Kerangka Teoritis bioindustri padi sapi 2015

5 I I . TI NJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

Tantangan dan permasalahan pembangunan pertanian secara nasional maupun global semakin besar. Degradasi sumberdaya pertanian, variabilitas dan ketidakpastian iklim, konversi dan alih fungsi lahan, serta pencemaran di sektor pertanian menjadi ancaman sekaligus tantangan dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri yang berkelanjutan. Bioindustri adalah sistem pertanian yang mengelola dan atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati termasuk biomasa dan atau limbah organik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis Kementerian Pertanian, 2013. Sistem pertanian bioindustri memandang lahan pertanian tidak semata- mata merupakan sumberdaya alam, namun juga dipandang sebagai industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan untuk ketahanan pangan maupun produk lain yang dikelola menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mendaur ulang reduce, reuse dan recycle Hendriadi dan Hendayana, 2014. Prinsip dari konsep bioindustri adalah proses produksi yang mampu menghilangkan dampak polusi dan sekaligus menawarkan berbagai produk yang tidak merusak lingkungan. Jadi konsep ini menyediakan berbagai siklus produk melalui proses produksi yang tidak menghasilkan polusi dan tidak ada akhir dari sebuah produk setelah selesai digunakan, dan tidak menjadi sampah. Produk- produk dalam suatu proses akan menjadi residual yang tetap dapat digunakan kembali sebagai input bagi proses lainnya yang biasa disebut zero waste. Konsep ini dapat bersifat spesifik lokasi yang berkaitan dengan keragaman dari variabel penyusun maupun lingkungan agroekosistemnya. Hal ini dapat terjadi karena konsep ini mempunyai karakteristik penting yaitu independensi terhadap bahan baku alam, dimana proses produksi dapat di kontrol. Konsep ini akan dapat berjalan jika semua komponen, akademisi, bisnis, goverment dan komunitas bergerak bersama secara sinergi. Kaitan antar pelaku bersifat interlocked, yang berarti ada keterkaitan yang erat antara satu dengan lainnya. Jika salah satu dari 4 komponen quatro helix tidak dapat berjalan 6 dengan baik, maka hampir dipastikan konsep tidak dapat berjalan dengan optimal. Pertanian ramah lingkungan merupakan konsep model yang bertujuan agar kegiatan ekonomi tidak merusak lingkungan, dengan tetap memperhatikan keterkaitan antara ekologi, ekonomi, dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Manfaat utama dari pendekatan ini adalah pada proses dan inovasi produk dan penciptaan rantai nilai, seperti pangan yang sehat dan aman, sumberdaya terbarukan, dan energi berbasis bio-massa, yang seluruh proses dan aplikasinya menggunakan sumberdaya tanaman, mikro organisme, dan hewan ternak . Salah satu contoh konsep pengembangan pertanian Bioindustri berbasis sumberdaya lokal adalah intergrasi antara tanaman dan ternak. Di dalam sistem usahatani, ternak diintegrasikan dengan tanaman pangan untuk mencapai kombinasi yang optimal dimana dengan kombinasi tersebut input produksi menjadi lebih lebih rendah zero waste low input sedangkan produksi didorong menjadi setinggi- tingginya Diwayanto, 2004. Usaha pemeliharaan ternak sapi pada areal persawahan irigasi akan bermanfaat ganda yaitu ketersediaan jerami padi sebagai pakan yang tersedia sepanjang tahun dengan jumlah yang tidak terbatas dengan harga murah dan sebagai sumber pupuk kandang bisa menjadi hasil sampingan bernilai ekonomi tinggi. Pupuk kandang tersebut dapat menjadi bahan pupuk organik untuk tanaman padi dan tanaman lainnya Zulbardi dkk., 2001. Keuntungan pendekatan integrasi tanaman ternak diantaranya adalah: 1. Diversifikasi penggunaan sumberdaya produksi 2. Mengurangi resiko dalam sistem usahatani 3. Efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja 4. Efisiensi penggunaan komponen produksi 5. Mengurangi ketergantungan energi kimia dan energi biologi serta masukan sumberdaya lainnya dari luar 6. Sistem ekologi lebih lestari dan tidak menimbulkan polusi ramah lingkungan 7. Meningkatkan output 8. Mengembangkan rumah tangga petani lebih stabil melalui peningkatan pendapatan Devendera, 1993. Analisis biaya dan pendapatan dari integrasi usaha sapi-padi mampu meningkatkan pendapatan hingga 100 jika dibandingkan dengan pola tanam padi tanpa ternak, sekitar 40 dari hasil berasal dari pupuk organik yang diperoleh dari sapi. Ruli Basuni dkk. 2010. Prinsip dari k menghilangkan damp tidak merusak lingku melalui proses produ dari sebuah produk Produk-produk dalam digunakan kembali se waste. Dengan me keuntungan diantara usahatani 2. Mening limbah ramah lingku nilai tambah 4. M bahan organik dari te Gambar 1. Kon I ntegrasi tern integrasi utama da mengeluarkan feses sebagai sumber ene diberikan kepada tan 7 i konsep bioindustri adalah proses produksi pak polusi dan sekaligus menawarkan berbag kungan. Jadi konsep ini menyediakan berbaga oduksinya yang tidak menghasilkan polusi dan k setelah selesai digunakan, dan tidak me lam suatu proses akan menjadi residual yan li sebagai input bagi proses lainnya yang bia melakukan integrasi tanaman-ternak diper aranya adalah: 1. Mampu menjamin ingkatkan pemanfaatan produk sampingan dan kungan 3. Meningkatkan pendapatan mela Meningkatkan produktivitas tanaman melalu i ternak Gambar 1. . Konsep Sistem Pertanian Bioindustri Spesifik rnak sapi dengan tanaman padi merupak dalam konsep bioindustri spesifik Bengku s dan urine.Feses ini dapat dimanfaatkan nergi dan bisa juga sebagai pupuk organik anaman padi. Dari proses biogas, limbah dari ksi yang mampu agai produk yang agai siklus produk n tidak ada akhir menjadi sampah. yang tetap dapat iasa disebut zero eroleh beberapa keberkelanjutan an meminimalkan elalui peningkatan lalui penambahan sifik Lokasi akan salah satu kulu.Ternak sapi n menjadi biogas ik yang langsung ari kotoran ternak 8 akan diberikan juga ke tanaman padi sebagai pupuk organik. Bagian lain dari kotoran ternak sapi adalah dalam bentuk cairan yaitu urine.Bagian cairan ini dapat difermentasi atau diolah menjadi pupuk cair dan pestisida organik yang dapat diberikan kepada tanaman padi. Di sisi lain, tanaman padi menghasilkan limbah pertanian berupa jerami, sekam, menir, dan dedak. Jerami dan dedak padi dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi. Pembangunan pertanian dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi alat dan mesin pertanian Tambunan dan Sembiring, 2007.Unadi dan Suparlan 2011 menyatakan bahwa fungsi dari alat dan mesin pertanian adalah untuk: 1. Mengisi kekurangan tenaga kerja manusia dan ternak yang semakin langka; 2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja; 3. Meningkatkan efisiensi usahatani melalui penghematan tenaga, waktu dan biaya produksi; 4. Menyelamatkan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian Gambar 2. Gambar 2. Diagram Alir Pertanian Bioindustri Berbasis I ntegrasi Padi-Sapi. 9 Sistem pertanian-bioindustri adalah untuk menghasilkan pangan sehat, beragam dan cukup. Sebagai negara dengan sumber keanekaragaman hayati sangat tinggi dengan masyarakatnya yang juga sangat plural, maka sistem pertanian pangan harus mampu memanfaatkan pangan yang beragam untuk kebutuhan masyarakat beragam sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayahnya Kementerian Pertanian, 2014. Selain untuk kebutuhan pangan sehat, pertanian-bioindustri ditujukan untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi. Pilihan prioritas pengembangan produk-produk pertanian-bioindustri dilandasi pertimbangan nilai tambah tertinggi yang dimungkinkan dari proses biorefinery. Orientasi pada pengembangan produk-produk bernilai tambah tinggi akan menciptakan daya saing pertanian-bioindustri yang tinggi. Daya saing dicirikan oleh tingkat efisiensi, mutu, harga dan biaya produksi, serta kemampuan untuk menerobos pasar, meningkatkan pangsa pasar, dan memberikan pelayanan yang profesional Kementerian pertanian, 2014.

2.2 Hasil- hasil Penelitian Pengkajian