BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya, tidak terlepas dari peran serta sumber daya manusia yang dimiliki. Pengembangan sumber
daya manusia dapat meningkatkan produktivitas kinerja karyawan sehingga dapat membentuk tenaga kerja yang produktif, terampil, dan profesional yang bekerja
secara efektif dan efisien. Namun, apabila perusahaan menginginkan sumber daya manusia yang handal dan memiliki produktivitas tinggi, perusahaan harus
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia. Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efektif dan
efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat guna dan tepat waktu, dengan demikian tidak diperlukan implikasi biaya yang berlebihan. Dan kiranya jelas bahwa
yang merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langkah pelaksanaan
strateginya. Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan
antara keluaran output dengan pemasukan input, sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah 2003:126 mengemukakan bahwa produktivitas
adalah “Menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas”.
Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input direncanakan dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya digunakan
Universitas Sumatera Utara
semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target yang dicapai.
Apabila kedua tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya, maka terjadinya peningkatan efektivitas tidak akan selalu menjamin meningkatnya efisiensi.
Pengertian efisiensi menurut Soedarmayanti 2001:112 pada prinsipnya adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan kegiatan yang
dilakukan. Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang sedikit mungkin. Sementara itu karyawan di perusahaan justru
dituntut untuk dapat bekerja dan memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin sehingga kinerja karyawan dapat berfungsi secara optimal.
Dengan kondisi tersebut, organisasi harus dapat menciptakan kondisi yang dapat mensupport dan mengkondisikan seorang pekerja untuk mengembangkan diri,
meningkatkan keterampilan yang dimilikinya secara optimal. Memberikan pelatihan- pelatihan yang diberikan secara berkala bilamana diperlukan dan juga pemberian
kompensasi yang memuaskan juga menjadi satu hal yang dilihat oleh seorang pekerja. Sejauh ini, faktor pemberian kompensasi yang memuaskan berperan dalam
meningkatkan produktivitas, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Kompensasi atau balas jasa didefenisikan sebagai pemberian penghargaan-
penghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun finansial yang adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan
organisasi Tulus, 1996. Menurut Keith Davis dan Werther W.B dalam Sjafri Mangkuprawira 2001:196 kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan
sebagai penukar dari konstribusi jasa mereka pada perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Jika kompensasi diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Sebaliknya, tanpa
kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari
ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik
dan psikologis. Bagi seorang pekerja, kompensasi dinilai penting karena dapat dikatakan
besaran kompensasi yang diterima merupakan cermin dari hasil karyanya dibandingkan dengan pekerja lainnya, keluarga dan masyarakat. Sedangkan bagi
sebuah organisasi, program kompensasi juga dinilai penting karena hal itu merupakan satu upaya organisasi yang penting untuk dapat mempertahankan sumber
daya manusia yang dimilikinya. Sebuah organisasi pastinya tidak melupakan tujuannya untuk memiliki
sumber daya manusia yang memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi pada organisasinya. Dengan kondisi tersebut, saat ini organisasi berusaha untuk
menciptakan sumber daya manusia sebagai satu aset yang secara konsisten harus ditingkatkan produktivitasnya. Jika produktivitas kerja karyawan baik dan efektif
maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta tidak efektif maka kompensasinya kecil.
Sumber utama produktivitas sebenarnya ada dalam diri individu masing- masing pegawai, karena dengan akal pikiran dan pengetahuan yang ada, pegawai
mampu menciptakan cara kerja yang efektif dan efisien. Pegawai dengan produktivitas kerja yang tinggi tidak akan mengeluh walaupun banyak yang harus
Universitas Sumatera Utara
dikerjakannya, akan tetapi pegawai dengan produktivitas rendah akan mengeluh walaupun sedikit yang dikerjakannya.
Dalam mempelajari ilmu ini tidak cukup hanya dengan mengandalkan teori tanpa diiringi dengan pengamatan langsung di lapangan. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis berkesempatan melakukan kunjungan industri di PDAM Tirtanadi Sumatera Utara. Dengan kunjungan industri ini penulis bisa menambah pengetahuan
tentang kinerja industri yang ada di PDAM Tirtanadi Sumatera Utara. Berdasarkan penjelasan yang sudah diuraikan di atas, maka penulis merasa
tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompensasi terhadap produktivitas
karyawan pada PDAM Tirtanadi Sumatera Utara dengan memilih judul “ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
PDAM TIRTANADI SUMATERA UTARA”.
B. Perumusan Masalah