Bawang merah termasuk sayuran umbi mutliguna, sebagai bumbu dapur dan penyedap berbagai masakan. Kegunaan lain sebagai obat
tradisional untuk obat nyeri perut, penyembuhan luka atau infeksi, pencegahan terhadap kolera, disetri dan diare. Khasiat umbi bawang merah sebagai obat,
diduga karena mempunyai efek antiseptik dari senyawa allin dan allisin. Senyawa allin ataupun allisin oleh enzim allisin liase diubah menjadi asam
piruvat, ammonia dan allisin antimikroba yang bersifat bakterisida. Keuntungan mengkonsumsi bawang merah, selain sebagai penyedia bahan
pangan dan berkhasiat obat, juga sangat baik untuk kesehatan. Fungsi dalam tubuh antara lain adalah memperbaiki dan memudahkan pencernaan serta
menghilangkan lendir-lendir dalam kerongkongan Rukmana, 1994.
B. Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Bawang Merah di Indonesia
Perkembangan produksi dan produktivitas bawang merah di Indonesia pada tahun 2000 – 2004 cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
4 yang menyajikan data bahwa produksi tertinggi bawang merah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 861.150 ton dengan luas panen 82.147 Ha sehingga
produktivitasnya sebesar 10,48 tonHa. Produksi bawang merah terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 757.399 ton dengan luas panen 88.707
Ha sehingga produktivitasnya adalah sebesar 8,54 tonHa. Tabel 4. Produksi, luas panen, dan produktivitas bawang merah di Indonesia
tahun 2000-2004
Tahun Produksi
ton Luas Panen
Ha Produktivitas
tonHa
2000 772.818 84.038
9,19 2001 861.150
82.147 10,48 2002 766.572
79.867 9,59
2003 762.795 88.029
8,67 2004 757.399
88.707 8,54
Sumber : Departemen Produksi Tanaman Hortikultura Indonesia 2006
Rendahnya produksi dan produktivitas hasil pertanian disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah sempitnya penguasaan lahan pertanian per
Kepala Keluarga KK petani Indonesia yang rata-rata hanya 0,3 hektar. Selain itu, kebanyakan petani Indonesia adalah turun-temurun, sementara
12
banyak diantara anak-anak petani yang sudah tidak mau lagi terjun dalam dunia pertanian dan menekuni bidang lain karena melihat bidang lain lebih
menguntungkan Hamid, 2004. Rendahnya kualitas dan produktivitas menjadi penyebab rendahnya tingkat pendapatan petani bawang merah karena
harga bawang merah tergantung dari kualitas dan produktivitas bawang itu sendiri.
Produsen bawang merah pada tahun 2003 masih berpusat di pulau Jawa terutama Jawa Tengah dengan produksi 231.052 ton disusul oleh Jawa
Timur 213.818 ton dan Jawa Barat 120.219 ton. Daerah lain diluar pulau jawa yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Bali,
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan daerah lain Biro Pusat Statistik, 2004. Untuk tingkat Kabupaten, Brebes merupakan
daerah penghasil terbanyak dengan jumlah 165.305 ton atau sekitar 23,37 persen dari total produksi seluruh Indonesia.
Walaupun produksi cenderung meningkat tetapi Indonesia masih harus mengimpor bawang merah dari beberapa negara, seperti Filipina, Vietnam,
India dan lain-lain. Volume ekspor dan impor bawang merah di Indonesia tahun 2002 – 2004 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Volume ekspor dan impor bawang merah di Indonesia tahun 2002 – 2004 dalam ton
Tahun Ekspor Impor
2002 1.368 12.913
2003 21 12.342
2004 62 3.137
Sumber : Biro Pusat Statistik 2005
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Indonesia lebih banyak mengimpor daripada mengekspor bawang merah. Jumlah impor tertinggi terjadi pada
tahun 2002 yaitu sebesar 12.913 ton. Ekspor bawang merah tertinggi pun terjadi pada tahun yang sama, yaitu sebesar 1.368 ton.
Produksi bawang merah selama ini sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri bahkan lebih. Namun kenyataannya
Indonesia masih mengimpor bawang merah dari luar negeri dalam jumlah yang cukup besar. Menurut Hamid 2004, hal ini disebabkan oleh :
13
1. Rendahnya kualitas bawang merah yang dihasilkan oleh petani Indonesia
sehingga kalah bersaing dengan bawang merah yang berasal dari luar negeri,
2. Adanya permasalahan dalam bahan baku bibit dan saprotar dan biaya-
biaya pemasaran yang cukup tinggi, 3.
Bawang merah merupakan produk pertanian yang tidak tahan lama, sehingga setelah panen harus langsung dijual untuk menghindari
kerusakan dan untuk penyimpanannya membutuhkan biaya yang besar 4.
Adanya residu bahan kimia yang terdapat pada bawang merah, 5.
Bawang merah banyak dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan restoran dan hotel yang konsumennya kebanyakan berasal dari luar negeri yang
cukup selektif dalam memilih kualitas, 6.
Turunnya bea masuk impor bawang merah sehingga banyak orang beranggapan bahwa lebih baik jika Indonesia mengimpor.
C. Rantai PasokanSupply Chain