Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Perkembangan Bank Syariah

37

4. Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Indonesia sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking system dimana beroperasi dua jenis bank yaitu bank syariah dan bank konvensional, dengan begitu kebijakan yang diambil pemerintah melalui Bank Indonesia tentu berbeda untuk kedua jenis bank tersebut Irman,2012. Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel berikut Antonio,2001: Tabel 2.3 Perbedaan Perbankan Syariah dan Konvensional Bank Syariah Bank Konvensional Melakukan investasi-investasi yang halal saja. Investasi yang halal dan haram. Berdasarkan prinsip baji hasil, jual-beli, atau sewa. Memakai perangkat bunga. Profit dan falah oriented. Profit oriented. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-debitor. Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional. Tidak terdapat dewan sejenis. Sumber : Syafi’I Antonio,2012

5. Perkembangan Bank Syariah

Pendirian bank syariah di Indonesia berawal dari lokakarya “Bunga bank dan Perbankan” pada 18-20 agustus 1990, yang kemudian dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional MUNAS IV Majelis Ulama Indonesia. Berdasarkan hasil MUNAS tersebut, MUI membentuk tim Steering Committee yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan berdirinya bank syariah di 38 Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, terbentuk bank syariah pertama dengan mana PT Bank Muamalat Indonesia BMI pada 1 november 1991 dan resmi beroperasi pada tanggal 5 november 1991. Berdirinya BMI tidak serta merta diikuti pendirian bank syariah lainnya sehingga perkembangan perbankan syariah nyaris stagnan sampai tahun 1998. Ikatan Bankir Indonesia,2014 Perkembangan syariah di mulai tahun 1998 ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No.10 tahun 1998. Dalam undang- undang tersebut diatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi bank syariah. Peluan tersebut ternyata disambut antusias oleh masyakat perbankan.sejumlah bank mulali memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah bagi stafnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi atau cabang syariah dalam institusinya. Sebagian lainnya bahkan berencana mengkonversi diri sepenuhnya menjadi bank syariah Antonio,2001. Kemudian, pada tahun 1999 disahkan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam UU ini menetapkan bahwa Bank Indonesia dapat melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Keberadaan kedua UU tersebut telah 39 mengamanahkan Bank Indonesia untuk menyiapkan perangkat ketentuan dan fasilitas penunjang lainnya yang mendukung operasional bank syariah sehingga memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang lebih luas bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia Mulya,2002. Kedua UU tersebut selanjutnya menjadi dasar hukum bagi keberadaan dual banking sistem di Indonesia, yaitu adanya dua sistem perbankan konvensional dan syariah secara berdampingan dalam memberikan pelayanan jasa perbankan bagi masyarakat. Selanjutnya, industri perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang pesat semakin memiliki landasan hukum yang memadai yakni dengan diterbitkannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Hasan,2011. Dukungan regulasi ini tentunya akan mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah secara lebih cepat lagi dan diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. Dalam cetak biru pengembangan perbankan syariah, saat ini perbankan syariah nasional berada pada fase keempat 2013-2015 yaitu pencapaian pangsa yang signifikan dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sektor keuangan syariah lainnya, namun dalam perkembangannya perbankan syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan target yang diinginkan. 40 Dalam statistik perbankan Indonesia per Desember 2014 terdapat tidak kurang 12 Bank Umum Syariah dan 22 Unit Usaha Syariah dari suatu bank konvensional dengan total keseluruhan jaringan kantor 2.151 unit. Selain itu, total aset bank umum syariah mencapai 272.343 dalam miliar rupiah. Jumlah ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total aset perbankan nasional secara umum yang mencapai 5.615.150 dalam miliar rupiah statistik perbankan syariah,2014. Artinya pangsa pasar perbankan syariah masih sangat kecil hanya 4,85, padahal target pangsa pasar perbankan syariah adalah sebesar 15 pada akhir tahun 2015. Hal ini tentunya mendorong bagi praktisi perbankan syariah agar sesegera mungkin mencari strategi pengembangan perbankan syariah secara lebih masif.

G. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah

1 18 128