Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 83
Kegiatan 2 : Diskusi kelompok
Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok kecil tentang jawaban Herman berkaitan dengan pemikirannya mengenai
keluarga Kristen. Jika peserta didik mengalami masalah, karena hal itu mungkin belum pernah mereka pikirkan, guru dapat memberikan penjelasan yang
dibutuhkan peserta didik. Sesudah diskusi selesai, peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan teman-teman yang lain diminta
menanggapi laporan presentasi kelompok.
Kegiatan 3 : Mengasosiasi
Guru memberikan tanggapan terhadap sharing para peserta didik berkaitan dengan keberadaan keluarga Kristen sebagai gereja keluargagereja domestik.
Selanjutnya memberikan saran konkret bagaimana keluarga Kristen dapat meningkatkan perannya secara sungguh-sungguh menjadi “gereja keluarga”.
E. Penilaian
Penilaian dalam rangka mengukur tercapainya kompetensi, dilakukan dengan mengukur dan mengamati tercapainya indikator. Bentuk penilaian dapat
berupa tes lisan, tes tertulis, unjuk kerja, dan memberikan penugasan. Penilaian berlangsung dalam seluruh proses pembelajaran.
F. Penutup
Bagian penutup berisi : • Ayat emas
• Bernyanyi • Berdoa
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 85
Penjelasan Bab VI
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Bahan Alkitab: Lukas 2:41-52, Keluaran 20:12, Kejadian 4:1-16
Kompetensi Dasar:
1.2 Menghayati nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan keluarga dan pernikahan. 2.2 Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan keluarga dan pernikahan.
3.2 Menganalisis pentingnya nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan keluarga dan
pernikahan. 4.2 Membuat karya yang berkaitan dengan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan
keluarga dan pernikahan.
Indikator:
t Memaknai arti kehadiran anak dalam keluarga. t Menjelaskan peran orang tua dalam kehidupan keluarga.
t Menghayati tanggung jawab anak kepada orang tua melalui artikel yang
dibaca. t Membuat komitmen untuk menghargai orang tua.
A. Pengantar
Dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya sudah membahas peran keluarga, sekolah, dan gereja dalam proses pembentukan dan pertumbuhan anak. Lembaga
dalam masyarakat ini memberikan pengaruh dan dorongan yang positif dalam kehidupan remaja sesuai dengan nilai kristiani dan juga norma-norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Pelajaran ini akan membahas mengenai tanggung jawab dari anak terhadap keluarga sebagai bentuk ungkapan syukur kepada
Tuhan.
86 Buku Guru Kelas XI SMASMK
B. Uraian Materi
1. Anak dalam Keluarga
Dalam pernikahan, anak merupakan tanda utama dari cinta kasih yang saling berbalas dari suami-istri. Anak merupakan anugerah utama bagi keluarga Kristen.
Hal ini merupakan penyempurnaan dari Trinitas Segitiga Cinta yang ada dalam lingkaran keluarga yang intim. Trinitas segitiga cinta adalah adanya kaitan erat
tiga elemen dalam keluarga yang diikat karena cinta kasih, yaitu bapak, ibu, dan anak. Anak-anak akan dirawat dan dipenuhi kebutuhannya agar dapat tumbuh
dan berkembang menjadi anak yang dewasa dalam iman kepada Tuhan.
Orang tua melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai ayah dan ibu sejak dalam kandungan sampai anaknya menikah. Hal ini membutuhkan kesabaran,
kerja keras dan rasa tanggung jawab yang besar, karena kompleksitas kebutuhan anak yang harus dipenuhi. Tanggung jawab dalam keluarga tidak hanya berasal
dari orang tua kepada anak-anak, namun juga harus ada hubungan timbal balik tanggung jawab anak kepada orang tua yang harus dilakukan dengan penuh
cinta kasih.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar: 5.1 Diagram keluarga
Meskipun demikian, jangan menganggap suami-istri Kristen yang tidak memiliki anak adalah orang yang berdosa dan tidak diberkati. Ingatlah, Tuhan
Yesus dan rasul Paulus juga tidak menikah atau berkeluarga. Tetapi hidup mereka justru diberikan untuk kemuliaan Tuhan dan melayani sesama. Hidup tanpa
pasangan dan tidak mempunyai anak secara kristiani bisa menjadi hidup yang indah, keberkatan, dan berguna bagi sesama.