17
waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami
hambatan atau krisis keuangan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan adalah suatu pencapaian prestasi bank pada periode tertentu yang menggambarkan kondisi kesehatan bank yang
dilihat dari segi keuangannya baik atau buruk sehingga bank dapat memanfaatkannya untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya.
2. Perhitungan Kinerja Keuangan Bank Syariah
Perhitungan kinerja keuangan bank syariah menurut Peraturan Bank Indonesia No. 91PBI2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, adalah sebagai berikut :
1 Rasio Permodalan Capital Rasio
permodalan ini
berfungsi untuk
mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang
tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan
yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Dalam penelitian ini, rasio permodalan adalah Capital Adequacy Ratio CAR.
Rumus Capital Adequacy Ratio CAR sebagai berikut :
� = � �
� �
�� � � � �
18
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8.
Fungsi penilaian Capital Modal adalah sebagai berikut : Harmono,2009
- Ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian- kerugian yang tidak dapat dihindarkan.
- Alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham.
- Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efisien sesuai dengan yang dikehendaki pemilik modal.
2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva
produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada
bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasikan
laba secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk
antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan credit risk yang akan muncul.
3 Rasio Profitabilitas Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu
19
periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas atau rentabilitas yang terus meningkat di atas
standar yang ditetapkan. Menurut Slamet Riyadi 2006, rasio profitabilitas adalah perbandingan laba setelah pajak dengan
modal modal inti atau laba sebelum pajak dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Profitabilitas diukur
dengan menggunakan Return On Asset ROA. Return on asset ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset Dendawijaya,2003. Rumus Return On Asset ROA sebagai berikut :
� =
�ℎ �
� � Semakin besar ROA, semakin besar juga tingkat keuntungan
yang dicapai bank maka semakin baik pula kinerja keuangannya. 4 Rasio Efisiensi Rasio Biaya Operasional
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan bank untuk mengukur kemampuan
20
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Rumus Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO sebagai berikut :
= � �
� �
� Semakin tinggi nilai BOPO maka kinerja keuangannya
semakin buruk, namun semakin rendah nilai BOPO maka kinerja keuangannya semakin baik.
5 Rasio Likuiditas Financing to Deposit Ratio FDR atau likuiditas mengukur
kemampuan bank syariah dalam memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Kalimat FDR diambil
dari kalimat Loan to Deposit Ratio LDR yang diambil dari istilah konvensional. Bank syariah dikatakan likuid jika mampu
mengembalikan dana deposan pada saat ditagih serta mampu mencukupi kebutuhan pembiayaan kepada pihak eksternal.
Dengan demikian, nilai FDR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut termasuk dalam kategori likuid. Dalam
penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Financing to Deposit Ratio FDR Firmansyah,2012
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar
21
kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas
ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut.
B. Likuiditas FDR