Bronchitis Kronik Jenis PPOK a. Asma

d. Skreening defisiensi alpha 1-antitripsin :

Merupakan faktor resiko yang langka bagi penderita PPOK yang merupakan faktor keturunan adanya defisiensi enzyme tersebut. Pada kasusnya enzyme tersebut mencegah terjadinya kerusakan enzim proteolitik di paru-paru. Namun pada pasien yang telah lama menderita emfisema antara usia 20-40 tahun atau memiliki riwayat pada keluarga yang erat menderita penyakit tersebut, maka alpha 1-antitripsin dapat diukur. Sebuah konsentrasi serum di bawah 15-20 dari nilai normal dapat di indikasikan terjadinya defisiensi. Barnett, 2006.

e. Analisa gas darah

Analisa gas darah AGD merupakan salah satu tes diagnostik untuk menentukan status respirasi. Status respirasi yang dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah status oksigenisasi dan status asam basa. Komponen yang terdapat dalam pemeriksaan AGD adalah pH, PCO 2 , PO 2 , saturasi O 2 Muttaqin, 2008. Pengukuran AGD merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi keseimbangan asam-basa. Untuk menilai hasil pemeriksaan AGD, sebelumnya pemeriksa harus memahami arti dari komponen tersebut : 1 pH mengukur konsentrasi H+ untuk menunjukan status asam-basa darah. Nilai menunjukan apakah pH arteri normal 7,40, asam 7,40, atau alkalosis 7,40. Karena kemampuan mekanisme kompensasi untuk Menormalkan pH, nilai hampir normal tidak menghilangkan kemungkinan dari gangguan asam-basa. 2 PaCO 2 adalah tekanan parsial karbon dioksida pada arteri. PaCO 2 merupakan komponen pernapasan dari pengaturan asam basa dan diatur oleh perubahan frekuensi dan kedalaman ventilasi pulmoner. Hiperkapnea PaCO 2 45 mmHg menunjukan hipoventilasi alveolar dan asidosis respiratori. Hiperventilasi mengakibatkan pada PaCO 2 35 mmHg dan alkalosis respiratori. kompensasi respirator terjadi dengan cepat pada ketidakseimbangan asam basa metabolik. Bila ada abnormalitas pada PaCO 2 terjadi, ini penting untuk menganalisa parameter ph dan HCO 3 untuk menentukan gangguan pernapasan atau respon kompensasi terhadap abnormalitas asam basa metabolik. 3 PaO 2 adalah tekanan oksigen parsial dalam arteri. PaO 2 tidak mempunyai peran pengaturan asam basa bila terdapat dalam rentang normal. Adanya hipoksemia dengan PaO 2 60 mmHg dapat menimbulkan metabolisme anaerobik, mengakibatkan produksi asam laktat dan asidosis metabolik. Terdapat penurunan normal pada PaO 2 sesuai pertambahan usia. Hipoksemia juga dapat menyebabkan hiperventilasi mengakibatkan alkalosis respiratori. 4 Saturasi SaO2 merupakan rasio antara jumlah oksigen aktual yang terikat oleh hemoglobin terhadap kemampuan total hemoglobin darah mengikat oksigen Djojodibroto, 2009.

f. Diagnosa kerja

Merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien disebut diagnosis kerja. Setiap diagnosis kerja harus diiringi dengan diagnosis banding. Ada dua cara membuktikan diagnosis kerja, yaitu dengan instrumen waktu dan terapi dan kedua dengan data klinik tambahan.

Dokumen yang terkait

Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

6 113 83

Hubungan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis dengan Xerostomia

6 77 65

Karakteristik Umum Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

1 34 78

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) EKSASERBASI AKUT YANG DI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

1 41 15

Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)Eksaserbasi Akut yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Paru Jember

1 21 5

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK MAKROLIDA PADA PASIEN EKSASERBASI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) (Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu)

2 10 27

Gambaran Fungsi Kognitif Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

1 9 112

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis Di Rs Paru Ario Wirawan Salatiga.

0 3 14

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)Di BBKPM Surakarta.

1 7 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis 2.1.1. Defenisi, Etiologi, dan Faktor Risiko - Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 31