Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

35 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

The Pinewood Organik Farm adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, khususnya sayuran organik. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1994 oleh keluarga Bapak Lie. Berawal dari keinginan untuk melepaskan kepenatan dari hiruk-pikuk kota Jakarta dengan berbagai macam aktivitas, maka keluarga Bapak Lie berinisiatif untuk mencari tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Jakarta, tetapi tempat tersebut dapat menyegarkan jasmani mereka. Berdasarkan alasan tersebut, pada tahun 1992-akhir, Bapak dan Ibu Lie memutuskan untuk membeli suatu lahan di daerah Cisarua-Puncak dengan luasan lahan 4.500 m 2 . Pada tahun 1993 di lahan tersebut mulai dibangun tempat istirahat yang sederhana. Lokasi pertanian organik yang dikelola oleh keluarga Bapak Lie di bawah nama perusahaan The Pinewood terletak di Jalan Gandamanah, Desa tugu Selatan, Kecamatan Cisarua-Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah tersebut mempunyai elevasi wilayah 1150 m di atas permukaan air laut. Bentuk wilayahnya berbukit dengan vegetasi alam yang masih terjaga keasriannya. Adapun lokasi perusahaan tepatnya berbatasan dengan beberapa lokasi diantaranya: di sebelah Timur berbatasan dengan milik Bapak Martono yang mengusahakan lahannya dengan membudidayakan komoditas bunga, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan villa milik Bapak Alex, dan sebelah Utara berbatasan dengan Rose Farm yang juga mengusahakan budidaya bunga, kemudian di sebelah Selatan berbatasan dengan villa milik Bapak Yakin dan Bapak H. Yusuf. Keadaan iklim yang cenderung dingin tersebut sangat cocok untuk budidaya sayuran, draenase tanah yang cukup baik, diikuti juga dengan ketersediaan sumber air yang cukup untuk kebutuhan tanaman yang dibudidayakan dengan adanya instalasi irigasi dengan springkle. Memasuki tahun 1994 Bapak dan Ibu Lie mulai hobi akan pertanian, sehingga di lahan tersebut turut diupayakan pembudidayaan tanaman sayuran dalam kapasitas kecil, karena pada waktu itu masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Pengusahaan lahan pertanian yang dikelola 36 oleh bapak Lie dan ibu Anggriani Dewi bermula dari hobi ini, yang direalisasikan secara sederhana seperti pertanian pada umumnya yaitu masih cenderung menggunakan bahan-bahan non organik atau kimiawi dalam kegiatan budidayanya. Usaha pertanian yang dijalankan masih dalam kapasitas kecil dan dikelola secara konvensional, tetapi dalam teknik budidayanya sudah menggunakan input luar yang tinggi, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan pestisida non organik. Pembukaan lahan sudah menggunakan herbisida, ditambah lagi dalam teknik budidayanya menggunakan asupan pupuk kimia dan dalam melakukan pengendalian hama juga dengan cara kimiawi. Kegiatan pembudidayaan ini terus dilakukan sampai tahun 1998. Memasuki tahun 1999, kegiatan pertanian secara kimiawi dihentikan. Hal ini bermula ketika membeli tomat di di pasar tradisional Bogor, yang saat itu memang kondisi tomat tampak menarik, tetapi setelah dikonsumsi sebagai lalapan terasa sangat berbeda dengan tomat yang memang dibudidayakan secara organik tanpa penggunaan bahan pestisida-kimiawi. Pengetahuan sekilas mengenai pertanian organik dan non-organik memang sudah diketahui oleh keluarga bapak Lie pada era 1990-an, salah satunya yaitu dengan membaca majalah Trubus dan majalah pertanian luar negeri. Kemudian dari kejadian tersebut dan adanya informasi mengenai pertanian organik melalui seminar-seminar yang diikuti, maka tercetuslah ide untuk mencoba mengusahakan pertanian mereka secara organik. Kegiatan pembudidayaan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1994-1998. Adapun komoditas yang diusahakan adalah tomat, bayam, horinzo, pakcoy, caisim, cabe besar, dan sawi putih dengan luasan areal tanam mencapai lebih kuran 3000 m 2 . Luasan areal tanam tersebut berawal dari satu bedengan, kemudian bertambah menjadi lima bedengan, 10 bedengan, dan akhirnya sampai 100 bedengan, hingga luasan tersebut mencapai ± 3000 m 2 . Perluasan areal tanam ini dipacu oleh produksi melimpah dari penanaman sawi putih. Hasil produksi yang melimpah tersebut kemudian bapak dan ibu Lie mencoba memasarkan produknya ke Saung Mirwan. Kemudian pada tahun 1999 setelah adanya informasi mengenai pertanian organik, maka bapak dan ibu Lie 37 turut mencoba untuk merealisasikan teknik budidaya jamur dan sayuran dengan konsep pertanian organik. Selama tahun 1994-1999, pertanian yang diusahakan menjadi dua konsep yaitu pertanian organik dan pertanian non organik. Untuk pemasaran produk pun dilakukan berbeda yaitu produk-produk yang berasal dari pertanian non organik dipasarkan ke Saung Mirwan, kemudian produk-produk dari pertanian organik dipasarkan ke Yayasan milik Pastur, seorang kerabat keluarga Bapak Lie yang lokasinya tidak jauh dari perusahaan. Selama melaksanakan pembudidayaannya, lokasi kebun yang menggunakan dua konsep tersebut organik dan non organik, pada waktu itu letaknya terpisah, berseberangan. Memasuki tahun 2000, kegiatan pertanian non-organik dihentikan karena perusahaan ingin mengganti sistem budidaya dengan konsep organik. Lahan yang pada awalnya menggunakan konsep pertanian non organik kemudian dikonversikan ke pertanian organik. Dalam masa pengkonversian tersebut, lahan harus diberakan atau dinonaktifkan selama ± 4 tahun yaitu dari tahun 2000-2004 atas anjuran dari salah satu kerabat keluarga Bapak Lie. Setelah lahan dinonaktifkan, maka mulai dilakukan pembudidayaan dari awal yaitu dimulai dari land clearing, kemudian berlanjut ke proses pengolahan lahan untuk siap ditanami; pembangunan green house, instalasi irigasi, tempat penanganan pasca panen packing house, serta menganalisis tanah ke laboratorium dan mengganti nama dengan The Pinewood Organic Farm.

5.2 Organisasi dan Manajemen Perusahaan