mengakibatkan struktur permodalannya relatif baik. Adapun perluasan kepemilikan masyarakat, merupakan strategi pendanaan tidak melalui hutang,
tetapi melaui transfer kepemilikan kepada masyarakat. Transfer kepemilikan tersebut akan mengurangi dominasi kepemilikan pemerintah, akibat adanya
kepemilikan masyarakat ada pengendali perusahaan selain pemerintah dan manajemen BUMN, sehingga diharapkan privatisasi BUMN dapat menciptakan
efisiensi dan berdaya saing Avianti: 2006. Namun demikian, realita yang ada bahwa kepemilikan pemerintah terhadap privatisasi BUMN di pasar modal masih
relatif besar dengan rata-rata kepemilikan pemerintah sebesar 61,9.
5.3.3. Kepemilikan Pemerintah memoderasi Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap Profitabilitas
Hasil analisis SmartPLS pada tabel path coefficient dapat dilihat bahwa variabel moderating yang merupakan perkalian antara skor variabel laten
mekanisme GCG dan skor variabel laten kepemilikan pemerintah terhadap variabel profitabilitas memiliki nilai T-Statistik sebesar 5,4. Hal ini berarti bahwa
variabel kepemilikan pemerintah dapat memoderasi hubungan antara mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dari ukuran dewan direksi, ukuran
dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit terhadap profitabilitas perusahaan BUMN yang di ukur dengan Return On Equity ROE karena
menghasilkan nilai T-statistik 1,96. Kepemilikan pemerintah merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh
Negara pada suatu perusahaan. Ini menunjukkan Pemerintah sebagai pemegang saham dan pemangku kepentingan mempunyai hak dalam pengambilan keputusan
yang akan mempengaruhi kebijakan dalam mekanisme Good Corporate
Universitas Sumatera Utara
Governance yang dapat terlihat pada tingkatan profitabilitas perusahaan. Untuk itu, jumlah atau persentase saham yang dimiliki oleh Pemerintah memoderasi
mekanisme Good Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel-variabel indikator mekanisme Good Corporate Governance yang
terdiri dari ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit, hanya variabel ukuran dewan direksi dan
ukuran dewan komisaris yang berpengaruh terhadap profitabilitas ROE perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
pengamatan tahun 2003 hingga tahun 2012. Ukuran dewan direksi berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas sedangkan ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan BUMN di Indonesia.
2. Setelah dilakukan tahapan first order cofirmatory factor analysis
terhadap variabel-variabel indikator, mekanisme Good Corporate Governance secara keseluruhan dan kepemilikan pemerintah berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas ROE perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2003 hingga
tahun 2012. 3.
Kepemilikan pemerintah memoderasi hubungan mekanisme Good Corporate Governance terhadap profitabilitas ROE perusahaan BUMN
Universitas Sumatera Utara