BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konsepkerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah didiskripsikan
Daulay,2010. Berdasarkan teori-teori yang telah didiskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesis
atau integrasi dari dua atau lebih elemen tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesis tentang hubungan variabel tersebut selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis. Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
implementasi mekanisme good corporate governance yang terdiri dari ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit
dan kepemilikan pemerintah terhadap profitabilitas perusahaan BUMN di Indonesia dengan kepemilikan pemerintah sebagai variabel moderating.
Ukuran dewan direksi menunjukkan seberapa besar kemampuan dewan direksi dalam menetapkan suatu sistem pengawasan internal yang efektif dan
efisien dalam proses pengelolaan perusahaan sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan dalam kinerja keuangan perusahaan khususnya dalam menghasilkan
laba. Ukuran dewan direksi yang lebih besar dapat memonitor proses pelaporan keuangan dengan lebih efektif dibandingkan ukuran dewan direksi yang lebih
kecil, sehingga dengan berfokusnya setiap dewan direksi terhadap bidang yang dikelolanya masing-masing dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan
keuntungan yang ingin dicapai.
Universitas Sumatera Utara
Peranan dewan komisaris sangat diperlukan untuk memantau pihak manajemen dan dewan direksi perusahaan dalam menjalankan tugasnya. Semakin
besar ukuran dewan komisaris menunjukkan semakin banyak pula pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan modal yang dikelola oleh
manajemen semakin besar pula sehingga dapat berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan karena pemegang saham menyerahkan pengelolaan
perusahaan kepada tenaga professional tujuannya agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang sangat
efisien. Komisaris independen berfungsi untuk memberikan penilaian objektif dan
independen yang dapat menjadi pertimbangan dewan direksi dalam pengambilan keputusan agar tidak terjadi konflik kepentingan antara pihak pemegang saham
dan pihak manajemen. Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta good corporate
governance di dalam perusahaan. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komisaris independen dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam
menyusun laporan keuangan sehingga berpengaruh positif terhadap peningkatan profitabilitas yang diharapkan dari suatu laporan laba yang berkualitas.
Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya
menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta terlaksananya good corporate governance. Komite audit bertanggungjawab atas
Sistem Pengendalian Internal SPI perusahaan agar aktivitas operasional perusahaan semakin efisien dan efektif, dimana pada akhirnya tingkat laba
Universitas Sumatera Utara
perusahaan semakin tinggi dan tingkat kesejahteraan pemegang saham pun akan semakin meningkat sehingga dapat berpengaruh positif terhadap kondisi kinerja
keuangan suatu perusahaan dalam mencapai profitabilitas. Kepemilikan pemerintah merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh
Negara pada suatu perusahaan. Ini menunjukkan Pemerintah sebagai pemegang saham dan pemangku kepentingan mempunyai hak dalam pengambilan keputusan
yang akan mempengaruhi kebijakan dalam mekanisme Good Corporate Governance. Manfaat GCG akan dilihat dari premium yang bersedia dibayar oleh
investor atas ekuitas perusahaan harga pasar. Jika ternyata investor bersedia membayar mahal, maka nilai pasar perusahaan yang menerapkan GCG juga akan
lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek GCG. Besarnya kepemilikan pemerintah pada suatu
perusahaan dapat berpegaruh positif terhadap hasil dari tingkat laba perusahaan itu sendiri. Jumlah atau persentase saham yang dimiliki oleh Pemerintah
memungkinkan memperkuat atau memperlemah mekanisme Good Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan masalah penelitian dan landasan teori, maka kerangka konseptual penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Mekanisme GCG terhadap Profitabilitas
X1.2 X1.3
X1.4 X1.1
X1 Y
MekanismeGCG Profitabilitas ROE
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 3.1 terdapat variabel dependen Y yaitu Return On Equity ROE, yang dalam hal ini merupakan indikator pengukuran dari
profitabilitas perusahaan. Empat variabel indikator dari mekanisme Good Corporate Governance X
1
yaitu ukuran dewan direksi X
1.1
, ukuran dewan komisaris X
1.2
, komisaris independen X
1
.
3
, dan komite audit X
1
.
4
yang akan dilakukan confirmatory factor analysis.
Gambar 3.2. Kerangka Konsep mekanisme GCG, kepemilikan pemerintah, dan moderating terhadap profitabilitas
Berdasarkan Gambar 3.2, terdapat variabel dependen Y yaitu Return On Equity ROE, yang dalam hal ini merupakan indikator pengukuran dari
Profitabilitas Perusahaan. Setelah melakukan confirmatory factor analysis pada variabel-variabel indikator mekanisme GCG didapat Laten Variable Scores untuk
mekanisme GCG X
1
secara keseluruhan. Variabel independen lainnya yaitu kepemilikan pemerintah X
2
yang juga merupakan variabel moderating.
X1
Y X2
GCG
KP
Moderating
Kepemilikan Pemerintah Mekanisme GCG
Interaksi Moderating Profitabilitas -ROE
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis Penelitian