governance untuk memastikan bimbingan mekanisme yang strategis. Manajemen bertanggung jawab atas efisiensi perusahaan serta daya saing, dan dewan
komisaris adalah titik fokus yang tepat dalam keberhasilan dan pelestarian korporasi Keputusan Menteri Indonesia No 1172002.
Dewan komisaris memiliki tanggung jawab untuk mengawasi kualitas informasi dalam laporan keuangan. Besarnya ukuran dewan komisaris
menunjukkan semakin banyak pula pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan modal yang dikelola oleh manajemen semakin besar pula
sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan yang diharapkan karena pemegang saham menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada tenaga professional tujuannya agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang sangat efisien. Dewan
komisaris tidak memiliki otoritas di perusahaan, sehingga manajemen bertanggung jawab kepada dewan untuk memberikan informasi yang
berhubungan dengan perusahaan NCCG, 2006. Selain itu, fungsi dewan komisaris adalah untuk memastikan perusahaan telah melakukan tanggung jawab
sosial CSR dan mempertimbangkan pemangku kepentingan dalam memantau efektifitas dari praktik tata kelola perusahaan Kode Nasional Good Corporate
Governance, 2006.
2.1.4.3. Komisaris Independen
Komisaris independen menurut Surya Yustiavandana 2008 adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham
mayoritas, pejabat atau yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
Universitas Sumatera Utara
dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan.
Ruang lingkup tugas dan wewenang serta tanggung jawab anggota komisaris secara umum telah diatur dalam Undang-Undang RI No.40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Pada Undang-Undang tersebut tidak dipisahkan peran
khusus dari komisaris independen. Undang-Undang tersebut diberi keleluasaan masing-masing perusahaan mengatur lebih lanjut mengenai ketentuan syarat-
syarat dan tanggung jawab keanggotaan dewan komisaris secara lebih rinci sesuai dengan rujukan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Perusahaan.
Kementerian Indonesia menetapkan persyaratan untuk komisaris independen melalui BUMN Indonesia Keputusan Menteri Nomor 1172002,
dalam bagian keempat ini berkomentar bahwa perusahaan BUMN wajib memiliki komisaris independen secara proporsional sama dengan saham yang dimiliki oleh
pemegang saham non-pengendali. Dalam aturan ini minimum persyaratan untuk komisaris independen adalah 20 persen dari keanggotaan dewan komisaris.
Komisaris independen harus diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham dari antara orang-orang yang tidak berafiliasi dengan pemegang saham mayoritas,
setiap anggota dewan direksi dan anggota lain dari dewan komisaris. Komisaris independen merupakan salah satu karakteristik dewan yang
berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak
manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas Boediono: 2005. Adanya komisaris independen,
maka kepentingan pemegang saham, baik mayoritas dan minoritas tidak
Universitas Sumatera Utara
diabaikan, karena komisaris independen lebih bersikap netral terhadap keputusan yang dibuat oleh pihak manajer.
2.1.4.4. Komite Audit