seorang koordinator yang bernama Dadang dan dibantu oleh tiga orang anggota, yaitu: Cece, Heru, dan Toni. Tugas utama tim tersebut adalah
melakukan promosi ke sekolah-sekolah dan tempat-tempat lainnya yang berada diluar jangkauan Bagian Marketing STIE “X”, karena tim yang berasal
dari internal tersebut memiliki keterbatasan personel. Hingga saat ini, jangkauan pemasaran kedua tim tersebut telah mencapai lebih dari 100
sekolah dan ratusan tempat lainnya untuk penyebaran media promosi seperti penyebaran brosur, pamflet, spanduk, stiker, baligho dan lain-lain.
5.2 Bauran Pemasaran STIE “X”
Bauran pemasaran yang digunakan Bagian Marketing STIE “X” juga mengacu pada teori-teori pemasaran yang lazim digunakan dan dimodifikasi
dalam berbagai hal yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik STIE “X” sebagai perguruan tinggi swasta yang berdiri di tengah persaingan pendidikan
tinggi di wilayah Jabodetabek. Matrik Taksonomik sementara yang bisa dibangun dari proses bauran pemasaran STIE “X” adalah sebagai berikut.
Tabel 6 Taksonomik Bauran Pemasaran
STRATEGI PEMASARAN STIE “X” MARKETING MIX OF STIE “X” Product
Pricing Promotion Place People
Physical Evidence
Process Customer
Service Catur
Dharma Perguruan
Tinggi “X” Kebijakan
Tuition STIE “X”
Bauran Promosi
STIE “X” Tempat
Kuliah Strategis
Optimali- sasi
Sumberdaya Insani
Fasilitas Utama dan
Pendukung memadai
Proses Akademik
dan Admi- nistrasi rapi
Pelayanan Prima dalam
melayani pelanggan
Adapun penjabaran masing-masing aspek yang digunakan dalam bauran pemasaran STIE “X” dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1. Produk Product
Produk utama STIE “X” tidak terlepas dari fungsi perguruan tinggi dalam tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan-pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam dharma pertama yang menyangkut pendidikan-pengajaran,
STIE “X” memiliki produk sebanyak 5 lima program studi yang diyakini menjadi kebutuhan masyarakat dewasa ini, yaitu D-3 Keuangan dan
Perbankan, D-3 Akuntansi, S-1 Manajemen, S-1 Akuntansi, dan S-2 Program Magister Keuangan Syariah.
Dalam strategi produk, STIE “X” telah mengimplementasikan strategi bauran produk dan juga telah menerapkan alternatif strategi
produk jasa yang dikembangkan Igor Ansoff walau belum semuanya diterapkan. Bauran produk product mix merupakan kombinasi berbagai
produk yang ditawarkan organisasi jasa kepada pelanggan. Bauran produk bervariasi dalam hal kedalaman depth dan keluasannya width. Product
depth mengacu pada jumlah variasijenis produk yang ada dalam sebuah lini produk, sedangkan product width berkaitan dengan jumlah lini produk
yang ditawarkan organisasi jasa tertentu. Matrik Taksonomik yang dapat dibangun dari strategi produk STIE “X” adalah sebagai berikut.
Tabel 7 Taksonomik Strategi Produk
STRATEGI PRODUK Product depth Kedalam Produk
Product width Keluasan Produk Catur Dharma Perguruan Tinggi
STIE “X” meliputi:
Pendidikan dan Pengajaran
Penelitian
Pengabdian Masyarakat
Pengembangan Al-Islam
Pendidikan dan Pengajaran :
Lima Program Studi
Tujuh Belas Konstentrasi
Dll.
Penelitian:
Penelitian Internal Mandiri
Penelitian Hibah Dikti Eksternal
Dll.
Pengabdian Masyarakat
Program Pengabdian InternalMandiri
Pengabdian Hibah Dikti Eksternal
Dll.
Pengembangan Al-Islam
Pengembangan Kurikulum Al-Islam
Pengajian Bulanan Rutin
Baitul Arqam Ramadhan
Dll.
Bukti bahwa STIE “X” telah menerapkan strategi bauran produk, dalam aspek product width tercermin dari dibukanya lima program studi
dalam rumpun ilmu ekonomi dan manajemen yang ditawarkan STIE “X” kepada masyarakat. Prodi tersebut merupakan lima jenis program yang
bervariasi dengan jenis luaran kompetenti yang berbeda-beda. Dalam lima prodi tersebut, masing-masing prodi memiliki konsentrasi yang bervariasi
juga yang jika dijabarkan adalah sebagai berikut: a.
Konsentrasi dalam Program Studi D-3 Keuangan dan Perbankan meliputi:
1 Keuangan dan Perbankan
2 Manajemen Sumber Daya Manusia
3 Keuangan Syariah
b. Konsentrasi dalam Program Studi D-3 Akuntansi meliputi:
1 Akuntansi Keuangan
2 Perpajakan
3 Akuntansi Syariah
c. Konsentrasi dalam Program Studi S-1 Manajemen meliputi:
1 Manajemen Keuangan dan Perbankan
2 Manajemen Pemasaran
3 Manajemen Sumber Daya Manusia
4 Manajemen Keuangan Syariah
d. Konsentrasi dalam Program Studi S-1 Akuntansi meliputi:
1 Auditing
2 Akuntansi Keuangan
3 Perpajakan
4 Akuntansi Syariah
e. Konsentrasi dalam Program Studi S-2 Program Magister Keuangan
Syariah meliputi: 1
Perbankan Syariah 2
Pasar Modal Syariah 3
Asuransi Syariah Sementara dalam aspek keluasan dan kedalam produk, STIE “X”
tidak hanya menyangkut tri dharma, tetapi catur dharma. Dharma keempat yang diemban adalah Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Dilihat dari dimensi strategi produk, STIE “X” memiliki lini yang cukup luas. Dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, selain
menawarkan produk-produk yang umum, STIE “X” juga memiliki produk lainnya yang dijalankan oleh beberapa pusat studi yang dibentuk. Diantara
pusat studi yang cukup eksis adalah Pusat Kewirausahaan Ahmad Dahlan PKAD dan Pusat Studi Desentralisasi dan Otonomi Daerah PSDOD.
PKAD memiliki banyak program pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa maupun masyarakat umum seperti program pelatihan
kewirausahaan, magang, business choaching, dan lain-lain. Beberapa program yang dibawahi PKAD diantaranya; Program Wirausaha
Mahasiswa PMW, Pengembangan Program Kewirausahaan dan Produktivitas Nasional P2KPN, serta Program Wirausaha Mandiri.
Sementara PSDOD memiliki program peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan dan lain-lain.
Berkenaan dengan pengembangan dakwah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai dharma keempat Perguruan Tinggi
Muhammadiyah PTM, dalam struktural STIE “X” juga memiliki Pusat Pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan PPIK. Tugas lembaga
tersebut selain melakukan pembinaan bagi internal institusi civitas akademika juga menjadi media dakwah untuk eksternal kampus. PPIK
STIE “X” juga bekerjasama dengan berbagai tingkatan Pimpinan Muhammadiyah dari tingkat pusat, wilayah, daerah, hingga ke cabang
kecamatan dan ranting tingkat desakelurahan dalam melakukan dakwah dan syiar pendidikan tinggi.
Dalam perkembangannya, STIE “X” melakukan ekspansi pasar. Gambar 8 berikut ini adalah matriks ekspansi pasar yang digunakan oleh
manajemen STIE “X”.
JAS A
PASAR KONSUMEN Saat ini
Baru
S aat
i ni
PENETRASI PASAR STIE “X”
PENGEMBANGAN PASAR STIE “X”
Ba ru
PENGEMBANGAN JASA STIE “X”
DIVERSIFIKASI PRODUK STIE “X”
Gambar 8 Matriks Ekspansi PasarJasa Pertama, penetrasi pasar market penetration. Produk jasa saat ini,
khususnya lima program studi yang ditawarkan, terus-menerus diupayakan
jumlah mahasiswanya bertambah. Penetrasi pasar terus dilakukan untuk menembus “kantong-kantong” calon mahasiswa baru, mulai dari sekolah,
kantor-kantor, pabriktoko, hingga ke tempat keramaian seperti pasar, mall, masjid, terminal bus, stasiun kereta api, area parkir, dan lain-lain
dan pemukiman penduduk komplek hingga perkampungan. Semua itu dilakukan dalam rangka “merebut” pasar.
Kedua, pengembangan pasar market development. Hal ini dilakukan dengan memperluas pasar dengan jalan ekspansi geografis
maupun membidik segmen baru. Ekspansi geografis yang sedang berjalan diantaranya meliputi: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara,
Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Bandung, Banten, Pekalongan, dan beberapa daerah di Jawa Barat. STIE “X” akan terus mengembangkan
pasar ke wilayah-wilayah lain baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Ketiga, pengembangan jasa service development. Hal terbaru yang
telah dilakukan STIE “X” dalam pengembangan program adalah dibukanya Program Studi S-2 Magister Keuangan Syariah sebagai
program studi syariah pertama di Indonesia dibawah Kemendiknas. Prodi tersebut juga merupakan prodi pilot project Kemendiknas RI dalam
pengembangan ilmu ekonomi syariah. Bagi STIE “X”, prodi tersebut tentu menjadi produk unggulan baru yang diharapkan mampu menjawab
harapan dan tantangan pasar seiring dengan menjamurkan aktivitas bisnis syariah, khususnya industri perbankan syariah, asuransi syariah, dan pasar
modal syariah. Keempat, diversifikasi. Jasa terbaru yang ditawarkan STIE “X” ke
pasar berupa riset, pelatihan, bimbingan teknis, pengembangan kewirausahaan, dan program lainnya yang digarap oleh beberapa pusat
kajian. Diversifikasi produk jasa yang dikembangkan STIE “X” saat ini lebih mengarah pada ranah penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan
pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Berbagai produk jasa program-program ditawarkan STIE “X”
dalam cakupan empat lini sebagaimana paparan di atas, sesungguhnya merupakan bagian dari strategi pemasaran STIE “X” kepada masyarakat
45 lua
s, y
an g
da la
m ha l ini
a da
la h
str ate
g i pr
o duk.
M at
rik T aks
onom ik
y an
g da
pa t di
ba ng
un da
ri ba
ur an
pr oduk
S T
IE “
X ”
y an
g m
er upa
k an
C at
ur D
ha rm
a P er
g u
rua n T
in ggi
S T
IE “
X ” t
er liha
t p ada
T abe
l 8 se
ba ga
i be rikut
. T
abe l 8 T
aks onom
ik B aur
an P roduk
S T
IE “
X ”
S T
R A
T E
GI P
R ODUK
S T
IE “
X ”
P end
id ika
n
P en
el iti
an P
en g
ab d
ian M
as y
ar ak
at P
en g
em b
an g
an A
l- Is
la m
K em
u h
am m
ad iy
ah an
P E
NDI DI
KA N
-P E
N GA
JAR AN
D -3 K
eua ng
an da
n P
er b
an k
an D
-3 A k
unt ans
i S
-1 M
an aj
em en
S -1 A
k unt
ans i
S -2 P
rog ra
m M
ag is
ter K
eu an
g an
S y
ar iah
Keuangan Perbankan
Manajemen SDM
Keuangan Syariah
Akuntansi Keuangan
Perpajakan Akuntansi
Syariah Man. Keu.
Perbankan Manajemen
Pemasaran Man. Keu.
Syariah Manajemen
SDM Auditing
Akuntansi Keuangan
Perpajakan Akun. Keu.
Syariah Perbankan
Syariah Asuransi
Syariah Pasar Modal
Syariah
P E
N E
LI TI
A N
P en
el iti
an H
iba h I
nt er
na l
P en
el iti
an H
ib ah
E k
st er
n al
Penelitian Manajemen
Penelitian Akuntansi
Penelitian Kelembagaan
Penelitian Al-Islam
Ke-Mhd-an Penelitian
Ekonm Otda Penelitian
Ekonomi Pembangunan
Riset Lainnya.
Dosen Muda Hibah
Bersaing Fundamental
Riset Kerjasama
Lembaga Riset Pekerti
Riset Unggulan
Riset Lainnya
P E
NG A
B DI
AN M A
S Y
A R
AK AT
H iba
h P eng
ab
di an
Int er
na l
H ib
ah P
en g
ab d
ian E
k st
er n
al
Pengabdian Masyarakat
Sekitar Pemberdayaan
Masyarakat Pinggiran
Pelatihan Manajemen
Usaha Kecil Pelatihan life
skills pemuda sekitar kampus
Pendidikan Multitalenta
Program Pengebaidan
Masyarakat lainnya
Pelatihan Kotran Ibu
Program Kewirausahaan
Program Mahasiswa
Wirausaha P2KPN
IbK Pemberdayan
Masyarakat
P E
NG E
M B
A N
GA N AL
-S IL
A M
KE M
UHA M
M A
DI Y
A H
AN P
ro g
ra m
In te
rn al
P ro
g ram
K er
jas am
a E
k st
er n
al
Pengajian Rutin Bulanan
Baitul Arqam ramadhan
Perumusan Kurikulum Al-
Islam Ke- Muhammadiyahan
Perumusan Buku Teks Al-Islam
Studi islam bagi Mahasiswa
Program Bebas Buta hhuruf
Al-Quran. Dan program
lainnya Pemberdayaan
Cabang dan ranting
Muhammadiyah Pelatihan
Pendidikan Karakter bagi
siswa SMASMK Pengajian
Masyarakat Program lainnya
2. H
ar ga
P ric
in g
D al
am pe
m as
ar an
jas a,
ha rg
a di ar
tika n
seba g
ai j
um lah
ua n
g sat
ua n
m one
te r
da n
at au a
spe k l
ai n
nonm one
te r
y an
g m
en ga
n dun
g ut
ili ta
s ke
g una
an t er
te nt
u y
an g
di pe
rluka n unt
uk m enda
pa tka
n s ua
tu j as
a. U
tilita s me
rupa ka
n atr
ibut a
ta
u fa
k tor
y an
g be
rpot ens
i m em
ua ska
n ke
but uha
n da n k
ei n
g ina
n t er
te nt
u. D
al am
pe m
as ar
an j
as a p
endi di
ka n,
ha rg
a di is
til ahka
n T
ui tion
ua n
g kul
ia h
.
Sebagai salah satu unsur service marketing mix, penentuan harga membutuhkan pertimbangan cermat, karena berhubungan dengan dimensi
strategis harga. Strategi harga yang ditetapkan STIE “X” setiap tahun akademik dirancang secara simultan dengan Rencana Anggaran dan
Belanja RAB untuk mengestimasi sumber-sumber pendapatan dan pos- pos pengeluaran setiap tahun anggaran. Kebijakan anggaran yang
diberlakukan di STIE “X” adalah kebijakan anggaran berimbang. Walaupun secara dirancang bersamaan, tetap saja rencana anggaran
belanja akan mempengaruhi harga yang akan diberlakukan. Penetapan harga uang kuliah di STIE “X” juga dipengaruhi oleh:
a. Elastisitas Harga Permintaan. Elastisitas uang kuliah di STIE “X”
mengacu pada dampak perubahan hargauang kuliah terhadap pendapatan total STIE “X”.
b. Faktor Persaingan. Reaksi pesaing terhadap perubahan uang kuliah
adalah salah satu faktor penting yang perlu dijadikan bahan pertimbangan. Dalam tataran strategi harga, uang kuliah yang
diberlakukan pesaing, sesungguhnya juga merupakan jawaban atas kebijakan harga yang ditetapkan STIE “X” dan pesaing lainnya. STIE
“X” juga mempertimbangkan harga yang diberlakukan pesaing. Terdapat beberapa kampus sejenisrumpun ilmu sejenis yang berada di
sekitar STIE “X”, diantaranya: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Syariah
Prodi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi UHAMKA, Fakultas Ekonomi UMT, Fakultas Ekonomi Universitas
Pamulang, STIE Husni Thamrin, LP3I, Universitas YAI Pondok Pinang, UPN Veteran, Bina Sarana Informatika, dan STIE Bisnis
Indonesia. Uang kuliah yang ditetapkan kampus-kampus tersebut, menjadi salah satu pertimbangan bagi STIE “X” dalam menentukan
besaran uang kuliah. c.
Faktor Biaya. Struktur biaya institusi, baik biaya tetap maupun biaya variabel yang akan dikeluarkan STIE “X” dalam satu tahun anggaran
yang akan berjalan merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah uang kuliah.
d. Faktor lain. Hal ini bisa disebabkan oleh; faktor kinerja ekonomi
makro tingkat inflasi, kurs rupiah terhadap mata uang lain, faktor politik dan hukum perpajakan dan lain-lain, serta faktor harga dalam
kebijakan pemasaran yang akan dijalankan STIE “X”, seperti Diskon sebesar 10 persen bagi lulusan SMASMK Muhammadiyah, bebas
uang pendaftaran, diskon uang pengembangan, diskon bagi alumni D-3 yang melanjutkan ke S-1, dan sebagainya.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, STIE “X” melakukan penetapan harga uang kuliah bagi mahasiswa baru. Kebijakan harga
tersebut dipadukan dengan pilihan cara pembayaran, mulai dari sekali pembayaran untuk satu tahun, per semester, bertahap tiga kali per
semester, hingga cicilan bulanan. STIE “X” menyadari bahwa sebagian besar mahasiswa membayar kuliah secara mandiri dari hasil kerja per
bulan, serta banyak mahasiswa STIE “X” berasal dari masyarakat kurang mampu. Oleh karenanya, kebijakan bahwa uang kuliah bisa dicicil
menjadi daya tarik tersendiri bagi calon-calon mahasiswa. Adapun uang kuliah yang berlaku di STIE “X” sejak tahun akademik
20112012 hingga saat ini adalah sebagai berikut: Tabel 9 Biaya Kuliah Program Studi S-1 dan Diploma-3
NO KOMPONEN
BIAYA BIAYA PER SEMESTER Rp.
S1 Akuntansi S1
Manajemen D3
Akuntansi D3 Keuangan
Perbankan 1
Dana Pendidikan 1.000.000,-
1.000.000,- 800.000,-
800.000,- 2
Dana Pengembangan
dibayar hanya 1 kali selama kuliah
1.000.000,- 1.000.000,-
1.000.000,- 1.000.000,-
3 Biaya SKS
94.000,- 87.750,-
83.000,- 79.000,-
Terdapat catatan tambahan terkait kebijakan pembayaran uang kuliah di STIE “X”, yaitu dana pendidikan dapat diangsur, dana pengembangan
hanya sekali sampai tamat kuliah, biaya praktikum Rp. 75.000,- per mata kuliah pratikum dan biaya pendaftaran Rp. 200.000,-.
Selain itu terdapat kebijakan beasiswa yang berlaku untuk tahun akademik 20112012 hingga saat ini, yaitu:
a. Beasiswa bagi mahasiswa baru program studi D-3 Keuangan dan
Perbankan serta D-3 Akuntansi masing-masing berjumlah 5 lima orang, dengan hanya membayar biaya kuliah sebesar Rp. 100.000,- per
bulan. b.
Beasiswa peningkatan prestasi akademik dan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu, yang sumber pendanaannya berasal dari berbagai
pihak, yaitu; internal STIE “X”, Pemerintah melalui Kopertis III, dan pihak swasta melalui Divisi Corporate Social Responsibility CSR
perusahaan swasta. Dalam menerapkan strategi harga, bagian marketing mengakui
bahwa STIE “X” masih memiliki banyak kelemahan. Ke depan, strategi penetapan uang kuliah akan mengaitkan secara jelas antara uang kuliah
yang dibayarkan mahasiswa dengan nilai value yang mereka terima dari jasa pendidikan yang diberikan STIE “X”. Konsep itulah yang disebut
sebagai value strategies dalam penetapan harga dengan penjabaran sebagai berikut.
1. Satisfaction-Based Pricing
Tujuan utama strategi ini adalah mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh mahasiswa STIE “X”. Strategi tersebut dapat
diimplementasikan dalam beberapa bentuk: 1
Garansi jasa. Berkenaan dengan strategi tersebut, STIE “X” berencana akan menggaransi alumninya STIE “X” bisa langsung
bekerja dan atau berwirausaha, disesuaikan dengan peminatan saat perkuliahan. Walaupun dalam realitasnya, sebagian besar
mahasiswa STIE “X” sudah bekerja. Garansi akan memiliki pekerjaan setelah lulus kuliah akan membangun citra positif bagi
mahasiswa dan juga calon-calon mahasiswa. Karena keberadaan garansi bisa memberikan kompensasi atas kekecewaan yang
ditimbulkan misalnya pelayanan yang tidak memuaskan.
2 Benefit-driven pricing
Dalam strategi ini, STIE “X” menetapkan harga uang kuliahuang praktikum secara eksplisit atas aspek jasa pendidikanpelatihan
yang secara langsung memberikan manfaat bagi mereka. 3
Flat-rate pricing Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakpastian melalui
kesepakatan harga dilakukan pada awal transaksi. Flat-rate pricing telah dilakukan STIE “X” bagi mahasiswa lama terhadap uang
kuliah selama masa perkuliahan di STIE “X” sama dengan uang kuliah ketika mahasiswa yang bersangkutan menjadi mahasiswa
baru di STIE “X” tetap. Jadi misalnya ketika terjadi kenaikan uang kuliah untuk tahun ajaran baru, maka kenaikan uang kuliah
tersebut tidak berlaku bagi mahasiswa lama. 2.
Relationship Pricing Strategi ini diberlakukan STIE “X” dalam upaya menarik,
mempertahankan, dan meningkatkan relasi dengan para mahasiswa. Relationship pricing bisa diwujudkan dengan long-term contract dan
price bundling. Untuk mengimplemtasikan strategi ini, STIE “X” telah menjalin kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman
dengan beberapa sekolah. Ke depan diharapkan MoU yang sudah berlaku memiliki pengaruh terhadap besaran hargauang kuliah yang
harus dibayarkan. Strategi ini mendorong relasi jangka panjang dan saling menguntungkan antara kampus dan mahasiswa, serta pihak lain
seperti sekolah-sekolah dan perusahaan tempat para karyawanmahasiswa bekerja.
3. Efficiency Pricing
Dalam aspek ini hal yang paling utama adalah pemahaman, pengelolaan, dan penekanan biaya. Mulai tahun 2011 STIE “X”,
kegiatan pemasaran STIE “X” mengedepankan aspek efisiensi, hal ini dimaksudkan agar berpengaruh kuat terhadap penekanan uang kuliah
agar tidak mengalami kenaikantidak memberatkan calon mahasiswa.
Matrik Taksonomik yang dapat dibangun dari strategi harga terlihat pada Tabel 10 sebagai berikut.
Tabel 10 Taksonomik Strategi Harga
STRATEGI HARGA Satisfaction-Based Pricing
Relationship Pricing
Efficiency Pricing
Garansi jasa Benefit-driven
pricing Flat-rate pricing
STIE “X” menjalin
kerjasama yang
dituangkan dalam Nota
Kesepahaman dengan
beberapa sekolah
lembaga lain STIE “X”
memberlakukan kebijakan
Efisiensi Penekanan
berbagai biaya agar biaya
kuliah tetap terjangkau oleh
semua golongan
Jika sudah
mendaftar dan diterima di
Kampus negeri maka Uang
Kuliah akan yang telah
dibayar akan dikembalikan
Uang
Praktikkum yang
terjangkau.
Biaya pelatihan
terjangkau
Uang Kuliah tidak berubah
sampai lulus
3. Bauran Promosi Promotion
STIE “X” memberlakukan kebijakan bauran promosi promotion mix dalam kegiatan promosi. Terdapat 6 enam aspek dalam bauran
promosi atau “komunikasi pemasaran terintegrasi” yang dilakukan oleh STIE “X”, yang meliputi: periklanan advertising, penjualan pribadi
personal selling, promosi penjualan sales promotion, public relation, word of mouth wom, dan direct mail dan e-marketing. Pembahasan
bauran promosi STIE “X” akan dibahas dalam sub bab tersendiri.
4. Distribusi Place
Dalam hal tempat, STIE “X” memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya adalah:
1. Kampus utama Kampus A Terletak di daerah strategis dekat
perbatasan Tangerang Selatan dan Ibukota Negara DKI Jakarta, yaitu di Jalan Ciputat Raya Cireundeu Ciputat Tangerang Selatan.
2. STIE “X” membuka perkuliahan di dua kampus lainnya, yaitu Kampus
B yang terletak di Jalan Gatot Subroto Cimone Kota Tangerang dan Kampus C yang terletak di Jalan Kramat Jakarta Pusat.
3. STIE “X” Kampus A dekat dengan fasilitas umum lainnya, seperti;
terminal Lebak Bulus, terminal Ciputat, stasiun Kereta Pondok Ranji, akses jalan tol TB Simatupang, dan lain-lain. Begitu juga dengan
kampus B dan C berada di lokasi strategis yang memiliki kemudahan akses bagi calon-calon mahasiswa.
Keunggulan lokasi sebagaimana uraian di atas tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa. Kemudahan akses di era sekarang
ini telah menjadi faktor penentu bagi calon mahasiswa untuk memilih sebuah kampus, karena kemacetan transportasi di Ibukota dan daerah-
daerah penyangga yang semakin padat. Disamping keunggulan, terdapat beberapa kelemahan STIE “X” dalam hal tempat, diantaranya adalah:
a. Kampus utama Kampus A sangat berdekatan dengan perguruan
tinggi lain terutama dalam rumpun ilmu yang sama,diantaranya adalah: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta UMJ,
Fakultas Ekonomi dan Fakultas Syariah Prodi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ekonomi UHAMKA, Fakultas
Ekonomi UMT, Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, STIE Husni Thamrin, LP3I, Universitas YAI Pondok Pinang, UPN Veteran, Bina
Sarana Informatika BSI, dan STIE Bisnis Indonesia. b.
Jalan Ciputat Raya yang merupakan salah satu akses ke Ibukota kerap kali dilanda kepadatan kendaraan, terutama pagi dan sore hari. Hal ini
sering dikeluhkan oleh mahasiswa.
5. Sumber Daya Insani People
Sumber Daya Insani sesungguhnya menjadi aset utama sebuah institusi, termasuk di STIE “X”. Calon-calon mahasiswa dan juga
mahasiswa aktif tentunya menginginkan pelayanan prima mampu diberikan oleh stafkaryawan. Performa kinerja yang baik itulah yang akan
mampu memberikan kepuasan bagi mahasiswa. Strategi penguatan sumber daya insani meliputi tiga hal, yaitu;
Knowledge pengetahuan, attitude sikap dan motivation motivasi. Ketiga hal itu merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap
karyawan dan dosen STIE “X”. Pengetahuan yang mendalam tanpa dibarengi oleh attitude dan motivasi kerja yang tinggi menjadi sia-sia.
Dengan demikian ketiga hal itu secara bersama-sama harus melekat pada
setiap karyawan dan dosen. Ketiga strategi di atas, diturunkan dalam program-program yang pada akhirnya diharapkan memperkuat dimensi
marketing STIE “X”. Pertama, Untuk peningkatan kapasitas keilmuan, baik dosen maupun
karyawan diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta diikutsertakan dalam berbagai program
pengembangan keilmuan dengan biaya dari STIE “X”. Untuk jenjang pendidikan, berdasarkan peraturan dosen dan karyawan STIE “X” yang
berlaku saat ini, dosen diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan sampai dengan jenjang Strata Tiga S-3. Sementara karyawan
diberikan kesempatan sampai dengan jenjang Strata Dua S-2. Namun bila karyawan tersebuut berkeinginan untuk mengembangkan dirinya
untuk ke jenjang yang lebih tinggi, diserahkan kepada pribadi masing- masing karyawan. Selain pendidikan formal, karyawan dan dosen juga
diberikan kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di jalur informal, seperti pelatihan, kursus, dan lain-lain. Kegiatan pelatihan bisa
dilaksanakan di luar STIE “X” dan juga di dalam, dengan mengundang narasumber in house training.
Kedua, dalam hal pembinaan attitude sikap dosen dan karyawan STIE “X”, secara rutin dan tematik diberikan siraman rohani pengajian
bulanan, baitul arqam ramadhan, dan kegiatan lainnya. Disamping itu, kegiatan senam kesegaran jasmani yang dilaksanakan jumat pagi hari
krida STIE “X” ditutup dengan pembinaan spiritual. Pembinaan attitude sangatlah vital dan dalam prakteknya dapat diaplikasikan dalam berbagai
bentuk, seperti penampilan, intonasi nada bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata.
Ketiga, motivasi bagi karyawan dan dosen diberikan dalam berbagai forum formal dan semi formal serta di berbagai kesempatan informal
lainnya. Motivasi bagi karyawan dan dosen juga diimplementasikan dalam reward dan punishment. Dengan pola itu, pimpinan STIE “X” memandang
efektif bagi peningkatan kinerja karyawan dan dosen. Motivasi yang tinggi juga terbukti mendorong tewujudnya penyampaian pesan informasi STIE
“X” kepada yang calon-calon mahasiswa sampai pada bentuk pelayanan yang diinginkan, yaitu pelayanan prima, melayani setulus hati. Matrik
Taksonomik yang dapat dibangun dari strategi sumber daya insani people terlihat pada Tabel 11 sebagai berikut.
Tabel 11 Taksonomik Strategi Sumber Daya Insani
STRATEGI SUMBER DAYA INSANI PEOPLE Knowledge pengetahuan
Attitude sikap Motivation motivasi
1. Studi Lanjut
2. Pelatihan Dosen
3. Workshop Seminar
4. Dan lain-lain
1. Pelatihan Services
Excellence 2.
Pengajian Rutin 3.
Baitul Arqam 4.
Dan lain-lain 1.
Pelatihan Motivasi Bekerja
2. Outing
3. Dan lain-lain
6. Physical Evidence
Salah satu unsur penting dalam implementasi bauran pemasaran di lembaga pendidikan adalah upaya mengurangi tingkat risiko dengan jalan
menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bangunan dan sarana prasarana yang dimiliki STIE “X” merupakan bagian dari bukti fisik yang
sangat nyata. Misalnya, Kampus A STIE “X” yang berkedudukan di Jalan Ciputat Raya yang menempati 2 dua unit gedung 5 lima lantai dengan
fasilitas lift.
Dalam physical evidence, perhatian terhadap interior, perlengkapan
bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Sarana fisik
yang memadai harus dapat mendorong menciptakan suasana yang dapat memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai
tambah bagi mereka. Untuk mengimplementasikan bauran pemasaran dalam dimensi
physical evidence, STIE “X” terus melakukan pembenahan gedung dan sarana lainnya. Tahun 2012, pimpinan STIE “X” telah menandatangni
kontrak kerjasama dengan investor untuk pembangunan 2 dua unit gedung baru. Gedung yang akan dibangun adalah; i Gedung Pascasarjana
dan Pusat Bisnis yang berlokasi paling depan di depan jalan utama dengan ketinggian 6 enam lantai; ii Gedung Guest House Ahmad
Dahlan dengan ketinggian 5 lima lantai.
Dengan pembangunan gedung baru dan pembenahan sarana prasarana di STIE “X” diharapkan akan memperkuat institusi dalam
berbagai hal, termasuk dalam bauran pemasaran.
7. Proses Process
Proses dalam seluruh aktivitas pemasaran jasa merupakan faktor penting bagi calon mahasiswa. Process seyogyanya dapat dilakukan
setepat mungkin agar kebutuhan para mahasiswa dapat dipenuhi.
Selain perbaikan proses pada aspek pelayanan yang diberikan karyawan, juga telah didorong upaya perbaikan dan peningkatan proses
dalam Proses Belajar Mengajar PBM. Dosen dan mahasiswa harus memiliki kesungguhan dalam menjalankan SOP yang berlaku demi
kebaikan proses kuliah yang berkualitas. Dengan proses perkuliahan yang berkualitas, diyakini akan melahirkan lulusan yang berkualitas.
Dalam upaya memperbaiki proses pelayanan di STIE “X”, Pimpinan melalui Tim
SOP telah membuat Standard Operational Procedure SOP untuk berbagai aktivitas di seluruh bagian dan sudah diberlakukan sejak awal
tahun 2011. Semua aktivitas dari penerimaan tamu sampai dengan proses pelayanan yang bersifat akademik sudah ada SOP yang jelas.
Oleh karenanya, proses pelayanan yang prima yang diberikan oleh karyawan dan proses perkuliahan yang bermutu yang difasilitasi oleh para
dosen merupakan aspek penting dalam pemasaran STIE “X”. Karena semua proses yang diterima oleh mahasiswa atau mahasiswa terlibat di
dalamnya dalam proses tersebut akan menjadi “bola salju” yang sampai ke masyarakat yang lebih luas. Karena STIE “X” memandang bahwa
“process” adalah dimensi yang sangat vital, maka Pimpinan STIE “X” memiliki political will yang kuat untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan improvement terhadap semua proses yang ada.
8. Customer Service
Sama halnya dengan sektor jasa lainnya, STIE “X” sebagai pemberi jasa pendidikan tinggi mengartikan bahwa layanan pelanggan customer
service dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan calon-calon mahasiswa, mahasiswa aktif, dan siapapun yang
membutuhkan pelayanan. Dalam dimensi pelayanan prima, STIE “X” mengartikan pelanggan bukan hanya terbatas pada mahasiswa dan calon
mahasiswa, tetapi menyangkut semua pihak yang membutuhkan pelayanan STIE “X”. Saat ini, layanan kepada pelanggan merupakan garda depan
dalam kegiatan pemasaran. Dalam operasionalnya, terdapat beberapa bagian atau satuan kerja
yang menjadi garda depan pelayanan, yaitu: pertama, satuan keamanan dan petugas parkir adalah pihak pertama yang berhadapan dengan siapa
pun yang berkunjung ke kampus. Kedua, operator telepon yang menerima semua telepon yang masuk ke STIE “X”, dan ketiga, bagian marketing
penerimaan mahasiswa baru yang memberikan pelayanan terhadap calon-calon mahasiswa baru STIE “X”. Ketiga bagian atau unit tersebut
harus mampu memberikan informasi yang akurat tentang STIE “X” dan atau memberikan petunjuk proses selanjutnya bagi siapa pun yang
membutuhkan informasi. Untuk memperkuat kapasitas petugas yang memberikan pelayanan
pertama kepada pelanggan, STIE “X” secara rutin memberikan pelatihan kepada ketiga bagian tersebut tentang pelayanan prima. Bahkan untuk
petugas keamanan diberikan kesempatan untuk melakukan cross selling bagi calon-calon mahasiswa yang berkunjung di luar jam kerja kantor.
Pembinaan terhadap garda depan pelayanan dilakukan secara berkelanjutan karena kesan pertama pengunjung khususnya calon-calon
mahasiswa STIE “X” ditimbulkan oleh pelayanan yang diberikan oleh ketiga unit atau bagian tersebut.
Berdasarkan paparan di atas, tanggung jawab bauran pemasaran STIE “X” tidak hanya menjadi tanggung jawab dari bagian tertentu saja,
namun telah menjadi perhatian dan tangggung jawab semua personel atau bagian di STIE “X”, mulai manajemen puncak Pimpinan STIE “X” dan
Badan Pembina Harian hingga ke tingkat bawah atau staf.
Bauran pemasaran yang diimplementasikan STIE “X”, mulai dari produk yang ditawarkan hingga pelayanan pelanggan, dalam pandangan
peneliti sudah cukup baik, walaupun perlu penajaman dan memperkuat hubungan koneksitas antar aspek-aspek tersebut dan tentu antar personel
bagian yang terlibat di dalamnya. Misalnya, antara strategi produk berupa pilihan program studi yang dimiliki dengan strategi promosi hendaknya
sejalan. Berbagai keunggulan yang telah dipromosikan harus sejalan dengan kondisi objektif program studi. Karena kegiatan promosi yang
baik, bukanlah “melebih-lebihkan” program studi yang dimiliki, tetapi mengkomunikasikan keunggulan program studi tersebut secara objektif
dan menarik kepada masyarakat. Demikian halnya, antara promosi dengan proses dan kebijakan layanan pelanggan yang diterapkan juga harus
terkoneksi dengan baik. Promosi yang menarik harus diiringi bentuk pelayanan yang prima. Jadi semuanya harus dilakukan secara simultan.
5.3 Bauran Promosi STIE “X”