5
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
Tantangan dan permasalahan pembangunan pertanian secara nasional maupun global semakin besar. Degradasi sumberdaya pertanian, variabilitas dan
ketidakpastian iklim, konversi dan alih fungsi lahan, serta pencemaran di sektor pertanian menjadi ancaman sekaligus tantangan dalam mewujudkan sistem
pertanian bio-industri yang berkelanjutan. Bioindustri adalah sistem pertanian yang mengelola dan atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya
hayati termasuk biomasa dan atau limbah organik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis Kementerian Pertanian,
2013. Sistem pertanian bioindustri memandang lahan pertanian tidak semata-
mata merupakan sumberdaya alam, namun juga dipandang sebagai industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan untuk
ketahanan pangan maupun produk lain yang dikelola menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi, memanfaatkan kembali,
dan mendaur ulang reduce, reuse dan recycle Hendriadi dan Hendayana,
2014. Prinsip dari konsep bioindustri adalah proses produksi yang mampu
menghilangkan dampak polusi dan sekaligus menawarkan berbagai produk yang tidak merusak lingkungan. Jadi konsep ini menyediakan berbagai siklus produk
melalui proses produksi yang tidak menghasilkan polusi dan tidak ada akhir dari sebuah produk setelah selesai digunakan, dan tidak menjadi sampah. Produk-
produk dalam suatu proses akan menjadi residual yang tetap dapat digunakan kembali sebagai input bagi proses lainnya yang biasa disebut
zero waste. Konsep ini dapat bersifat spesifik lokasi yang berkaitan dengan
keragaman dari variabel penyusun maupun lingkungan agroekosistemnya. Hal ini dapat terjadi karena konsep ini mempunyai karakteristik penting yaitu
independensi terhadap bahan baku alam, dimana proses produksi dapat di kontrol. Konsep ini akan dapat berjalan jika semua komponen, akademisi, bisnis,
goverment dan komunitas bergerak bersama secara sinergi. Kaitan antar pelaku bersifat
interlocked, yang berarti ada keterkaitan yang erat antara satu dengan lainnya. Jika salah satu dari 4 komponen
quatro helix tidak dapat berjalan
6
dengan baik, maka hampir dipastikan konsep tidak dapat berjalan dengan optimal.
Pertanian ramah lingkungan merupakan konsep model yang bertujuan agar kegiatan ekonomi tidak merusak lingkungan, dengan tetap memperhatikan
keterkaitan antara ekologi, ekonomi, dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Manfaat utama dari pendekatan ini adalah pada proses dan inovasi produk dan
penciptaan rantai nilai, seperti pangan yang sehat dan aman, sumberdaya terbarukan, dan energi berbasis bio-massa, yang seluruh proses dan aplikasinya
menggunakan sumberdaya tanaman, mikro organisme, dan hewan ternak . Salah satu contoh konsep pengembangan pertanian Bioindustri berbasis sumberdaya
lokal adalah intergrasi antara tanaman dan ternak. Di dalam sistem usahatani, ternak diintegrasikan dengan tanaman pangan
untuk mencapai kombinasi yang optimal dimana dengan kombinasi tersebut input produksi menjadi lebih lebih rendah
zero waste low input sedangkan produksi didorong menjadi setinggi- tingginya Diwayanto, 2004.
Usaha pemeliharaan ternak sapi pada areal persawahan irigasi akan bermanfaat ganda yaitu ketersediaan jerami padi sebagai pakan yang tersedia
sepanjang tahun dengan jumlah yang tidak terbatas dengan harga murah dan sebagai sumber pupuk kandang bisa menjadi hasil sampingan bernilai ekonomi
tinggi. Pupuk kandang tersebut dapat menjadi bahan pupuk organik untuk tanaman padi dan tanaman lainnya Zulbardi dkk., 2001. Keuntungan
pendekatan integrasi tanaman ternak diantaranya adalah: 1. Diversifikasi penggunaan sumberdaya produksi 2. Mengurangi resiko dalam sistem
usahatani 3. Efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja 4. Efisiensi penggunaan komponen produksi 5. Mengurangi ketergantungan energi kimia
dan energi biologi serta masukan sumberdaya lainnya dari luar 6. Sistem ekologi lebih lestari dan tidak menimbulkan polusi ramah lingkungan 7.
Meningkatkan output 8. Mengembangkan rumah tangga petani lebih stabil melalui peningkatan pendapatan Devendera,
1993. Analisis biaya dan pendapatan dari integrasi usaha sapi-padi mampu meningkatkan pendapatan
hingga 100 jika dibandingkan dengan pola tanam padi tanpa ternak, sekitar 40 dari hasil berasal dari pupuk organik yang diperoleh dari sapi. Ruli Basuni
dkk. 2010.
Prinsip dari k menghilangkan damp
tidak merusak lingku melalui proses produ
dari sebuah produk Produk-produk dalam
digunakan kembali se waste. Dengan me
keuntungan diantara usahatani 2. Mening
limbah ramah lingku nilai tambah 4. M
bahan organik dari te
Gambar 1. Kon I ntegrasi tern
integrasi utama da mengeluarkan feses
sebagai sumber ene diberikan kepada tan
7
i konsep bioindustri adalah proses produksi pak polusi dan sekaligus menawarkan berbag
kungan. Jadi konsep ini menyediakan berbaga oduksinya yang tidak menghasilkan polusi dan
k setelah selesai digunakan, dan tidak me lam suatu proses akan menjadi residual yan
li sebagai input bagi proses lainnya yang bia melakukan integrasi tanaman-ternak diper
aranya adalah: 1. Mampu menjamin ingkatkan pemanfaatan produk sampingan dan
kungan 3. Meningkatkan pendapatan mela Meningkatkan produktivitas tanaman melalu
i ternak Gambar 1.
. Konsep Sistem Pertanian Bioindustri Spesifik rnak sapi dengan tanaman padi merupak
dalam konsep bioindustri spesifik Bengku s dan urine.Feses ini dapat dimanfaatkan
nergi dan bisa juga sebagai pupuk organik anaman padi. Dari proses biogas, limbah dari
ksi yang mampu agai produk yang
agai siklus produk n tidak ada akhir
menjadi sampah. yang tetap dapat
iasa disebut zero
eroleh beberapa keberkelanjutan
an meminimalkan elalui peningkatan
lalui penambahan
sifik Lokasi akan salah satu
kulu.Ternak sapi n menjadi biogas
ik yang langsung ari kotoran ternak
8
akan diberikan juga ke tanaman padi sebagai pupuk organik. Bagian lain dari kotoran ternak sapi adalah dalam bentuk cairan yaitu urine.Bagian cairan ini
dapat difermentasi atau diolah menjadi pupuk cair dan pestisida organik yang dapat diberikan kepada tanaman padi. Di sisi lain, tanaman padi menghasilkan
limbah pertanian berupa jerami, sekam, menir, dan dedak. Jerami dan dedak padi dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi.
Pembangunan pertanian dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan teknologi alat dan mesin pertanian Tambunan dan Sembiring, 2007.Unadi dan Suparlan 2011 menyatakan bahwa fungsi dari alat dan mesin
pertanian adalah untuk: 1. Mengisi kekurangan tenaga kerja manusia dan ternak yang semakin langka; 2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja; 3.
Meningkatkan efisiensi usahatani melalui penghematan tenaga, waktu dan biaya produksi; 4. Menyelamatkan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian
Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Alir Pertanian Bioindustri Berbasis I ntegrasi Padi-Sapi.
9
Sistem pertanian-bioindustri adalah untuk menghasilkan pangan sehat, beragam dan cukup. Sebagai negara dengan sumber keanekaragaman hayati
sangat tinggi dengan masyarakatnya yang juga sangat plural, maka sistem pertanian pangan harus mampu memanfaatkan pangan yang beragam untuk
kebutuhan masyarakat beragam sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayahnya Kementerian Pertanian, 2014.
Selain untuk kebutuhan pangan sehat, pertanian-bioindustri ditujukan untuk
menghasilkan produk-produk
bernilai tinggi.
Pilihan prioritas
pengembangan produk-produk pertanian-bioindustri dilandasi pertimbangan nilai tambah tertinggi yang dimungkinkan dari proses
biorefinery. Orientasi pada pengembangan produk-produk bernilai tambah tinggi akan menciptakan daya
saing pertanian-bioindustri yang tinggi. Daya saing dicirikan oleh tingkat efisiensi, mutu, harga dan biaya produksi, serta kemampuan untuk menerobos pasar,
meningkatkan pangsa pasar, dan memberikan pelayanan yang profesional Kementerian pertanian, 2014.
2.2 Hasil- hasil Penelitian Pengkajian