62 berubah, bahkan posisi manajer dan mandor sempat kosong sehingga membuat
asisten kebun kewalahan untuk mengerjakan tugasnya karena harus membuat perencanaan serta mengontrol lapangan.
6.2 Analisis Risiko
Analisis risiko merupakan sebuah tahapan komprehensif dalam proses penilaian risiko. Kegiatan penilaian ini dimulai dengan perhitungan peluang, nilai
expected return, hingga nilai besaran risiko. Nilai hasil perhitungan peluang dan rata-rata penerimaan yang dilakukan sebelumnya dijadikan sebagai bahan
perhitungan lanjutan, yaitu untuk mengukur nilai expected return. Nilai expected return merupakan nilai harapan penerimaan pada pada komoditas sayuran organik
yang diusahakan yaitu brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel. Nilai harapan ini sudah memperhitungkan risiko yang ada. Hasil perhitungan nilai expected return
dapat dilihat pada Tabel 10. Perhitungan expected return diperoleh dari adanya peluang kejadian, harga,
dan produktivitas masing-masing komoditas. Tabel 10 memperlihatkan bahwa komoditas tomat memiliki nilai expected return tertinggi dibanding dengan
komoditas yang lain. Hal ini disebabkan karena nilai produktivitasnya tinggi, walaupun diproduksi dengan luasan lahan yang lebih kecil dari yang lain. Harga
yang ditawarkan ke konsumen sebesar Rp. 18,000.-kg, lebih kecil dibandingkan dengan harga komoditas brokoli organik dan bayam hijau organik. Sedangkan
pada usaha spesialisasinya, yang mana total luasan lahan hanya ditanami satu komoditas saja, brokoli memiliki nilai expected return yang lebih tinggi, diikuti
oleh komoditas wortel, tomat, dan terendah bayam hijau.
Tabel 10 . Penilaian Expected Return Komoditas Brokoli, Tomat, Bayam hijau,
dan Wortel pada The Pinewood Organic Farm
Komoditas Expected Return Rp
Brokoli 95,611.44
Tomat 59,548.40
Bayam hijau 48,230.14
Wortel 60,557.62
Penilaian expected return yang diperoleh selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perhitungan selanjutnya. Proses tahapan selanjutnya adalah
63 mengukur nilai dan besaran simpangan atau gap antara expected return dengan
realisasi penerimaan yang diperoleh perusahaan. Pengukuran akan dilakukan dengan dua cara yaitu: pengukuran risiko tunggal dan pengukuran risiko
diversifikasi. Perhitungan ini ditujukan untuk membandingkan nilai risiko apabila hanya melakukan satu komoditas saja, atau dengan mengusahakan lebih dari satu
komoditas. 6.2.1 Analisis Risiko Tunggal
Analisis ini akan memperlihatkan nilai risiko masing-masing komoditas sayuran organik brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel yaitu melalui perhitungan
nilai variance, standard deviation dan coefficient variation. Setelah mengetahui besar dan nilai dari perhitungan ini maka dapat dilihat seberapa besar risiko yang
dihadapi The Pinewood Organic Farm dalam mengusahakan keempat komoditas tersebut. Tabel 11 merupakan hasil perhitungan besaran risiko yang dihadapi
perusahaan dalam usaha sayuran organik.
Tabel 11
. Penilaian risiko Produksi Spesialisasi berdasarkan Penerimaan pada Brokoli, Tomat, Bayam hijau, dan Wortel di The Pinewood Organic
Farm
Berdasarkan Tabel 11 diperoleh bahwa brokoli mempunyai nilai variance yang paling tinggi dibandingkan dengan tomat, bayam hijau, dan wortel, diikuti
dengan nilai standard deviation yang tertinggi. Koefisien variasi diukur dari rasio standard deviation dibagi dengan expected return. Nilai koefisien variasi
menunjukkan bahwa di antara keempat komoditas tersebut ternyata brokoli yang mempunyai tingkat risiko paling rendah, dengan nilai expected return yang
tertinggi. Nilai coefficient variation tersebut menunjukkan bahwa untuk satu rupiah
yang dihasilkan ternyata bayam hijau menghadapi risiko paling tinggi yaitu 0,24
Komoditas Expected
Return Variance
Standard Deviation
Coefficient Variation
Brokoli 95,611.44
335,357,728.96 18,312.78
0.19 Tomat
59,548.40 134,791,274.05
11,609.96 0.19
Bayam Hijau 48,230.14
136,264,151.04 11,673.22
0.24 Wortel
60,557.62 205,597,496.54
14,338.67 0.23
64 rupiah, diikuti oleh wortel, sedangkan brokoli dan tomat menghadapi tingkat
risiko yang rendah. Karena semakin besar nilai koefisien variasi maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi.
Bayam hijau memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibanding tiga komoditas lainnya. Komoditas ini diproduksi di lahan terbuka, sehingga rentan
terhadap hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang bayam hijau adalah serangga ulat daun, kutu daun, dan tungau. Hama-hama ini menyebabkan
kerusakan pada tekstur daun, seperti daun menjadi berlubang dan layu. Hama ini menyerang tanaman pada tahap produksi. Saat pembibitan, penyakit rebah
kecambah juga sering dialami. Penyakit ini menyebabkan daun bibit menjadi bercak-bercak hitam. Produksi yang dilakukan secara organik menyebabkan
tanaman lebih mudah terserang hama dan penyakit, karena membutuhkan perhatian ekstra dan penanganannya dilakukan secara manual.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2010, yang dalam penelitiannya juga menghitung tingkat risiko pada sayuran
organik,menyatakan bahwa brokoli mempunyai nilai atau tingkat risiko yang paling tinggi diantara komoditas sayuran organik yang diteliti dengan nilai
coefficient variation sebesar 0,54. Alasannya, sayuran brokoli organik sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan hama penyakit.
Sitorus 2011 menyatakan bahwa hasil perhitungan risiko produksi yang dihasilkan untuk sayuran bayam sebesar 0,0673. Berbeda dengan hasil
perhitungan pada penelitian ini, tingkat risiko yang dihadapi untuk komoditas bayam hijau sebesar 0,24. Hal tersebut disebabkan karena cara produksi yang
dilakukan berbeda. Penelitian Sitorus, metode produksi sayuran bayam yang digunakan adalah dengan cara hidroponik, berada dalam green house, dan hama
penyakit yang menyerang sayuran bayam saat produksi juga dapat diatasi, sehingga tingkat risiko yang dihadapi rendah.
6.2.2 Analisis Risiko Diversifikasi
Salah satu bentuk strategi penanganan risiko yang sering dilakukan perusahaan adalah diversifikasi usaha. Pinewood Organic Farm dalam
menjalankan usahanya juga turut menggunakan teknik strategi diversifikasi ini yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis komoditas sayuran yang diusahakan
65 secara organik. Perhitungan risiko tunggal dari masing-masing komoditi yang
dilakukan sebelumnya merupakan gambaran besaran risiko yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm dari tiap-tiap komoditas.
Gambaran itu merupakan nilai risiko yang dihadapi apabila perusahaan hanya mengusahakan satu komoditas saja. Faktanya The Pinewood Organic Farm
mengusahakan empat komoditas sayuran organik secara bersamaan. Untuk menilai risiko keempat komoditas sayuran brokoli, tomat, bayam hijau, dan
wortel, maka digunakan rumusan risiko diversifikasi yang menghitung nilai risiko sayuran organik secara bersamaan.
Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungan dua komoditas, tiga komoditas dan empat komoditas. Risiko portofolio dari kombinasi
dua aset yang dihitung adalah sebanyak enam portofolio antara lain gabungan brokoli dan tomat, brokoli dan bayam hijau, brokoli dan wortel, tomat dan bayam
hijau, tomat dan wortel, bayam hijau dan wortel. Risiko portofolio dari kombinasi tiga komoditas yang dihitung adalah sebanyak empat portofolio yaitu gabungam
brokoli, tomat, dan bayam hijau; brokoli, tomat, dan wortel; brokoli, bayam hijau, dan wortel; tomat, bayam hijau dan wortel.
Tabel 12 .
Penilaian risiko Produksi Diversifikasi berdasarkan Penerimaan pada Brokoli, Tomat, Bayam hijau, dan Wortel di The Pinewood Organic
Farm
Komoditas Expected
Return Variance
Standard Deviation
Coefficient Variation
b+t 88,038.20
285,785,374.55 16,905.19
0.19 b+bh
77,606.55 249,316,116.64
15,789.75 0.20
b+w 88,250.13
305,488,066.00 17,478.22
0.20 t+bh
51,625.62 135,821,356.59
11,654.24 0.23
t+w 60,063.10
169,041,657.17 13,001.60
0.22 bh+w
51,928.39 509,239,971.95
22,566.35 0.43
b+t+bh 74,926.79
230,533,522.04 15,183.33
0.20 b+t+w
83,171.03 270,864,473.69
16,457.96 0.20
b+bh+w 75,068.07
243,020,643.70 15,589.12
0.21 t+bh+w
54,121.39 143,131,595.77
11,963.76 0.22
b+t+bh+w 72,986.30
226,994,447.32 15,066.33
0.21 Keterangan : b = Brokoli
bh = Bayam hijau t = Tomat w = Wortel
Risiko portofolio dari kombinasi empat komoditas adalah gabungan brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel. Total perhitungan risiko portofolio yang
66 dianalisis adalah sebanyak 11 portofolio, yang perhitungannya dapat dilihat pada
Tabel 12. Hasil perhitungan risiko diversifikasi yang ditampilkan pada Tabel 12 merupakan gambaran risiko yang dihadapi Pinewood Organic Farm dengan
melakukan dua, tiga dan empat kombinasi usaha yang dihitung berdasarkan produktivitas dengan besarnya penerimaan. Penjelasan mengenai hasil
perhitungan risiko diversifikasi komoditas sayuran organik pada Tabel 12 tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. Analisis Risiko Diversifikasi Dua Komoditas
Berdasarkan koefisien variasi pada diversifikasi dua komoditas, bayam hijau dan wortel memiliki risiko yang paling tinggi 0,43 dengan expected return yang
lebih rendah dibandingkan dengan dua kombinasi lainnya. Risiko yang paling rendah adalah gabungan brokoli dan tomat 0,19 dengan nilai expected return
yang tinggi. 1.
Brokoli dan Tomat Kombinasi brokoli dan tomat adalah gabungan dari komoditas yang
memiliki nilai expected return paling tinggi diantara diversifikasi dua kombinasi lainnya. Spesialisasi tomat memiliki nilai expected return tinggi sedangkan
komoditas tomat memiliki nilai expected return paling rendah. Dilihat dari nilai koefisien variasi, gabungan kedua komoditas ini memiliki risiko yang paling
rendah 0,19 yang artinya setiap satu rupiah penerimaan yang diterima akan menghasilkan risiko sebesar 0,19.
Brokoli sebagai komoditas yang mempunyai risiko yang rendah dalam budidayanya, walaupun komoditas ini sangat rentan terhadap perubahan cuaca
dan hama penyakit. Selain itu brokoli memiliki harga yang paling tinggi diantara keempat komoditas merupakan faktor yang sedikit mempengaruh besarnya
penerimaan yang didapat. Diversifikasi brokoli dengan tomat merupakan kombinasi komoditas yang sangat baik, karena pada usaha spesialisasinya
memiliki tingkat risiko yang rendah, sehingga jika dilakukan kombinasi dua komditas ini maka risiko yang dihadapi hampir sama dengan usaha
spesialisasinya. Tujuan penggunaan strategi diversifikasi pada kondisi yang berisiko adalah
untuk meminimalisasi besarnya risiko pada satu komoditi atau usaha. Hal ini akan
67 efektif apabila hasil penilaian risiko menunjukkan nilai yang lebih kecil
dibandingkan dengan nilai risiko pada saat mengusahakan satu komoditi. Pada Pinewood Organic Farm nilai risiko kombinasi antara brokoli dan tomat
menunjukkan hasil yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan hanya mengusahakan satu komoditas.
Nilai coefficient variation kombinasi antara brokoli dan tomat memiliki nilai risiko lebih rendah dengan nilai coefficient variation brokoli dan tomat dengan
penghitungan nilai risiko tunggal yaitu masing-masing bernilai 0,19. Melalui usaha diversifikasi dua komoditas brokoli dengan tomat menghasilkan nilai risiko
yang sama dengan nilai risiko tunggal. Sehingga kombinasi dua komoditas brokoli dan tomat sangat dianjurkan untuk diterapkan, dilihat dari nilai expected
return yang dihasilkan. 2.
Brokoli dan Bayam hijau Strategi diversifikasi yang kedua adalah kombinasi komoditas brokoli dan
bayam hijau. Kombinasi dua komoditas ini merupakan gabungan dari brokoli yang mempunyai nilai expected return paling tinggi dalam usaha spesialisasinya
dengan bayam hijau memiliki nilai expected return paling rendah dengan tingkat risiko tertinggi dalam usaha spesialisasinya. Diversifikasi kedua komoditas
brokoli dan bayam hijau menghasilkan risiko 0,20, perbedaannya tidak terlalu signifikan dengan nilai risiko diversifikasi dua kombinasi lainnya. Brokoli dapat
menutupi tingkat risiko bayam hijau jika diproduksi secara tunggal. Diversifikasi dua kombinasi brokoli dan bayam hijau mampu untuk
mengurangi risiko dibanding dengan usaha spesialisasinya, begitu pun dengan nilai expected return yang dihasilkan meningkat. Kombinasi diversifikasi brokoli
dan bayam hijau ini menghasilkan nilai risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan usaha spesialisasi bayam hijau yang memiliki risiko yang paling tinggi
diantara tiga komoditas lainnya. Maka diversifikasi dua komoditas ini bisa diaplikasikan dengan melihat nilai expected return yang dihasilkan.
3. Brokoli dan Wortel
Diversifikasi brokoli dan wortel merupakan gabungan dua komoditas dengan nilai expected return yang tidak berbeda signifikan dengan kombinasi brokoli dan
bayam hijau. Dari hasil hitungan diversifikasi pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa,
68 diversifikasi antara brokoli dan wortel nilai expected return yang dihasilkan
paling tinggi dari pada kombinasi dua komoditas lainnya. Dilihat dari nilai coefficient variation diversifikasi brokoli dan wortel, risiko
yang dihadapi setelah adanya diversifikasi dengan nilai pada spesialisasi menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Akan tetapi, nilai risiko dan
ekspektasi penerimaan yang dihasilkan dari diversifikasi dua kombinasi lebih rendah dibandingkan dengan usaha spesialisasi untuk komoditas wortel. Untuk
perusahaan usaha diversifikasi kombinasi dua komoditas brokoli dan wortel baik untuk dipilih.
4. Tomat dan Bayam hijau
Strategi penggabungan dua komoditas lainnya adalah komoditas tomat dan bayam hijau. Pada usaha spesialisasinya bayam hijau mempunyai nilai risiko yang
sangat tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya, dengan nilai expected return yang paling rendah. Diversifikasi tomat yang pada usaha spesialisasinya
memiliki risiko yang paling rendah, dengan bayam hijau yang memiliki risiko yang sangat tinggi.
Hasil perhitungannya dapat dilihat bahwa diversifikasi tomat dan bayam hijau menghasilkan risiko tinggi. Nilai expected return yang dihasilkan paling rendah
diantara kombinasi dua komoditas lainnya. Selain tingkat risiko yang tinggi, kombinasi ini tidak dapat meningkatkan nilai penerimaan yang diterima oleh
perusahaan. 5.
Tomat dan Wortel Diversifikasi dua komoditas tomat dan wortel merupakan gabungan dari dua
komoditas yang mempunyai luasan lahan yang sedikit dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hasil perhitungan diversifikasi pada Tabel 12, gabungan dua
komoditas tomat dan wortel menghasilkan risiko tinggi atau diversifikasi yang dihitung yaitu sebesar 0.22. Artinya, setiap penerimaan satu rupiah, risiko yang
dihadapi sebesar 0,22 rupiah. Pengusahaan kedua komoditas ini dengan cara diversifikasi belum mampu menekan risiko, yang mana tingkat risiko yang
dihasilkan sama dengan tingkat risiko pada usaha tunggalnya. Nilai expected return yang dihasilkan dari kombinasi ini rendah.
69 6.
Bayam hijau dan Wortel Dalam usaha spesialisasinya, bayam hijau dan wortel memiliki tingkat risiko
yang paling tinggi dengan nilai expected return rendah, dari semua kombinasi dua komoditas lainnya. Hasil perhitungan yang didapat dari penggabungan keduanya
memiliki tingkat risiko yang paling tinggi yaitu 0,43, dengan nilai expected return paling rendah diantara bentuk diversifikasi dua kombinasi lainnya.
Strategi pengusahaan diversifikasi untuk gabungan dua komoditas bayam hijau dan wortel memiliki nilai risiko yang hampir sama dengan nilai risiko pada
usaha spesialisasi masing-masing komoditas. Perusahaan tidak dianjurkan untuk mengkombinasikan komoditas bayam hijau dan wortel, karena risiko yang
dihasilkan tinggi dengan nilai penerimaan yang rendah. B.
Analisis Risiko Diversifikasi Tiga Komoditas Risiko diversifikasi dengan tiga komoditas menghasilkan empat kombinasi
atau gabungan. Keempat variasi yang ada pada Tabel 12, rata-rata memiliki nilai risiko yang sama, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan dapat
dilihat pada nilai expected return masing-masing tiga kombinasi tersebut. 1.
Brokoli, Tomat, dan Bayam hijau Strategi tiga aset atau komoditi yang diusahakan brokoli, tomat dan bayam
hijau memiliki risiko yang hampir sama dengan kombinasi tiga aset lainnya. expected return yang dihasilkan juga tidak terlalu berbeda secara signifikan untuk
komoditas brokoli tetapi meningkat untuk komoditas tomat dan bayam hijau dibandingkan dengan mengusahakannya secara tunggal.
Kombinasi ini sebaiknya dapat dipilih atau tidak oleh perusahaan dalam usaha diversifikasi dengan tiga komoditas. Dilihat dari risiko yang dihadapi
hampir sama dengan pengusahaan diversifikasi dua aset yaitu gabungan brokoli dan wortel, brokoli dan bayam hijau. Dilihat dari nilai expected return yang
dihasilkan oleh gabungan brokoli dan wortel lebih tinggi dibanding dengan menggabungkan tiga komoditas yang menghasilkan return yang rendah.
2. Brokoli, Tomat, dan Wortel
Diversifikasi tiga komoditas brokoli, tomat dan wortel merupakan gabungan yang menghasilkan return yang paling tinggi jika diusahakan dengan tingkat
risiko yang tidak terlalu tinggi. Pengusahaan tiga komoditas ini secara
70 diversifikasi sangat bagus dilakukan oleh perusahaan karena akan meningkatkan
penerimaan. Usaha untuk mengurangi risiko dapat dilakukan dengan penanganan risiko yang sudah dijalankan. Jika risiko dapat diminimalisir, maka penerimaan
yang didapat dari penggabungan tiga komoditas ini akan meningkat. 3.
Brokoli, Bayam hijau, dan Wortel Kombinasi tiga komoditas ini, dilihat dari hasil perhitungan pada Tabel 12,
menghasilkan risiko yang sangat tinggi, walaupun return yang dihasilkan cukup tinggi dibandingkan dengan dua kombinasi lainnya. Hasil perhitungan coefficient
variation dari diversifikasi tiga aset pada komoditas brokoli, bayam hijau, dan wortel, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan coefficient variation
yang dihasilkan jika memproduksi masing-masing komoditas secara tunggal. Perusahaan sebaiknya tidak memilih kombinasi ini untuk diterapkan dalam
usaha diversifikasi untuk pengurangan risiko. Karena akan lebih banyak biaya yang dikeluarkan untuk ketiga komoditas, dibandingkan dengan hanya
memproduksi satu komoditas saja. 4.
Tomat, Bayam hijau, dan Wortel Diversifikasi tiga aset dengan komoditas tomat, bayam hijau, dan wortel
memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi tiga aset lainnya. Dilihat dari nilai expected return yang dihasilkan, gabungan dari ketiga
komoditas ini sangat rendah. Karena secara spesialisasi ketiga komoditas ini memiliki tingkat risiko yang tinggi.
C. Analisis Risiko Diversifikasi Empat Komoditas
Kombinasi antara empat komoditas brokoli, bayam hijau, tomat, dan wortel merupakan kombinasi portofolio. Kombinasi keempat komoditas ini merupakan
kombinasi yang menunjukkan nilai risiko secara keseluruhan. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 12, nilai koefisien variasi pada diversifikasi empat
komoditas brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel diperoleh bahwa nila expected return yang dihasilkan berada diantara nilai expected return brokoli, tomat, bayam
hijau, dan wortel secara tunggal. Nilai koefisien variasi ini juga berada diantara risiko diversifikasi dua komoditas dan tiga komoditas. Artinya kombinasi keempat
komoditas sayuran organik ini mampu meningkatkan penerimaan untuk komoditas tomat, bayam hijau, dan wortel dalam usaha secara tunggal.
71 Berdasarkan nilai koefisien variasi pada divesifikasi pada empat komoditas
dapat dilihat bahwa dengan diversifikasi empat komoditas yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm menghadapi risiko 0.21. Nilai ini lebih berada
diantara atau rata-rata risiko yang dihasilkan pada kombinasi lainnya.
Tabel 13
.
Penilaian risiko Produksi Spesialisasi dan Diversifikasi berdasarkan Penerimaan pada Brokoli, Tomat, Bayam hijau, dan Wortel di The
Pinewood Organic Farm
Komoditas Expected
Return Variance
Standard Deviation
Coefficient Variation
Risiko Tunggal b
95,611.44 335,357,728.96
18,312.78 0.19
t 59,548.40
134,791,274.05 11,609.96
0.19 bh
48,230.14 136,264,151.04
11,673.22 0.24
w 60,557.62
205,597,496.54 14,338.67
0.23 Risiko Portofolio
b+t 88,038.20
285,785,374.55 16,905.19
0.19 b+bh
77,606.55 249,316,116.64
15,789.75 0.20
b+w 88,250.13
305,488,066.00 17,478.22
0.20 t+bh
51,625.62 135,821,356.59
11,654.24 0.23
t+w 60,063.10
169,041,657.17 13,001.60
0.22 bh+w
51,928.39 509,239,971.95
22,566.35 0.43
b+T+bh 74,926.79
230,533,522.04 15,183.33
0.20 b+T+w
83,171.03 270,864,473.69
16,457.96 0.20
b+bh+w 75,068.07
243,020,643.70 15,589.12
0.21 t+bh+w
54,121.39 143,131,595.77
11,963.76 0.22
b+t+bh+w 72,986.30
226,994,447.32 15,066.33
0.21 Keterangan : b = Brokoli
bh = Bayam hijau t = Tomat w = Wortel
Nilai risiko yang cenderung lebih tinggi pada usaha diversifikasi yang mengandung komoditas bayam hijau dan wortel. Hal itu disebabkan oleh luasan
lahan yang digunakan untuk kedua komoditas tersebut lebih besar dibandingkan dengan komoditas sayuran tomat dan wortel. Selain itu, budidaya bayam hijau
yang sangat rentan terhadap kondisi alam juga mempengaruhi tingkat risiko yang dihadapi, apalagi dibudidayakan secara organik. Harga brokoli yang lebih tinggi
dari komoditas yang lainnya juga berpengaruh terhadap penerimaan yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada keempat komoditas sayuran organik brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel yang dilakukan Pinewood
Organic Farm disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada.
72 Pada diversifikasi tiga komoditas brokoli, tomat dan wortel memiliki risiko paling
rendah dengan nilai expected return-nya yang tinggi. Akan tetapi, dengan melakukan diversifikasi tidak serta-merta berarti menghilangkan risiko atau
membuat risiko menjadi nol. Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan
tetap menghadapi risiko. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient
variation tidak sama dengan nol. Adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu
diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko.
6.3 Strategi Penanganan Risiko