Analisis dan Proses Kebijakan

25 Gambar 4 di atas menerangkan bahwa dalam analisis kebijakan mencakup determinasi kebijakan dan isi kebijakan. Determinasi kebijakan ini adalah analisis yang berkaitan dengan cara pembuatan kebijakan, mengapa, kapan dan untuk siapa kebijakan tersebut dibuat. Adapun isi kebijakan adalah analisis yang mencakup deskripsi tentang kebijakan tertentu dan bagaimana kebijakan tersebut berkembang dalam hubungannya dengan kebijakan sebelumnya. Analisis isi kebijakan ini bisa juga didasari oleh informasi yang disediakan oleh kerangka nilai teoritis yang mencoba memberikan kritik terhadap kebijakan. Monitoring dan evaluasi kebijakan adalah analisis yang bertujuan untuk mengkaji bagaimana kinerja kebijakan dengan mempertimbangkan tujuan kebijakan, dan apa dampak kebijakan terhadap suatu persoalan tertentu. Variasi terakhir dari kontinum di atas adalah analisis untuk kebijakan yang mencakup advokasi kebijakan berupa riset dan argumen yang dimaksudkan untuk mempengaruhi agenda kebijakan di dalam dan atau di luar pemerintahan. Informasi untuk kebijakan adalah analisis yang bertujuan untuk memberi informasi bagi aktivitas pembuatan kebijakan, sehingga bisa berbentuk anjuran atau riset eksternalinternal yang terperinci tentang aspek kualitatif dan judgemental dari suatu kebijakan. Menurut Quade 1976 analisis kebijakan terkait erat dengan penggunaan beragam teknik untuk rneningkatkan atau merasionalkan proses pembuatan kebijakan misalnya, mengekspresikan pandangan bahwa tujuan utama analisis ini adalah untuk membantu pembuat keputusan dalam membuat pilihan yang lebih baik ketimbang yang dibuat pihak lain. Dengan demikian maka analisis ini berhubungan dengan manipulasi efektif dunia nyata. Ada tiga tahap yang harus dilalui oleh analisis ini yakni pertama, penemuan, yaitu usaha untuk menemukan alternatif yang memuaskan dan terbaik di antara alternatif-alternatif yang tersedia; kedua penerimaan, yakni mengupayakan agar temuan itu bisa diterima dan dimasukkan ke dalam kebijakan atau keputusan; ketiga implementasi, yakni menerapkan keputusan kebijakan tanpa ada perubahan terlalu banyak, namun dapat membuat alternatif tersebut menjadi tidak memuaskan. Pada dasarnya ada tiga jenis analisis kebijakan yaitu analisis kebijakan yang bersifat prospektif yang menganalisis tentang kebijakan yang berlangsung sebelum aksi kebijakan. Analisis ini meliputi tahap-tahap identifikasi masalah, prakiraan, identifikasi alternatif-alternatif strategis kebijakan, pilihan dan rekomendasi kebijakan. Kedua, analisis kebijakan restrospektif yaitu analisis yang dilakukan sesudah 26 aksi kebijakan. Analisis ini digunakan untuk menilai sesudah dilakukan aksi kebijakan atau menilai proses pelaksanaan dan hasilnya, contoh dari analisis ini adalah monitoring dan evaluasi. Jenis analisis ketiga, adalah integrasi dan analisis prospektif dan restrospektif. Analisis ini dapat dilakukan baik sebelum aksi kebijakan maupun sesudah dilakukan aksi kebijakan Dunn, 1998. Menurut Abidin 2002 agar pada setiap tahap analisis memberikan hasil yang relevan, maka identifikasi masalah idealnya harus dapat menghasilkan informasi tentang rumusan masalah, prakiraan memberikan gambaran masa depan yang masuk akal, dan masa depan yang dikehendaki. Identifikasi alternatif memberikan informasi tentang strategi pemecahan masalah. Pilihan strategis akan menghasilkan informasi rekomendasi untuk dimanfaatkan oleh yang berwenang, sehingga pada akhirnya menghasilkan aksi kebijakan. Monitoring akan menghasilkan informasi tentang proses pelaksanaan dalam hubungan dengan kinerja pada setiap waktu, sedangkan evaluasi kebijakan akan memberi informasi tentang dampak secara keseluruhan akibat diterapkannya suatu kebijakan. Selanjutnya dikatakan bahwa dari ketiga analisis kebijakan di atas, jenis informasi dan bentuk kebijakan pada setiap jenis kebijakan dapat dibeda-bedakan. Untuk lebih jelasnya perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Menurut Dunn 1998 metoda analisis kebijakan menyediakan informasi yang berguna untuk menjawab lima pertanyaan. Adapun pertanyaan tersebut adalah apa hakekat permasalahannya, kebijakan apa yang pernah ada atau pernah dibuat untuk mengatasi masalah dan apa hasilnya dan seberapa bermakna hasil tersebut dalam memecahkan masalah, alternatif kebijakan apa yang tersedia untuk menjawab, dan hasil apa yang dapat diharapkan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuahkan informasi tentang masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan dan kinerja kebijakan. Tabel 5. Jenis informasi pada setiap jenis kebijakan Sumber : KLH Kompas 18 November 2005 No. Jenis kebijakan Jenis informasi 1. Prospektif Prediksi Evaluasi Preskripsi - 2. Retropspektif Deskripsi Evaluasi - - 3. Integratif Deskripsi Prediksi Evaluasi Preskripsi 27 Metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia, yaitu definisi, prediksi, preskripsi, deskripsi, dan evaluasi. Perumusan masalah definisi menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan prediksi menyediakan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan prediksi menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk tidak melakukan sesuatu. Rekomendasi preskripsi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu permasalahan. Pemantauan deskripsi menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. Evaluasi akan menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengentasan masalah. Kelima prosedur analisis tersebut disajikan pada Gambar 5.

2.7. Pelestarian dan Degradasi Lingkungan

Menurut Undang-undang No. 231997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan mahluk hidup, dan daya tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi danatau komponen lain yang masuk atau dimasukkan kedalamnya. Daya tampung lingkungan juga disebut daya lenting yaitu kemampuan suatu sistem untuk pulih setelah terkena gangguan Sumarwoto, 1989. Semakin tinggi daya tampungnya, maka semakin besar pula daya dukungnya. Daya dukung dinyatakan dalam jumlah maksimum mahluk yang dapat didukung dalam suatu lingkungan atau daerah tertentu tanpa adanya degradasi sumber daya alam yang dapat menurunkan populasi maksimumnya di masa datang Odum, 2004. Degradasi sumber daya alam dapat terjadi secara alami maupun oleh kegiatan manusia. Pencemaran oleh sampah dan air limbah domestik maupun industri berhubungan dengan pengelolaan lahan perkotaan dan industri yang tidak memadai Barrow, 1991. 28 Gambar 5. Ana

2.8. Pengelolaan Sumberdaya

Terjadinya pertambaha dan desa menyebabkan pengg yang subur, akan mendapa digunakan untuk perluasan seperti perumahan, jalan ray itu maka perencanaan penge planning merupakan hal pe Perencanaan penggunaan la hidup manusia mulai dari ska sumberdaya lahan dapat dila Hal ini sejalan dengan perny perencanaan penggunaan laha status, potensi dan pembata yang berinteraksi dengan perhatian terhadap daerah ter aspirasinya untuk masa penggunaan lahan adalah unt keputusan tentang pengguna Hasil Kebijakan Pemantauan Evaluasi Per Analisis kebijakan yang berorientasi pada masala Sumber: Dunn, 1998 berdaya Lahan dan Tata Ruang mbahan jumlah penduduk disertai dengan perke n penggunaan lahan menjadi bersaing. Bahkan l endapat ancaman dan tekanan yang lebih besa uasan fasilitas atau sarana dalam memenuhi ke an raya, pasar dan lapangan terbang Sitorus, pengembangan sumberdaya lahan land resourc hal penting dalam pemanfaatan sumberdaya lahan unaan lahan adalah merencanakan penggunaan laha dari skala kecil sampai skala besar. Tujuannya aga at dilakukan secara intensif dan efisien secara berke pernyataan Soil Conservation Society of America an lahan merupakan proses inventarisasi dan peni pembatas-pembatas dari suatu daerah tertentu dan sum ngan penduduk setempat atau dengan orang y rah tersebut dalam menentukan kebutuhan mereka, asa yang akan datang. Adapun fungsi utama dalah untuk memberikan pengarahan dalam prose nggunaan lahan, sehingga sumberdaya lahan d Masalah Kebijakan Kinerja Kebijakan Ma K Aksi Kebijakan Peramalan Rekomendasi Perumusan masalah Perumusan masalah Perumusan masalah Perumusan masalah masalah perkembangan kota hkan lahan pertanian besar karena akan kebutuhan umum itorus, 2004. Untuk source development lahan berkelanjutan. an lahan lingkungan agar penggunaan a berkesinambungan. rica 1982 bahwa dan penilaian keadaan dan sumberdayanya, rang yang menaruh ereka, keinginan dan utama perencanaan proses pengambilan han dan lingkungan Masa Depan Kebijakan amalan ndasi