan Bojong bisa menghasilkan nilai output yang lebih besar dibandingkan dengan petani lainnya.


(49)

3.1 Kerangka Pemikiran

Konsumsi sayuran dari tahun 2005 sampai tahun 2006 di Indonesia menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan konsumsi sayuran sebesar 5,49% (Susenas Badan Pusat Statistik, 2008). Sayuran memiliki karakteristik yang berbeda dengan komoditas lainnya. Sifat-sifat sayuran antara lain bergantung musim, mudah busuk atau rusak (perishable), dan dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit tetapi terus-menerus.

Sayuran harus dijaga dalam kondisi baik, jumlahnya sesuai, dan waktu yang tepat. Hal tersebut, membutuhkan sistem distribusi yang berkesinambungan di semua anggota rantai pasokan. Oleh karena itu, kajian rantai pasokan secara komprehensif menjadi penting untuk memberikan rekomendasi terbaik dan sesuai sehingga mewujudkan aktivitas rantai pasokan yang responsif dan berkesinambungan. Pemilihan lettuce head

sebagai objek dalam penelitian karena mempunyai kompetensi yang tinggi untuk dikembangkan. Permintaanlettuce headyang meningkat menyebabkan komoditas ini perlu mendapat perhatian khusus dalam pengadaan dan distribusi.

PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran lettuce head, dimana kurang lebih 90 persen konsumen di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Semakin berkembangnya perusahaan yang bergerak dalam bisnis lettuce head

menyebabkan PT Saung Mirwan berupaya untuk memenangkan persaingan. Salah satunya dengan pengelolaan rantai pasokan yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Peningkatan dan pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan di lingkungan perusahaan menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kompetitif.

Kerangka pemikiran penelitian terbatas pada struktur rantai pasokan, entitas rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, sumber daya rantai pasokan, proses bisnis rantai serta rekomendasi pengembangan yang


(50)

27

akan dilakukan perusahaan untuk mendapatkan manajemen rantai pasokan yang terbaik. Selain itu, mengukur besarnya nilai tambah yang dihasilkan di setiap anggota rantai pasokan. Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasokan dengan menggunakan pendekatan DEA. Pengukuran kinerja diharapkan dapat menghilangkan inefisiensi dalam rantai pasokan dapat dihilangkan serta peluang-peluang perusahaan dapat dimanfaatkan melalui alokasi sumber daya yang optimal. Diagram alir kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4.


(51)

3.2. Tahapan Penelitian

Penelitian terdiri dari beberapa tahapan yang diawali dengan penentuan topik sampai dengan menghasilkan kesimpulan. Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.


(52)

29

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2009. Studi kasus dilakukan pada PT Saung Mirwan yang terletak di Kampung Pasir Muncang, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor dan PT Saung Mirwan cabang Kabupaten Garut.

3.4. Jenis dan Metode Pengambilan Data

Data yang dibutuhkan pada penelitian berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara studi pustaka. Metode pengumpulan data terdiri dari:

1. Pengamatan langsung untuk mengidentifikasi anggota rantai pasokan dan mengetahui mekanisme rantai pasokan produk dan komoditas lettuce head yang terdiri dari struktur rantai pasokan, entitas rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, sumberdaya rantai pasokan, dan proses bisnis rantai pasokan.

2. Wawancara dengan para petani dan PT Saung Mirwan untuk mengetahui nilai tambah. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.

3. Penyebaran kuesioner untuk mengetahui kondisi rantai pasokan, pengukuran kinerja mitra tani dan PT Saung Mirwan. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2.

4. Studi literatur tentang konsep rantai pasokan, hasil-hasil penelitian terdahulu dan data-data dari PT Saung Mirwan seperti jumlah dan nama mitra tani, nama ritel dan restoran

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah suatu cara untuk mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel yang benar dapat menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Responden yang dipilih untuk memperoleh data deskriptif tentang kondisi rantai pasokan adalah bagian kemitraan, pengadaan, produksi, dan pemasaran/distribusi. Data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara secara mendalam, dimana


(53)

pewawancara memberikan pertanyaan yang berstruktur kepada beberapa pegawai secara perorangan. Perhitungan nilai tambah dilakukan dengan wawancara kepada mitra tani dan wawancara kepada bagian pengemasan dan bagian pemasaran PT Saung Mirwan.

Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability samplingyaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan kepada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel, sehingga penelitian ini menggunakan teknikpurposive sampling. Kriteria mitra tani yang diukur berdasarkan kriteria petani lettuce yang terus-menerus dalam budidaya

lettuce head, petani yang menanam lettuce head lebih dari 3.000 bibit per musim tanam, memiliki lahan sendiri atau sebagian menyewa, serta pemilihan mitra yang didasarkan dari wawancara dengan pihak perusahaan pada bagian kemitraan. Mitra tani yang dipilih berasal dari daerah Cisurupan, Cigedug dan Cikajang. Jumlah sampel yang dipilih dalam penelitian sebanyak enam mitra tani.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan dua macam analisis data yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Rincian prosedur dan pengolahan data penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Analisis data kualitatif untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan objektif mengenai kondisi rantai pasokan dari produk dan komoditas lettuce head.Pengukuran kinerja rantai pasokan dilakukan pada tahun 2008 dengan cara menghitung kinerja anggota rantai pasokan setiap semesternya. Perhitungan dengan cara memaksimalkan output dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan model CCR (constant return to scale). Bobot untuk masing-masing input dan output tersebut diperoleh melalui wawancara kepada responden yang ada di perusahaan.


(1)

Lanjutan lampiran 1.

2. Jika dari PT saung mirwan berapa harganya dan cara pembayarannya bagaimana?

3. Apakah hasil panen Anda cenderung berubah-ubah atau tetap? 4. Apa yang mempengaruhi panen dari segi lahan Anda?

5. Bagaimana pendistribusian panen kepada perusahaan? 6. Alat distribusi apa yang digunakan oleh petani?

7. Pihak mana saja yang mendukung kegiatan pertanian Anda? 8. Pelayanan apa yang mereka berikan?

9. Apakah Anda ingin memperluas Lahan Anda? Tabel. Analisa usaha tani untuk produksilettuce head

Biaya tunai Unit Satuan Harga (Rp) Penyusutan (th)

Asal barang/ nama toko

Sewa lahan Meter

Bibit Kg/ buah

Pupuk:

Pupuk kandang Kg

Urea Kg

SP-36 Kg

KCL Kg

ZA Kg

Pestisida:

culacron Liter

Antracol Kg

Daconil Kg

Tenaga kerja Persiapan lahan:

Hari

Penanaman Hari

Pemeliharaan

a. Pemupukan Hari

b. Penyiangan Hari

Panen Hari

Peralatan usahatani

a. Buah

b. Buah

c. Buah

d. Buah

Hasil panen Kg

Harga panen Kg


(2)

Lampiran 2.Kuesioner untuk PT Saung Mirwan

Kuesioner Penelitian

Kajian Kinerja Rantai PasokanLettuce head

(Lactuca sativa)dengan MenggunakanData Envelopment Analysis (Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

I. Gambaran Ringkas

Penelitian ini dilakukan oleh Lulud Adi S (NRP: H24051453), mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Survei ini bertujuan untuk menyelesaikan skripsi, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Peningkatan daya saing dapat ditingkatkan melalui kegiatan operasi bisnis dan pelayanan konsumen mulai dari kegiatan budidaya, distribusi, dan pemasaran. Peningkatan daya saing menjadi sangat penting, dimana produk hortikultura Indonesia kurang mempunyai daya saing dengan negara lain. Rantai pasokan merupakan salah satu pendekatan yang tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap produk lettuce head. Peningkatan kinerja manajemen rantai pasokan di lingkungan perusahaan menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk: menganalisis kondisi rantai pasokan sayuran lettuce head, menganalisis nilai tambah petani dan PT Saung Mirwan,menganalisis kinerja rantai pasokan dengan menggunakan metode DEA, dan membandingkan kinerja aktual PT Saung Mirwan dengan SCOR.

Informasi yang didapatkan dari survei ini akan dirahasiakan. Analisis dan tabulasi akan dilakukan secara gabungan sehingga informasi setiap responden tidak akan diketahui

II. Petunjuk Umum

1. Kuesioner ini terdiri dari 6 bagian yaitu: identitas responden, kegiatan pasokan lettuce head, proses produksi, kegiatan penyimpanan dan pengemasan, proses pemasaran dan proses distribusi barang.

2. Kuesioner penelitian ini terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup

3. Petunjuk pengisian untuk pertanyaan tertutup dengan cara memberi tanda (x) pada jawaban yang tersedia, mengisi titik- titik pada pilihan lainnya jika ada jawaban yang tidak tersedia.

III. Contact Person

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Lulud Adi S NRP H24051453, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dengan nohandhone: 085215317845.


(3)

Lanjutan lampiran 2. I. Identitas Responden

Nama responden : ... Alamat responden : ... Jabatan/ no telepon : ... Alamat email : ... Jenis kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan

Pendidikan : a. SD b. SLTP c. SLTA d. diploma d. Sarjana (S1,S2,S3) A. identifikasi bahan baku dan non bahan baku

1. 1. Darimana saja, lettuce head diperoleh: a. Jawa barat, daerah ... b. luar jawa barat, daerah... 2. Pemesanan berapa kg/ hari: a.≤ 100 kg b. 100kg- 300kg c. 300kg- 500kg

c. 500kg- 700kg d. 700kg- 900kg e.≥ 900kg 3. Berapa jumlah pemasok/ petani: petani

4.Bagaimana ketentuan dari produksi untuk pengangkutan lettuce head dari lokasi lahan petani ke perusahaan?

2. pengadaan barang untuk non sayuran

2. 1. Bagaimana sistem pengadaan barang-barang non sayur yang selama ini telah dilakukan oleh perusahaan

2. Bagaimana cara memilih pemasok barang-barang non sayur tersebut? 3. Bagaimana cara penentuan harga antara bagian pengadaan dengan

pemasok?

4. Adakah perjanjian kerjasama antara kedua pihak? a. Ada b. Tidak Jika ada, bagaimana isi perjanjian kerjasama tersebut?... 5. Adakah alternatif pemasok lain jika pemasok yang telah menjalin

kerjasama tidak dapat memenuhi

kebutuhan?...

6. Bagaimana prosedur untuk pemesanan

barang?...

7. Cara pembayaran atau sistem transaksi?... 8. Jenis barang dan nama pemasok

No Jenis barang Jumlah Alamat pemasok

1 Plastik film ukuran 30 cm

2 Selotip

3 Benih

4

5 Lainnya

B. Proses Produksi

1. apakah ada perencanaan produksi? a. Ya, sebutkan... b. tidak, sebutkan... 2. dalam bentuk apa kegiatan perencanaan produksi, jangka waktunya berapa? 3. siapa yang akan melakukan kegiatan produksi?


(4)

Lanjutan lampiran 2.

5. Bagaimana standar kualitas yang ditentukan oleh setiap konsumen kepada perusahaan?

6. Bagaimana standar kualitas lettuce head dari petani ke perusahaan?

7. Bagaimana cara menentukan jadwal tanam yang ditentukan oleh perusahaan kepada masing-masing petani?

8. apakah pengaruh kualitas lettuce head berpengaruh terhadap harga beli,jelaskan C. Proses Pengemasan, Penyimpanan dan Persediaan

1. Bahan-bahan apa saja yang diperlukan untuk penanganan pascapanen dan fungsinya?

2. apakah ada perbedaan kemasan terhadap produk yang berkualitas sama yang tidak?

3. ukuran dalam pengemasan kg/buah, bagaimana? 4. cara pengemasan terhadap produk?

5. Apakah yang membedakan produk PT Saung mirwan dengan pesaing? 6. apakah ada persediaan terhadap produk, jika YA, berapa kg/hari? 7. bagaimana kriteria tempat yang digunakan untuk penyimpanan? 8. bagaimana cara untuk mengendalikan persediaan?

9. faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi persediaan barang? 10. Adakah pengembangan produk atau inovasi produk?

D. Aspek Pemasaran dan Distribusi Barang

1. tujua pemasaran: a. dalam negeri, sebutkan... b. luar negeri, sebutkan

2. apakah ada bentuk kerjasama dengan: a. ritel, sebutkan... b. restoran, sebutkan... 3. sudah berapa lama menjalin kontrak dengan para ritel/ restoran

a. jangka pendek?... b. jangka panjang?... 4. bagaimana sistem transaksi?

5. bagaimana cara memilih ritel atau restoran untuk dijadikan konsumen? 6. Bagaimana pendistribusian produk kepada masing-masing konsumen/ ritel? 7. Bagaimana cara penentuan harga dengan konsumen?

8. Apakah komplain dari konsumen, bagaimana perusahaan menanggapinya? 9. Sarana apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen?


(5)

Lampiran 3. Tabel perhitungan nilai keuntungan petanilettuce head. No Jenis Biaya

Harga per

Unit Unit Satuan Jumlah

1. Biaya Bahan Baku

sewa lahan 0 0 meter 0

biaya bibit 110 7.000 buah 770.000

Mulsa 500.000 1,5 rol 750.000

PUPUK

pupuk kandang 400 1.000 kg 400.000

SP- 36 2.000 15 kg 30.000

KCL 1.800 10 kg 18.000

ZA 1.400 25 kg 35.000

Phonska 1.900 100 kg 190.000

OBAT- OBATAN

Daconil 80.000 2 0,5 kg 160.000

Antracol 80.000 2 kg 160.000

Proclaim 85.000 1 0,25 kg 85.000

JUMLAH 2.598.000

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

persiapan lahan 12.500 15 hari 187.500

Penanaman 8.000 6 hari 48.000

Pemupukan 8.000 21 hari 168.000

Penyiangan 8.000 6 hari 48.000

Panen 12.500 1 hari 12.500

JUMLAH 464.000

3.

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Cangkul 1.333 2 PB 2.666

Pompa 3.125 2 PB 6.250

alat angkut 2.500 2 PB 5.000

biaya transportasi 5.000 1 PMT 5.000

JUMLAH 18.916

Jumlah HPP 3.080.916

Produksi kg 2.000

HPP per kg 1.540,458

Hasil panen Harga Kg Total

GradeA 3.000 1.500 4.500.000

GradeB 2.500 500 1.250.000

Jumlah 5.750.000

keuntungan 2.669.084 % keuntungan 46,42


(6)

Lampiran 4. Grafik peningkatan potensi mitra tani 2 tahun 2008.

Grafik peningkatan potensi mitra tani 2 pada semester 1 tahun 2008