Model Transshipment TINJAUAN PUSTAKA A.

H. Model Transshipment

Model transshipment adalah model transportasi yang memungkinkan dilakukannya pengiriman barang komoditas secara tidak langsung, dimana barang dari suatu sumber dapat berada pada sumber lain atau tujuan lain sebelum mencapai tujuan akhirnya Dimyati dan Dimyati, 2003. Menurut Russel dan Taylor 2003, metode transportasi sendiri merupakan suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk menentukan cara menyelenggarakan transportasi dengan biaya seminimal mungkin. Dalam model ini dibahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber supply kepada sejumlah tujuan demand, dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah : 1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu. 2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu. 3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber. 4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan. Masing-masing sumber mempunyai kapasitas a i , dengan i = 1, 2, ..., m. Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas sebanyak b j , dengan j = 1, 2, ..., n. Jumlah satuan yang dikirimkan dari sumber i ke tujuan j adalah sebanyak X ij dengan ongkos pengiriman per unit adalah C ij . Dengan demikian, maka formulasi programa liniernya adalah sebagai berikut. Meminimumkan Z = ∑∑ = = m i n j ij ij X C 1 1 berdasarkan pembatas : i n j ij a X = ∑ =1 ; i = 1, 2, ..., m j m i ij b X = ∑ =1 ; i = 1, 2, ..., n dan X ij ≥ 0 untuk seluruh i dan j. 26 Dalam model transshipment, setiap sumber maupun tujuan dipandang sebagai titik potensial bagi demand maupun supply. Oleh karena itu, untuk menjamin bahwa tiap titik potensial tersebut mampu menampung total barang di samping jumlah barang yang telah ada, pada titik tersebut, maka perlu ditambahkan kepada titik-titik itu kuantitas supply dan demand-nya masing- masing sebesar B. B ≥ ∑ ∑ = = = n j j m i i b a 1 1

I. LINDO

LINDO Linear Interactive and Discrete Optimizer, merupakan program komputer yang digunakan untuk aplikasi programa linier. Aplikasi programa linier yaitu suatu pemodelan matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LINDO adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linier, non-linier dan integer Siswanto, 1990. LINDO disusun sedemikian rupa sehingga sangat mudah digunakan. Persoalan programa linier yang telah dinyatakan dalam fungsi tujuan dan kendala-kendala tidak perlu dipindahkan ke dalam format-format tertentu yang menyulitkan, akan tetapi secara langsung dapat dimasukkan sesuai dengan bentuk aslinya. LINDO digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Selain itu, LINDO juga digunakan dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan produksi, transportasi, keuangan, alokasi saham, pengaturan modal, penjadwalan, inventarisasi, alokasi sumber daya dan lain-lain. Untuk mendayagunakan LINDO ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu : 1. Merumuskan masalah dalam kerangka programa linier. 2. Menuliskan dalam persamaan matematik. 3. Merumuskan rumusan ke dalam LINDO dan mengeksekusinya. 4. Interpretasi keluaran LINDO. 27