Karyawan kantor Karyawan bagian produksi

8 memperlancar jalannya kerja dalam proses produksi maka perusahaan membagi waktu kerja sebagai berikut :

a. Karyawan kantor

Karyawan kantor adalah pekerja tetap yang bekerja pada bagian kantor. Kegiatan kerjanya dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan 16.30 dengan waktu istirahat selama 30 menit.

b. Karyawan bagian produksi

Karyawan bagian produksi adalah pekerja tetap yang bekerja di bagian produksi produk-produk perusahaan. Kegiatan kerja dibagi menjadi tiga kelompok jam kerja shift yang secara bergantian setiap minggunya, yaitu : 1. Shift I : Pukul 06.30 - 15.00, dengan waktu istirahat 30 menit 2. Shift II : Pukul 15.00 - 22.30, dengan waktu istirahat 30 menit 3. Shift III : Pukul 22.30 - 06.30, dengan waktu istirahat 30 menit Selama satu minggu terdapat lima hari kerja, yaitu Senin sampai Jum’at kecuali hari libur nasional dan hari libur perusahaan yang sudah ditetapkan. Jumlah jam kerja dalam satu minggu adalah 40 jam. PT. Arnott’s Indonesia sebagai perusahaan yang berkredibilitas tinggi juga memberikan fasilitas terhadap karyawannya. Beberapa fasilitas yang diberikan perusahaan antara lain berupa jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan dalam bentuk system pemberian upah yang diatur menurut status pekerja. Jamsostek Jaminan Sosial Tenaga Kerja berupa jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kesehatan pada dokter, perawatan di rumah sakit, biaya persalinan istri pekerja dan keluarga berencana. Fasilitas penunjang kerja juga diberikan kepada karyawan dalam bentuk alat kerja yang berupa pakaian kerja yang diberikan oleh perusahaan. Peralatan keselamatan kerja seperti kaca mata alas, sarung 9 tangan dan topi selalu tersedia bagi karyawan yang memerlukan. Sedangkan fasilitas lainnya adalah koperasi karyawan, klinik dan jasa dokter yang terbuka setiap hari kerja, tempat peribadatan musholla dan sarana olah raga. 10 III. TINJAUAN PUSTAKA A. KRIM Krim merupakan produk yang sangat penting, terutama dalam produk- produk confectionery. Krim pengisi merupakan salah satu produk krim yang memiliki komponen utama lemak atau minyak dan gula. Krim merupakan dispersi partikel padat yang sangat halus dalam fase minyak Minifie, 1980. Sedangkan krim pengisi atau cream filler dideskripsikan sebagai krim teraerasi yang dicampur secara merata dengan gula, shortening, air, perisa, susu atau subtitusinya Brody dan Cochran, 1978 yang dikutip oleh Matz, 1992. Menurut Manley 1991, ada persamaan antara krim dengan coklat yaitu keduanya merupakan campuran lemak dan gula. Menurut Matz 1992, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu krim antara lain memiliki berat spesifik yang rendah dan memenuhi standar yang telah ditentukan; memiliki derajat kekerasan yang cukup; memiliki mouth feel yang baik tidak terasa tepung, tetapi memiliki flowing texture yang halus; tahan terhadap sineresis pemisahan cairan dari gel; cepat meleleh dan larut dalam mulut; memiliki flavor yang lembut, halus, dan tidak gritty . Krim pada dasarnya merupakan campuran gula dan lemak dengan penambahan flavor dan pewarna jika dianggap perlu Matz, 1992. Dengan demikian krim mengandung lemak dalam jumlah besar sebagai bahan bakunya. Jumlah lemak yang digunakan berkisar antara 22-46 dengan rata- rata sekitar 33 Manley, 1991. Jika jumlah lemak terlalu rendah, krim akan menjadi terlalu keras. Sedangkan jika jumlah lemak yang digunakan terlalu tinggi maka krim akan terlalu bebas mengalir. Selain itu, jumlah lemak yang tinggi dalam krim pengisi konfensional, baik dalam bentuk minyak atau shortening, bertujuan untuk memperoleh umur simpan, sifat kemudahan dioles, dan sifat organoleptik yang diinginkan Abboud, 1999. Asal dan jumlah lemak memegang peranan penting dalam menentukan karakter krim. Krim pengisi umumnya menggunakan minyak nabati sehingga bentuknya lebih cair dibandingkan dengan krim sandwich yang memiliki 11 tekstur lebih keras. Tingkat viskositas dari krim pengisi dapat diperbesar dengan memperbanyak jumlah minyak yang digunakan atau dengan menambahkan lesitin Bahara, 2003. Kadar air bahan baku harus dijaga serendah mungkin. Jumlah air tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam pengisian. Air cenderung menimbulkan aglomerasi gula, gumpalan gula yang cukup besar akan merusak pompa dan mesin lain Matz, 1978. B. EMULSI Menurut McClements 1999, emulsi secara umum dapat dideskripsikan sebagai suatu sistem yang mengandung dua fase larutan yang tidak tercampurkan, fase yang satu terdispersi di dalam fase yang lain sebagai droplet yang berdiameter sekitar 0,1 sampai 100 µm. Fase yang muncul dalam bentuk droplet disebut fase internal atau fase terdispersi, sedangkan fase yang berfungsi sebagai sebagai matriks tempat droplet-droplet itu terdispersi disebut fase eksternal atau fase kontinyu. McClements 1999, menyatakan bahwa dalam makanan, biasanya emulsi terdiri dari minyak dan air. Suatu emulsi disebut emulsi jenis minyak dalam air OW jka mengandung minyak sebagai fase terdispersi dan air sebagai fase kontinyu. Sedangkan jika air merupakan fase terdispersi dan minyak merupakan fase kontinyu, maka fase ini dinamakan emulsi jenis air dalam minyak WO. Emulsi merupakan sistem yang tidak stabil. Banyak emulsi cenderung terdestabilisasi akibat mekanisme sedimentasi, flokulasi, dan koalesen. Sedimentasi dapat terjadi karena adanya gaya gravitasi terhadap fase-fase yang memiliki berat jenis berbeda. Flokulasi adalah pergerakan droplet secara bersama-sama tanpa pemecahan lapisan permukaan droplet, sehingga ukuran droplet tidak berubah. Sedangkan koalesen adalah penggabungan droplet dan pengurangan luas kontak antara dua fase. Untuk menghasilkan emulsi yang stabil, kecenderungan droplet terkoalisi harus dicegah. Pencegahan biasa dilakukan dengan penambahan bahan tambahan berupa emulsifier Nawar, 1996. Kamel 1991 menyatakan bahwa karakteristik suatu emulsi tidak 12 hanya dipengaruhi oleh pemilihan emulsifier, tetapi juga oleh beberapa faktor lain seperti rasio luas permukaan terhadap volume, agitasi, tingkat pemanasan, atau pendinginan, pemerangkapan udara dan faktor-faktor lain. C. PARAMETER MUTU KRIM PENGISI COKLAT

1. Viskositas