BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Agency
Teori keagenan Agency Theory menyatakan bahwa kinerja perusahaan khususnya profitabilitas dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen
manajemen dengan prinsipal pemilikinvestor yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya. Konflik kepentingan antar agen sering disebut sebagai masalah keagenan.
Berdasarkan teori keagenan, laporan keuangan dipersiapkan oleh manajemen sebagai pertanggungjawaban mereka terhadap prinsipal. Manajemen
dalam kapasitasnya sebagai pihak yang menyediakan informasi keuangan dan secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan. Manajemen memiliki insentif
untuk melaporkan segala sesuatu yang dapat memaksimumkan utilitas dirinya yang justru dapat merugikan pihak investor secara tidak langsung Setiawan,
Bernik dan Sondari : 2006. Coprorate governance diperlukan untuk melindungi para pemegang
saham yang telah memberikan uangnya kepada manejemen perusahaan untuk mengambil keuntungan dari kondisi dimana telah terjadinya pemisahan antara
pemilik perusahaan dengan yang mengelola perusahaan. Para pemegang saham akan memilih Board of Director’s untuk menampung aspirasinya akan tetapi
pihak manajemen dapat mempengaruhi proses ini untuk kepentingan pribadinya Lubis,2008.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam periode tertentu Riyanto, 2001. Profitabilitas suatu perusahaan
menunjukkan efektifitas manajemen perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya untuk menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan ataupun
investasi penjualan. Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan yang dilakukan manajer perusahaan.
Profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan cara membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut. Profitabilitas juga merupakan salah satu alat analisis untuk mengevaluasi
suatu kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan menurut Helfert 1997 adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen. Hasil dari kinerja perusahaan dapat dilihat dari seberapa jauh perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah dibuat. Perusahaan yang dapat
mencapai hampir semua tujuan atau target yang telah dibuat, biasanya disebut dengan keuntungan, dan itu dapat dikatakan bahwa perusahaan sudah memiliki
kinerja yang baik. Pengukuran profitabilitas masing-masing dihubungkan dengan penjualan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Operating Profit Margin,
total aktiva Assets Turnover, Basic Earning Power, Return on Assets, investasi Return On Investment dan modal sendiri Return on Equity.
Penelitian ini menggunakan rasio keuangan untuk mengukur profitabilitas perusahaan yaitu Return on Equity ROE. ROE dipilih karena GCG itu sendiri
Universitas Sumatera Utara
salah satu tujuannya adalah untuk melindungi para pemegang saham yang telah memberikan uangnya berupa modal kepada manajemen perusahaan untuk diolah
menjadi keuntungan. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih, ini merupakan
rasio yang lebih tinggi dan lebih baik untuk mengukur profitabilitas menurut bidang dan sudut pandang pemilik Helfert: 1997 karena perusahaan dapat
menambah laba ditahan dan mampu membayar dividen lebih tinggi.
2.1.3. Rasio Profitabilitas Return On Equity